LOVE
Disclaimer: Masashi Kishimoto.
Genre: Romance, Crime, Supranatural
Rating: M
pairing: NaruSasu
Warning : Yaoi, Typo, OOC
Dont't like don't read
Chapter 4
Selesai pertemuan keluarga, yang beragendakan pembahasan pertunangan sang sulung Namikaze dan sang Bungsu Uchiha, Kushina memutuskan bahwa Naruto malam ini akan menginap di Mansion keluarga Uchiha. "Nah, untuk giliran minggu ini, bagaimana jika dimulai dari kamarnya Sasuke-kun terlebih dahulu ?" tanya Kushina dengan senyum 'manis'nya, dan tentu tanggapannya adalah...
.
.
"Ka..." ucap Sasuke
"...Mar" lanjut Naruto
.
" Betul sekali kamar Sasuke Tentunya Naruto. kalian bisa menghangatkan hubungan kalian dengan bebas jika kalian bersama" ucap Mikoto yang ditanggapi dengan senyum mesumnya Kushina.
Naruto hanya menepuk jidatnya, karena merasa perkataan sang ibunda dirasa terlalu vulgar.
Sedangkan Sasuke jelas menolak mentah-mentah perkataan itu. " A-aku tidak ingin sekamar dengan si dobe-ga..Na-Naruto maksudku" Sasuke langsung memperbaiki perkataannya setelah melihat seringai sang ibunda, dia memilih jalan aman dari pada ibunya memberikan usulan yang lebih gila lagi. Mendengar panggilan untuk Naruto dari Sasuke dirasa sudah benar, senyum langsung mengembang diwajah Mikoto, dan tentu juga Kushina pastinya.
"tidak ada penolakan Sasuke! Semakin kau menolak, Tou-san tidak akan segan-segan merubah pesta pertungan yang seminggu lagi diadakan mejadi pesta pernikahan kalian" ancam Fugaku, walaupun dalam hati Fugaku dan Minato mereka berdua sependapat bahwa istri-istri mereka memanfaatkan pendekatan anak-anak mereka untuk memuaskan hasrat Fujo mereka. Sasuke yang mendengar ancaman itu langsung shock. Sedangkan Itachi dan Kurama mereka hanya memasang seringai mereka ketika mengetahui usul menakjubkan Kushina dan Mikoto.
"apa? Tou-san tidak bisa melakukan itu padaku!"
"Tentu saja bisa Sasuke" ucap minato, yang disertai anggukan Fugaku.
"sebaiknya kau menjadi anak penurut otouto, jika tidak masa singlemu hanya tersisa seminggu lagi" ucap Itachi.
"hn"
'tch, aku belum ingin cepat-cepat bersuami. Mereka mungkin mempunyai rencana cadangan yang gila, seperti memasukan obat perangsang dalam makananku dan si dobe-gay kemudian mengurung kami dalam satu kamar.' Batin Sasuke
'Shit, apa yang sudah kupikirkan? Sepertinya otakku bermasalah!' batin Sasuke lagi.
'Hahh, lebih baik aku cepat mengistirahatkan diriku dari perdebatan ini' batin Naruto, dan secara tidak sadar dia tertidur saat itu juga. Maklum saja saat ini dia sedang tidak enak badan, seluruh tubuhnya lemas, dan saat ini dia harus berhadapan dengan perdebatan yang sedikit kurang normal menurutnya.
Tidak ada yang menyadari jika ternyata Naruto tertidur, mereka semua sedang asik membicarakan konsep pesta pertunangan antara Naruto dan Sasuke, kecuali sasuke yang hanya menanggapi usulan-usulan tersebut dengan 'hn' andalannya.
"baiklah kita putuskan begitu saja, bagaimana Sasuke?" ucap Mikoto
"hn"
"kalau begitu tinggal Naruto saja. Bagaimana Naru?" tanya Kushina
"..."
"Naru" panggil Minato
"..."
"Naru" ucap Kushina sambil menggoyangkan bahu sang anak khawatir.
PLUK
Naruto terjatuh dan bersender kepada Kushina. Mengetahui anak sulungnya hanya tertidur dia tersenyum lega.
"syukurlah, Naru hanya tertidur"ucap Kushina kemudian mengusap kepala anaknya penuh kasih sayang
"Senpai benar-benar butuh istirahat. Otouto, bawa Naruto-senpai ke kamarmu!"
"kenapa harus aku? Biar rubah itu saja" ucap Sasuke
"kau itu tunangannya, jadi kau yang harus membawa Nii-san ke kamar. Dasar pantat ayam"
"hn"
Sasuke tetap diam ditempatnya tak bergerak. Dia tetap tidak mau membawa sang calon suaminya ke ranjang mereka. melihat anaknya tetap tak mau bergerak, Fugaku menyuruh Sasuke membawanya kekamar sekali lagi, dengan mengatakan bahwa Naruto sedang sakit.
Saat ini Sasuke sedang merebahkan tubuh Naruto di kasur. Bagaimana dia membawa Naruto ke kamar ? dengan menggendongnya ala bridal style? Tidak! Tentu saja tidak, selain karena dia sangat tidak mau melakukan adengan romantis itu, yang membuatnya bergidik geli, alasannya adalah tentu saja ia tidak kuat menggendong Naruto ala bridal style. Dia hanya mengalungkan lengan naruto dilehernya dan membawanya ke kamar. Tentu saja ia sangat kesulitan membawa orang yang sedang tidur dengan cara seperti itu.
Ketika ia melihat wajah pucat Naruto, ia teringat akan pembicaraan para orang tua mereka beserta Itachi dan Kyuubi, mengenai keadaan Naruto, penyebab Naruto menjadi Sakit dan lemas seperti ini.
FLASHBACK
Sasuke akhirnya menurut, untuk membawa Naruto ke kamarnya. Menurutnya itu lebih baik ketimbang mendengarkan ocehan para orang tua, atau lebih parahnya mendengarkan fantasi liar para ibu mengenai dirinya dan Naruto. hei, dia masih belum menerima dengan tulus pertunangan itu, jadi wajarkan jika ia merasa risih dan err~ geli. Begitulah menurut Sasuke.
"Maafkan anak kami Sasuke ya, kushi-chan, Minato? Sasuke masih saja menghina Naruto keterlaluan seperti itu, padahal berkat Narutolah, Sasuke pulang dengan baik-baik saja saat ini"ucap Mikoto penuh sesal.
Sasuke yang tidak sengaja mendengar percakapan itu ketika sedang menaiki tangga, karena penasaran mengapa namanya dibawa-bawa. Memutuskan untuk mendengarkan.
'mengapa kaa-san meminta maaf? Memang apa yang dilakukan si dobe ini sehingga aku dapat pulang dengan baik-baik saja?'batinnya
"tidak perlu meminta maaf Mikoto-chan, ini bukan salah Naruto lakukan adalah melindungi Sasuke-kun dengan seluruh kemampuannya. Itu sudah sewajarnya kan" jawab Kushina
"dia menolong Sasuke ketika ada makhluk gaib yang akan menyerangnya dan mengakibatkan Sasuke mendadak tidak enak badan. Jika bukan karena Naruto yang menjadikan dirinya umpan, mungkin saat ini Sasuke akan jatuh sakit." Ucap Fugaku
"sungguh beruntung otouto memiliki senpai, tetapi disaat yang sama otouto ku itu benar-benar keterlaluan sekali"
"pantat ayam tidak tahu diuntung" sambung Kyuubi
"sudahlah Kyuu, kau tidak boleh begitu pada Sasuke, dia tidak mengetahui kemampuan Naruto yang sesungguhnya, dia juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sewaktu mereka dikelas berdua. dia tidak mengetahui bahwa Naruto mempunyai indra ke-6, dan membuat dirinya sebagai umpan agar makhluk itu berhenti mengambil energinya Sasuke. Jangan kau salahkan calon kakak iparmu lagi" ucap Minato, dan hanya dibalas helaan nafas oleh Kyuubi.
"sekali lagi maafkan Sasuke ya Minato, Kushi-chan. Kami berharap Naruto kembali pulih esok hari" ucap Mikoto. Fugaku yang mengetahui istrinya sangat sedih hanya dapat memeluk dan menenagkannya.
Sasuke yang mendengarnya terheran-heran akan maksudnya sekaligus kaget. Dia tidak mengerti maksud pembicaraan itu, banyak pertanyaan yang berkumpul di otaknya saat ini.
FLASBACK END
Dengan termenung dikursi kamarnya, dirinya memikirkan percakapan itu. Sasuke penasaran, dilihat dari kondisi Naruto, dia tahu Naruto sangat lemah saat ini. Banyak hal yang ingin dia ketahui.
'Apa yang terjadi dikelas?'
'Apa yang dilakukan Naruto?'
'Bagaimana bisa Naruto membuat dirinya sebagai umpan? Padahal waktu itu mereka hanya berbincang-bincang?'
'Sejak kapan Naruto mempunyai indra ke-6?'
'Energi? Memang jika energinya diambil kenapa?'
"aku harus menanyakan hal ini pada si dobe langsung. Dia harus menjelaskan sejelas-jelasnya padaku!" ucap Sasuke
"ngghh"
Sasuke mendengar erangan Naruto, melihat naruto yang seperetinya gelisah, dia memutuskan untuk mengecek keadaan Naruto. 'si dobe ini merepotkan saja, seperti anak kecil yang sedang sakit'batinnya
Sasuke memutuskan untuk ngecek suhu bandannya, mengetahui bahwa Naruto tidak demam tetapi berkeringat dingin seperti itu, Sasuke memutuskan untuk mengambil lap, supaya dapat dipakai untuk mengelap keringat naruto. setelah mengambil lap, serta baskom berisi air hangat, Sasuke menyadari sesuatu.
'kenapa aku harus repot-repot mengurusi si dobe penyuka sesama jenis ini? Dia kan sudah bukan anak kecil lagi, jika sakit ya urus saja dirinya sendiri.'
"syukurlah kau baik-baik saja Sasuke"
Sasuke yang mendengar itu, langsung menatap Naruto, ternyata Naruto hanya mengigau saja. Bahkan dalam mimpinyapun sepertinya Naruto tetap mengkhawatirkan keselamatan Sasuke. Padahal jika dilihat dari kondisi yang sebenarnya yang perlu Naruto kahawatirkan itu keadaanya saat ini.
"dasar dobe merepotkan" keluh Sasuke. Sasuke mencelupkan lap yang dia bawa kedalam baskom berisi air, setelah itu dia peras dan lipat. Dia duduk disamping ranjang dan mulai mengelap wajah dan tangan Naruto, karena Naruto berkeringat sekali.
Naruto POV
"Nnnghh, dimana aku sekarang?"
Aku melihat ruangan ini, kamar dengan cat warna biru, buku-buku yang tersususn rapi di raknya, dan apa ini? Lap? Kenapa ada lap di keningku? Aku melihat kearah sofa. 'Sasuke?' batinku. Perasaan tadi aku tertidur di ruang tamu ketika rapat keluarga berlangsung. Kenapa aku ada disini? Sepertinya ini dikamar Sasuke. Tidak mungkin jika ini ada di hotel kan? Si teme ini pasti adalah orang pertama yang lebih memilih tidur dijalanan, dari pada membawaku ke hotel dan dia juga tertidur dikamar yang sama.
Aku turun dari ranjang, menghampiri Sasuke dengan membawa selimut. Dia pasti kedinginan, aku takut membangunkannya jika aku menggendongnya kekasur. aku mengelus kepalanya. Sepertinya dia kelelahan karena merawatku. Tunggu dulu, merawat? Aku tersenyum menyadari bahwa my lovely teme ternyata merawatku. Ah, dia memang tipe istri yang baik.
"Dobe?" gerakanku berhenti ketika dia terbangun.
" kau sudah bangun ternyata. Maafkan aku, jika aku sudah membangunkanmu" ucapku, dengan senyum tulus.
"Mau apa kau dobe? Jangan coba-coba mennyentuhku!"
Aku yang mendengar perkataannya hanya tersenyum, dan menyelimutinya. " aku tidak mau apa-apa. Lihat? Aku hanya menyelimuti saja. Aku tak ingin tunanganku sakit" jawabku
"kau pikir aku ini dirimu? Dan jangan menyebut dirimu itu tunanganku, kita bahkan baru saja diberi tahu tadi sore"
"hei, aku ini juga manusia tahu. Manusia itu juga bisa sakit. Hoo~ baiklah jika aku tidak akan menyebutmu tunanganmu"
"hn"
"ini sudah waktunya untuk makan malam istriku" aku menyeringai senang. Aku tidak salah kan ? aku tidak memanggilnya tunanganku bukan ? hahahah
"aku bukan istrimu! Aku tidak sudi menikah dengan gay sepertimu!" ucap Sasuke
"tadikan kau sendiri yang memintaku untuk tidak memanggilmu tunanganku? Jadi aku langsung saja memanggilmu istriku?" aku mengabaikan pernyataannya bahwa dia tidak sudi menikah denganku. Sakit? Tentu saja hatiku sakit, jika orang yang aku cintai mengatakan hal seperti itu.
"sialan kau dobe."
Aku hanya tersenyum dan duduk di sebelahnya. "terserah kau ingin bilang apa? Aku sudah terbiasa"
Naruto POV end
Sasuke POV
Aku hanya melirik si dobe ini. Sialan si dobe ini, sejak kapan di menjadi seperti ini? Kelakuannya membuatku geli saja. Tetapi aku teringat sesuatu berkat percakapanku tadi.
"bagaimana keadaanmu, dobe?" tanyaku, bagaimanapun juga aku tidak ingin usahaku menggendongnya sia-sia, jika dia masih belum baikan juga.
"mengkhawatirkanku, suke? Tenang saja aku sudah merasa baikan kok. Terimakasih atas perawatanmu, suke-chan"
Lihat kan? Dia malah tersenyum. Cih, bisa tidak sih dia menghilangkan senyumannya itu. Itu membuatku merasa bertambah geli. Dasar sok keren, dan apa-apaan itu embel-embel '-chan' yang dia berikan? Dia kira aku perempuan apa?
"jangan memanggilku 'suke-chan' , atau aku dengan senang hati memukulmu hingga mulutmu tidak dapat berbicara lagi" ancamku
"coba saja kalau kau mampu, teme" ucapnya. Tsk, dia kira aku tidak mampu melakukan itu apa.
"aku mampu dobe!"
"ya ya.. aku percaya kau bisa teme" ucapnya. Aku meliriknya, sepertinya dia masih sedikit lemas, tterlihat dari wajahnya.
"dobe, ketika aku membawamu ke kamar, aku sempat mendengar pembicaraan kedua orang tua kita. Mereka bilang kalau kau membuat dirimu sebagai umpan, agar aku selamat, sewaktu kita mengobrol di kelas tadi. Itu apa maksudnya ?" tanyaku. Aku sudah benar-benar penasaran, dan tidak tahan lagi untuk tidak menanyakannya.
"menguping pembicaraan orang tua itu bukan perbuatan baik,teme"
Sasuke POV end
Sasuke yang mengetahui bahwa Naruto mencoba untuk mencoba untuk tidak menjawab pertanyaannya, hanya menghela nafas. " jawab pertanyaanku dobe. Jawabanmu tadi sama sekali bukan jawaban dari pertanyaanku" ucap Sasuke.
Naruto yang mendengar ucapan Sasuke hanya tersenyum, dan mulai mengalihkan pandangannya dari langit-langit kamar Sasuke. Naruto menatap Sasuke dan mengusap pipinya Sasuke. "kau penasaran sekali"ucap Naruto. Sasuke menepis tangan Naruto, dia merasa hatinya terasa aneh ketika melihat senyum Naruto, ditambah sentuhan Naruto dipipinya. "jangan sentuh aku dobe. Tentu saja aku penmphh.." ucapan Sasuke terpotong. Sasuke merasa kaget sekali, ketika tahu dirinya sedang di cium oleh Naruto.
Naruto memeluk pinggang Sasuke, dan memperdalam ciuman mereka. "mmh.. mmpph..hhh" Sasuke memukul-mukul dada bidang Naruto, mencoba untuk melepaskan ciuman Naruto, tetapi Naruto malah semakin memperdalam ciumannya, dan itu membuat Sasuke merasa hatinya semakin merasa akan meledak saja. 'apa yang terjadi padaku? Mengapa rasanya aneh sekali? Apa mungkin ini karena aku merasa jijik?' batin Sasuke. "mmh.. " Sasuke memejamkan matanya, tanpa ia sadari dirinya mulai menikmati ciuman itu.
Naruto tersenyum disela ciumannya, ia mengetahui Sasuke menikmati ciuman ini, karena sudah tidak ada pemberontakan lagi dari Sasuke. Naruto melepas ciumannya, dia menyudahi ciumannya dan kemudian tersenyum. Naruto memeluk Sasuke dan berbisik "aku akan melakukan apapun untuk melindungimu, sekalipun itu harus melepas nyawaku sendiri"ucap Naruto. Sasuke yang mendengarnya mulai merona, walaupun dirinya tidak menyadari itu.
Naruto kemudian mengusap kepala Sasuke dan berjalan menuju pintu kamar Sasuke. "berhenti menatapku dengan tatapan terpesona seperti itu Sasuke. Sekarang watunya makan"ucap Naruto. Sasuke yang mendengar perkataan Naruto hanya melempar bantal sofa kepada Naruto. "AKU TIDAK TERPESONA DOBEEE" ucap Sasuke. Sepertinya Sasuke melupakan satu fakta bahwa dirinya baru saja dicium oleh Naruto. "hahahahah" naruto hanya tertawa, tentu saja lemparan bantal Sasukenya tercinta, dapat dia hindari dengan mudah. Ah, sepertinya dia sangat menikmati acara menggoda Sasuke. Dia tidak akan membiarkan Sasuke tahu, kebenaran yang sebenarnya bahwa dia benar-benar mengorbankan dirinya tadi, dia juga tahu sakit yang dia rasakan sekarang akan berlangsung hingga seminggu kedepan. Naruto tidak ingin membuat Sasuke khawatir, jadi Naruto memutuskan, untuk bersikap layaknya orang sehat agar Sasuke tidak mengetahui bahwa Naruto masih sakit.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Minna-san bagaimana kabar kalian?
Sebelumnya saya meminta maaf sebesar-besarnya, karena sudah sangat lama updatenya. Maklum saya terhalang aktifitas saya sebagai mahasiswa tingkat akhir, KKN, KKL, proposal skripsi, PPL, skripsi. Belum lagi saya harus menghadapi kenyataan bahwa saya mengidap penyakit yang bisa tergolong parah. Saya juga harus menghadapai masa kegalauan saya karena putus cinta #geplak .
Jadi saya mohon maaf sebesar-besarnya. Review kalian semua mendorong saya untuk megupdate fic ini secepat yang saya bisa. Harap dimaklumi jika banyak typo dimana-mana.
Akhir kata, terimakasih minna-san, dan mohon reviewnya lagi oke?
Hatsumi
.