Tittle : The Truth Revealed
Author : Reii Chan
Cast : Jung Yunho, Kim ( Park ) Jaejoong, Park Yoochun dll-,
Genre : Romance, Hurt, Angst
Lenght : Chaptered
.
.
Ini Request dan ide punya Edogawa Maria Eonni .
Jadi kalau ngerasa diplagiatin bashing dia aja . lol ..
Happy Reading ^^
Hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu
Serta dadaku akan menjadi kubur bagi penderitaanmu
Aku akan selalu mencintaimu ..
Sebagaimana padang rumput yang luas mencintai musim bunga ...
.
.
Jaejoong POV
.
.
Aku adalah salah satu dari sekian banyak orang yang dilahirkan dalam lingkungan yang bisa dibilang semua orang adalah suatu keberuntungan. Aku terlahir dari sebuah keluarga terpandang dan kaya raya serta dididik dengan sangat baik.
Masa remajaku hanya dihabiskan untuk belajar dan bermain tanpa harus memikirkan beban kehidupan seperti yang remaja lain fikirkan namun walaupun begitu aku tidak tumbuh menjadi anak manja yang menyebalkan karena appa selalu mendidikku keras untuk mandiri.
Di usiaku yang 18, akupun sudah memiliki seorang pendamping hidup yang dipilih langsung oleh kedua orangtuaku dan berasal dari golongan terpandang sepertiku.
Tampan, baik dan kaya raya, gambaran sempurna dari seorang pangeran berada dalam diri seorang Park Yoochun yang berusia 2 tahun diatasku dan kemudian membuatku resmi menyandang status nyonya Park karena aku berperan sebagai istri dalam hubungan kami.
Sempurna, itulah yang setiap orang dapat katakan saat melihat kehidupanku. Didampingi oleh seorang suami yang hebat seperti Yoochun, tak perlu memikirkan masalah finansial karena kekayaan keluarga kami dan disegani semua orang karena kedudukan tinggi kami di masyarakat.
Dan kesempurnaanku makin lengkap dengan kehadiran seorang Park Junsu di kehidupanku tak lama setelah aku dan Yoochun menikah, buah hati yang kini menjadi pusat kebahagiaanku dan alasanku untuk terus menjalani kehidupan ini.
Karena memang kesempurnaan itu tak pernah ada di dunia ini dan semua itu hanya bayang semu semata.
"Aku pulang"
Teriakan khas dari putraku menyadarkanku dari day dreaming dan aku sedikit terkejut saat melihat Jam dinding yang berada di ruang tamu, sudah sore dan aku sama sekali belum pergi ke dapur untuk mengecek makan malam yang sudah disiapkan oleh para maid padahal sebentar lagi Yoochun pulang dari kantornya.
Semua kebutuhan keluarga kami memang dipersiapkan oleh maid-maid yang dipekerjakan oleh suamiku. Ada sekitar 25 maid termasuk supir dan tukang kebun yang bekerja di mansion kami yang luas itu dengan kepala pelayan Oh sebagai pengatur dan penanggung jawabnya.
Aku sendiri hanya sesekali memasak untuk keluargaku karena aku juga sibuk dengan restoran yang diwariskan mendiang eomma padaku sementara perusahaan mendiang appa diurus oleh Yoochun.
"Eomma sedang apa disitu ?" Aku tersenyum saat melihat Junsu menghampiriku dan duduk disampingku dengan masih memakai seragam sekolahnya.
Aegya ku yang baru berumur 16 tahun dan sangat ceria ini lalu menyandarkan kepalanya di pundakku manja dan memeluk pinggangku erat, kebiasaannya saat ada masalah.
"Waeyo hmm ? ceritakan pada eomma ada masalah apa" tanyaku hapal akan kelakuan anak semata wayangku itu.
"Ani, aku hanya ingin bermanja-manja saja dengan eomma ku yang cantik ini"
"Jangan bohong Park Junsu, eomma mengenalmu luar dalam bahkan ukuran pantat montokmu pun eomma tahu" candaku membuat Junsu mempoutkan bibirnya kesal dan melepaskan pelukan tangannya dipinggangku.
"Aiiish eomma menyebalkan"
"Aegya eomma sensitif ne, sekarang mandi dan ganti baju sebentar lagi appa mu pulang dan kita makan malam bersama"
Junsu tersenyum senang, dia memang sangat dekat dengan Yoochun dan dia selalu bersemangat bila menyangkut ayahnya itu. Namja yang kata orang mewarisi kecantikanku itu langsung beranjak dari duduknya dan berlari kecil ke kamarnya namun sebelum itu dia mengecup pipi kananku kilat.
.
.
End Jaejoong POV
.
.
Makan malam di mansion keluarga Park berjalan seperti biasanya, sesekali Junsu melontarkan celotehan lucu yang mengundang tawa di keluarga kecil itu bahkan namja imut itu dari tadi terus minta disuapi puding mangga favoritnya yang menjadi dessert makan malam hari itu oleh sang appa sementara Jaejoong hanya tersenyum melihat kelakuan manja sang Aegya.
"Bagaimana sekolahmu su-ie ?" tanya Yoochun saat ketiganya selesai makan malam dan kini duduk bertiga menonton TV di ruang keluarga.
Ketiganya duduk di karpet tebal dan Jaejoong menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami sementara Junsu asyik menonton siaran talk show yang sedang diputar di TV.
"Semuanya baik-baik saja appa, tidak ada masalah"
"Lalu bagaimana kabar namjachingumu ?"
Uhuuk ... uhukk ...
Jaejoong yang baru saja akan meminum jus jeruknya langsung tersedak saat mendengar pertanyaan sang suami kepada aegya mereka.
Namjachingu ?
Junsu sudah punya namjachingu ?
Tapi kenapa dia tak pernah bercerita pada Jaejoong yang notabene sang eomma.
"Jae-ah gwenchana ?" tanya Yoochun khawatir namun Jaejoong mengabaikan pertanyaan suaminya dan menatap Junsu yang kini juga tengah menatapnya sedikit ketakutan dengan tatapan tajam.
"Park Junsu, bisa jelaskan sejak kapan kau punya namjachingu dan kenapa eomma tak tahu hah ?"
Suara Jaejoong begitu mengintimidasi namja imut itu hingga sang aegya ketakutan. Junsu melempar pandangan kepada sang appa seakan menyalahkan atas mulut embernya tapi sang appa hanya terkikik geli menanggapi deathglare imut Junsu.
"Aku baru pacaran dengannya seminggu yang lalu eomma dan jangan tatap aku seperti itu, aku tak mau menceritakan ini sama eomma karena eomma pasti bersikap menyebalkan dan mengintrogasiku seperti ini"
"Aku eomma mu, wajar kalau aku ingin tau tentang orang-orang yang sedang dekat dengan aegya ku"
"Tapi eomma berlebihan"
Melihat Junsu yang mulai kesal, Jaejoong berusaha bersikap lebih lunak pasa sang aegya bagaimanapun namja cantik itu sadar kalau anaknya itu sudah remaja dan pantas bila memiliki ketertarikan kepada orang lain.
"Arra, eomma minta maaf ne. Ceritakan tentang namjachingumu itu pada eomma, eomma penasaran"
"Dia sunbaeku di sekolah eomma, dia sangat tampan dan dia juga kapten basket sekolah selain itu dia juga ..."
"Tapi pasti tidak lebih tampan dari appa kan ?" goda Yoochun membuat Junsu merenggut kesal dan melempar bantal ke arah appa nya namun malah mengenai Jaejoong hingga terjadilah perang bantal diantara ketiganya.
.
.
** YUNJAE **
.
.
Pagi itu seperti biasa Yoochun mengantar Junsu ke Sekolahnya sebelum pergi ke kantor sementara Jaejoong tengah bersiap-siap untuk mengontrol restorannya yang terletak di pusat kota Seoul.
Hari yang cerah di musim semi membuat namja cantik itu tergerak untuk berjalan kaki dan naik bus ke Restorannya ketimbang memakai mobil Lamborgini Murcielago yang diberikan sang suami tahun lalu sebagai kado pernikahan mereka yang ke 17.
Dengan memakai baju V-neck berwarna putih yang dipadukan dengan sweater hitam yang lengannya digulung sebatas siku serta celana jeans dan sepatu boots hitam membuat namja cantik berusia 35 tahun itu tampak jauh lebih muda dari umurnya bahkan tak jarang beberapa pemuda seumuran Junsu yang melihatnya menggoda Jaejoong hingga namja berbibir cherry itu terkikik geli.
Jaejoong berjalan santai menuju ke halte yang sudah tak jauh dari sana saat tiba-tiba seseorang berlari kencang dan tanpa sengaja menabrak bahunya hingga namja cantik itu kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh ke trotoar yang keras kalau saja seseorang tak segera merengkuh pinggang rampingnya dan membawa Jaejoong ke pelukan hangatnya.
Aroma mint dan tanah basah yang manly menyapa indra penciuman Jaejoong, dada yang bidang dan kokoh itu tampak sangat nyaman hingga membuat namja cantik itu tersihir dalam lamunan fantasi tak berujung yang dibangunnya.
Sampai tiba-tiba namja itu melepas pelukannya pada tubuh mungil Jaejoong dan saat itulah Jaejoong dapat melihat wajah namja yang telah menolongnya. Tampan, satu kata yang mewakili semua yang dimiliki sang namja.
Pahatan wajahnya begitu sempurna dengan rahang yang tegas, bibir berbentuk hati yang menggairahkan dan jangan lupakan mata musangnya yang tajam dan kini tengah menatap Jaejoong intens.
"Aggashi gwenchana ?"
Suara berat yang keluar dari mulut sang namja tampan menyadarkan Jaejoong dari keterpakuannya. Namja cantik itu lalu menundukan wajahnya yang memerah malu karena takut ketahuan tengah mengagumi pahatan wajah indah sang penolong.
"Ne gwenchana, tapi aku namja bukan yeoja"
"Ah Mianhe tapi kau terlihat sangat cantik"
Namja tampan itu tersipu malu membuat Jaejoong tersenyum geli, bahkan namja yang masih memakai seragam sekolah itu kini berbicara bahasa banmal dengannya pasti namja itu mengira kalau Jaejoong seumuran dengannya.
"Ne gwenchana, aku malahan harus berterima kasih padamu karena kalau kau tak ada pasti wajahku sudah membentur jalanan yang keras ini. Gomawo ne"
Jaejoong tersenyum manis membuat namja tampan itu menelan ludahnya gugup, tak pernah seumur hidupnya dia melihat senyum seindah milik malaikat di hadapannya itu namun lamunannya segera berakhir saat dia melihat bis yang ditunggunya sudah datang.
"Hmm aku harus pergi ke Sekolah sekarang, senang bertemu denganmu ..."
"Jaejoong .. Park Jaejoong" ucap Jaejoong memperkenalkan dirinya.
"Ah ne Jae-ah namaku Yunho, Jung Yunho. Aku duluan ne, sampai jumpa"
Namja bernama Yunho itu lalu segera berlari ke halte bis dan dengan sigap menaiki bis yang sebentar lagi akan berjalan itu sementara Jaejoong tertawa kecil melihat tingkah namja yang diperkirakan seumuran dengan aegya nya itu.
"Namja yang menarik" ucap Jaejoong sambil tersenyum manis memandang sang namja yang sudah berlalu dari hadapannya bersama bis yang membawanya.
.
.
.
.
Suasana pagi hari di SMA Dongbang tak berlangsung seperti biasanya hari itu, murid-murid terutama yeoja dan namja berstatus uke yang kebetulan duduk di pinggir jendela yang menghadap ke lapangan sekolah tampak lebih memilih memandang keluar jendela daripada mendengarkan ocehan guru mereka.
Pandangan mata mereka tak pernah lepas dari siluet seorang Jung Yunho sang pangeran sekolah yang kini tengah berlari mengelilingi lapangan sekolah karena datang terlambat.
Bulir-bulir keringat yang membasahi seragamnya membuat ABS namja itu tercetak jelas dari balik seragam sekolahnya hingga membuat beberapa siswi yang melihatnya hampir pingsan.
Sementara di sudut ruangan salah satu kelas, seorang namja cantik nan imut sedang menggerutukan giginya kesal. Namja itu mengutuk para yeoja yang masih saja kegatelan memuji Yunho di depannya walaupun mereka tahu kalau Yunho itu namjachingunya.
Yah, Jung Yunho resmi menyandang status sebagai namjachingu seorang Park Junsu setelah insiden penembakan di halaman belakang sekolah yang dilakukan Junsu seminggu yang lalu.
BRAKK ...
Junsu yang sedang asik memandangi sang namjachingu kini tersentak kaget saat sang guru menggebrak
mejanya dengan pandangan tajam hingga membuat namja imut itu menelan salivanya takut apalagi gurunya saat ini, Mr. Kim Heechul terkenal sangat galak dan evil dikalangan murid-muridnya.
"Jadi menurutmu pemandangan diluar lebih menarik daripada pelajaranku Park Junsu ?" desis Mr. Kim berbahaya, Junsu menggelengkan kepalanya berharap dia masih bisa hidup hari itu.
"A..ani Seongsangnim"
"KELUAR DARI KELASKU SEKARANG !" Teriak Mr. Kim membahana hingga membuat Junsu buru-buru keluar dari kelasnya dengan wajah menahan tangis.
Ah, Poor Junsu .
Keluar dari kelasnya, Junsu segera menuju ke kantin sambil menunggu pelajaran Mr. Kim berakhir agar dirinya bisa masuk ke kelas lagi. Sambil terus bersungut-sungut namja cantik itu berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya hingga tanpa sadar dia menabrak sesosok tubuh yang sedang berdiri di hadapannya hingga namja imut itu terjengkang ke belakang dengan tidak elitnya.
Namja yang tadi ditabrak Junsu hanya terkikik geli melihat Junsu yang tampak mengelus bokongnya yang kesakitan sementara Junsu sudah bersiap mendamprat orang yang membuat aset berharganya sakit namun diurungkan saat melihat siapa orang itu.
"Yunho hyung" ucap Junsu lirih sambil berdiri sementara Yunho hanya menontonnya saja tak berniat membantu sama sekali.
"Kenapa kau ada diluar Junsu-ah ?"
"Aku dikeluarkan oleh Ibu tiri cinderella itu karena ketahuan memandangimu yang sedang berlari di lapangan tadi"
Yunho hanya mengangguk mendengar cerita Junsu, well Yunho akui ibu tiri cinderella itu memang sangat kejam jangankan muridnya sang namjachingu, Mr. Choi Siwon yang juga guru olahraga di sekolah mereka saja pernah dibully olehnya habis-habisan gara-gara ketahuan membopong seorang siswi yang terluka di jam pelajaran olahraga ke UKS.
Tangan Yunho lalu segera meraih tangan Junsu dan menariknya ke arah kantin dan Junsu hanya diam saja ditarik-tarik seperti itu oleh sang namjachingu karena jujur saja dia juga menyukai sentuhan Yunho yang dirasanya selalu memberikan rasa nyaman.
Sampai di kantin, Yunho langsung memesan semangkuk ramen dan jus jeruk untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaganya karena belum sempat sarapan tadi pagi namun sudah disuruh berolahraga gara-gara datang terlambat sementara Junsu hanya membeli susu kotak karena perutnya masih kenyang.
"Kau tidak sarapan lagi hyung ?" tanya Junsu saat melihat sang namjachingu dengan lahapnya menghabiskan semangkuk ramen dalam waktu kurang dari 7 menit.
"Aku harus mengantar koran dan susu jadi tidak sempat membuat sarapan"
Junsu mengangguk pelan, dia tahu Yunho hanya tinggal sendiri di sebuah rumah atap yang berada di pinggiran kota Seoul setelah kematian bumonimnya 2 tahun yang lalu. Semua harta namja itu lalu diambil alih secara ilegal oleh sang paman hingga Yunho harus hidup menderita sekarang.
Walaupun sang paman masih berbaik hati untuk membayar biaya pendidikan dan sewa flatnya namun untuk menyambung hidupnya Yunho harus bekerja sampingan sebagai pengantar Koran dan susu di pagi hari dan pelayan sebuah kedai kecil saat pulang sekolah.
"Bagaimana keadaan Leeteuk Ahjussi sekarang ?"
Ekspresi namja tampan itu langsung berubah sendu, dia benci bila diingatkan tentang kondisi sang pengasuhnya dari kecil yang kini sedang terbaring lemah di rumah sakit karena penyakit ginjal yang dideritanya.
Semenjak Yunho diusir paksa dari rumahnya oleh sang paman, Leeteuk ahjussi lah yang setia mengikutinya sebagai baktinya pada mendiang bumonim Yunho tapi 3 hari yang lalu kondisi namja paruh baya itu drop dan saat dilarikan ke RS Leeteuk divonis mengalami gagal ginjal dan harus secepatnya dioperasi.
Namun yang menjadi beban Yunho saat ini adalah biaya operasi yang dibutuhkan tidak sedikit. Namja tampan itu sudah berusaha meminta pada sang paman namun ditolak hingga Yunho terpaksa harus bekerja mti-matian sekarang.
Junsu pernah menawarkan bantuan pada Yunho tapi namja tampan itu tak mau menerima bantuan Cuma-Cuma dari namjachingunya itu.
"Memburuk, dokter bilang Leeteuk Ahjussi harus segera dioperasi secepatnya sebelum keadaannya semakin kritis"
"Apa hyung sudah mencoba menghubungi keluarganya ?"
"Leeteuk Ahjussi tidak punya keluarga, beliau mengabdi pada keluarga Jung sejak kecil saat Halmoni menemukannya di pinggir jalan jadi hanya aku yang dia punya saat ini"
Junsu menepuk bahu Yunho pelan, mencoba menguatkan namjachingunya yang kini tengah tertekan tersebut.
"Berapa yang kau butuhkan hyung ?"
"sekitar 50 juta won Junsu-ah"
"Baiklah kalau begitu aku akan membantumu"
Yunho mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk, dia menatap Junsu yang kini juga tengah menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.
"Aku sudah bilang padamu kalau aku tak bisa menerima bantuan cuma-cuma darimu Junsu-ah"
"Aku tak pernah bilang ini cuma-cuma hyung, ini ada syaratnya dan anggap saja kita sedang barter kini" ucap Junsu dengan senyum manis yang sangat kontras dengan wajah imutnya, senyum yang tak pernah ditampakannya dan menegaskan sisi lain dari seorang Park Junsu.
.
.
** YUNJAE **
.
.
Restoran Big East sore itu tampak sudah lenggang, hanya beberapa pelanggan saja yang terlihat berada disana karena memang Restoran yang sangat terkenal di Seoul itu hanya sibuk di saat jam makan siang dan makan malam.
Beberapa pelayan sedang merapikan tatanan meja saat seorang namja imut yang sudah tidak asing di bagi mereka karena merupakan anak dari pemilik restoran tersebut datang bersama seorang namja tampan yang menggunakan seragam sekolah yang sama dengan sang namja cantik.
Setelah berbasa-basi sebentar dengan beberapa pegawai Restoran itu, Junsu dan Yunho duduk di salah satu sudut restoran menunggu kedatangan sang eomma yang kini sedang dipanggilkan oleh salah satu pelayan.
Junsu menawarkan Yunho untuk memesan makanan namun Yunho hanya memesan segelas Ice tea untuk melepaskan dahaganya sambil melirik ke sudut-sudut restoran yang tak banyak berubah semenjak dia kecil dulu dan sering diajak bumonimnya makan di restoran ini.
Yunho ingat, sangat ingat kalau dari dulu dia menyukai berbagai masakan yang dihidangkan di restoran favorit keluarganya itu bahkan saking sukanya dengan masakan di restoran itu Yunho sempat berniat ingin menjadikan chef restoran itu sebagai istrinya hingga membuat bumonimnya tertawa.
Namun sepertinya Yunho harus mengurungkan niatnya saat tahu kalau chef utama yang juga pemilik restoran ini adalah eomma nya Junsu.
"Su-ie, ada apa mencari eomma ?"
Sebuah suara lembut yang dikenali Yunho tiba-tiba memasuki pendengaran kedua namja yang tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Junsu langsung tersenyum saat melihat sang eomma kini tengah berdiri di hadapannya memakai baju khusus chef yang menandakan kalau eomma nya baru selesai memasak.
Berbeda dengan Junsu, Yunho menatap horror namja yang baru saja menyapa Junsu dan mengakui dirinya adalah eomma namjachingunya itu. Tak salah lagi kalau namja itu adalah namja cantik yang sempat dia tolong tadi pagi.
Merasakan pandangan menusuk yang dilayangkan seseorang padanya, Jaejoong langsung menolehkan kepalanya dan dia terkejut setengah mati saat melihat namja tampan yang sejak tadi pagi sempat beberapa kali melintas di kepalanya itu kini sedang duduk berhadapan dengan sang aegya.
"Yunho hyung kenalkan ini eomma ku Park Jaejoong dan Eomma kenalkan ini Yunho hyung, namjachinguku" ucap Junsu memperkenalkan keduanya yang masih sama-sama shock.
Yunho buru-buru menguasai dirinya dan lalu membungkuk hormat ke arah Jaejoong dan dibalas dengan anggukan kecil oleh namja cantik itu.
Jaejoong lalu duduk disamping Junsu yang kini sedang menatap eomma dan namjachingunya curiga, entah kenapa dia merasa ada yang aneh dengan kedua orang yang sedang bersamanya kini.
"Hmm apa kalian saling mengenal ?" tanya Junsu penasaran.
"Ah ne tadi Yunho menolong eomma saat eomma hampir jatuh di trotoar"
"Ommo, eomma jatuh ? eomma tidak luka kan ?"
"Ah ne gwenchana, untung ada Yunho kalau tidak pasti muka eomma sudah tak berbentuk sekarang karena mencium jalanan yang keras" canda Jaejoong mencoba mencairkan suasana yang entah kenapa terasa kaku.
Yunho hanya tersenyum simpul masih tak percaya bahwa namja cantik berwajah baby face itu adalah eomma Junsu sementara Junsu mendesah lega mendengar eomma nya baik-baik saja.
"Syukurlah kalau begitu"
"Ngomong-ngomong tumben anak eomma yang manja ini datang kemari, apa ada yang ingin kau bicarakan ?"
"Eomma apa di restoran eomma ada lowongan ?" tanya Junsu sambil memandang Jaejoong penuh harap.
"Untuk siapa ?"
Junsu menatap Yunho dan Jaejoongpun mengikuti arah tatapan sang anak dan kebetulan namja bermata musang itu kini tengah menatap Jaejoong intens hingga tatapan keduanya bertemu namun Jaejoong segera memalingkan wajahnya.
Entah kenapa dia merasa wajahnya panas dan jantungnya berdebar 2x lebih cepat saat memandang mata musang tersebut.
"Untuk Yunho hyung, kerabatnya sedang sakit dan Yunho hyung membutuhkan pekerjaan untuk membantu biaya perawatannya. Eomma mau bantu kan"
Junsu sedikit merengek menampilkan sifat manjanya sedangkan Jaejoong tampak berfikir. Sebenarnya pegawai restorannya sudah cukup namun mengingat alasan Yunho membutuhkan pekerjaan dan juga tadi pagi Yunho telah menolongnya, namja cantik itu merasa harus membalas budi.
"Tapi bukankah Yunho masih sekolah dan sekarang kelas 3 ? sebentar lagi ujian kan ?"
"Iiish eomma, Yunho hyung itu pintar bahkan dia selalu jadi juara kelas di Sekolah dan hyung kan bisa bekerja sepulang sekolah. Ayolah eomma bantu Yunho hyung"
"Arra.. arra.. jangan merengek Park Junsu malu pada namjachingumu" omel Jaejoong membuat Junsu mempoutkan bibirnya imut sementara Yunho tersenyum kecil melihatnya.
"Baiklah Yunho kau bisa bekerja disini, besok sepulang sekolah datanglah kemari dan temui aku. Masalah gaji dan lainnya kita bicarakan besok"
"Ne, Kamsahamida Jaejoong-ssi" balas Yunho sopan sambil menundukan kepalanya tanda terima kasih.
Junsu memeluk sang eomma saking senangnya sementara Jaejoong hanya terkekeh pelan. Ketiganya lalu mengobrol santai diiringi tawa mendengar celetukan polos Junsu.
Junsu-ah tak tahukah engkau kalau kedua orang paling berharga di hidupmu itu kini diam-diam tengah menarik benang takdir mereka untuk saling mendekat dan terikat ?
Dan jangan pernah lupakan hari ini karena hari ini akan menjadi hari yang paling kau sesali di dunia..
.
.
TBC
.
.
Sebenarnya FF ini udah dipublish di FB malah udah tamat ..
Pengen Share aja disini kali ada yang minat tapi klo gda ya Rheii tetep lanjut #plakk
Mind to R&R ?