Tittle :
Just Lovin' Me
Author : BlaueFee
Part : 1/?
Pairing : Yunjae
Other Cast : Yoochun, Junsu, Changmin and Others
Rate : T
Genre : Romance, Little Angst, Family, BrotherShip
Warning : Yaoi, Boys Love, BoyXBoy, M-Preg, Typos.
Disclaimer : Their not Mine. But, This story real mine.
Summary : No Summary
.
.
.
"Noona, hanya istirahat dirumah dan jangan kemana-mana. Jika terjadi sesuatu hubungi aku, arraseo?" Dengan sedikit tidak rela wanita berumur 25 tahun tersebut hanya mengangguk mendengarkan ucapan dari adik satu-satunya tersebut. Sebenarnya wanita yang bernama lengkap Kim Yoojung tersebut tidak mau hanya tidur-tiduran saja ketika adiknya harus bekerja. Tetapi karena semenjak semalam Ia demam, jadilah seluruh badannya terasa sakit.
"Na khalke.." Jaejoong—adik laki-laki Yoojung—mencium kening wanita tersebut dan pergi dari kamarnya untuk bekerja. Jaejoong adalah pemuda berumur 22 tahun yang bekerja sebagai karyawan salah satu hotel yang tidak terlalu besar di Seoul. Jabatan Jaejoong juga hanya sebagai pelayan restoran yang terdapat di hotel tempatnya bekerja. Jaejoong merupakan tamatan Sekolah Menengah Atas, jadi tidak heran pekerjaannya tidak terlalu bagus.
Sedangkan Yoojung adalah seorang receptionist di hotel yang sama dengan Jaejoong. Gajinya memang lebih tinggi dari pada Jaejoong, tapi tetap saja tak membuat kehidupan dua kakak-adik ini menjadi lebih baik. Hotel tempat mereka bekerja adalah hotel dengan kualitas biasa saja. Bukan hotel bintang lima apalagi bintang tujuh.
Siang harinya, ketika merasa lebih baik, Yoojung menuju dapur untuk mencoba memasak. Ia teringat akan adiknya yang mungkin nanti merasa kelaparan jika pulang bekerja. Lagipula, Ia juga sedikit haus. Yoojung berdecak ketika melihat bahwa isi kulkas mereka tidak terdapat banyak bahan untuk dimasak. Hanya ada beberapa sayur dan buah. Tidak akan cukup untuk memasak. Dengan mengangguk pasti, Yoojung menuju kamarnya dan mengganti baju. Mengambil dompetnya dan pergi menuju supermarket terdekat untuk berbelanja. Ia tidak terlalu memikirkan wejangan adiknya yang menyuruhnya untuk beristirahat. Toh adiknya tidak akan tahu, hehe..
Yoojung membawa barang belanjaannya di kedua tangannya. Terik matahari cukup membuat keringatnya keluar. Sepertinya Ia akan bertambah sakit sebentar lagi. Yoojung jadi cemberut ketika tiba-tiba terbayang dalam otaknya bagaimana cerewetnya adik laki-lakinya jika tahu Ia berkeliaran begini saat sakit. Yoojung yang saat ini berjalan santai di trotoar sedikit mengedarkan matanya menuju jalanan. Siang-siang begini cuma sedikit orang yang berada diluar. Apalagi udara dan terik matahari yang membuat siang ini terasa lebih panas.
Tiba-tiba mata Yoojung membulat saat melihat seorang wanita paruh baya yang mencoba menyebrangi jalan, padahal lampu lalu lintas belum berganti menjadi merah. Dan dari arah berlawanan, sebuah mobil Ferrari hitam melesat dengan cepat kearah wanita paruh baya tersebut.
"Nyonya, awassss!" Melepaskan belanjaannya, Yoojung dengan sekuat tenaga berlari menuju wanita paruh baya tersebut yang tidak mendengar teriakan Yoojung. Yoojung mendorong tubuh wanita tersebut yang hampir tertabrak mobil Ferrari. Namun, sebagai gantinya, tubuh kurus Yoojung terlempar jauh karena dihantam oleh mobil tersebut. Beberapa orang yang melihat kejadian tersebut memekik cemas. Segera mengerubungi tubuh Yoojung yang bersimbah darah. Sedangkan wanita paruh baya yang di dorong Yoojung tadi bangkit dari jalanan. Ia sempat melihat bagaimana seorang gadis muda menolongnya dan tertabrak. Wanita paruh baya itu bangkit dan menuju kerumunan orang yang mengelilingi gadis tersebut.
"Aku ingin lewat, kumohon. Permisi.." Wanita paruh baya tersebut masuk dalam kerumunan dengan susah payah. Nafasnya tertahan saat melihat seorang wanita muda yang terlihat tak sadarkan diri dengan tubuh mengeluarkan banyak darah.
"Kenapa kalian hanya melihat saja. Hubungi Ambulance!" Teriaknya.
Yunjae
Mata bulat Jaejoong menyipit dan sembab. Karena sedari semalam Ia terus-terusan menangis. Jaejoong bahkan tidak mampu untuk sekedar berdiri menuju pemakaman dimana kakaknya akan disemayamkan. Para tetangga Jaejoong yang prihatin senantiasa mendampingi pria muda tersebut. Entah sudah berapa kali Jaejoong pingsan semenjak mendengar kabar bahwa kakaknya meninggal karena kecelakaan.
Jaejoong memastikan sendiri bagaimana peti mati kakaknya yang dimasukkan dalam tanah pekuburan. Ia menyaksikan sendiri bagaimana peti tersebut menghilang di dalam gundukan tanah pemakaman. Jaejoong hanya terisak kaku dalam pelukan Nyonya Han—tetangga tepat disebelah rumahnya.
Disisi lain, ditempat yang sama. Seorang wanita paruh baya beserta suami dan anak semata wayangnya menyaksikan pemakaman Yoojung. Wanita tersebut turut terisak menyaksikan pemakaman gadis muda yang telah menyelamatkan nyawanya. Ia juga dapat melihat seorang pemuda yang Ia duga sebagai adik Yoojung sedari tadi menangis menyaksikan pemakaman Yoojung.
Pemakaman telah selesai. Beberapa pelayat juga telah pulang. Tapi Jaejoong bersikeras ingin tinggal sebentar di kuburan kakaknya. Jaejoong menunduk dan kembali memejamkan matanya. Ia merindukan kakaknya, walaupun kakaknya baru meninggal kurang dari 20 jam. Ia merindukan kakaknya seperti sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun.
Jaejoong tidak tahu bagaimana Ia akan bertahan hidup sendirian di dunia ini. Keluarga satu-satunya meninggalkan dirinya. Ia tidak tahu apalagi tujuan Ia hidup jika Ia hanya sendiri. Jaejoong merasa kesepian.
'Noona, aku ingin ikut bersama noona. Apa noona sudah berkumpul bersama appa dan eomma di surga?' Jaejoong berucap dalam hati. Jaejoong berdiri dan mengusap pelan celana hitamnya. Saat berbalik Ia di kejutkan dengan sepasang suami istri dan juga seorang pemuda yang berdiri di hadapannya.
"Kim Jaejoong?" Tanya wanita paruh baya tersebut.
"Y-ye?" Jaejoong menjawab dengan suara serak namun tidak menyembunyikan bagaimana merdunya suara tersebut.
"Aku Kim Yeorin. A-aku adalah orang yang diselamatkan noonamu.." Ucap wanita baya itu susah payah.
Jaejoong tidak tahu Ia akan bereaksi seperti apa. Ia cukup kaget dengan berita ini. Ia bahkan tidak tahu penyebab kecelakaan noonanya. Dan sekarang seorang wanita mengaku sebagai… Ah, apakah Ia harus marah pada wanita ini.
"Bisakah kita bicara?" Jaejoong hanya mengangguk dalam diam. Kemudian Ia ikut ke dalam mobil ketiga orang tersebut menuju rumahnya. Dalam perjalanan Jaejoong hanya diam melihat keluar melalui kaca mobil. Sedangkan seorang pemuda lainnya sedari tadi mencoba mencuri pandang kearahnya.
Jaejoong duduk di hadapan ketiga orang tersebut setelah meletakkan minuman yang dibuatnya di dapur beberapa waktu lalu.
"Ah, iya. Jaejoong-sshi. Ini suamiku, Jung Yoonkwang. Dan ini anakku, Jung Yunho.." Yeorin mengenalkan anak dan suaminya pada Jaejoong yang dibalas Jaejoong sedikit anggukan.
"Iya, senang bertemu.." Ucap Jaejoong pelan. Ia mencoba sedikit tersenyum walau samar. Sedangkan suami dan anak Yeorin hanya mengangguk sopan.
"Kedatanganku karena..karena.." Yeorin sulit memulainya darimana. Ia tidak tahu akan bagaimana perlakuan Jaejoong padanya ketika mendengar cerita darinya.
"Aku mengerti, Nyonya" Kali ini Jaejoong tersenyum dengan tulus. "Noona ku meninggal bukan karena Anda. Noona hanya mencoba menyelamatkan orang lain. Aku tidak marah, aku bangga pada noonaku.." Ucap Jaejoong bijak. Ketiga orang yang mendengar hal tersebut menahan nafas lega. Tidak menyangka bahwa hati Jaejoong sangat baik.
"Terima kasih, hiks.." Yeorin menangis dan beranjak menuju Jaejoong guna memeluk pemuda tersebut. Ia merasa lega karena satu-satunya keluarga Yoojung memaafkannya. Jaejoong hanya mengangguk pelan. Setetes air mata mengalir di pipinya. 'Aku benarkan, noona?' Ucapnya dalam hati.
"Jaejoong-ah, tinggallah bersama kami, ne?" Tanya Yeorin tiba-tiba. Tuan Jung mengangguk mengerti mengenai permintaan istrinya. Sedangkan Yunho sedikit terkejut dengan perkataan orang tuanya. Oke, Ibunya mungkin merasa bersalah. Tapi membawa orang lain dalam kehidupan mereka, apa itu tidak berlebihan?
"Tidak, tidak perlu Nyonya. Saya bisa tinggal disini. Ini adalah rumah orang tua saya, saya akan merasa bersalah jika meninggalkan rumah ini.." Cegah Jaejoong. Karena menurutnya Ia tidak akan bisa meninggalkan peninggalan kedua orang tuanya. Apalagi disini adalah tempat kenangan bagi Jaejoong.
"Tapi Jaejoong-ah.."
"Tidak apa-apa Nyonya. Jika Anda merasa bersalah. Saya sudah memaafkan Nyonya. Noona ku pasti juga tidak apa-apa.."
"Tapi ini permintaan noona mu.."
"M-mwo?" Jaejoong dan Yunho sedikit terkejut. Beda dengan Tuan Jung yang bisa mengendalikan tubuhnya.
"Sebelum meninggal, noona mu berpesan untuk menjagamu. La-lagipula, Ia berpesan agar aku menikahkanmu—"
"Nde?" Tanya Jaejoong penasaran. Sedangkan Yunho merasa kali ini Ibunya terlalu berlebihan.
"Noonamu memintaku menikahkanmu dengan putraku.."
"APA?! EOMMA!" Yunho memekik tidak percaya atas ucapan Ibunya tersebut. Sedangkan Jaejoong terdiam dengan pikiran yang berkecamuk.
"Yah, kau! Katakan se—"
"Tidak perlu. Anda tidak perlu melakukannya Nyonya" Jaejoong memotong ucapan Yunho. "Aku bisa mengurus diriku sendiri. Lagi pula aku cukup muda untuk menikah, apalagi dengan putra Anda.."
"Aku juga tidak ingin menikah dengannya eomma. Eomma lihat, dia itu laki-laki.." Yunho mengerang frustasi dengan jalan pikiran eommanya.
"Yunho, sebaiknya kau diam saja.." Tuan Jung akhirnya mengangkat suara. Membuat suara Yunho tertelan di tenggorokan. Suara bass ayahnya yang diwarisinya terdengar menyeramkan.
"Jaejoong-ah, kumohon. Ini permintaan terakhir noonamu. Aku tidak tahu akan bagaimana hidupku jika kau menolak permintaannya. Aku akan merasa bersalah seumur hidupku.." Ucap Yeorin memohon. Sedangkan Jaejoong terlihat gelisah. Menikah dengan usia semuda ini, apalagi dengan Yunho. Apa dia siap?
"Ba-baiklah.." Jawab Jaejoong pelan. Yeorin tersenyum senang dan memeluk Jaejoong seketika. Sedangkan Yunho melotot tidak percaya.
'APA-APAAN INI?!' Ucap Yunho dalam hati.
.
.
.
TBC
.
.
.
Hallo, udah berapa lama ya gag nulis lagi. Hem, ini ff dengan tingkat ke absurd-an yang gag jelas. Soalnya ini tercipta dari rasa kangen saia dengan ff Yunjae angst ._.
Plotnya udah tersusun rapi di otak saia sampai End. Tapi, yah mungkin di update nya bakal ngaret-ngaret dikit. Saia udah semester 5, semakin banyak tugas tiap harinya. Tapi saia usahakan lirik-lirik laptop. Okey, semoga kalian suka ^^
R
E
V
I
E
W