Let's Get Married

.EXOolfeu Present.

Cast : Chanyeol, Kris, Baekhyun

Rating : M

Genre : Romace, Brothership

Disclaimer : Member EXO punya Tuhan YME, keluarga, serta fansnya. Alur cerita dan Chanyeol(?) mutlak milik author.

Summary : Perjodohan yang dilakukan sepihak oleh sang 'Ibu' membuat Wu Bersaudara terpaksa menerima hadirnya laki-laki mungil ditengah Mansion /IT'S YAOI! BOY X BOY! BL! SHONEN AI! CHANGE TO RATE M.

RE-MAKE - LET'S GET MARRIED BY WATARU MIZUKAMI

.

.

IF YOU DON'T LIKE

.

.

PLEASE DON'T READ!

.

.

DON'T BE PLAGIARISM!

EXOolfeu Present

.xxx.

Hawa pagi kali ini terasa sedikit—aneh?

Chanyeol mengetuk-ketukkan jemarinya pada meja makan saat dua orang dihadapannya ini selalu menghindari bertatapan. Kris terus menggaruk tengkuk hingga Chanyeol rasa kulit Kris sudah menghitam seperti milik anak klub dance sialan it—

Ah persetan dengan jong—jong—jongos atau apapun itu namanya.

Mereka hanya makan bertiga pagi ini karena si Nenek Sihir sibuk pergi entah kemana. Dan kini nafsu makannya menguar entah kemana akibat tingkah dua orang ini. Mereka ini sedang main kucing-kucingan atau apa.

"Baekki~"

"N-ne?"

"Aku menyukaimu."

Denting garpu yang berasal dari tangan Baekhyun memekik lumayan kencang saat bertemu dengan permukaan lantai. Mereka sudah membicarakan ini semalam. Tapi kenapa—waktu terasa melambat dengan efek-efek bunga berguguran. Harusnya tidak seperti ini. Harusnya ia senang. Harusnya—

"Hahahahahha aku ini kenapa." Chanyeol tertawa renyah dengan ucapannya sendiri. Ia merasa sesuatu mengganjal hatinya dan merasa amat takut akan sesuatu yang entah apa itu. Makanya dengan modal nekat, Chanyeol mengaku didepan Baekhyun dan Gege-nya, disaat yang mungkin kurang—atau bahkan tidak—tepat.

Dan untuk pertama kali dipagi ini, Kris dan Baekhyun melempar pandangan. Kris merasa tubuhnya melemah seperti Jelly. Ia benar-benar dibuat tidak berdaya. Untuk waktu 19 tahun hidupnya.

"Kalau begitu, aku akan bilang pada Mom untuk menggelar pernikahan kalian setelah upacara kelulusan." Kris memastikan sekuat tenaga agar bibirnya tidak bergetar. Tidak bisa, ia tidak mungkin egois. Ini memang harus menjadi tanggungjawabnya untuk mengalah. Dia yang paling tua. Dan juga karena—

Ia amat menyayangi Chanyeol. Adiknya. Sosok yang bahkan akan ia pertaruhkan seluruh jiwanya.

Kris bangkit meninggalkan meja makan, mengusak rambut Chanyeol pelan, dan membuang muka saat pandangannya bertemu dengan Baekhyun. "Ayo kita berangkat."

.

Keheningan menghampiri isi kepala Kris. Sebenarnya kondisi tidak benar-benar hening. Chanyeol terus berbicara dengan Baekhyun, mengerjai Baekhyun, membuatnya menjerit kesal, menggelitiki. Dan Kris tidak memaksa Chanyeol untuk duduk dibangku depan. Ia membiarkan jalanan mengambil alih seluruh pikirannya. Hingga ia pastikan aspal dapat benar-benar retak karena ia pandangi terus-menerus.

"Ge! Kau gila!? Kau menerobos lampu merah astaga kau ingin kita masuk penjara? Kumohon aku bahkan belum sempat mengintip celana dalam Luhan dan membeberkannya pada seisi sekolah!"

"M-maaf, aku hanya kurang fokus." Kris mengusak wajahnya. Mungkin ia kurang istirahat.

"Ge—kau baik-baik saja, kan? Sejak semalam aku menahan diri untuk tidak bertanya macam-macam."

"Yeah. Hanya kurang istirahat sepertinya. Semalam aku juga tidur larut sekali."

Ah, semalam ya. Malam yang sangat indah.

"Kupikir kau tidur sesaat setelah sampai. Memangnya apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya— menemani seseorang."

Hati Baekhyun terasa mencelos jauh kedalam lubang berisi kepedihan. Ia pikir semalam adalah awal dari segalanya. Awal dimana ia bisa mengakui apa yang ia pilih. Awal dari kebahagiaan yang akan ia dapatkan. Ia ingin menangis. ia ingin menjerit atas apa yang tidak bisa ia perjuangkan. Ia tidak memiliki kekuatan sekadar untuk menolak.

Sesaat setelah mereka sampai, kondisi tetap berjalan seperti biasa. Teriakan tetap mengelilingi kedatangannya. Kado-kado tetap ia dapatkan. Tapi entah kenapa telinganya seolah tidak bisa mendengar apa-apa. Ia mempertahankan energinya untuk berjalan kekelas dengan Chanyeol yang merangkul Baekhyun dibelakangnya.

Chanyeol benar-benar senang karena dapat mematenkan Baekhyun hanya untuk dirinya. Karena Kris sudah mengetahui bagaimana perasaan Chanyeol, dengan itu ia yakin Gege kesayangannya itu akan membantu. Ia jadi berpikiran untuk berkencan dengan Baekhyun selagi menunggu ia lulus untuk mengesahkan.

"Hey wassu— Kris? Ada apa dengan ketua kedisiplinan dengan wajah berandalan ini?" Luhan mengibas-kibaskan jemarinya diwajah Kris. Memeletkan lidahnya dan mengeluarkan seluruh wajah jeleknya untuk meledek Kris yang seperti orang linglung.

"Kau ingin mati?"

Luhan merengut malas. Selalu saja ia terintimidasi.

"Hey Chanyeol!" Luhan mengarahkan dagunya ke tempat Kris yang kini menelungkupkan wajahnya dimeja. Chanyeol mengangkat bahunya dan menggeleng saat Luhan membuat gestur bertanya ada apa dengan Kris.

Luhan memutar-mutar pulpen ditangannya. Ini pasti masih masalah yang semalam. Ah, ia jadi merasa bersalah mengusir Kris. Harusnya ia membiarkan saja Kris melakukan apa yang ia mau. Kris yang sekarang jauh lebih seram daripada saat ia marah-marah dan menyerupai pembunuh bayaran.

Mungkin ia harus bicarakan ini dengan Sehun nanti. Siapa tau sehun bisa membantunya.

.

Sejak pagi tadi hingga jam istirahat tidak ada satupun yang ia kerjakan dengan benar. Ia menerobos lampu merah, ia tidak membawa buku tugas, ia kelepasan menggebrak meja saat pelajaran Sejarah, ia lupa mengawasi Tao hingga bocah itu kembali membuat ulah, dan itu berdampak dengan kepala sekolah yang memarahinya.

Kris menatap nyalang Tao dihadapannya. Melipat tangannya didepan dada dan menuntut penjelasan Tao tentang apa yang ia lakukan hingga mematahkan kursi dikelas dan hampir melemparnya ke Ken. "Kau mau cari mati denganku? Ikut aku sekarang."

Jemari panjangnya melilit lengan Tao dan mencengkramnya kasar. Menariknya menyusuri lorong dan berpapasan dengan Luhan, Chanyeol dan Baekhyun. ia semakin mendidih dan kehilangan fokusnya hingga makin mempererat cengkramannya. Tao hampir berteriak dan menangis saat Luhan menatap kasian padanya.

"Aku akan susul Kris. Aku takut dia berbuat macam-macam. Kau dan Baekhyun kekantin duluan saja, ada Sehun disana."

"Aku ikut!"

"Tidak perlu. Baekhyun, bawa Chanyeol kekantin." Baekhyun yang seolah paham kondisi penyebab emosi Kris adalah dirinya dan Chanyeol, memilih menuruti perintah Luhan.

Luhan berlari menyusul Kris. Ia terus mencari sekiranya kemana ia membawa Tao. Bukan tidak mungkin si brengsek itu meninju Tao demi melepas amarahnya yang ia tahan sejak semalam. Kris benar-benar terlihat kacau dan mengenaskan.

"KAU YANG TIDAK PERNAH MENDENGARKAN AKU!" jeritan itu menghentikan laju Luhan. ia sedikit bersyukur berhasil menemukan mereka berdua setelah berputar-putar. "KAU YANG SALAH!" Luhan mengurungkan niatnya untuk melerai dan lebih memilih menguping dibalik pintu menuju atap yang sedikit terbuka.

"MEREKA MENGHINAKU! DAN KAU PIKIR AKU AKAN DIAM SAJA? KAU TIDAK PERNAH BERADA DIPOSISIKU. KAU TIDAK MENGERTI SAMA SEKALI!"

Kris terhenyak. Menatap nanar wajah merah Tao. memperhatikan bagaimana air mata itu meluncur deras.

"Kau orang dari kalangan atas. Apa yang kau tau tentang orang-orang sepertiku? Kau yang tidak pernah dihina karena memiliki koneksi kuat. Lalu apa yang bisa dilakukan orang sepertiku? Aku pindah ke korea karena beasiswa. Aku berjuang hidup disini dan yang aku dapatkan perlakuan tidak adil dari teman sekelasku."

"T-tao..."

"Kau ingin membentakku? Kau ingin meninjuku? Lakukanlah."

"Tao aku..."

"Aku pikir kau tidak seburuk kelihatannya. Mungkin aku terlalu naif. Aku membencimu, Tuan Kedisiplinan."

Kris menahan lengan Tao saat ia berniat pergi, dan ia baru menyadari apa yang ia perbuat pada lengan itu hingga memerah. Ternyata dia memang sebrengsek itu. Kris menarik Tao dan menenggelamkan wajah itu pada tubuhnya. Membiarkan Tao meluapkan segalanya. Sejak awal memang seharusnya ia mendengar penjelasan orang lain. Bukan hanya mendengar apa yang pemikirannya katakan. Seharusnya sejak awal ia mendengarkan kata hati Chanyeol, bukannya malah menerjunkan dirinya kedalam luka yang ia buat sendiri.

"Maafkan aku. Maafkan aku."

Tao mengeratkan pelukannya. Ini pertama kalinya ia memperlihatkan seberapa lemahnya ia dihadapan orang lain. Ia jatuh. Ia terjatuh lebih dahulu. Terjatuh karena Kris.

"Dengarkan aku, Ge. Dengarkan aku untuk sekali saja. Aku ketakutan. Aku takut disini dan aku ingin pulang saja."

"Aku akan mendengarkanmu, maafkan aku." Kris melepas pelukannya dan mengusap airmata Tao. Menatap lembut mata kucing dihadapannya. Kris mendekatkan wajahnya, menyapu bibir yang beberapa waktu lalu berteriak keras dihadapannya. Membuatnya sadar betapa salahnya pemikiran yang ia buat.

Ia tau ini salah. Ia tidak seharusnya meluapkan emosinya pada bibir ini. Tidak seharusnya ia melibatkan Tao didalamnya.

Tao sendiri mengalungkan lengannya pada leher Kris. Menikmati bibir tebal milik si tuan kedisiplinan. Meremas rambutnya saat lidah brengsek itu menerobos mulutnya. Menghantarkan sengatan yang membuat perutnya melilit.

Jemari Kris menangkup bokong padat Tao, mendorongnya hingga kejantanan mereka berdua bertemu. Membuat impuls nikmat menyambangi. Ia meremas bongkahan bulat itu. Menguleninya seperti adonan kue.

Seharusnya tidak seperti ini.

Seharusnya kau tidak melibatkan perasaan lain dalam emosimu.

Karena kau tidak akan pernah sadar.

Kau akan menghancurkan satu perasaan lain.

Kau tidak akan pernah sadar ada yang terjatuh untukmu.

.

Luhan menelan ludahnya susah payah. Ia tidak berpikiran ternyata dua orang itu ada hubungan spesial. Ah sial kenapa selangkangannya tidak bisa diajak berkompromi. Luhan mengusap kejantanannya pelan dan memilih turun saja daripada harus menyaksikan dua orang yang berada disurga ini. Tidak lupa menutup rapat pintu da memastikan tidak ada yang melihat mereka.

.

"Ge—akh!" Tao mengangkat wajahnya menatap cerahnya langit saat tiga jemari panjang kris bersarang di lubangnya. Ia bahkan tidak bisa berpikir hal lain selain kejantanan Kris yang sebentar lagi akan memuaskannya.

Kris sibuk dengan leher Tao, menyesapnya pelan dan memastikan tidak ada bekas. Kris mendorong Tao pelan menuju pintu atap dan menguncinya. Ia menaikkan kedua kaki Tao kepinggangnya dan membawanya mencari tempat yang tertutup matahari.

"Sssh."

Geraman terdengar dari bibir Kris saat lubang itu menghisap penuh jarinya. Kris menubrukkan punggung Tao ke dinding. Mengeluarkan jemarinya dan bersusah payah membuka ikat pinggang.

"Ah fuck!" ia kesal sendiri saat ikat pinggang itu seolah menyusahkannya. "Tahan sebentar." Ia memompa pelan kejantanannya sebelum mengarahkan properti panjangnya itu ke lubang Tao.

Tao sendiri hampir tersedak saat kepala penis Kris memasuki lubangnya. Sial, kenapa terasa besar sekali. "Akhhh!"

"Rileks sayang. jangan ketatkan lubangmu. Ahh sial." Kris tidak bisa menahan diri untuk tidak menghentakkan kebanggaannya kedalam lubang sempit itu. lenguhan panjang mengakhiri usaha Kris.

Tao menjerit penuh kenikmatan saat Kris bahkan tidak menunggu apa ia siap atau belum. Bagaimana pinggang itu menghentak-hentakkan penisnya dalam. Bagaimana benda besar, padat dan panjang itu mengisi lubangnya. Seks pertama yang menakjubkan.

"Ahh G-gege—ahh lebih dalam."

"Ouhhh kau nikmat sekali."

Dan jeritan itu semakin kencang kala Kris menghentakkan kuat dan mengenai titik terdalam Tao. Membuat cairan itu lepas kendali dan mengenai kemeja serta sedikit wajah Kris. Tao tepat dibuatnya. Ia mengendalikan nyawanya yang seolah pergi melayang-layang mengitari atap yang luas ini.

Tao hampir memprotes dan bertanya kenapa Kris mengeluarkan kejantanannya sebelum ia sadar kalau yang Kris mau adalah—

"Bungkukkan badanmu. Berpegangnya pada tembok."

—doggy style. Such a brat.

Kali ini tidak ada cara lembut. tidak juga kalimat penenang. Kris langsung menhentakkan keras hingga mengenai titik nikmat Tao, membuatnya menjerit keenakan. Kris mencengkram pinggang Tao dan menaikkan kecepatan genjotannya.

Ini rasanya sungguh gila. Ini benar-benar definisi nikmat yang ia rasakan.

"aahh ahhh p-percepat!"

"Kau suka ini? Kau suka saat aku—asshhh memenuhimu?"

Mereka terus mengejar kenikmatan. Melupakan dimana mereka berada saat ini. Melupakan bel masuk kelas yang sudah berbunyi beberapa waktu yang lalu. Hingga geraman keras Kris memenuhi telinga Tao dan mereka ambruk. Kris mengusap peluh di kening Tao. menatap mata indah itu. menyelami betapa menghanyutkannya bola mata masing-masing, sebelum ia sadar dimata Tao hanya ada dirinya.

Dirinya seorang.

Dan hal itu menghantamnya telak.

Tuhan, apa yang baru saja ia lakukan?

.

.

.

OH MY FUCKING GOD APA YANG GUE TULIS ITU ASTAGA NC KRISTAO.

Sebelumnya mau minta maaf atas kelalaian saya dan ketidaktepatan saya. Huhuhu baru apdet setelah setaun vakum astaga jahat banget ya. Aku sih sebenernya gak terlalu berharap kalian ngasih respon positif soalnya aku tau aku ngecewain banget. Aku kasih chap ini sebaik yang aku bisa. Maafkan author tidak bertanggung jawab ini yang hilang tanpa pemberitahuan.

Jadi sebenernya tadinya gak niatan bikin nc di part ini. Cuma kayaknya feelnya kurang ngena jadi aku selipin nc kristao.

Dan terimakasih buat reader yang setia nunggu ff ini astaga sini aku kasih ciuman satu satu.

Balasan review:

Bellasung21: Kris belom berani ngambil resiko buat ketauan chanyeol wkwkkw.

ChanBaekLuv: kwkwkwk liat chap kedepannya yaaaaa.

Park Se Hyun-a: iya emang sengaja bikin Baekhyun confused gitu gatau milih siapa.

Big thanks to:

Exindira, Majey Jannah 97, Riyoung17, Bellasung21, Jung Eunhee, Caramelyeol, reiasia95, Ega EXOkpopers, B-Lady, EXO Love EXO, mayumi sheena, ChanBaekLuv, ohsehans, hatakehanahungry, dugundugun, Mrs Wu Yi Fan, Park Se Hyun-a, nur991fah, creepyeol, septikiyo-chan, Kim Seonna, Keepbeef Chicken Chubu, Tsuchiya Keda, KaiNieris, DesiiDesmin, Phoenix Hua, nam mingyu, Guest, baekbebek, A Je Kepingin Babby Kembar, anissalee331, BangMinKi, Chanbaek Lover, Vita Williona venus, Syifa Nurqlobiah, BaekHun9294, sehyun14, dianahyorie1, indi1004, mufidz.

DAN BUAT KAMU YANG NAMANYA A Je Kepingin Babby Kembar GILA LO REVIEW ATAU APA MEN SEPANJANG ANU KRIS. Btw thanks banget review kamu membangun abis. Bikin feel FF ini balik setelah terlupakan setaun. Aku harap kamu dan semua reader setia nunggu FF ini.