Disclaimer © Masashi Kishimoto
Author © Keiji Wolf
Pairing : Naruto and sasuke
Genre : Romance
Rate : M
Warning : Typo (maybe), EYD (maybe), YAOI (pasti), Lime or Lemon?
DON'T LIKE DON'T READ
Kalo gak suka gak usah dibaca. Langsung klik aja gambar (X) di pojok kanan atas atau klik undo di pojok kiri atas.
.
You're The One Who Make Me Thirsty!
.
Chapter 4 : Flirt or treat?
Cahaya pagi menyilaukan pandanganku ketika aku membuka mata. Sambil mengernyit kulihat tirai jendelaku sudah terbuka lebar. Well, aku tak ingat aku memberikan kunci kamar pribadiku pada pelayan di rumah utama Uzumaki, rumah keluargaku.
Kutatap keadaan sekitar, kamar ini terlihat sangat rapi dari sebelumnya. Apa Sasuke yang membereskannya? Rapi sekali.
Kutatap samping ranjangku, ah... Sasuke sudah tak ada disana. Kurasa dia bangun lebih pagi dariku, tak masalah.
Sambil terpejam aku mencoba mengingat memoriku semalam. Benar, semalam aku bermimpi bercinta dengan Sasuke. Mimpi basah macam apa itu? Aku bahkan tak memasukkan penisku pada holenya. Mungkin aku hanya terlalu stres saat semua keluargaku mendesakku untuk menikah, makannya aku bermimpi bercinta dengan Sasuke yang notabennya adalah lelaki.
Untung saja itu hanya mimpi? Jika benar, aku perlu menanyakan orientasi seksualku. See? Aku masih sangat straight!
Aku beranjak dari tempatku. Selimut putih itu tergeret bersamaan dengan gerakanku. OH, SHIT! Kurasa semalam bukan mimpi!
You're The One Who Make Me Thirsty!
Sekarang aku duduk dengan gusar, hilang sudah 0,0001% ketampananku, Bagaimana tidak? Ketika aku bangun aku sudah dihadapkan dengan kenyataan bahwa aku telah bercinta dengan seorang lelaki tadi malam.
Mulanya aku pikir itu hanya mimpi, tapi ketika aku beranjak dari ranjangku, kurasa saat itu ada yang salah. Yang salah adalah rasa dingin tiba-tiba terasa menyapa di selangkanganku.
HELL!
Aku tak memakai celana! Dan ketika aku melihat bajuku sendiri, lagi-lagi aku melihat sesuatu yang membuatku tercengang, ada bekas sperma yang membekas di bajuku. Saat itu aku baru sadar jika semalam aku telah bercinta dengan Sasuke, dan bekas sperma itu adalah miliknya. Masih teringat jelas dalam memoriku saat sperma Sasuke mengenai bajuku, sebenarnya ekspresinya sangat manis. Sejujurnya, harus ku akui rasanya bercinta semalam tak buruk juga. Hanya saja kenapa penisku tak memasuki holenya?
"kenapa kau berwajah gusar seperti itu, Naruto?" Kini ayah menginterupsiku. Oh ayah, mengertilah aku sedang perang batin. Tak mungkin aku bercerita padamu kalau aku, anakmu yang tampan ini seorang GAY! YANG BENAR SAJA?!
Aku hanya menggeleng, sementara ayah masih menatapku horror.
Risih degan tatapan ayah akhirnya aku beranjak dari tempatku ke dapur. Benar, di sana ada Sasuke dan ibu yang sedang memasak. Entahlah, mereka sedang memasak apa. Aku tak mau tau.
Tiba-tiba aku melihat Kyuubi turun dari lantai atas. Langsung saja aku menghampiri Sasuke dan memeluknya dari belakang, sekedar drama di pagi hari. Terlihat Sasuke sedikit terkejut saat ia sedang memotong buah, kurasa dia sedang membuat salad buah. Sang empu hanya diam saja saat aku memeluknya, bahkan sepatah katapun tak keluar dari mulutnya. Apa dia sedang mengacuhkanku?
Kuperhatikan lagi ternyata Sasuke terlihat manis memakai apron biru mudanya. Saat seperti ini mengingatkanku tentang khayalanku kemarin. Saat aku pulang kerja dan dia akan memanggil namaku seraya berkata 'Okaeri, Naruto-kun. Mau mandi bersama atau makan malam dahulu? Atau memakanku?' sembari naked dengan apron. Well, itu khayalan yang indah bukan? Kurasa setelah kupikir lagi, menjadi gay untuknya juga tak masalah, benar? Sedikit menggodanya kurasa menarik,
"Hai manis" bisikku pelan pada telinganya. Lagi-lagi Sasuke mengacuhkanku. Dia hanya diam saja tanpa membalasku. Hufftt... Biasanya seperti itu saja bisa membuat para wanita mendesah.
Dengan iseng kuselipkan tanganku dibalik apronnya. Lihat saja apa dia akan tetap cuek saat aku memainkan jariku pada puntingnya? Sedikit bermain-main tak masalah bukan? Ku pelintir kedua nipplenya dengan seringaian yang tak luput dari wajah tampanku. Apa dia masih mengacuhkanku?
"N-nh.." dengan kilat Sasuke melepaskan pisaunya dan mengalihkan dua tangannya untuk menutup mulutnya dari desahan yang bertubi-tubi keluar. Manis sekali,
Tangan nakalku mulai turun ke selangkangan Sasuke. Meyentuh bagian yang diapit dua paha itu, mengelus penis Sasuke yang masih dibalut celana dengan intens. Masih setia dengan menahan desahannya, Sasuke nampak kesusahan.
"Feeling great, right?" bisikku dengan menyeringai lebar sembari terus melakukan aktifitasku.
"Nn-gh..." Sasuke langsung mendelik tajam menatapku. Kubalas tatapannya dengan seringaian lebar.
"Tubuhmu menyukainya" ujarku sembari membuka kancing celana Sasuke dengan cengiran nakal tentunya.
"Jangan, Idiot!" ucap Sasuke tak suka. "Ayah dan Ibu akan... N-nghh!" ucapnya sebari berusaha berkata pelan tentunya.
Di lain sisi, kulihat ibu masih sibuk memasak. Setelahnya kuhentikan aktifitasku. Sebenarnya aku tak mempermasalahkan tempat, untukku dimanapun juga tak masalah. Out door sex? Pool sex? Or in bed? Cih, semuanya bahkan sudah pernah kulakukan dengan gadis-gadis sewaanku.
Dengan malas aku mengambil potongan melon yang tadi sempat Sasuke potong lalu memakannya tanpa memperdulikan Sasuke. Aku kembali ke ruang tamu dengan acuh melewati Kyuubi di meja makan.
"How disgusting!" ucap Kyuubi saat berpapasan denganku.
"Are you jealous?" balasku dengan seringaian dan melenggang pergi.
Aku kembali duduk di ruang tamu sambil membaca laporan perusahaan. Terlihat ayah menutup korannya dan menatapku intens.
"Jangan menatapku seperti itu, ayah" ucapku tenang.
"Naruto, hari ini kau tak usah kerja. Kau berusahalah membujuk orang tua Sasuke kemari. Dan akui kesalahanmu karena kau menikah tanpa restu ayah dan ibunya" Ucap ayah sembari menutup koran yang baru ia baca.
"Baiklah, ayah" aku baru ingat, sebaiknya aku segera mencari orang tua bayaran untuk ini.
Dengan cepat aku langsung mengetik sebuah pesan dan mengirimnya pada paman Iruka. 'Paman-tolong carikan orang tua bayaran untukku sebagai wali Sasuke. cari tau juga informasi tentang keluarga Sasuke. Cari tau tentang hutang keluarganya dan lunasi hutangnya'. Kurasa itu sudah cukup impas untuk bayaran servisnya semalam.
Well, sepi sekali keluarga ini. apa Nexy dan Kasum udah kembali pulang? Dan mana Konohamaru? Batang hidungnyapun tak kelihatan.
"Ayah, apa nexy dan kasum ada sudah pulang?" tanyaku pada ayah. Well, aku masih ingat ketika pertama kali Sasuke mengatakan bahwa kakekku pemilik Kurokaze High School. Sekolah prostitusi? Sekolah macam apa itu? Sekolah yang menjual muridnya? Hell!
Tapi jika dipikir lagi, untuk apa kakek membuat sekolah seperti itu? Atau kakek mesum itu juga seorang gay?
"Nexy dan kasum?" ulang ayah.
"Maksudku kakek dan nenek" balasku stay cool. Truely, I'm cool!
"Mereka sudah kembali kemarin" balas ayah dengan sok cool juga sembari meminum tehnya. Tidak, aku lebih cool, ayah. Semua gadis tau siapa yang lebih cool antara aku dan ayah, 10 dari 10 wanita akan menjawab 'Naruto' , itu karena ayah sudah memiliki ibu tentunya.
Baguslah mereka sudah kembali jadi aku tak perlu begitu khawatir ketahuan.
Dari arah lain terlihat Konohamaru turun dengan menenteng PSP barunya. "Yo... selamat pagi semuanya" ucap Konohamaru "Specialy for Sasuke, my brothers wife" ucap Konohamaru dengan seringaian. Cih, sok keren."Oh... selamat pagi calon kakak ipar yang gagal jadi kakak ipar" lanjutnya.
Ha? Calon kakak ipar yang gagal jadi kakak ipar?
Aku melihat arah tatapan Konohamaru, arah ruang tamu. Damn!
"Selamat pagi, Konohamaru, paman dan Naruto" ucap gadis berperawakan sexy itu, yeah sexy...?
"Selamat pagi, Hinata" balas ayah dengan tersenyum manis. Aku menatapnya dengan malas. Untuk apa dia pagi-pagi kemari?
You're The One Who Make Me Thirsty!
Sarapan pagi dengan keluarga memang menyenangkan, tapi jika tiba-tiba mantan kekasihmu datang dan ikut sarapan pagi di rumahmu sementara kau sudah mempunyai 'istri' , apa itu masih menyenangkan?
Sarapan pagi, huh? Serasa memiliki dua istri yang tidak saling akur. Terlihat dari tadi Hinata selalu mencari perhatian pada ayah dan ibu. C'mon, jika disuruh memilih aku pilih satu istri saja. Chk, Merepotkan!
Kyuubi dan Konohamaru duduk di sudut kiri dan kanan meja makan sementara Ayah dan Ibu duduk berdampingan di depanku dan yang membuatku jengkel lagi Sasuke dan Hinata duduk di sisi kiri dan kananku. Benar-benar seperti malapetaka. Ah, benar aku baru ingat kalau aku keren, jadi wajar saja jika aku diperebutkan. Tapi sepertinya hanya Hinata yang memperebutkanku, huft... kenapa Sasuke tenang begitu? Apa dia tidak takut suami terkerennya di rebut wanita lain?
Keep cool, Naruto!
"Hinata, bagaimana kabar ayah dan ibumu? Apa mereka baik-baik saja?" ujar ibu sambil memakan saladnya.
"Mereka baik-baik saja, bibi. Bahkan ayah dan ibu ingin mengundang paman dan bibi makan malam jika paman dan bibi punya waktu luang". Gadis bersurai panjang itu menjawab dengan senyuman.
Benar, ayah dan ibu sangat akrab dengan ayah dan ibu Hinata. Selain rekan bisnis, ayah Hinata adalah teman akrab ayahku sewaktu masih sekolah.
Sewaktu aku putus dengan Hinata karena ia lebih memilih karirnyapun ayahnya dengan khusus meminta maaf padaku. Aku sangat menghormati orangtua, setidaknya ayahku mengajarkanku begitu. Huft...
"Tentu bibi dan paman akan datang jika ayahmu mengundang" kebiasaan ibu jika sudah menyangkut Hinata, Hinatalah yang di prioritaskan. Dari dulu ibu begitu ingin mempunyai mantu seperti Hinata yang cantik, penyayang, pandai memasak dan anggun. Tapi sayang, harapan ibu agar aku meminang Hinata harus pudar.
"Naruto, ada nasi di sudut bibirmu" Sasuke mengagetkan lamunanku, tangannya menjulur untuk menghapus berkas nasi di sudut bibirku.
"..." Deg- apa itu barusan?
Sekecil gerakan tadipun membuat semua orang disini menatapku dan Sasuke. apalagi Hinata yang terlihat tidak menyukai tindakan Sasuke.
"Aku sudah selesai. Terimakasih makanannya" aku tidak bisa makan dengan tenang jika suasananya begini. "Aku akan mengantarkan Sasuke pulang dan meminta restu kedua orang tuanya" ucapku seraya menggandeng tangan Sasuke. sebuah drama kecil sebagai situasi darurat untuk melarikan diri.
"Naruto..." Hinata menarik lenganku, "Ayo makan malam bersamaku malam ini!" ajaknya.
"Ku sesuaikan dengan jadwalku dulu" ucapku. Hinata hanya merunduk lesu.
aku berjalan ke kamar di ikuti oleh Sasuke di belakangku. "Kau terlalu kasar dengannya"
"Bukan urusanmu" balasku dingin. Entahlah, aku masih tidak menyukai cara Hinata menghianatiku. Ia tidur dengan pria lain untuk karirnya dan meninggalkanku ke luar negeri. Sekarang memintaku kembali menjadi kekasihnya? Cih, jangan mimpi!
Aku memasuki kamarku. Dengan segera aku melepas kaos yang kupakai dan mengganti bajuku. Tak sengaja mataku tertuju pada Sasuke, yeah Sasuke sedang melepas bajunya. Dua nipple pinknya terekpose jelas dimataku, tentunya tanpa Sasuke sadari. Uhk, aku jadi ingat kejadian semalam saat dua nipple pinknya menegang. Buru-buru kualihkan pandanganku sebelum si 'junior' bangun. Memang susah memiliki 'junior' yang kuat, bisa aktif dimana saja kapan saja jika dia 'lapar'. My strong junior, aku bangga padamu nak!
"Ayo..." ucapku yang mulai berjalan. Sasuke hanya mengangguk dan mengikutiku menuju garasi mobil.
Dengan cepat aku langsung menyambar ferarri merahku dan memasukinya. "Kita akan ke rumahmu, Sasuke. aku perlu bicara dengan orang tuamu" ucapku seraya memakai sabuk pengaman.
"Itu menyalahi aturan kontrak" ucap Sasuke seraya menatapku. "Kontrak denganmu ataupun dengan sekolahku. Hubungan costumers dan keluarga host sangat dilarang. Aku bisa dikeluarkan jika—"
"Aku yang akan bertanggung jawab. Bukankah sekolah itu milik kakekku?" potongku.
"Hn" Sasuke hanya mengalah dan megalihkan pandangannya.
Dengan segera aku mengemudikan mobilku. Ini petama kalinya aku pergi kerumah orang yang tidak ku kenal. Mungkin aku hanya ingin tau?
Sasuke nampak tenang duduk di sampingku. Jika dilihat dari sini, Sasuke memang nampak manis.
You're The One Who Make Me Thirsty!
Perjalanan yang kutempuh memang agak jauh, sekitar 2 jam. Pantatku sudah sangat panas dan badanku pegal-pegal. Mungkin karena aku jarang menyetir mobil jarak jauh? Suasana hening daritadi menyelimuti kami di sepanjang perjalanan. Kenapa Sasuke begitu cuek?
"Belok kiri, rumah nomor tiga" ucap Sasuke mengaba-abaku, dengan cepat aku mengangguk dan mengambil jalan kiri untuk belok. Kuberhentikan mobilku tepat di depan rumahnya.
Aku beranjak dari tempatku dan keluar dari mobil. "Udara disini sangat segar" ucapku seraya mengendurkan otot-ototku.
Yeah, udara disini memang terasa sangat segar. kuendurkan otot-otot sexyku. Apa Sasuke melihatnya? Bisepku sangat gagah. Sayang untuk dilewatkan para gadis tentunya.
Sasuke berjalan lebih dahulu di depanku. dengan cepat ia mulai mengetuk pintu rumahnya. Tak lama keluarlah seorang gadis yang sangat manis bersurai panjang. Eto... wajahnya mirip dengan Sasuke? apa Sasuke punya saudara wanita?
"Aku pulang. Apa ibu ada?" ucap Sasuke. gadis itu hanya diam dan memberi jalan masuk dengan menatapku cuek.
Gadis itu terlihat manis, sangat manis malah. Sayang, tatapanya dingin dan saat kulihat lagi, dia tak punya oppai. Ah... tapi tak apa, toh dia juga manis.
"Namaku Naruto Uzumaki, aku teman Sasuke dari kota" ucapku mengulurkan tangan sambil tersenyum manis. Senyum andalanku tentunya, coba pikir, gadis mana yang tak luluh melihat senyumanku yang menawan ini?
Sang gadis itu menjabat tanganku dan perlahan melepasnya. Dengan manis dia melihatku, dia membuatku meleleh. Stay cool Naruto! Tunjukan kau lelaki gentle!
"Namaku Itachi Uchiha, kakak Sasuke dan aku bukan seorang gadis" Langsung saja suara bariton itu mengagetkanku.
WHAT THE...?
HELL! DAMN!
Ini kesalah pahamanan, keep calm Naruto...
Dengan perlahan aku mulai tersenyum lagi dengan canggung, "Maafkan aku, kau terlihat manis. See ya" lanjutku sembari mengedipkan mataku.
Shit! Itu di luar perkiraan!
Terlihat di depan sana ada seorang gadis manis bersurai hitam kebiruan sedang memasak. "Kau sudah pulang?" ucapnya dengan senyuman lembut. "Dan siapa yang kau bawa?" lanjutnya.
Aku langsung saja menghampirinya dan mengenalkan namaku, "Namaku Naruto Uzumaki, ucapku yang langsung mencium tangan gadis tersebut. "Salam kenal" aku tersenyum manis.
"Aku ibunya" ucapnya seraya tersenyum.
WHAT THE HELL?!
Ibunya? Mu-muda sekali?
C'mon, jangan bercanda please, kenapa keluarga ini semuanya berwajah manis? jangan jangan ayahnya juga berwajah manis?
"Cih, jangan bersikap bodoh, Idiot" balas Sasuke.
Kupandang Sasuke dengan sinis. Cih, lagipula siapa sangka gadis-maksudku wanita itu ibumu Sasuke?
Aku menatap ibu Sasuke, "Maaf atas ketidak sopananku, bibi" ucapku dengan sedikit membungkuk. "Bibi terlihat muda" ucapku sedikit tersenyum.
"Kau tampan sekali, nak" ucap ibu Sasuke seraya menyentuh wajahku, "Lihatlah goresan matamu indah sekali, senyumanmu, rahangmu , dan lihat ototmu bagus sekali" ucapnya dengan semangat. Jelas, siapa yang tidak tau bahwa Naruto Uzumaki memang tampan, indah dan sexy? Yeah, every people know...
"Tapi sayang sepertinya 'itu'mu kecil" ucap ibu Sasuke dengan senyumannya.
Asal ibu tau saja, 'ini' sudah ukuran super jumbo! Panjangnya saja sudah lebih dari xx cm sudah ukuran diatas orang asia rata-rata!
"Benarkah?" ucapku sedikit jengkel.
"Aku hanya bercanda, nak!" ucapnya dengan menepuk pundakku. "Jangan pasang wajah serius begitu" lanjutnya. "Atau punyamu memang kecil?" chk, apa harus aku buktikan disini?
"Oh yaa... tadi anak buah kakuzu sudah kemari, ia bilang seseorang sudah membayarkan hutang kita. Ibu tak tau pastinya, tapi dengan begitu ibu tidak akan menjadi istri kakuzu yang ke 109" ia tersenyum lega.
109? Niat menikah atau ternak sapi?
Dengan kilat Sasuke langsung memandangku. "Baiklah" ia menatapku tajam. "Kita perlu bicara" ucapnya menarikku keluar.
"Hati-hati, nak" ucap ibu Sasuke dengan bahagia, mungkin karena tidak jadi menikah?
Dibawanya aku ke kamar Sasuke,"Kau yang membayarkan hutang keluargaku?" tanyanya to the point.
"Kurasa begitu" jawabku.
"Aku tak mau punya hutang. Sisanya akan ku lunasi" balasnya angkuh.
"kalau begitu cepat lunasilah" ucapku malas, "tapi sesuai kontrak kita kau tidak boleh berhubungan dengan costumermu" lanjutku.
"kalau begitu akan ku bayar dengan kerja part time"
"ibuku akan marah jika kau bekerja part time" sanggahku, Sasuke nampak terdiam.
"bekerjalah padaku. setiap aku menciummu akan kubayar kau 50 US Dollar, jika aku melakukan oral denganmu kubayar kau 500 US Dollar. Dan jika bercinta denganku akan kubayar kau 1000 US Dollars, bagaimana?" Sasukehanya terdiam menanggapi pertanyaanku.
You're The One Who Make Me Thirsty!
Makan malam bersama keluarga ya, entah mengapa saat makan malam bersama keluarga Sasuke tadi terasa hangat. Ayah Sasuke sudah kembali, badannya kekar sekali. Cocok sekali dengan pekerjaannya sebagai bodyguard pemeritah. Namun yang masih aku tak percaya, Itachi yang ku kira seorang gadis karena kecantikannya justru adalah Komisaris Jendral di Kepolisian?
Malam ini aku tidur sekamar dengan Sasuke. yeah, karena tidak ada kamar tamu. Tapi keluarga ini mengajarkan arti 'kesederhanaan' untukku.
"Sasuke" panggilku pada Sasuke yang sedang menata futonnya.
"Hn" balasnya singkat.
"Malam ini aku tidur di sampingmu" ucapku singkat sembari tidur di futon yang baru saja di tata Sasuke.
"Ambil futonmu sendiri" lanjutnya.
"Perintah" ucapku malas. "Kemari tidurlah di sampingku"lanjutku sambil menepuk bagian samping sisi kosongku.
"In your dream" Sasuke justru beranjak mengambil futon baru.
"I'm your master and your husband at all" balasku dengan cengiran.
"Shut up, you're not my husband!" balasnya yang langsung bergerak tidur di sampingku, sebenarnya Sasuke itu manis. Tapi entah kenapa sikapnya cuek sekali.
Ku peluk Sasuke dari belakang "Sasuke, ayahku ingin kita menikah ulang" tak ada jawaban dari Sasuke.
"Ayahku mungkin sudah menyiapkan tanggalnya. apa kau mau menikah denganku?"lanjutku. "Aku memang lebih tertarik dengan wanita, tapi keputusan ayah adalah mutlak"
"Bagaimana jika kita membuat perjanjian baru?" ucapku. "Hutangmu padaku akan lunas jika kau mau menikah denganku dengan kurun waktu 2 tahun. Aku akan tetap membayarmu 50 US Dollars setiap kali aku menciummu, 500 US Dollars setiap kali kita bermain oral. Dan 1000 US Dollars setiap kali kita bercinta. Bagaimana?" lanjutku.
"Bagaimana jika aku menolak?" balasnya.
"Tak ada pilihan 'menolak'" ucapku tegas.
"Kau benar-benar buruk dalam membuat kesepakatan" lanjutnya.
"Terimakasih" balasku.
"Aku bukan memujimu, bodoh!" Sasuke berbalik menatapku.
"Aku juga mencintaimu" aku tersenyum kecil sembari menatap ekspresi kesalnya.
"Jerk"
"Love you"
Mungkin aku memang mulai menyukai Sasuke, sifatnya yang angkuh juga cuek sejujurnya membuatnya manis.
Dengan cepat kutarik dagunya dan kucium bibirnya. kecupan lembut yang berubah menjadi panas saat lidahku memasuki rongga mulutnya. Kujilat langit-langit rongga mulut Sasuke dan ku absen setiap inci miliknya. Lidahkupun mulai menjiat lidahnya, dan menariknya keluar dari rongga mulut itu, dan ketika lidah itu benar-benar menjulur keluar, ku sesap lembuh lidah Sasuke. saling menyesap lidah satu sama lain "Nnh" Sasuke terdengar sedikit mendesah saat ku gigit kecil lidahnya. Dan saat kami berhenti berciuman, benang saliva terbentuk diantara bibirku dan Sasuke lalu memutus secara perlahan.
"Aku hard" ucapku sambil menunjuk penisku yang sudah mulai berdiri.
"Pervert Man" lanjut Sasuke sembari meremas penisku. Aku sedikit mengernyit sakit.
"I'm still young, I'm still 19 years old" lanjutku.
"and I'm still 17 years old" balasnya. "I'll give you a blowjob"
"No, give me your hole"
"In your dream, idiot!" jawab Sasuke sarkastik. Tapi justru ia nampak sangat manis jika begitu,
"Then, satisfy me" lanjutku mengecup kembali bibirnya.
Tangan Sasuke bergerak naik turun memanjakan penisku yang masih berada di dalam celana, dan tangankupun juga sama, memanjakan miliknya di tengah cumbuanku. Ciuman itu terkesan panas saat ia mencoba mehan desahannya. Aku tau tubuh Sasuke sudah sangat terangsang.
Kehentikan ciumanku dan ku tindih Sasuke diatas futon. Kutarik ke atas kaosnya dan terlihatlah dua nipple pink miliknya. nipple pink yang menjadi obsesiku dari kemarin, nipple pink yang hampir membuat juniorku bangun.
"I really like big boobs, but I prefer yours" lanjutku sembari menghisap dan memilin nipple pinknya secara bergantian. Nipplenya berubah menjadi menegang, dan semakin menggodaku untuk terus menghisapnya.
"Ngh-Are you gay?" balasnya.
"I'm gay today because of you" lanjutku seraya menciumi lehernya. Menghisap dan menggit kecil lehernya, sekedar membuat love mark.
Kuciumi lehernya seraya memilin nipplenya terus menerus. "Nghh" suara desahan terdengar semakin intens dari bibir Sasuke.
Tangan Sasuke mulai bergerak membuka resleting celanaku. Benar, 'Naruto junior' sudah merasa sesak di dalam sana. Sasuke terlihat kesulitan membuka celanaku, dengan cepat kulepas sendiri celanaku hingga menunjukkan penisku yang sudah setengah berdiri. Kubuka juga celana Sasuke, terlihat penisnya yang menegang juga. So erotic...
Aku menyeringai "Give me a blowjob"
Sasuke mengangguk, ia bergerak duduk seraya melepas bajunya. Terkulitnya yang putih halus, jika diperhatikan lagi kulitnya lebih putih daripada milik Hinata. Membuatku semakin terangsang.
Kutidurkan tubuhku diatas futon sementara Sasuke mulai duduk di pahaku dan memberiku blowjob.
'slurp'
Rasa nikmat menjalar menyerang penisku tatkala rongga basah Sasuke mengulum penisku, membuatnya semakin menegang.
Lidah Sasuke bermain menjilati penisku dan sesekali mengulumnya. Tangannya juga aktif mengocok penisku atau sekedar meremas dua rudalku. Jika dilihat dari sini Sasuke nampak begitu erotis. Rasanya penisku bertambah tegang saat aku memikirkan hal erotic dari Sasuke. cairan precum terus keluar dari penisku.
Sesekali Sasuke menumpahkan salivanya pada penisku sebagai pelumas kocokan tangannya. Kurasa Sasuke mulai nakal sekarang, karena kemarin malam ia hanya 'bekerja' atas perintahku.
"A naughty pet" ucapku seraya menuntun kepala Sasuke untuk berciuman, tangan Sasuke masih setia mengocok penisku.
Ku balikkan posisiku, ku tindih Sasuke dan ku manjakan penisnya. "Ahhn.." desahnya saat tanaganku dengan lihai mengocok penis Sasuke. Sama sepertiku tadi, cairan precum menetes dari penisnya dengan sangat erotic.
Ku buka pahanya lebar-lebar hingga terlihat hole sempitnya. Shit! Can I bear it? . Kucium penisnya, "Nghh..." Sasuke mendesah saat aku bergnti menjilati holenya. I want this hole so bad...
Kumasukkan satu jariku pada hole sempitnya, Sasuke nampak terkejut "Keluarkan, idiot!" ucapnya.
"Apa kau takut sakit?" ucapku seraya menggerakkan satu jariku keluar masuk.
"Nggh... Idiot!" Sasuke terdengar menahan desahannya. Kumasukkan dua jariku pada holenya, menggerakkannya keluar masuk kembali hingga jariku yang ketiga.
"Nnh..cepat.. keluarkan idiot" ucapnya, namun wajahnya sangat tidak mengisyaratkan bahwa ia ingin aku mengeluarkan tanganku.
Aku terus mengocok penisku sendiri, melihat Sasuke seperti itu membuat libidoku semakin terangsang.
"keluarkan apa? Keluarkan penisku dan memasuki holemu?" ucapku menggodanya.
Bagaimanapun, Sasuke nampak menikmatinya. Kupercepat gerakan keluar masuk jariku pada holenya. "Ahhn, Na-Naruto.." desahnya seraya mengalungkan tangannya pada leherku.
"Katakan" seringaiku. Desahan erotis kembali terdengar saat kukocok penis Sasuke juga, meneteskan precum yang mengalir terus-menerus di batang kejantannya hingga mengenai tanganku.
"Give me your penis" ucapnya. Aku menyeringai menang.
Kutarik jariku dari holenya dan mengangkat pantat Sasuke agak ke atas seraya menyiapkan penisku di depan holenya "Kunci kakimu ke pinggangku" lanjutku. Sasuke menurut dan melakukannya.
Kumasukkan perlahan penisku pada anus Sasuke. Semakin masuk lebih dalam semakin terasa rektum Sasuke menjepit penisku. "Uhk" desahku. "Milikmu ketat sekali, menjepit penisku" ucapku dengan susah payah menahan jepitan rektum sasuke.
Sasuke manatapku sayu, "give me a kiss" aku mengangguk dan mecium bibirnya dengan panas, menyesap dan mengulum bibirnya dalam cumbuan panas.
Dengan perlahan, mulai ku gerakkan pinggulku maju mundur, keluar masuk pada holenya. Sasuke nampak melepaskan ciumanku dan mulai mendesah "Nggh-nhh"
Kupercepat gerakan pinggulku, shit! penisku benar-benar dijepit oleh hole sempitnya. Rasanya nikmat, sialan. Apa ini rasanya seorang virgin? Ah, wanita virgin lain yang pernah kutiduri tidak seperti ini. ini begitu ketat dan nikmat!
Ku hentak lubang analnya tanpa ampun, "shit!" racauku seraya terus menggerakkan pinggulku maju mundur. "Ahhk..." nikmat.. tak kusangka bercinta dengan Sasuke bisa senikmat ini.
"Nn-nghh, Naruto-ahhk!" Sasuke juga terus mendesah dengan gerakanku. Rektumnya terus menjepit milikku dengan ketat.
"Fuck! –Ahh-sempit!" aku melenguh nikmat, peluh membanjiri tubuhku hingga membuat bajuku basah.
Sial, Sasuke nampak sangat erotis. "Na-hh-ru-to" Sasuke nampak menyuarakan namaku saat genjotanku kupercepat, decakan becek terdengar dari liang anus Sasuke, membuatnya semakin erotis.
"-Sasuke-Aghh! You're so erotic" ucapku di sela-sela libidoku yang memuncak semabari terus menyodok anus Sasuke.
Sasuke tidak membalas dan terus mengerang dengan genjotanku. "-yours-aghh-so-hu-ge" racaunya. "hurt-hhh" aku mengerti apa yang dia maksud, ini pertama baginya bukan?
"Jika sangat sakit, peluklah aku lebih kencang" ia mengangguk, lantas tangan Sasuke nampak bergerak mempererat pelukan di leherku seakan menahan rasa sakitnya.
Persetan dengan apapun, yang kupikirkan sekarang adalah meluapkan kenikmatan ini. ku percepat genjotanku lebih dalam. Sasuke mengerang saat penisku lagi-lagi berhasil menghantam prostatnya. Bunyi erotis di anus Sasuke terus terdengar di telingaku, membuat nafsuku semakin memuncak.
"Lebih-hhh-cepat-Agh!" pinta Sasuke. Tanpa kau mintapun aku akan melakukannya untukmu.
"As your wish" ucapku langsung menghentakkan pinggulku dengan keras dan dalam dengan ritme lebih cepat.
"Ahh-hhh-ahhk!" Sasuke semakin keras mendesah, aku yakin hentakkanku mengenai prostatnya lagi dan lagi "-Naru-hhh"
Kejantananku mulai berdenyut liar saat hentakkanku terus ku layangkan keluar masuk pada rektum Sasuke bertubi-tubi. Sial, rektumnya semakin menjepitku!
Sasuke nampak terengah-engah "Naru-hhh-a-aku-Aghh!" Sasuke semakin menguatkan pelukannya pada leherku hingga kurasakan kukunya mencakar leherku. Entah karena nikmat atau sakit yang ia rasakan.
"Aghh! Aku juga, let me cum inside" ucapku seraya terus menyodok anusnya.
"Outside!" balas Sasuke cepat.
"Apa? Aku tidak dengar" ucapku sembari terus menggerakkan pinggulku lebih cepat dan lebih dalam. aku dengar, namun aku ingin mengeluarkannya di dalam.
"-Aghh-hhh" aku meracau tak jelas, kututup mataku seraya menikmati jepitan sempit Sasuke. beberapa hentakkan lagi, "Aghh" racauku, sialan. Ini begitu nikmat...
Kurasakan otot penisku mulai menegang naik hingga otot perutku ikut mengejang, aku masih menyodoknya saat penisku mulai mengeluarkan spermanya pada lubang Sasuke, menyembur bagian dalam lubangnya.
Disisi lain Sasuke semakin memelukku, rektumnya semakin menjepit penisku dan tubuhnya melengkung dengan cantiknya saat ia memuncratkan sarinya pada perutnya dan bajuku lagi. "Aghh-hhh-naru" lenguhnya.
Kutarik penisku dari lubang sempit Sasuke hingga berbunyi 'plop', spermaku meluber dari lubangnya dengan perlahan. "So erotic" ucapku.
"Pervert, Idiot!" ucap Sasuke jengkel.
Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan Sasuke. bajuku sudah sangat basah karena keringat, shit! Kulepas bajuku hingga terlihat otot-otot sexyku. Apa Sasuke melihatnya?
"Seharusnya kau bahagia memiliki calon suami yang six pack sepertiku" ucapku sembari tertawa renyah.
"Idiot" ucapnya singkat.
"Ayo kita bermain babak kedua, Sasuke?" ajakku dengan cengiran lima jariku.
"Fuck you!" ucap sasuke lagi-lagi kasar padaku.
"What? you want me to fuck you?" jawabku dengan seringaian nakal.
"You Asshole" kini sasuke benar-benar berwajah jengkel.
"Love you too" balasku mebalas kalimat kasarnya sembari mencium keningnya. Anggap saja kalimat kasar itu adalah ungkapan cinta Sasuke untukku, benar? "Hei Sasuke, apa arti aku untukmu? Maksudku kata yang menggambarkan aku untukmu sekarang? Diawali dengan kata B dan di akhiri dengan kata D?" c'mon jawablah 'boyfriend'.
"Bastard" jawabnya singkat.
What the fuck, why can't you just say that i'm your boyfriend?
...
...
..
.
To Be continued...
.
..
...
...
You're The One Who Make Me Thirsty!
Yo Wolf kembali...
Padahal Wolf janji bakal update ga sampe stengah tahun? wolf nepatin kan? hanya 5 bulan lebih dikit baru update. -hajared-
Ada penggalan-penggalan peristiwa di manga yang Wolf masukin di fict ini. bagian terakhir tentang boyfriend, karena menurut wolf keren. haha
Thanks buat yang kemaren udah review fict ini. Thanks yang udah baca, dan thanks untuk readers yang selalu menjadi penyemangat.
special thanks to :
Michaelis lucifer , Guest, Cosmo, kirei-neko, Ku BlueBlack31, Crowcakes, Kuro Rozu LA, Guest2, Himawari, Nam Min Seul, Shin Min Yo, Ichikawa Arata, Naminamifrid, Guest3, Jung Yunjae13, Shawokey, Pie Choco, Jasmine DaisynoYuki, iche'cassiopeiajaejoong , Yuu Matari , MoodMaker , dark , gueast4, Ilma, Aizawa sakurai, rylietha'kashiva , sekikaoru, liaoktaviani'joaseo.
Terimakasih atas reviews, masukan kritik, dan saran kalian. Terimakasih juga untuk silent readers yang sudah mampir.
Kalian Luar Biasa!
Semua kejadian dalam fict ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, karakter, peristiwa, tempat maupun ide (Ide original cuy).
Salam
keiji wolf ^^