Special Chapter #3 : Hadiah.

Beberapa bulan berlalu dengan cepat. Sakura menengok ke arah dinding, memandangi tanggal dengan bulatan merah spidol buatannya. Perempuan yang baru saja dua puluh lima tahun beberapa bulan yang lalu itu menghela napasnya. Apa yang harus ia berikan? , dirinya membatin gusar.

Langkah kaki terdengar menapak di lantai kayu rumah mereka. Sebuah salam terdengar dan membuat Sakura segera berlari menuju pintu masuk rumah mereka. Sasuke tersenyum singkat kemudian mengecup bibir istrinya lembut. "Aku lapar," ujarnya.

Sakura tertawa kecil. Ia menarik Sasuke menuju meja makan yang telah berisikan cukup banyak makanan. "Kau nampak lelah," Sakura memecah keheningan yang terjadi. Sebuah gumaman tak jelas meluncur dari bibir Sasuke. Pemuda itu tetap melanjutkan makannya dengan tenang.

Sakura menopang dagunya, memerhatikan bagaimana suaminya itu memakan masakan buatannya. Pertanyaan-pertanyaan dan pikiran-pikiran yang memenuhi otaknya beberapa hari ini melintas, membuatnya benar-benar tak nafsu makan.

"Ne.. Sasuke, apa ada sesuatu yang kau butuhkan?" Sasuke melirik istrinya yang terlihat gusar "…. Atau sesuatu yang kau inginkan?"

"Dirimu," Sakura berdecak. Ia sedang serius sekarang tapi jawaban Sasuke benar-benar membuatnya kesal.

"Aku serius, Sa-su-ke!"

"Aku juga serius, sayang"

Sakura mengembungkan pipinya. Memasang wajah kesal atas jawaban suaminya itu. Kalau begini, ia semakin bingung saja memberikan hadiah apa untuk hari ulang tahun Sasuke.

"Aku mau tidur saja," Suara decitan kursi terdengar. Sakura melangkah menuju kamarnya, meninggalkan Sasuke yang memandanginya dengan alis terangkat. Ada apa dengannya?

….

Sakura berdandan secantik mungkin. Netra hijaunya memandangi tanggal hari ini. Sebuah senyuman manis muncul di bibir tipis Sakura.

"Kau sudah selesai? Ayo cepat!" segera Sakura mengambil tas jinjingnya, keluar dari kamar sedikit tergesa ketika mendengar Sasuke memanggilnya.

Hari ini ulang tahun Sasuke dan mereka harus bersenang-senang.

Sakura merangkul lengan Sasuke dengan eratnya. Mereka berdua berjalan menyusuri pinggir jalan yang ramai dan sesekali berhenti untuk melihat-lihat. Sakura berhenti, menoleh pada Sasuke yang sejak tadi memang memerhatikannya.

"Kau ingin hadiah apa Sasuke?" pertanyaan yang sama lagi. Sasuke mendengus lalu menarik tangan Sakura agar melanjutkan langkah mereka.

"Sudah ku bilang, aku ingin apapun," Sakura menghela napasnya. Pertanyaan yang sama dan mendapatkan jawaban yang sama pula. Ia menarik lengan Sasuke, meminta pemuda itu untuk sedikit menunduk.

"Baiklah, mungkin ini hadiah satu-satunya yang bisa kuberikan…" Sakura membisik pelan . membisikan hadiah yang dimaksudnya. Spontan saja Sasuke menoleh cepat, menatap wajah Sakura dengan pandangan terkejut.

"Kau…."

Sakura menjulurkan lidahnya, berlari kecil mendahului Sasuke. Perempuan dengan mahkota merah muda itu berhenti setelah berjalan beberapa langkah dari suaminya. Ia melambaikan tangannya sambil tertawa kecil.

"Selamat ya, Sasuke-kun . Sebentar lagi kau akan menjadi ayah!"

Sasuke tertawa pelan. Pemuda itu melangkah menyusul istrinya. "Dasar…" dengusnya geli.

Terima kasih atas hadiahnya, Sakura.

#3 : Selesai.