Pernikahan bukanlah suatu permainan. Tapi bagaimana jika Sasuke dan Sakura yang terjebak dalam drama yang dibuatnya sendiri harus memainkan sesuatu yang bernama pernikahan? /"Pernikahan ini hanya berlangsung tujuh bulan."/"Oke, dan peraturan terpentingnya,tidak ada yang boleh jatuh cinta di antara kita"/"Tentu saja!"/Bagaimana bisa mereka akan hidup sebagai sepasang suami istri?

Marriage Contract?

Naruto © Masashi Kishimoto.

Sasuke Uchiha & Sakura Haruno

Inspirasi : K-drama Full House

(Tapi alur akan berbeda dengan K-dramanya.)

Fanfiction ini masih jauh dari kata bagus. Jika ada kesalahan diksi, pengetikan kata
maupun lainnya,saya mohon maaf dan mohon bimbingan dari para senpai sekalian.
Karena saya masih baru di dunia Fanfiction,saya mohon bimbingannya.

Arigatou Gozaimasu~

.

.

.

Dua orang pemuda berjalan beriringan diikuti oleh sekertarisnya masing-masing. Kedua pemuda dengan wajah tampan tersebut memasuki gedung berlambangkan kipas besar di dindingnya. Sepanjang mereka melangkahkan kaki, tundukan kepala diperuntukan untuk mereka. Hanya salah satu dari mereka yang mebalas semua tundukan kepala itu dengan senyuman. Walaupun keduanya lebih sering menampilkan wajah datar tanpa ekspresi tapi si sulung lebih senang tersenyum kepada siapapun.

Mereka bagaikan malaikat.

Berlebihan? Tidak. Penggambaran tentang mereka tidak berlebihan. Wajah putih mulus dengan tatapan mata yang tajam. Bibir tipis yang menawan. Rambut berwarna gelap yang mencuat ke atas. Bukankah bungsu Uchiha ini sangat tampan?

Uchiha Itachi—si sulung, memiliki wajah yang tak kalah tampan dengan adiknya. Yang berbeda dari mereka adalah gaya rambut. Rambut Itachi lebih panjang dan diikat longgar. Di wajah Itachi juga terdapat kerutan di pipinya,namun tidak mengurangi daya tariknya. Ia malah terlihat dewasa dan semakin menawan.

"Hei,Sasuke. Tak berniat untuk melirik salah satu dari mereka?" Itachi bertanya dengan senyuman yang menurut Sasuke menyebalkan. Mata hitam laki-laki yang lebih tua darinya tiga tahun itu mengerling kepada sekumpulan pegawai wanita yang bekerja di kantor mereka.

Sasuke mendengus. Mata hitamnya ikut melirik kumpulan pegawai wanita itu. Tatapan tajam diarahkannya sehingga para pegawai wanita yang berisik melihat mereka itu menundukan kepalanya dalam.

Itachi memasang ekspresi kagum yang dibuat-buat. Laki-laki dua puluh sembilan tahun itu tertawa kecil sehingga tatapan tajam adiknya kini mengarah kepadanya.

"Waw.. mereka langsung diam hanya karena kau tatap," ucapnya dengan nada jahil.

Itachi menaruh lengannya di bahu Sasuke. Pemuda tampan itu mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Sasuke. Sasuke yang mendengar bisikan entah apa itu dari kakaknya,berusaha keras menahan emosinya. Ia sangat ingat ini berada di kantor jadi dia tidak akan membanting kakaknya itu ke lantai. Tangan Sasuke mengepal kuat. Dengan kasar ia mendorong kakak laki-lakinya itu hingga menjauh darinya.

Sasuke terus melangkahkan kakinya menuju ruangan mereka. Tanpa memerdulikan sorakan kakak satu-satunya itu yang ia tinggal di belakang, Sasuke masuk ke ruangannya.

Suara bantingan pintu membuat para pegawai yang lewat di depan ruangan anak bungsu pemilik perusahaan paling berpengaruh di Jepang itu terkejut.

Sasuke yang berada di ruangannya menggeram tertahan. Mata hitam segelap malam itu menatap tajam pada salah satu pigura foto yang menampilkan dirinya berdiri dengan seorang perempuan berambut merah dengan kaca mata. Di foto itu senyumnya terlihat sangat lebar begitu juga dengan senyum gadis berambut merah itu. Hanya saja, tangan gadis itu bertaut mesra dengan tangan laki-laki lain. Seorang laki-laki tampan yang Sasuke sangat kenal.

Kakaknya,Uchiha Itachi.

Diambilnya foto itu lalu ia lempar ke dinding. Bunyi pecahan kaya sontak terdengar di telingganya.

'Hapus nama Karin dari pikiranmu,Sasuke. Karena dia sekarang istriku.'

Sebuah bisikan dari kakaknya, sukses membuat pikirannya kalut sepagi ini.

Sementara itu di salah satu tempat. Seorang gadis berambut merah muda panjang,berjalan menyusuri jalanan yang dipenuhi oleh daun-daun kering yang telah gugur dari pohonnya. Gadis dengan wajah cantik itu berhenti kemudian bersender pada salah satu batang pohon. Wajahnya nampak datar menatap tumpukan daun kering di depannya.

"Sakura! Coba kau perlihatkan jam tangan itu lebih jelas!"

Sesuai perintah,gadis cantik bernama Sakura itu mengangkat tangannya dan meletakannya di dadanya. Ekspresinya masih sama. Gaun berwarna kuning yang ia kenakan bergerak tertiup angin.

"Yak! Satu foto lagi! Kau memang hebat,Haruno Sakura!"

Sakura merubah posisinya. Kini ia terlihat seakan ingin berjalan. Tangannya masih menapak pada batang pohon. Kali ini wajahnya lebih berekspresi. Sebuah senyum tipis terukir saat ia mengadah memperhatikan langit yang cerah pagi itu.

"Yeah! Foto terakhir adalah yang paling bagus!" Sorak laki-laki berambut merah itu seraya memperhatikan foto-foto dari kameranya.

Sakura menghela napas lega. Pekerjaannya selesai untuk hari ini dengan cepat. Mata hijau gadis itu memperhatikan pemuda merah yang terlihat sangat senang dengan hasil foto yang ia dapat. Sebuah tepukan di bahu Sakura,menyadarkan gadis itu dari lamunannya akan laki-laki berambut merah tersebut.

"Masih mengharapkan si merah itu?"

Sakura mendengus. Ia tidak menjawab pertanyaan dari gadis berambut pirang ekor kuda yang menepuk bahunya itu. Yamanaka Ino hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya. Ia tahu jika mata sahabatnya itu kembali memperhatikan wajah senang dari pemuda berambut merah di depan mereka.

"Sudahlah,Saki." Ino mengelus punggung Sakura. Gadis berambut merah muda itu menoleh ke arah Ino kemudian tersenyum kecil.

"Aku tidak apa-apa,Ino." Sakura menghela napasnya lagi "Aku hanya sangat senang, saat ia menampilkan eskpresi sesenang itu karena kerjaku yang bagus." Sebuah senyum tulus terbentuk di bibir gadis cantik bernama bunga itu.

"Hah.. terserahmu lah. Sepulang dari sini,kita harus ke kantor Uchiha Entertainment. Kau tahu, mereka menawarimu untuk menjadi penyanyi!" Suara Ino mendadak ceria. Ia bahkan sampai melompat saking senangnya.

Sakura hanya menganga melihat Ino dengan tatapan tak mengerti. Menjadi penyanyi? Yang benar saja! Pekerjaannya adalah seorang model!

"Ino? Kau tidak salah? Penyanyi? Yang benar saja Pig! Aku ini seorang model dan aku sama sekali tidak bisa bernyanyi!"

Ino mengerutkan keningnya. "Tidak bisa bernyanyi? Oh ayolah Sakura, aku mengenalmu bahkan sejak kita kecil. Setiap orang yang mendengar suaramu pasti akan terdiam dengan mulut terbuka saking kagumnya!"

"Kau berlebihan," Sakura memutar bola matanya. Ia mengangkat gaunnya agar mudah berjalan. Mereka menuju berjalan menuju mobil guna mengganti baju Sakura.

"Saki, kau harus mencobanya. Aku yakin kau bisa menjadi seorang penyanyi," Ino menghalangi jalan Sakura. Gadis Yamanaka itu memasang senyum kaku di wajahnya yang membuat Sakura menaikan satu alisnya.

"Ini pertama kali kau memaksaku menerima pekerjaan,Pig. Aku tetap tidak mau"

"Tapi aku sudah menerima pekerjaan itu,Sakura. Ehm.. da-dan a-aku—" Sakura semakin mengrenyit bingung saat sahabat sekaligus manager-nya itu memainkan telunjuknya di depan dada. Ino juga seperti kebingungan mencari kata-kata untuk ia ucapkan.

"Maafkan aku Sakura,aku sudah menerima bayaran yang diberikan Uchiha Entertainment. Maafkan aku Sakura." Ino menatap Sakura takut-takut. Gadis bermata hijau cerah yang ditatap hanya menghela napas.

"Yasudah,kembalikan saja uangnya," ucapnya santai kemudian membuka pintu mobil.

"I-itu dia masalahnya,Sa-saki."

Sakura yang baru saja ingin masuk ke dalam mobil mendadak berhenti. Ia merasa ada yang tidak beres di sini. Segera saja gadis bermahkota cerah itu menatap sahabatnya itu tajam.

"Sebenarnya ada apa,pig ?"

Ino mendadak berlutut di depan Sakura sehingga membuat Sakura panik sendiri. Ia berusaha membuat Ino berdiri lagi tetapi gadis itu masih saja berlutut di depannya.

"U-uangnya.. uangnya sudah ku gunakan untuk membantu keluarganya Sai membayar hutangnya. Ma-maafkan aku Sakura,ku mohon maafkan aku."

Sakura menatap sahabatnya terkejut. Gadis cantik itu mencoba menenangkan dirinya. Apa-apaan ini?

"Ino! Argh. Kau sudah gila? Pertama kau menerima tawaran itu tanpa memberitahuku,lalu uang dari tawaran itu kau gunakan juga?" Sakura menggeram kesal. Dilihatnya wajah Ino yang ketakutan dan menyesal. Sakura menghela napasnya. Ia tidak tega juga melihat wajah sahabatnya dari kecil itu.

"Ah, sudahlah. Aku akan mengganti uang dari Uchiha Entertainment. Kau, hanya perlu mengganti uangku itu nantinya."

Ino belum bangun dari posisinya. Wajah cantiknya masih menampakan ekspresi bersalah.

"Ta-tapi Sakura, uang dari Uchiha Entertainment tujuh kali lipat dari uang bayaranmu saat ini, Oh Sakura.. maafkan aku."

Sakura terdiam mendengar ucapan sahabatnya. Gadis bermarga Haruno itu menganga saking terkejut. Langsung saja ia mengambil tasnya kemudian memukul sahabatnya itu. Ino tidak melawan saat Sakura memukulinya.

"Kau jahat Ino! Kau jahat! Kami-sama apa yang harus ku lakukan sekarang ? arghhh huaaaa," Sakura mendudukan dirinya pasrah. Gadis merah muda itu menangis keras membuat Ino ikut menangis.

"Ma-maafkan aku,Sakura.."

Sakura menghapus air matanya kasar. Gadis bernama sama dengan bunga kebanggaan Jepang itu menatap si gadis pirang tajam. Ia bangun dari posisinya lalu masuk ke dalam mobil.

"Sekarang,antarkan aku ke kantor Uchiha Entertainment! Aku tetap akan menolak,"

"Ta-tapi Sakura—"

"SEKARANG!"

Sakura berjalan cepat masuk ke gedung besar dengan logo kipas besar yang di bawahnya berjajar huruf membentuk kata 'UCHIHA' . Di belakang gadis itu,Ino berusaha untuk menyamai langkah Sakura. Berulang kali kertas di pelukannya berterbangan sehingga ia harus berulang kali pula memungutnya.

"Ku mohon Sakura, sa-sabarlah!" Ino berteriak berharap sahabatnya yang sudah berada jauh di depannya mendengar. Gadis berambut pirang itu menggigit bibir bawahnya. Oh sungguh ia sangat menyesal sekarang karena mencoba memanfaatkan sahabatnya untuk kepentingan dirinya. Apalagi Sakura adalah model baru,penghasilannya tidak besar dan juga bodohnya ia karena merekomendasikan Sakura pada manajemen besar seperti Uchiha Entertainment. Sekarang mereka benar-benar terkena masalah besar.

Sementara itu, Sakura mengedarkan pandangannya. Tempat ini cukup ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang di dalam gedung. Sakura meremas rambut merah mudanya. Ia bingung harus menemui siapa di sini. 'Ini gara-gara ,Pig-baka!' batinnya kesal.

Emerald-nya terpaku pada seorang pemuda bermata gelap yang berjalan ke arahnya. Mata hitam pemuda itu tertuju pada kertas yang dibacanya dan sesekali melihat ke depan. Sakura menjentikan jarinya. Pengamatannya pasti benar. Laki-laki yang kini semakin dekat dengannya ini adalah orang penting di sini karena ia selalu mendapatkan tundukan kepala dari orang-orang yang ia lewati.

Eh? Kau terpaku bukan karena ia tampan,Sakura?

"Maaf, aku ingin bertemu dengan—aah.. siapa yang tadi dikatakan Ino, hmm.. Uchiha Sastachi bukan-bukan. Hmm.. Uchiha Itachi ya… ya dia! Dan Uchiha Sas—ehmm.. siapa ya, Sas—"

"—Sasuke." Sahut pemuda itu. Lagi,Sakura menjentikan jarinya sambil tersenyum lebar tanda ia mengiyakan.

"Jadi, bisakah aku bertemu dengan mereka?"

Pemuda di depannya menatapnya dari atas sampai bawah lalu menelengkan kepalanya. Ia menatap datar Sakura yang semakin lama senyumnya semakin pudar karena ujung bibirnya sudah lelah tertarik.

"Aku tidak ada waktu." Dan sebuah kalimat singkat tanpa intonasi membuat Sakura menganga di tempat. Pemuda berwajah di atas rata-rata itu meninggalkan Sakura begitu saja. Sakura mengelus dadanya. Sambil menggumamkan kata sabar, gadis cantik bermata hijau cerah itu kembali mendekati laki-laki berambut seperti pantat ayam—itu menurutnya.

"Jadi, kau siapa?" Sakura mencoba berjalan beriringan dengan laki-laki berambut hitam mencuat ke atas itu.

"Hn. Uchiha Sasuke," jawab laki-laki tampan itu walau tak menoleh ke Sakura.

Sekali lagi Sakura menganga. "Kau yakin? Kau jauh sekali dari bayanganku. Ku kira Uchiha Sasuke adalah laki-laki tampan,tinggi,imut dengan rambut halus menawan seperti boyband korea! Kenapa mereka semua bilang kau tampan sih?" Sakura bercerocos dengan wajah polos tanpa menyadari tatapan tajam dari laki-laki yang menjadi objek ucapannya.

Oh.. Sakura,apa kau tidak menyadari betapa tampannya dia?

"Sakura! Aku berusaha keras untuk mengejarmu! Ayolah Sakura,maafkan aku tapi cobalah un—Uchiha-san!" Ino spontan menutup mulutnya dengan lembaran kertas yang dipeluknya. Dia akan benar-benar mati sekarang.

"Oh, jadi kau model bernama Sakura yang direkomendasikan pada kami,eh?" Sebuah seringai tercetak di bibir Sasuke. Ia memandang remeh ke arah Sakura kemudian berpindah pada Ino.

"Jadi, ada apa kalian kemari?" tanya Sasuke pada Ino.

Ino hanya memainkan telunjuknya. Ia bingung harus menjawab apa. Uh.. dia benar-benar akan habis sekarang.

"Kami ingin membatalkan kontrak yang dibuat manager ku. Aku tidak bisa bernyanyi,sungguh. Jika aku ingin memulai karir di dunia musik,aku tidak akan memulainya sekarang." Ucap Sakura yang masih menatap Sasuke dengan ekspresi polosnya.

Sasuke menaikan satu alisnya. "Lalu kenapa manager mu ini, datang ke sini seminggu yang lalu dan merekomendasikan mu?"

Sakura melirik Ino tajam yang dibalas wajah memelas dari gadis berambut pirang tersebut. Ino yang terus ditatap tajam oleh Sakura memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya.

"Se-sebenarnya Uchiha-san, aku mentandatangani kontrak itu tanpa persetujuan Sakura" ucapnya takut-takut.

Sasuke mendengus. Ini benar-benar membuang waktunya yang berharga. "Kalau begitu tinggal kalian kembalikan uangku saja. Pembicaraan kita selesai." Sasuke berniat meninggalkan kedua gadis yang membuang waktunya percuma.

"T-tunggu dulu, itu dia masalahnya. Aku masih baru dalam dunia model,gajiku tidak besar dan uangnya sudah digunakan oleh manager ku."

Ino meringis saat mendengar ucapan akhir Sakura. Uh.. dia malu dan menyesal disaat bersamaan.

Sasuke menatap tajam Sakura dan Ino bergantian. Laki-laki berparas bak malaikat itu kemudian mengambil ponselnya. Ia mendekatkan ponselnya ke telinganya.

"Halo, kantor polisi?"

Sakura dan Ino terbelalak. Segera Sakura merebut ponsel Sasuke dan membuat Sasuke benar-benar menggeram kesal. Gadis itu memutuskan hubungan telepon Sasuke. Gila! Pemuda itu langsung menghubungi polisi tanpa mendengarkannya,pikir Sakura.

Sakura segera mengetikan nomor ponselnya pada ponsel Sasuke. Gadis merah muda itu kemudian menyerahkan kembali ponsel Sasuke. Hal itu membuat Sasuke menatapnya bingung.

"Itu nomor ponselku. Aku akan melunasi uangmu dalam dalam seminggu aku tidak bisa mengembalikan uangmu, kau bisa menghubungiku dan langsung membawaku ke kantor polisi." Ujar Sakura berusaha setenang mungkin.

Hal itu membuat Ino terkejut. Gadis bermata biru itu bahkan ingin menangis sekarang. Ini semua salahnya dan Sakura menanggung semuanya sendirian.

Sasuke tersenyum miring. "Baiklah. Aku terima penawaranmu." Setelah berkata demikian, Sasuke meninggalkan kedua gadis berbeda warna rambut tersebut.

….

Sasuke memperhatikan nomor yang ada di ponselnya. Sebuah senyum miring tercetak di bibirnya. Ia terus melangkahkan kakinya untuk menemui sahabat-sahabatnya.

Lamborghini Reventon Sasuke melaju dengan kecepatan sedang. Mobil mewah yang dibuat hanya dua puluh buah di dunia itu bergerak menuju ke sebuah café teras yang berada tidak terlalu jauh dari kantor pemiliknya.

Dari dalam mobil,Sasuke bisa melihat salah satu sahabatnya—berambut pirang dengan cengiran lebar melambaikan tangannya ke arahnya. Sasuke hanya memutar bola matanya,kemudian keluar dari mobil.

"Oi! Teme!"

Sasuke tidak membalas sapaan sahabat pirangnya tersebut. Ia langsung mendudukan diri di salah satu kursi yang kosong. Tatapannya mengedar pada keempat pemuda yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Jadi,untuk apa kalian memintaku ke sini?" Sasuke bertanya seraya mengamati nama-nama makanan yang ada di daftar menu.

"Aku yang meminta kalian untuk datang. Aku hanya ingin menyerahkan undangan pernikahanku dengan Tenten," ujar seorang pemuda tampan berambut coklat panjang.

Keempat pemuda lainnya,termasuk Sasuke terkejut. Namun, seruan ucapan selamat langsung terdengar dari Naruto—nama laki-laki berambut pirang itu.

"Hn. Selamat Neji," Sasuke menarik sudut bibirnya tipis. Sial, kini hanya dia yang tidak memiliki pasangan. Sebentar lagi dia akan menjadi bahan lelucon oleh lainnya,pikir Sasuke.

"Jadi, kau tidak berniat menyusul kami,Sasuke? Aku dan Matsuri bahkan sudah menikah hampir satu tahun," laki-laki berambut merah darah yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya kini memindahkan fokusnya pada Sasuke yang baru saja memesan makanan.

"Ah! Benar itu Teme! Di antara kita berlima hanya kau yang tidak memiliki pasangan kan?" Naruto berucap santai tanpa menyadari bahwa sahabatnya telah terpancing.

"Aku juga,sebentar lagi aku akan menikah dengan Shion. Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku dengan foto-foto itu aku akan segera melamar Shion," Pemuda berambut merah yang lain berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari kamera miliknya.

"Jadi,Sasuke?" tambah Neji.

Sasuke menggeram dalam hati. Walaupun mereka bersahabat,mereka tetap selalu bersaing. Persaingan mereka akan selalu ada dalam bidang apapun termasuk urusan cinta, jadi Sasuke tidak boleh kalah dari sahabat-sahabatnya ini. Uchiha tidak boleh kalah.

"Tentu, aku akan menikah dalam waktu dekat ini," jawab Sasuke berusaha setenang mungkin. Bahkan wajahnya kini berias ekspresi bangga.

'Sial. Aku terpaksa harus berbohong,'

Keempat pasang mata berbeda warna itu menatap Sasuke terkejut. Sasuke yang ditatap seperti itu oleh sahabat-sahabatnya menyunggingkan senyum angkuhnya.

"Oh benarkah? Jadi siapa perempuan yang berhasil menarik hati seorang Uchiha Sasuke,hm?" Gaara—pemuda berambut merah dengan mata hijau susu itu bertanya dengan nada tak yakin.

"Oi! Teme! Kenapa kau tidak pernah bercerita tentang gadis itu pada kita?"

"Benarkah Sasuke? Aku tidak pernah melihatmu bersama seorang gadis," Pemuda berambut merah dengan wajah imut sekaligus tampannya kini menatap Sasuke penuh keraguan. Sasori—nama pemuda itu memang tidak yakin jika sahabat berambut pantat ayamnya itu memiliki kekasih.

"Hn. Tentu saja, dan sekarang waktunya aku memastikan dimana ia sekarang," Sasuke merutuki kebodohannya. Ia telah terjebak dalam drama yang dibuatnya sendiri. Dengan ragu Sasuke mengambil ponselnya, ia memeriksa nama dalam buku telepon di ponsel pintarnya tersebut. Sekarang,ia benar-benar bingung harus menghubungi siapa. Sebuah nama tertera di layar ponselnya. Tidak ada pilihan lain,ia harus tetap melanjutkan dramanya bagaimana pun akhirnya nanti.

Sasuke mendekatkan ponselnya ke telingannya. Sebuah suara di seberang sana membuatnya menegang seketika. Bodoh. Ia memang bodoh.

Menghirup napas dalam-dalam,Sasuke mencoba mengucapkan sepatah dua patah kata , "Halo,kau ada di mana—"

"—sayang?"

….

"Pig, bagaimana caramu meyakini orang seperti Uchiha Sasuke itu agar menjadikanku penyanyi sih?" Sakura dan Ino kini berada di salah satu pusat pembelanjaan. Sakura sedang memilih beberapa dress dan Ino yang berada di sebelahnya juga melakukan hal yang sama.

"Aku hanya menunjukan video saat kau bernyanyi di malam natal," jawab Ino yang membuat Sakura segera membalikan badannya ke arah Ino.

"Kau gila Ino! Astaga, saat itu aku sangat memalukan!"

Ino hanya tersenyum kaku pada sahabatnya itu. Sakura mendengus kasar, mata gadis itu kini mengarah pada sebuah dress cantik berwarna putih.

"Astaga,ini cantik sekali," ucapnya kagum setelah mengamati dress itu lebih Sakura bergerak melihat harga dari dress tersebut. Detik berikutnya, Sakura hanya menunduk pasrah.

'Kami-sama harganya mahal sekali!' batinnya miris.

"Haruno Sakura?" sebuah suara membuat Sakura dan Ino menoleh. Seorang gadis berambut pirang pucat panjang mengenakan dress berwarna ungu yang tidak terlalu panjang tersenyum pada mereka berdua.

"Sh-shion, ah.. hai!" sapa Sakura masih dalam keterkejutannya.

Shion hanya menarik sudut bibirnya sekali lagi. "Aku sedang mencari hadiah untuk Sasori,bagaimana dengan kalian?" tanya gadis bermata violet itu.

Emerald Sakura meredup ketika mendengar nama yang disebutkan oleh Shion. Sakura menarik sudut bibirnya tipis sebelum menjawab pertanyaan Shion. "Hanya melihat-lihat,"

Shion terkekeh kecil "Aku kira kau akan mencari hadiah untuk kekasihmu,kau harus segera menyusulku,Sakura. Mungkin sebentar lagi Sasori akan melamarku," Shion tersenyum bangga pada Sakura.

Ino yang melihat aura persaingan di antara keduanya hanya bisa memainkan jari telunjuknya. Ia bingung sekarang harus berbuat apa. Dilihatnya Sakura hanya menunduk dan Shion masih tersenyum yang semakin lama menjadi senyum meremehkan.

"Tentu saja! Aku akan menikah sebentar lagi!" ujar Sakura tiba-tiba yang membuat Ino dan Shion sama-sama terkejut. Terlebih lagi Ino yang tahu betul,Sakura tidak memiliki kekasih. Sakura sangat menyukai cinta pertamanya, dan orang itu adalah kekasih Shion sekarang.

"Oh, ya?" Shion bertanya tak yakin.

Sakura mengangkat kepalanya. Ia mengangguk cepat dengan wajah tak mau kalah.

"Aku akan menikah sebentar lagi dan mungkin mendahuluimu," ujar Sakura bangga walau dalam pikirannya ia masih sangat sibuk mencari nama untuk kekasih tak nyatanya itu.

"Oh.. aku sangat terkejut dengan kabar ini. Jadi siapa nama calon suamimu?"

Habis Sakura,sekarang.

"Na-nama? Nama calon suamiku?"

Shion mengangguk mengiyakan. Tiba-tiba suara dering ponsel terdengar. Sakura segera mengambil ponselnya. Ide gila melintas di pikirannya. Segera ia menerima panggilan itu.

Sebelum bicara dengan orang yang menelponnya,Sakura tersenyum remeh ke Shion.

"Ini dari calon suamiku," ucapnya bangga.

Shion dan Ino kembali terkejut.

"Halo,iya ada apa? Aku sedang berada di mall—"

"—sayang"

….

Sasuke sedikit terkejut. Mengapa model berambut pink itu membalas ucapannya? Ia kira gadis yang memberikan nomor ponselnya beberapa waktu yang lalu itu akan terkejut dan menghujaninya banyak pertanyaan. Itu tidak penting sekarang,yang terpenting adalah ia melanjutkan aktingnya di depan sahabat-sahabatnya ini.

"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja,sayang. Kau tahu aku sangat merindukanmu," ucapan Sasuke sukses membuat empat temannya itu kembali terkejut. Sasuke yang melihatnya hanya menyeringai dan semakin semangat memainkan dramanya.

"Kau tahu kan, kita akan menikah beberapa minggu lagi, jadi aku tidak sabar akan hal itu dan selalu ingin melihatmu," nada bicara Sasuke semakin dibuat mesra. Naruto bahkan sampai menganga karena ini pertama kalinya ia mendengar nada seperti itu dari bibir Uchiha Sasuke.

"Baiklah, aku akan menjemputmu di sana, sampai jumpa, sayang." Sasuke kembali menaruh ponselnya dalam saku.

Ia mengarahkan pandangannya pada keempat temannya. Dengan wajah penuh kemenangan,ia tersenyum miring pada teman-temannya.

"Ada apa,hm?"

…..

Sakura sedikit terkejut ketika menyadari suara siapa yang menyebutnya sayang di telepon. Ia berani bertaruh jika suara yang di dengarnya saat ini sangat mirip dnegan laki-laki berambut pantat ayam yang mengaku namanya Uchiha Sasuke! Ia melirik Shion yang terlihat sangat mengamatinya. Dari pada memikirkan hal itu sekarang,lebih baik jika melanjutkan aksinya.

"Tentu aku baik-baik saja,sayang. Aku juga sangat-sangat merindukanmu," nada suara manja Sakura membuat Shion berdecih dan hal itu membuat Sakura sangat puas.

"Aku sangat ingat,sayang. Kita akan menikah tiga minggu lagi kan? Oh,sayang. Aku juga sangat menunggu hari itu,"

Ino hampir saja pingsan mendengar itu. Apa yang dipikirkan sahabatnya itu sekarang? Tapi saat melihat wajah Shion yang semakin memerah menahan kesal,ada rasa kepuasan juga dalam diri Ino. Yeah! Sahabatnya itu berhasil membuat saingannya merasa kalah.

"Kau akan menjemputku? Aku akan menunggumu," Sakura menurunkan posisi ponselnya. Ia tersenyum ke arah Shion.

"Maaf Shion, aku harus menunggu calon suamiku di depan,"

"Tunggu. Aku ikut denganmu, lagi pula hadiah untuk Sasori sudah ku dapatkan. " Shion melangkahkan kakinya hingga berjajar dengan Sakura. "Ayo, bukankah kau akan dijemput oleh calon suamimu?"

Sakura mendesis. Ia yakin jika Shion hanya ingin membuktikan ucapannya. "Ayo"

Mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju café yang letaknya di lantai bawah pusat pembelanjaan ini. Beberapa menit menunggu tetapi tidak ada jugaa yang datang. Sakura memainkan jarinya di bawah meja. Kini Shion mengembangkan senyum kemenangannya. Ino yang ada di samping Sakura hanya bisa meremas ujung bajunya. Ia tidak bisa menolong temannya sekarang.

"Sakura? Maaf karena menunggu lama," suara khas laki-laki membuat perhatian ketiga gadis itu tersita.

Seorang pemuda tampan berambut mencuat ke atas dengan mata hitam yang tajam berdiri di samping Sakura.

Shion menganga.

Ino lebih lagi.

Sakura yang paling parah.

"U-uchiha Sas-sasuke?" Shion sampai tergagap mengeja nama laki-laki yang ada di depannya kini. Oh,calon suami Sakura adalah Uchiha bungsu? Ia kalah telak oleh Sakura!

Sasuke menoleh ke arah Shion "Hn? Oh kau kekasih Sasori," ucap Sasuke membuat Sakura sadar dari keterkejutannya.

"Ayo ,Sakura. " Sasuke menarik tangan Sakura lalu menggenggamnya. Hal itu lagi-lagi membuat Ino dan Shion menganga.

"Aa.. i-iya, Ino kau pulang sendiri ya?" Ino hanya bisa mengangguk tanpa mengucapkan satu kata pun.

Dan sebuah senyuman paksa antara Sasuke dan Sakura menutup drama mereka di depan dua gadis yang sama-sama berambut pirang itu.

….

Sakura masuk ke dalam mobil mewah Sasuke. Setelah mereka berdua ada di dalam mobil keduanya saling menatap tajam.

"Jelaskan padaku!" ucap mereka bersamaan. Sakura menghela napasnya. Ia memutuskan untuk mengalah.

"Aku terpaksa berpura-pura memiliki kekasih dan akan menikah sebentar lagi karena Shion yang selalu meremehkanku,tapi sungguh aku tidak bermaksud membawamu ke dalam masalahku! Lalu kau, kenapa kau tiba-tiba menelponku dan memanggilku 'sayang' ?"

Sasuke melajukan mobilnya perlahan. Jalanan cukup padat siang ini. Tanpa menoleh kea rah Sakuea ,ia menjawab. "Sama sepertimu, aku membuat drama kalau aku memiliki kekasih dan akan segera menikah. Saat itu aku hanya bingung harus menelpon siapa,"

Sakura meremas rambut merah mudanya, ia menoleh lagi ke arah Sasuke "Jadi, apa yang harus kita lakukan? Sasuke-san ku mohon berpura-puralah menjadi calon suamiku. Hanya tiga minggu dan kita bisa mengabarkan pada mereka bahwa kita mengakhiri hubungan sebelum menikah,bagaimana?"

"Tidak. Aku tidak mau, kita akan menikah."

Ucapan Sasuke sukses membuat Sakura seperti tersambar petir dicuaca cerah hari ini.

"APA?! Yang benar saja, pernikahan bukan suatu yang main-main!"

Sasuke mendengus "Tentu aku tahu, lalu kita harus bagaimana? Aku tidak akan mau dipermalukan oleh teman-temanku" Mobil sasuke perlahan memelan lalu berhenti. Di depan traffic light menunjukan warna merah. "Kita hanya perlu berpura-pura menikah. Pernikahan ini hanya berlangsung tujuh bulan, selanjutnya kita akan bercerai." Sasuke menambahkan.

"Aku tetap tidak mau! Walau begitu tetap saja kan kita harus menikah sungguhan,"

"Pernikahan kontrak. Hanya tujuh bulan. Pada orang-orang di luar kita akan berakting sebagai pasangan suami istri tapi saat di rumah,kau dan aku bukan siapa-siapa. Lagi pula kau masih mempunyai hutang padaku kan?" sebuah seringai tercetak di wajah tampan Sasuke. Sakura berdecih. Ia baru ingat jika ia masih punya hutang karena kontrak Uchiha Entertainment dengannya. Ucapkan terima kasih pada sahabat pirangnya itu.

"Oke, tapi peraturannya tidak ada yang boleh jatuh cinta di antara kita," Sakura akhirnya menyetujui.

"Tentu saja! Apa perlu kita membuat surat kontrak seperti di drama-drama itu?"

Sakura mendengus. "Sudahlah,sekarang jalan dan kita bicarakan hal ini di tempat yang lebih baik,"

"Cih. Cerewet"

….

Kini Sasuke dan Sakura berada di depan rumah mewah dengan simbol kipas besar di pintu masuknya. Sakura yakin jika ini adalah rumah kediaman keluarga Uchiha.

"Ayo," Sasuke memerintahkan Sakura untuk berada di sampingnya. Tidak ingin banyak tanya,Sakura menuruti saja kemudian masuk bersama Sasuke.

"Aku pulang" Sasuke berujar datar kemudian menarik tangan Sakura menuju taman belakang. Kaa-san dan kakak iparnya pasti sedang berada di sana.

"Kaa-san.." panggil Sasuke. Wanita paruh baya yang masih cantik tersenyum kea rah Sasuke kemudian memindahkan pandangannya pada Sakura. Sakura menarik sudut bibirnya,tersenyum semanis mungkin.

"Apa dia kekasihmu,Sasuke?" tanya wanita paruh baya itu tanpa menghilangkan senyumnya.

"Hn" Sasuke menyahut singkat.

Mata Uchiha Mikoto—nama ibu kandung Sasuke berbinar dan langsung mendekati mereka berdua. Ia memeluk Sakura yang membuat gadis itu terkejut.

"Astaga,kau manis sekali. Pantas saja, laki-laki beku ini bisa mencair," ucap Mikoto pada Sakura. Sasuke hanya mendengus dan Sakura terkikik pelan.

"Benarkah dia kekasihmu,Sasuke?" seorang wanita berambut merah panjang dengan kaca mata yang menghias wajahnya tersenyum pada Sasuke. Sasuke segera mengalihkan wajahnya. "Hn" responnya singkat.

Sakura menyadari perubahan raut wajah Sasuke. Secara bergantian ia memerhatikan Sasuke juga wanita berambut merah tersebut.

"Kaa-san, aku hanya ingin bilang jika kami akan menikah tiga minggu lagi,"

Mikoto dan Karin sama-sama terkejut. Namun, sebuah senyum terbentuk di wajah Mikoto. "Kau pasti sangat mencintainya, Sasuke-kun? Kaa-san selalu mendukung apa yang membuatmu senang,nak. Tetapi kau harus meminta ijin juga oada Tou-san mu,"

Sasuke mengangguk singkat tanda mengerti.

"Salam kenal ya Ba-san. Namaku Haruno Sakura," Sakura membungkukan badannya pada Mikoto.

"Tidak. Panggil aku Kaa-san mulai sekarang,ya Sakura-chan"

Sakura tersenyum lembut,sudah lama ia tidak menyebut kata itu "iya.. K-kaa-san"

"Dan aku Karin, salam kenal Sakura-chan. Aku kakak ipar dari ayam ini," Wanita berambut merah itu memperkenalkan dirinya. Sakura menyambut uluran tangan Karin dengan senang.

"Salam kenal Karin Nee-san.."

Dan, drama mereka berdua akan terus berlanjut. Yakinkah kalian jika tidak aka nada cinta yang tumbuh di anatara kalian?

Tsuzuku.

Author :

Woaah Akina balik lagi nih tapi dengan Fanfic yang berbeda ._.

Jujur, Akina mau minta maaf karena belum bisa melanjutkan Flower Boysnya. Flashdisk Akina yang berisi data chapter lima hilang, dan tentu saja cerita itu juga hilang. Huaaa

Jadi selama Akina mengingat-ingat dan membuat ulang chapter lima dari flower boys, Akina mempublish Ff yang harusnya Akina publish setelah Flower Boys selesai.

Maaf jika Ff ini banyak kekurangan.

Akhir kata, Terima kasih dan ..

TOLONG Review :3