Sukitte Li Na Yo

Chapter III

.

.

Ting tong, ting tong

Hari sudah menginjak senjaa saat suara bel nyaring terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Murid-murid yang tadinya serius mendengarkan penjelasan guru pun mulai riuh ingin segera merebahkan tubuh lelahnya diatas kasur yang empuk.

Setelah kira-kira setengah jam berlalu sejak lonceng sekolah berbunyi, sekolah sudah mulai sepi. Hanya ada beberapa anak yang masih tinggal di sekolah, entah mereka mengobrol ataupun ada kegiatan tambahan.

Tapi lain halnya dengan baekhyun. Gadis itu dengan telaten memberikan jaketnya ke sebuah kardus usang yang menjadi tempat tinggal sementara kucing peliharaannya. Ia tidak ingin kucing mungilnya ini sakit, karena tadi pagi sebelum ia berangkat sekolah, ia sempat mendengar bahwa akan turun hujan. Jadi ia berinisiatif untuk memberikan jaketnya agar anak kucing itu tidak kedinginan.

"melindunginya dari hujan ?" baekhyun menolehkan kepalanya kearah suara bass tersebut. Tapi belum sempat ia menjawab, Chanyeol-namja yang menyapanya- menyampirkan jaketnya ke pundak kecil baekhyun dan ikut berjongkok disampingnya

Meow.

"dia benar-benar menyukaimu" ucap baekhyun spontan. "aku kira tidak akan ada yang tahu kalau aku memelihara anak kucing disini" lanjut gadis itu dengan polosnya

"tapi, aku langsung mengetahuinya" jawab chanyeol sambil tersenyum ke arah baekhyun. Sedang yang ditatap hanya menunduk malu dengan rona merah yang tercetak dikedua pipinya. Tanpa gadis itu sadari, chanyeol masih setia memandanginya dalam diam "apa kau mengubah gaya rambutmu ? ponimu terlihat sedikit berbeda hari ini" katanya.

"mungkin karena aku sedikit kehujanan dan poniku jadi agak basah" jawab baekhyun sambil memainkan poninya lucu . "sepertinya aku perlu memotongnya sedikit" lanjut baekhyun

"bisakah aku ikut denganmu ?" spontan chanyeol berteriak semangat di dekat baekhyun dan membuat gadis itu terkaget

"huh ?" jawabnya sambil melebarkan matanya –walaupun masih tetap sipit-

.

.

.

Baekhyun POV

Aku gugup. Aku benar-benar gugup hari ini

Ini pertama kalinya aku akan keluar dengan seseorang

Hari masih terlalu pagi untuk memulai aktifitas, tetapi tidak denganku. Pagi ini aku berlari sekuat tenaga menemui orang itu. Aku takut membuatnya menunggu, takut kalau aku akan terlambat menemuinya.

Dan benar saja, saat sampai disana dia sudah berdiri dengan kedua tangan yang terselip di saku celananya sambil tersenyum ke arahku. Aku berhenti tepat dihadapannya dan menumpukan kedua tanganku di lutut serta mengatur nafasku.

"kau terlambat, padahal ini kencan pertama kita" ucapnya padaku yang masih ngos-ngosan setelah berlari. "kau terlambat 20 menit dan tidak memberitahuku" lanjutnya.

"ma-maaf, tapi ini bukan kencan. Aku kan hanya akan pergi ke salon" kataku sambil menutupi kedua pipiku yang memerah saat mengatakannya.

"tetap saja ini disebut kencan" jawabnya enteng. Membuat pipiku semakin memanas dan rona merah itu semakin terlihat jelas, aku menunduk dan bergumam "sebenarnya tujuan utamaku bukan untuk berkencan, tapi tetap saja aku bingung harus memakai baju apa kali ini"

-Flashback-

'mungkin aku harus memakai yang ini..' ucapku sambil memperhatikan dress pink peach polos dengan sedikit bunga-bunga kecil yang menghiasinya

'atau mungkin, yang ini saja..' aku mengalihkan pandanganku ke dress baby blue selutut yang menggembung di bagian bawahnya

'aku bingung.. mana yang harus kupakai ..' aku menghela napas pasrah sambil tetap berjongkok diatas kursi belajarku. Lalu tiba-tiba ibu masuk dan mengagetkanku "kau mau pergi kemana ?" tanyanya

Aku langsung memutar kursiku kearah ibu dan menjawab dengan cepat –sangat cepat malah-''ke-ke salon bu'

'kenapa kau harus memakai dress hanya untuk pergi ke salon ?' tanya ibuku heran. Aku hanya bisa diam tanpa bisa menjawabnya. 'mungkinkah..kau mau berkencan ya ?!' teriak ibuku kaget. 'jadi begitu ya..' lanjut ibuku bersemangat untuk menggodaku

'bu-bukan. Ibu salah paham' teriakku dengan wajah memerah seperti kepiting rebus. 'aku hanya akan pergi ke salon bu!' lanjutku meyakinkannya

'lakukan yang terbaik baekhyunie' kata ibuku sambil memberiku jempolnya. Dia sama sekali tidak mendengarkan ucapanku dan melengos pergi begitu saja setelahnya. Aku hanya diam membatu melihat kepergiannya.

-end of flashback-

'ini bukan kencan, ini bukan kencan, tapi kenapa aku harus berdandan. Lihat penampilanku sekarang' pikirku dalam hati. Ya, setelah beberapa menit –bahkan sampai beberapa jam- aku berkutat dengan semua baju yang ada dilemariku dan berakhir dengan kamarku yang berantakan dengan semua baju yang berserakan dimana-mana. Hari ini aku hanya memakai celana jeans dan hoodie biru muda kesukaanku, sepatu sneakers dan tak lupa tas punggung mungilku. Aku menghela nafas berat sambil menunduk dan memainkan jemariku.

"bukankah pakaian kita serasi ?" katanya, akupun mendongakkan kepalaku dan menatap kearahnya. "sepertinya kita memiliki kesukaan yang sama" lanjutnya dan tersenyum kearahku. Namja itu-chanyeol- memakai celana jeans dan kaos biru tua yang dipadukan dengan kemeja putih polos yang tidak dikancingkan, rambutnya ia biarkan berantakan yang membuatnya semakin menawan.

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali dan tanpa kusadari rona merah itu muncul dipipiku. Aku mengalihkan wajahku aggar chanyeol tak melihatnya.

"oh iya, sehun bilang padaku kalau dia sudah berpacaran dengan luhan" kata chanyeol antusias

"a-aku tau"

"dia berterima kasih padamu"

"aku tidak melakukan apapun" jawabku gugup

"sehun bilang kalau kau itu hebat. Aku jadi senang mendengarnya" katanya terus menggodaku sambil tersenyum bodoh –tampan-

"aku harus segera ke salon" kataku mengalihkan pembicaraan dan berjalan cepat meninggalkannya.

Belum sempat aku menjauh, tangannya sudah meraih tanganku dan menariknya "huh,, kenapa terburu-buru. Lebih baik kita bersenang-senang lalu setelahnya aku akan menemanimu pergi ke salon"

Aku hanya diam memandangnya sambil mengerucutkan bibirku "ba- baiklah"

"kemana kita harus pergi ? menonton bioskop atau karaoke ?"

Aku membulatkan mataku dan dan cepar-cepat menjawab "a..aku lebih suka tempat yang banyak dikunjungi banyak orang"

"kenapa ?" tanyanya polos

"kenapa…" aku menunduk dalam-dalam, tak tau harus menjawab apa dan menghela nafas pasrah

"tidak usah khawatir. Aku tidak akan menciummu" katanya sambil menunjukkan 2 jarinya membentuk pose peace. Wajahku tiba-tiba memerah "bu..bukan begitu" sangkalku cepat. Tapi tak lama kemudian aku mendengan 2 orang yeoja berbisik-bisik dibelakangku.

'bukankah dia sangat tampan ?'

'sepertinya dia model, lihat dia tinggi dan manis'

Tanpa sadar, aku menolehkan kepalaku ke arah 2 yeoja tersebut. Diam-diam aku mendengar ucapan mereka

'ayo kita berkenalan dengannya'

'tapi dia sedang berkencan dengan yeojachingu-nya'

'apa ? yeoja itu tidak terlihat seperti yeojachingu-nya'

Aku mencoba untuk mengabaikannya. Lalu akupun mendongakkan kepalaku polos kearahnya. Dia sendiri hanya menatapku bingung sambil tersenyum. Belum sempat aku berbicara, tiba-tiba seorang yeoja yang tak aku kenal menghampiri kami. aku hanya mengedipkan mataku imut sambil memandangnya

"maaf mengganggumu, aku dari perusahaan hiburan" kata wanita itu bersemangat

"maaf, tapi aku tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu" jawab chanyeol sambil membungkukkan badan

** say I love you **

Author POV

'liat, namja itu'

'dia sangat keren'

'dia sangat tampan'

Ya, saat ini Chanyeol dan Baekhyun sedang berjalanan di kawasan apgujeong yang terkenal ramai. Saat namja itu –chanyeol- lewat, banyak mata yang memandang kagum kearahnya. Tak sedikit yeoja yang memekik girang pada chanyeol. Tiba-tiba Baekhyun berhenti dan menatap sendu punggung chanyeol. Chanyeol yang merasa baekhyun tak mengikutinya pun ikut berhenti dan menoleh kebelakang

"baek, ada apa ?"

"aku hanya merasa, apakah akan selalu seperti ini denganmu" jawabnya baekhyun polos

"huh ?"

Baekhyun menunduk dan memainkan jarinya "orang-orang memperhatikanmu, dan banyak yeoja yang menyukaimu"

"ahh, tawaran itu ? itu pertama kalinya bagiku. Tapi iya, memang banyak yeoja yang menembakku" jawab chanyeol sambil mengingat-ingat

"apakah tidak apa-apa kalau seseorang sepertiku bersama denganmu? Tidakkah aku membuatmu malu ?" ucap baekhyun sambil menggigit bibirnya takut-takut.

Chanyeol berjalan mendekati baekhyun dan menarik lembut dagu baekhyun agar yeoja itu memandangnya.

"apakah aku terlihat seperti tipe orang seperti itu ?" tanya chanyeol lembut

"jujur, aku belum tau tentangmu.." Baekhyun menundukkan kepalanya –lagi-

"aku mengerti" jawab chanyeol sedih. Tapi setelahnya chanyeol mengulurkan tangannya kearah baekhyun "ayo melakukan sesuatu yang biasanya pasangan lakukan. Kita baru saja berpacaran dan aku tidak mau terganggu dengan pemikiran orang lain"

"ka-kapan kita berpacaran ?" Baekhyun melebarkan matanya mendengar pernyataan chanyeol. Entah mengapa dadanya berdebar cepat dan rona merah itu muncul begitu saja di kedua pipi gembulnya. dengan ragu ia-baekhyun- meraih tangan chanyeol dan chanyeol menggenggamnya dengan erat.

"sekarang, kau adalah yeojachingu-ku" ucap chanyeol yang sukses membuat wajah baekhyun memerah seperti kepiting rebus

aku berpikir, berpegangan tangan bukan hal yang besar setelah kami berciuman. Tetapi setiap kali ia menggenggam tanganku, aku bisa merasakan kehangatan tangannya dan jantungku berdetak dengan cepat. Aku tidak pernah tau bahwa kehangatan yang kita dapat dari orang lain bisa membuat kita bahagia dan merasa yakin - Baekhyun

.

.

.

Baekhyun dan chanyeol masih saling menggenggam erat tangan masing-masing. Keduanya berjalan menyusuri jalanan seoul yang mulai ramai. Tanpa sengaja, mereka bertemu dengan chen dan xiumin. Chen mengerutkan keningnya ketika ia melihat chanyeol dan baekhyun bergandengan tangan, ia pun bertanya dan tanpa ragu chanyeol memberitahukan bahwa mereka resmi berpacaran. Mereka berempat memutuskan untuk pergi bermain bowling bersama meskipun sebelumnya terjadi perdebatan kecil antara baekhyun dan chanyeol. Baekhyun ingin segera ke salon untuk merapikan rambutnya, tetapi ia membatalkan niatnya karena melihat xiumin yang tersenyum padanya.

Mereka terbagi menjadi dua kelompok. Chanyeol berpasangan dengan baekhyun, dan chen berpasangan dengan xiumin. Baekhyun sedang mengikat tali sepatunya, dan tanpa disadarinya xiumin sedari tadi memandangnya sinis.

Permainan pun dimulai. Chen adalah orang pertama yang mendapatkan kesempatan untuk melempar bola. Dengan yakin ia melempar/? bolanya dengan semangat, tetapi bola itu tidak menyentuh pin sama sekali, yang ada bola tersebut malah menggelinding ke gutter. Xiumin yang melihatnya hanya mendengus angkuh melihat permainan chen.

Pemain kedua adalah baekhyun, chanyeol pikir ini pertama kali bagi baekhyun bermain bowling. Jadi chanyeol berlagak seperti pelatihnya dan memberi baekhyun banyak nasehat yang dijawab dengan anggukan polos oleh yeoja tersebut. Baekhyun memejamkan matanya untuk berkonsentrasi, ia menghembuskan nafas pelan dan saat ia membuka matanya,, sorot matanya berubah. Ia melempar bola dengan sekuat tenaga, bola itu menggelinding dan menabrak semua pin yang ada hingga terjatuh. Chanyeol dan chen yang melihatnya hanya bisa menganga, mereka tidak percaya bahwa baekhyun baru saja mencetak strike di awal permainan.

Tanpa sadar, chanyeol berteriak senang sampai-sampai ia berdiri dan bersorak untuk baekhyun "itu luar biasa"

"apa itu tadi ? aku tidak tahu bahwa kau bisa bermain bowling" kata chen menambahkan.

Baekhyun hanya menatap mereka dengan polos dan memiringkan wajahnya "aku sering melakukannya ketika aku kecil"

"apa mungkin ini alasan kenapa chanyeol jatuh cinta padanya" gumam xiumin pelan sambil tetap menatap baekhyun tidak percaya.

Permainan terus berlanjut, baekhyun bermain dengan apik, ia mencetak 3 kali strike tanpa henti. Chanyeol dari tadi terus saja memuji permainan baekhyun. Baekhyun sendiri hanya tertawa canggung dengan pipi memerah karena malu dan berkata bahwa ia hanya beruntung saja. Mereka berdua lalu ber high five dan tertawa bersama.

Xiumin semakin menekuk wajahnya melihat kedekatan mereka berdua. Ia menopangkan dagunya dan mengerucutkan bibirnya melihat kedekatan chanyeol dan baekhyun. Chanyeol terlihat bersenang-senang dan banyak tersenyum saat ada baekhyun disekitarnya. Chen yang melihatnya pun tanpa sadar berkomentar, "sepertinya dia serius dengan baekhyun. Tapi tenang saja, aku hanya akan serius kepadamu noona" katanya sambil mengedipkan matanya ke arah xiumin. Xiumin yang jengah dengan tingkah chen pun berdiri dan mengajak–menyeret- baekhyun untuk ikut membeli minum bersamanya.

Mereka –xiumin dan baekhyun- kini sedang berdiri memilih minuman di mesin minuman. Baekhyun pun menoleh saat merasa xiumin berbicara padanya.

"apakah kau yang mengajak kencan chanyeol atau chanyeol yang mengajakmu kencan ?" tanya xiumin sambil menyandarkan punggungnya di mesin minuman

"aku berkata padanya bahwa aku akan pergi kesalon, dan dia ingin ikut denganku" jawab baekhyun polos

"dia mengikutimu ? bukankah kalian berdua berkencan ? " tanya xiumin ingin tahu

Baekhyun menunduk dan meremas ujung kaosnya " chanyeol memang berkata seperti itu. Tapi aku tidak tau apa arti sebenarnya dari 'berkencan' "

"jadi kau ingin berkata bahwa kau tidak menyukainya ?" xiumin sedikit meninggikan suaranya sambil menatap baekhyun sengit

"mungkin" jawab baekhyun semakin menundukkan kepalanya

"apa maksudmu ? kau tahu bahwa banyak yeoja yang menyukainya kan ? ada banyak yeoja yang ingin sedekar keluar bersama dengannya. Bagaimana bisa kau yang masih meragukannya bisa berkencan dengan chanyeol ?!. Kenapa dia denganmu, padahal dia pernah melakukan hal yang buruk padaku !. "

Baekhyun melebarkan matanya mendengar perkataan tajam xiumin padanya. Dia hanya bisa bungkam dengan tatapan kosong.

"Lagipula, menjauhlah darinya jika kau tidak menyukainya" lanjut xiumin sambil berjalan mendahuluinya.

.

.

Akhirnya xiumin kembali ke arah chen dan chanyeol, baekhyun mengikutinya sambil menunduk tanpa memperhatikan ataupun menyapa mereka. Dia hanya bergumam saat chanyeol bertanya banyak hal padanya. Baekhyun kembali bermain, dia mengambil bola dan melemparkanya tanpa semangat. Dan berakhir dengan bola itu yang menggelinding ke arah gutter. chanyeol yang melihatnya menatapnya heran dan menghampiri baekhyun. Baekhyun tidak memperdulikan chanyeol dan berjalan melewatinya begitu saja. Dia memakai sepatunya dan bergegas pulang dengan mata yang memerah menahan tangis.

Chanyeol hendak mengejar baekhyun, tetapi tangannya ditarik oleh xiumin. Xiumin memohon pada chanyeol agar namja itu tetap disini bersamanya dan membiarkan baekhyun pulang. Tetepi, chanyeol malah melepaskan tangan xiumin dan berkata bahwa ia akan mengejar baekhyun karena hari ini dia sudah berjanji bahwa akan menemani yeoja itu keluar. Xiumin pun terdiam dan melepaskan tangan chanyeol dan saat itu pula chanyeol berlari menjauh. Xiumin menatap nanar punggung chanyeol yang mulai menghilang, dan tanpa disadarinya ada seseorang yang menatapnya dengan tatapan terluka.

.

.

.

**say i love u**

.

.

Langit mendungpun menyambut chanyeol saat ia keluar dari gedung bowling tersebut. Dia menoleh kekanan dan kekiri mencari keberadaan baekhyun sambil terus memanggil namanya.

Author POV end

Xiumin POV

Aku duduk diam di restoran yang ada di dalam gedung ini sambil terus menunduk memikirkan kejadian barusan. Sedangkan chen yang ada disebelahku terus menggangguku dan memanggil namaku agar aku mau menemaninya makan siang. Tetapi aku hanya menjawab dingin pertanyaannya. Pikiranku melayang kemana-kemana. Aku berpikir bagaimana bisa chanyeol menyukai yeoja itu. Padahal aku sudah melakukan apapun untuk orang yang kucintai.

Flashback

"xiumin-ah , ayo kita pulang bersama"

"maaf, aku akan berkencan dengan pacarku hari ini" jawab yeoja itu sambil tersenyum malu-malu ke kedua temannya

"kedengarannya menyenangkan, kapan-kapan kau harus mengenalkannya pada kami ya"

'ketika aku berkencan dengan pacarku, aku mencurahkan seluruh waktu dan uangku agar aku menjadi tipe idealnya. Kosmetik ataupun suplemen, aku mencoba semuanya. Sampai tidak ada akhirnya. Aku hanya ingin terlihat sempurna untuknya. Tetapi, itu malah merusak kulitku.'

"ah appo" kataku saat aku menyentuhkan cream jerawat ke wajahku

"menurutku, kau sudah cukup manis tanpa menggunakan make up. Kau mencoba terlalu keras untuk orang yang kau sukai bukan ?" aku mendongakkan kepalaku saat aku merasa ada suara dan langkah seseorang mendekat kearahku. Dapat kuliah seorang namja sedang memungut kaca yang tadi tidak sengaja terjatuh dari tanganku. Dia tersenyum kearahku dan mengembalikan kaca rias ku.

'itu pertama kalinya dalam hidupku ada seseorang yang memuji wajah naturalku. Namja itu –Chanyeol- menyadari keberadaanku'

Aku berlari sambil terisak tak memperhatikan orang-orang yang melihatku dengan tatapan heran. Biarlah, hatiku sakit, entah mengapa rasanya sangat sesak saat aku tidak sengaja melihat kekasihku tersenyum dan mencium bibir yeoja lain.

'ketika aku mengetahui bahwa namjachingu ku berselingkuh, aku tanpa sadar berlari menemui chanyeol'

"aku tidak bisa menerimanya. Aku ingin mati saja. Aku sudah mencoba dengan keras! Tetapi aku belum cukup untuknya! Aku merasa sangat bodoh" ucapku sambil terisak dan membiarkan airmataku membasahi seragam depannya.

Dia mencoba menenangkanku dan mengelus lembut rambutku "kau salah" katanya lembut

"kalau begitu tunjukkan padaku. Kau bisa melakukannya kan ?" jawabku sambil terus terisak pilu. Ia hanya semakin mengeratkan pelukannya kepadaku tanpa menjawab.

'aku jadi menyukainya karena kebaikannya. Aku melakukan diet untuknya. Aku kehilangan 19 kg dalam waktu dua bulan. Aku ingin menjadi yeoja yang cantik. Aku tidak mau memaafkan seseorang yang menginginkan sesuatu dengan mudah.

Xiumin POV end

.

.

.

Author POV

Hujan pun mulai mengguyur kota seoul dengan agkuhnya. Orang-orang yang tadi berlalu lalang, mulai mencari tempat berteduh, tetapi tidak dengan yeoja yang saat ini menunduk ditengah jalan setapak membiarkan hujan membasahi tubuh mungilnya.

Dilain tempat, seorang pemuda tinggi dan tampan tampak berlari dengan raut wajah khawatir. Ia tidak peduli hujan akan membasahi tubuhnya. Ia berhenti di sebuah jalan kecil dengan nafas terengah-engah. ia menatap langit yang kelam dengan wajah kusut, ia mengkhawatirkan gadis itu.

.

.

Hujan semakin deras dan tidak ada tanda-tanda akan segera reda. Sementara itu, seorang yeoja tengah berjongkok dengan kardus usang di depannya. Ia membuka payungnya dan menempatkannya di atas kardus usang tersebut. Ia mengelus kucing yang menyembut dari kardus itu dengan tatapan kosong. Lalu terdengar suara langkah kaki yang mendekatinya

"ternyata kau disini, baek.." suara bass itu menyapa indra pendengar yeoja tersebut-baekhyun-. Namja itu berdiri tepat disamping baekhyun. Yeoja itu tidak menjawab dan semakin menundukkan wajahnya tanpa memandang siapa orang yang mengajaknya bicara. Ia sudah sangat mengenal suara itu, suara bass park chanyeol, seseorang yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya.

Chanyeol menunduk sedih dan ikut berjongkok disamping baekhyun "apa yang dikatakan xiumin padamu ?" tanyanya. Ingatan baekhyun berputar ke kejadian saat ia dan xiumin berbicara di depan mesin minuman "kenapa kau memilihku ? aku tidak berpikir kalau kita cocok" gumamnya, tapi masih bisa didengar oleh chanyeol

"itu tidak benar" jawab chanyeol sambil menjulurkan tangannya kearah anak kucing itu dan anak kucing itu menjilatnya dengan lucu. baekhyun yang melihatnyapun kaget dan mengangkat kepalanya. Ia heran, bagaimana bisa anak kucing itu menyukai chanyeol, ia pun menolehkan wajahnya kearah chanyeol dan bertanya.

Chanyeol menjawabnya dengan santai, dulu anak kucing itu selalu berlari menjauh darinya, tetapi setelah beberapa kali kesini untuk melihat anak kucing itu, dia mulai terbiasa dengan kehadiran chanyeol.

"aku punya sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu" kata chanyeol sambil menatap baekhyun lembut

.

.

.

Chanyeol POV

"kita sampai" kataku pada baekhyun. Saat ini kami berdiri didepan pagar sekolahku yang dulu.

"disini ?"

"ya, ini sekolah menengah pertamaku. Aku jadi mengingat kenangan itu lagi" akupun melangkahkan kakiku kedalam halaman sekolah. saat aku sadar tidak ada pergerakan disebelahku, aku berhenti dan menoleh kebelakang. Disana baekhyun hanya menatap dalam diam bangunan sekolahku . mau tidak mau, aku pun menariknya untuk mengikutiku

Aku mengajak baekhyun ke bagian belakang sekolahku. Aku menunjukkan padanya sebuah dinding kayu tua yang terlihat berbeda dengan kayu disekitarnya, seperti ada tambalan/? . Ya bagian belakang sekolahku memang terbuat dari kayu.

"bagian ini rusak ketika aku memukulnya. Sedikit agak hancur saat itu, mungkin aku memukul terlalu keras" ucapku sambil menunjuk-nunjuk hasil karyaku.

Sebenarnya aku tidak ingin mengingat-ingat tentang hal ini. Kejadian pahit saat aku duduk di bangku junior high school. Tetapi aku ingin membaginya dengan baekhyun, hanya pada baekhyun.

Flashback

Orang-orang yang berkelahi dan pembully-an adalah hal normal disekolah chanyeol. Untuk melindungi dirinya sendiri dan menghindari masalah, namja itu mulai mengabaikan orang-orang yang ada di bergaul dengan semua orang, dan mengabaikan semuanya, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Sampai suatu saat chanyeol melihat sahabatnya di bully, dia tidak bisa melakukan apapun. Jadi chanyeol mengabaikannya seperti orang lain dang akan berbicara padanya diam-diam tanpa ada yang mengetahuinya.

Hari berikutnya, sahabat chanyeol itu pindah. Dia mengucapkan terima kasih dengan wajah lebam tetapi masih bisa tersenyum tulus kearah chanyeol. Anak itu-sahabat chanyeol- tetap berterima kasih padanya walaupun chanyeol tidak bisa melakukan apapun untuknya.

"sial!" kata chanyeol sambil terus memukul-mukul kayu gedung belakang sekolahnya. Ia terus melakukannya sampai tanpa sadar ia membuat lubang yang cukup besar. Akhirnya ia pun menangis tersedu-sedu untuk pertama kalinya

Flashcabk end

.

.

"baek, kau berkata bahwa kita tidak cocok satu sama lain kan ?. sebenarnya akulah yang tidak bisa bergaul dan dekat dengan seseorang. Aku masih bersembunyi di keramainan, bahkan sampai high school. Aku menyedihkan" kataku sambil tersenyum miris dan mengelus dinding kayu yang dulu kurusak

"itu tidak benar. Kau selalu menjadi pusat perhatian"

"hanya terlihat seperti itu"

"kau tidak akan bisa menjaga pertemananmu jika seperti itu" bentak baekhyun dengan suara yang agak meninggi . "dibutuhkan kepercayaan juga" lanjutnya sambil menunduk

Aku tersenyum simpul mendengarnya, "dan itu datang darimu ?" tanyaku

Baekhyun yang mendengarnya pun membelalakkan matanya dengan wajah memerah, lucu sekali. "ka-kau membuatku mempercayainya. Aku ingin mempercayai orang lain mulai sekarang, meskipun itu sedikit demi sedikit" lanjutnya semakin menunduk

"baek, kau tidak sepertiku, kau tidak mencoba untuk bersembunyi. Aku mengaguminya. baek, aku… aku sudah menyukaimu sejak kita pertama bertemu, sejak kau menendangku saat itu. Aku terlihat sangat tidak keren saat itu"

"aku menyukaimu yang seperti ini" kata baekhyun lirih. Aku yang mendengarnya punsalah tingkah dan menggaruk rambutku yang tidak gatal.

Aku mendekatkan wajahku kearahnya, dan saat itupun ia mendongak. Dengan lembut, aku menyentuhkan bibirku dengan bibirnya. Bisa kurasakan bibirnya yang semanis strawberry. Hanya menyentuh, aku hanya ingin menyalurkan perasaanku padanya. Ciuman dengan perasaan yang lembut, agar baekhyun bisa mempercayaiku dari sekarang dan selamanya.

.

.

.

Baekhyun POV

Kami berjalan dalam diam sambil bergandengan tangan setelahnya. Bukan keheningan yang mencekam, tetapi keheningan yang membuatku nyaman.

Aku takut sendirian, tetapi bersamanya sekarang aku merasa aman.

Aku berpikir bahwa aku tidak akan bisa pergi kesalon-untuk memotong rambut- lagi

"sebenarnya aku lebih suka dengan rambut panjangmu"

"kalau begitu, aku tidak akan memotongnya"

"benarkah ?" katanya sambil berhenti berjalan

Aku pun ikut menghentinkan langkahku "uh—uhm lagipula belum terlalu panjang" kataku terbata-bata

Dia tersenyum kearahku "itu bagus, kau terlihat imut dengan rambut panjang". Aku meliriknya sebentar dan ikut memperlihatkan senyum ku padanya

Ketika kau mempercayai seseorang dan lebih mengenalnya, kau juga akan belajar tentang lukanya.

Seperti aku yang mempunyai luka, begitupun chanyeol

Dan aku putuskan untuk tidak menyembunyikannya

.

.

.

.

*** say I love you ***

.

.

Untuk pertama kalinya, aku merasakan kehangatan dari orang lain.

Aku merasa bahagia dan tentram.

Aku merasa aku sedikit demi sedikit aku mulai mengerti hal-hal indah dengan bergaul dan berteman dengan orang lain

Park chanyeol, selalu ada bayangmu di mataku

|Baekhyun|

-TBC-

Author Note :

Akhirnya selesai juga chapter tiganya,, maaf kalau gak pernah updat /ditimpuk/. Tetep dukung baekhyun, kris dan EXO ya chingu. Sebagai fans yang baik, kita kudu tetep disamping mereka saat jatuh kan ?

Emang sih berita baekhyun punya pacar bikin kaget dan kretek /3 tapi ya, selama baekhyun seneng, ayo dukung keputusan mereka. Liat aka baekhyun sekarang, dia jadi jarang senyum, punya mata panda dan keliatan kurus. Uri baekki pasti juga sedih karena banyak EXOSTAND yang pindah fandom.

Makanya, EXOSTAND kudu tetep sama EXO apapun yang terjadi ya, ayo dukung mereka sampai akhir, dukung kris juga, dukung semuanya. EXO saranghaja!

.

.

Oh iya, maaf kalau banyak typo yaa, semoga suka sama ceritanya dan jangan lupa RnR

-baekberry-