LOVE HURT chap.2

'ting'

pintu lift itu pun tertutup. Membawa pergi seorang yeoja yang masih mematung didalamnya.

Namja yang tadi mencium Sungmin kini melepaskan tautan bibir mereka kemudian pergi begitu saja, meninggalkan Sungmin yang masih shock dengan rentetan peristiwa yang menimpanya barusan.

Beruntunglah keadaan disana sangat sepi, Entah mereka berdua yang datang terlalu pagi atau memang pegawai perusahaan ini terlalu malas untuk datang pagi? Entahlan, Sungmin tidak terlalu memikirkan hal itu. Ia sadar, yang terpenting saat ini adalah ia harus mengejar namja sialan yang telah menciumnya tanpa izin. Memberinya pelajaran karna telah mencuri 'first kiss'nya.

"hei kau! Tunggu namja sialan!" pekik sungmin. Ia mempercepat larinya agar bisa menyusul namja tersebut.

"yaakk! Ku bilang tunggu! Apa kau tidak punya telinga eoh?!" Sungmin terus berteriak. Bahkan suaranya sampai menggema di seluruh koridor lantai 9.

namja itupun berhenti dan berbalik. Menatap Sungmin yang kini berlari ke arahnya dengan tatapan datarnya yang begitu menusuk.

kini Sungmin telah berada didepan namja tersebut. Sungmin merasa tatapan namja itu begitu meremehkannya. Dan tentusaja ia merasa dilecehkan disini. Namja sialan! Dia pikir dia siapa berani menatapku seperti itu? batin sungmin.

"yak! Namja sialan! Brengsek kau! Apa kau tidak memiliki sopan santun!? Kau telah melakukan hal yang tidak pantas padaku! Dan kemudian kau pergi begitu saja? Hell yeah! kau tidak tau siapa aku? Aku bisa saja memecatmu hari ini juga! Dan..- apa kau tidak merasa bersalah atas tindak pelecehan yang telah kau lakukan padaku? Kenapa kau hanya diam saja? Kau pikir aku namja murahan yang bisa dicium oleh sembarang orang?! Kau pikir aku tidak punya harga diri? Begitu? KAU PIKIR AKU GAY!? Jawab aku namja sialan!" ucap Sungmin bersungut-sungut.

"sudah selesai ceramahnya? Memang apa jabatanmu disini? Kenapa kau bisa memecatku saat ini juga? Dan- ah.. Kau berbicara tentang peristiwa tadi?" namja itu ganti memberondong sungmin dengan banyak pertanyaan.

Namja itu perlahan-lahan melangkah maju. Dengan seringaian yang begitu menyeramkan. Ia terus mengambil langkah hingga mengharuskan sungmin untuk memundurkan tubuhnya.

"kau! Lee Sungmin. kepala divisi pemasaran. Gaji tiga juta won perbulan. seseorang yang sangat ceroboh dan hampir membuat perusahaan ini gulung tikar-" ucap namja tersebut. Ia terus melangkahkan kakinya sehingga membuat Sungmin terpojok dan tidak dapat berkutik.

"apa ada yang salah dari ucapanku tadi?" namja itu menyeringai. Menatap dalam mata Sungmin. Untuk sejenak Sungmin terpesona kan manik onyx orang tersebut. Tatapan itu telah menyeretnya kedalam sebuah danau indah yang tertutupi oleh tebalnya kabut kehampaan.

"k.. Kau-"

"aku yakin tidak ada yang salah dari ucapanku tadi" namja tersebut memotong ucapan Sungmin. Ia menjauhkan dirinya dan berbalik meninggalkan Sungmin dengan seringaian puasnya.

namun setelah beberapa saat namja itu berhanti.

"ah.. Kau bilang tadi.. Kau dapat memecatku hari ini juga?" ia berkata tanpa menoleh kepada Sungmin.

"maka cobalah jika kau bisa" setelah berkata demikian namja itu berjalan menjauh. Meninggalkan Sungmin yang lagi-lagi hanya bisa mematung mendengar semua ucapan namja tersebut. Bagaimana ia bisa mengetahui semuanya? Bahkan hingga masalah gaji pun ia tahu? Batin Sungmin.

"siapa kau sebenarnya namja brengsek?" Sungmin mendesis. Menatap tajam punggung tegap yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"yo! Sungmin hyung~!" kini namja lain menghampirinya.

"a-ah.. hai Hyukkie" sungmin menegakkan tubuhnya yang tadinya bersandar didinding.

"gwaenchana? Kenapa ekspresimu seperti orang yang baru saja bertemu dengan setan hyung?" tanya Eunhyuk dengan tatapan heran. Ya, benar saja jika Eunhyuk heran. karna biasanya Sungmin selalu menampakkan wajah cerianya bukan wajah ketakutan seperti ini.

"ah. Gwaenchana. Memang ada apa dengan ekspresiku? Bukankah setiap hari ekspresiku memang seperti ini?" ucap Sungmin acuh. Ia berjalan menuju ke ruangannya diikuti oleh Eunhyuk yang berjalan di sampingnya.

"kau ini bodoh atau tidak pintar sih hyung? Kita sudah bertahun-tahun bersama. Mana mungkin aku tidak tahu bagaimana sikapmu, ekspresimu, dan kebiasaanmu sehari-hari?" ucap Eunhyuk bersungut-sungut.

"yaa.. Yaa.. Kau memang stalker yang sangat hebat Hyukkie. Dan kau berkata ekspresiku seperti habis melihat setan. Itu benar aku memang telah melihat setan." ucap Sungmin santai.

"mwo? jeongmalyo? Kau benar-benar telah melihat setan?" tanya Eunhyuk dengan sangat antusias.

"ne. Dan sekarang setannya sedang berada disampingku"

"benarkah"? Tanya Eunhyuk. Ia merasa takut dengan setan yang dibicarakan oleh Sungmin.

"ne. Bahkan sekarang ia tengah berbicara denganku. Kau tahu? setan itu bernama MonJae" Sungmin masih berkata dengan santainya.

"chamkkaman" Eunhyuk tiba-tiba berhenti. Memikirkan sesuatu tentang nama setan tersebut dan ia sadar jika MonJae adalah nama lain dari dirinya.

"yakkk! LEE SUNGMIIIINNN!" Eunhyuk mengejar Sungmin yang telah berlari terlebih dahulu. Jadilah pagi itu mereka awali dengan lomba menangkap satu sama lain.

.

.

.

.

.

.

"ne.. Sajangnim. Ada apa anda memanggil saya?" ucap Sungmin dengan perasaan bercampur aduk antara Gugup, Takut, penasaran. Pasalnya saat ini Sungmin tengah berada di ruangan sang CEO SparK Corporation.

"hanya memberitahu jika kau dapat mengemasi barang-barangmu sekarang. Dan juga... Aku akan mengenalkanmu pada seseorang. Yang akan menggantikan posisimu" ucap direktur Cho dengan santai.

"Kau, perkenalkan dirimu" perintah direktur Cho kepada seorang laki-laki yang tengah duduk di sofa dengan membaca koran. Menutupi seluruh wajahnya sehingga Sungmin tidak dapat melihat wajah itu. Tapi, ketika laki-laki itu menaruh koran yang ia baca dan mengangkat wajahnya saat itu juga Sungmin merasa dunianya hancur seketika.

Pria itu beranjak dari sofa. Menghampiri Sungmin dengan angkuhnya.

"aku Cho Kyuhyun. Kepala divisi pemasaran yang baru" kyuhyun tersenyum..- ah tidak! menyeringai. Merasa senang melihat Sungmin dengan ekspresi terkejut yang membuatnya semakin terlihat lucu-menurut Kyuhyun-.

Sungmin dengan cepat berdiri.

"kau..-" belum sempat Sungmin meneruskan ucapannya semuanya berubah menjadi gelap. Ia tidak bisa merasakan apapun. Hanya wangi yang begitu menenangkan yang bisa ia rasakan, Sebelum ia jatuh tak sadarkan diri.

.

.

.

.

"eungh..." Sungmin melenguh. perlahan-lahan membuka matanya, membiasakan mata itu tersinari oleh cahaya matahari yang menyelinap melalui celah jendela kamar tersebut.

"aku.. Dimana?" Sungmin berujar dengan suara yang sangat pelan. Kemudian ia mendudukkan dirinya dan bersandar dikepala ranjang. Digerakkannya kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang yang dapat menjawab pertanyaannya itu.

'klek'

"aigo! Hyung! Kau sudah sadar?" Eunhyuk dengan cepat menghampiri Sungmin.

"ne Hyukkie. ini dimana?" tanya Sungmin.

Eunhyuk mengambil sebuah kursi dan menaruhnya disamping ranjang pasien Sungmin kemudian ia duduk dikursi tersebut.

"kau dirumah sakit hyung. T-tadi.. Sajangnim yang membawamu kemari" Eunhyuk menundukkan kepalanya. Takut jika Sungmin mengingat kejadian dikantor tadi yang membuatnya jatuh pingsan.

"ah.. Sajangnim yang baru kah? Orang yang menggantikan posisiku itu?" Sungmin berkata dengan nada yang terdengar sedikit emosi. Ia mengepalkan tangannya. Si Brengsek itu! Berani-beraninya dia mengambil jabatanku! Batin Sungmin.

"n-ne... Dia menelfonku agar cepat ke rumah sakit. Katanya kau tiba-tiba pingsan saat berada diruang Cho Sajangnim" ucap Eunhyuk menjelaskan.

"ah.. Begitu" sungmin menyibakkan selimut rumah sakit dan mencabut infus yang sedang terpasang di aliran darahnya. Eunhyuk yang melihat hal itupun terkejut.

"hyung! Apa yang kau lakukan!" ucap eunhyuk panik.

"diamlah Hyukkie. Aku harus kembali ke kantor dan mengemasi barang-barangku" Sungmin berjalan keluar ruangan dengan sempoyongan. Dan diikuti oleh Eunhyuk yang mengekor dibelakangnya. Mencoba untuk membujuk Sungmin agar ia kembali ke ruangan.

"tapi keadaanmu masih belum sembuh total Hyung" eunhyuk kini memegang tangan Sungmin. Menahan pria imut itu agar tidak meneruskan langkahnya.

"aku tidak peduli!" Sngmin menghentakkan tangan Eunhyuk dengan keras.

"Hiks! Hidupku sudah hancur kau tahu! lima tahun aku bekerja keras agar mendapatkan posisi itu dan sekarang.. Sekarang pria sialan itu dengan mudahnya merebut posisi itu dariku! Hiks.. Hiks.. Apa kau tahu bagaimana hancurnya perasaanku?! Hiks" Sungmin menangis. Emosinya kini telah tumpah bersamaan dengan jatuhnya liquid bening itu dari mata indahnya.

Eunhyuk yang tidak tahan melihat keadaan Sungmin lantas memeluknya. Menepuk-nepuk punggungnya, dengan maksud membuat keadaan Sungmin menjadi lebih tenang.

beberapa saat kemudian tangis Sungmin mereda. Menyisakan isakan isakan kecil yang keluar dari bibir shape M-nya. Eunhyuk menangkup pipi chubby Sungmin dengan kedua tangannya seraya berkata "aku tahu Hyung. Aku tahu kau sangat marah, kecewa, dan bahkan putus asa! Tapi.. Apa kau akan menyerah begitu saja tanpa memperjuangkan pekerjaanmu itu? Tanpa mencoba untuk merebut kembali pekerjaan yang telah kau perjuangkan selama ini?" ujar Eunhyuk dengan nada serius.

"Bangkitlah Hyung! Aku akan membantumu mendapatkan kembali pekerjaanmu" Eunhyuk tersenyum. Senyum yang sangat menawan dari pangeran monkey.

"benarkah? Gomawo Hyukkie~ kau memang sahabat terbaikku~!" Sungmin memeluk Eunhyuk dengan sangat erat. Benar apa kata Eunhyuk. Sungmin tidak harus menyerah dengan mudahnya. Mungkin inilah waktu bagi Sungmin untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar bekerja keras dalam pekerjaannya.

"ne. Kalau begitu kajja! Kita harus kembali ke kantor dan mengembalikan pekerjaanmu!" ujar Eunhyuk penuh percaya diri

"ne~" Sungmin tersenyum. Kini wajah cerianya telah kembali. Ia menjadi Sungmin yang biasa menunjukkan wajar cerianya.

.

.

.

.

.

"err.. mian Hyung~ sepertinya aku hanya bisa membantumu sampai disini" Eunhyuk menggaruk tenguknya yang tidak gatal. Kini mereka tengah berada di depan ruangan CEO Cho Hangeng; Pemilik JOYER Corporation.

"mwoya?! Yak Hyukkie kau tadi janji akan membantuku mendapatkan pekerjaanku! Tapi sekarang kenapa kau tidak ikut masuk?!" Sungmin mendelik(?).

"aku tidak mau tahu! Kau harus menepati janjimu Hyukkie. Kau harus ikut ke dalam~!" Sungmin mencengkram erat baju Eunhyuk. Mengantisipasi jikalau monyet blonde ini akan kabur.

"tapi hyung kau harus menghadap Cho sajangnim seorang diri. Ini masalah kalian berdua. Aku tidak mungkin ikut campur. Lagipula akan terasa sangat tidak sopan jika aku ikut masuk" Eunhyuk berusaha untuk melepaskan cengkraman Sungmin dibajunya.

"tapi kau bahkan belum membantuku sama sekali Hyukkie~ ayolah~ jebaalll~" Sungmin terus memohon kepada Eunhyuk. Bahkan sekarang ia tengah merengek, mengguncang-guncang tangan Eunhyuk dengan mengeluarkan jurus andalannya; Puppy Eyes Lee Sungmin.

"a-aigoo.. Mianhae~ aku tidak bisa membantumu Hyung~" Eunhyuk memalingkan wajahnya. Memandang apapun! Asal jangan puppy eyes Sungmin! Demi Tuhan! Ia tidak akan kuat jika harus berhadapan dengan puppy eyes itu!

"yaa! Kalian! Jangan ribut disini!" seorang perempuan cantik tiba-tiba berteriak.

"Sungmin-ah! kau sebenarnya mau bertemu dengan sajangnim atau tidak?" perempuan itu;luna bertanya kepada Sungmin dengan ekspresi galaknya. Mungkin ia sudah pusing melihat dua namja manis ini meributkan hal yang tidak jelas.

"n-ne nuuna. Aku ingin bertemu dengan sajangnim" sungmin menunduk takut. Ia melepaskan cengkramannya di baju Eunhyuk.

"yasudah sana cepat masuk. Dan kau Eunhyuk-ah.. Kembali ke ruanganmu" ucapnya tegas.

Eunhyuk kembali ke ruangannya, sebelum ia benar-benar pergi, Eunhyuk sempat menyemangati Sungmin dengan berkata 'Fighting hyung! Kau pasti bisa!' dengan suara pelan. Bahkan hampir tidak terdengar. Setelah itu ia nyengir dan kabur begitu saja. Sedangkan Su gmin? Ia menatap tidak rela akan kepergian Eunhyuk.

.

.

.

'cekleeek'

"annyeonghaseo sajangnim" Sungmin berdiri dihadapan Cho Hangeng; pemilik dari SparK Corporation.

"oh Sungmin-ssi. Ne? Ada apa? Kau ingin membicarakan sesuatu?" Cho Hangeng melepaskan kacamata yang membingkai matanya dengan apik. Lantas berjalan menuju sofa yang terletak di sebelah meja kerjanya.

"n-ne sajangnim ada yang ingin saya bicarakan dengan anda" Sungmin masih berdiri di tempatnya tadi. Ia berbicara sesopan mungkin. Mengingat saat ini ia tengah berbicara dengan seseorang yang menentukan kelangsunan karirnya di perusahaan ini.

"ah, ya duduklah" Cho Hangeng mempersilahkan Sungmin untuk duduk dihadapannya. "sepertinya aku tahu apa yang ingin kau bicarakan Sungmin-ssi; tapi, aku ragu apa kau masih pantas untuk tetap bekerja diperusahaan ini. Kau tahu kan, apa yang sudh kau lakukan pada perusahaan ini sebelumnya?" Cho hangeng menatap Sungmin dengan tajam. Tatapan yang sepertinya sudah Sungmin kenal sebelumnya.

"ne. Saya tahu" Sungmin menunduk, berujar dengan pelan. Mengingat beberapa waktu lalu ia melakukan kesalahan yang sangat fatal pada perusahaan ini.

"tapi!-" Sungmin menambahkan. "saya akan berusaha lebih keras kali ini. Saya berjanji akan menebus kesalahanku. Saya berjanji akan memajukan perusahaan ini!" yakin. Ya, itulah yang kini terlihat di mata Sungmin. Ia berkata dengan penuh keyakinan.

"benarkah? Bagaimana kau akan memajuka perusahaan ini hm?" Cho Hangeng tersenyum meremehkan. Ah, sebenarnya ia suka dengan pemuda yang penuh semangat seperti Sungmin ini. Dan asal kalian tahu saja, sebenarnya ada sesuatu yang tidak kalian ketahui tentang pria tegas yang berkharisma ini.

"Saya akan melakukan apa saja. Ya! Apa saja yang saya bisa! Asal saya tetap bekerja disini maka saya akan memajukan perusahaan ini!" Sungmin menatap lurus ke dalam mata seorang Cho Hangeng. Berusaha untuk meyakinkannya bahwa ia bisa dan ia pasti bisa.

"ehm" Cho Hangeng berdehem sebentar. "baiklah, kau tetap bekerja disini. Tapi kau bukan sebagai kepala divisi pemasaran. Melainkan kau harus menjadi asisten pribadi Cho Kyuhyun" tersenyum. Ya, Cho Hangeng mengatakannya dengan tersenyum. Padahal itu bukanlah kabar gembira bagi uri Sungminnie.

"MWO?! Yaa~ ahjussi~ apa ahjussi bercanda~!? Kenapa aku harus menjadi asistennya?!" Sungmin terkejut bukan main! Menjadi asisten pribadi? Itu berarti ia harus selalu bersama Cho Kyuhyun selama 24 jam penuh! Tidak mungkin! Batinnya.

"yaak! Lee Sungmin! Jaga sikapmu! Kita sedang berada dikantor!" ucap Cho Hangeng dengan penuh penekanan.

"t-tapi ahjus- sajangnim! Kenapa harus asisten pribadi? Kenapa-"

"dialah orangnya Sungmin-ssi. Dialah orang yang selama ini ku ceritakan kepadamu dan dan kepsda seluruh keluargamu. Dialah orang yang harus kau rubah" ucapan Sungmin terpotong oleh perkataan Cho Hangeng. Pria dewasa ini berujar dengan penuh keseriusan. Membuat Sungmin mendadak diam!

"tidak mungkin.." semuanya berubah menjadi putih. Pias. Tak berasa. Hari ini menjadi hari yang penuh dengan kejutan buruk bagi kehidupan seorang najma manis; Lee Sungmin.

.

.

.

End or Next :3

Mian lama banget gak post.. mian juga kalo chapter ini ga sesuai sama yang minna-san harapkan~ :'3 maklumlah ane masih newbe~ X'D

Oke.. review, kritik, saran, dan uang dak receh sangat diharapkan sebagai motivasi ane buat ngelanjutin ff ini~ :'3

Gomawo semuanyaa~ :*