PROLOGUE
.
Semua punya masalah. Bahkan seorang Akashi Seijuurou.
"Ada apa lagi, Seijuurou?"
Kalimat itu sudah selalu didengar oleh Akashi Seijuurou, yang selalu menjawab dengan kalimat yang sama. "Tidak apa-apa,"
Lalu, pemuda di hadapan Akashi itu akan menyeringai dan berbisik di telinga Akashi. "Kau bohong," Akashi terdorong oleh pemuda yang berpenampilan sama persis dengannya itu. Sama persis. Kecuali satu, mata pemuda itu. Warna emasnya yang berkilau. Berbeda dengan mata merah Akashi.
"Ah..," bisik Akashi lirih saat pemuda itu mendorongnya mundur. Dan sekali lagi, kegelapan menelan Akashi Seijuurou. Hal itu merupakan rutinitas bagi Akashi.
.
"Oi, sedang apa kalian?" seru pemuda berambut merah, dengan mata emasnya.
Gerombolan siswa di hadapannya langsung menoleh, "Heh, kau Akashi?" ujar salah satu dari mereka.
'Akashi' mengangguk, "Yah, kurasa," ujarnya sambil mengangkat bahu. Seringaian terbentuk di wajahnya. Siswa-siswa di hadapannya tergelak dan menjatuhkan seorang pemuda yang daritadi mereka pukuli.
"Hentikan sikap sokmu itu, bocah," ujar salah satu dari mereka. 'Akashi' memasukkan tangan ke kantung, menggenggam guntingnya.
"Pergilah, kalian, tinggalkan dia," perintahnya.
Kumpulan siswa berandalan itu tergelak lagi, "Atau apa? Kau akan mengadukan kami, heh tuyul rambut merah?!" hinanya. Cukup sudah. Akashi yang asli atau bukan? Persetan dengan itu.
'Akashi' melemparkan guntingnya, menyerempet salah satu berandalan tersebut. "Pergi,"
Kumpulan berandalan tersebut langsung lari meninggalkan Akashi dan korban mereka. "Kau baik-baik saja?"
Pemuda tersebut tersenyum pahit dan menjawab, "Terima kasih, Akashi-san," lalu dia pergi sambil melambai pada Akashi.
.
Ada sebuah ruangan, yang kosong, hitam, gelap, dan sepi. Ruangan yang sangat familier bagi Akashi. Tempat yang dia sendiri tidak tahu apa itu. Dan disanalah kedua 'Akashi' berdiri sekarang.
"Biarkan aku menanganinya sendiri!" protes Akashi saat 'kembarannya' yang bermata emas itu kembali.
"Memangnya kau bisa apa, Seijuurou?" ujar 'Akashi'.
"… Aku tidak mau kau gantikan tiap ada masalah," protes Akashi pelan.
"Katakan itu setelah kau berhenti mengandalkanku."
Akashi terdiam.
"Dulu kau selalu datang padaku, meminta tolong. Sekarang kau menyuruhku pergi, hah, Seijuurou?"
"… Aku tidak bisa terus meminta bantuanmu."
"Sudahlah, sana pergi, aku malas."
Dan pemuda itu hilang, meninggalkan Akashi dalam kegelapan.
Hal inipun merupakan hal biasa bagi Akashi Seijuurou.
Ini pertama kali Sora bikin Prolog. semoga mengundang keingintahuan yang nemu fic ini.