Chapter 5

Because Of You©Naminamifrid

Naruto©Masashi Kishimoto

Rated: T

Warning: Ooc kuadrat, typo bertebaran, bahasa ala kadarnya, ide pasaran, GenderbenderSasuke

Sasuke dan kawan-kawan: 16 tahun

Sakura Uchiha: 15 tahun (Masih kelas 1 SMA)

Naruto Namikaze: 17 tahun

Don't like, don't read. Don't like, don't comment...


.

.

.

.

Happy Reading~

.

.

.

Keesokan harinya, Naruto sudah bersiap-siap didepan cermin-nya yang seukuran tubuh manusia dewasa. Kalian pikir kira-kira berapa lama seorang pria berdanda? Mungkin tidak sampai 15 menit mungkin. Sedangkan Naruto sudah 2 jam yang lalu ia habiskan dengan berdiri didepan cermin sambil memilih pakaian yang pantas menurutnya. Mencoba-coba pakaian apa yang cocok ia gunakan untuk malam ini.

Setalah mengobrak-abrik seluruh isi lemari bajunya Naruto pun siap dengan setelan baju kaos yang dipadu dengan rompi rajut berwarna drak blue, dan memakai celana jenis jins berwarna senada dengan rompi-nya. Huh~ hari ini ia harus berpenampilan menarik untuk menarik perhatian si doi. Walaupun kesan culun masih melekat didirinya.

Sambil terus menatap cermin dan mulai membetulkan yang dirasa kurang pas, setelah selesai tak lupa mengambil kunci mobil diatas meja belajarnya. Untung saja dia sudah siap-siap lebih awal, kalau tidak bisa kena omel Sasuke karena terlambat.

Naruto berjalan kegarasi-nya dan mulai menghidupkan mobil sport keluaran terbaru berwarna hitam metalik dengan gambar jilatan api berwarna merah gelap.

.

.

.

Setelah perjalanan yang cukup jauh sekitar 30 menit lebih akhirnya sampai juga, Naruto memarkirkan mobilnya tidak jauh dari rumah Sasuke untuk menghindari identitasnya terbongkar. Untung saja ia ingat untuk meminta alamat Sasuke pada Kiba. Didalam mobil Naruto mulai mempermak wajahnya, garis-garis halus seperti kumis kucing ia tutupi dengansedikit foundation dan bedak, tak lupa merapikan rambutnya dengan gel agar terlihat klimis tak mau ketinggalan juga kaca mata botolnya. Setelah dirasa cukup, Naruto mulai berjalan keluar menuju perkarangan rumah keluarga Uchiha dengan santainya. Tetapi dibalik gordeng disalah satu kamar terlihat sepasang mata sewarna emerland menatap Naruto dengan pandangan yang sulit diarti kan.

Ting...tong...

Suara bel terdengar, Sasuke yang sedang saat itu duduk bersantai sambil menonton tv segera bangkit, dan berjalan kearah pintu dengan malas sambil menebak-nebak siapa yang datang.

Dengan langkah malasnya Sasuke membukakan pintu dan melihat Naruto yang hanya menampakkan senyum lebarnya seolah-olah tidak bersalah.

"Hai Suke maaf lama." Sapa Naruto sambil meminta maaf, ia cukup tau diri membiarkan seorang gadis menunggu terlalu lama.

"Kau telat 20 menit, kukira kau tidak jadi datang." Balas Sasuke dengan suara datarnya, ia sebenarnya cukup kesal dengan Naruto yang membuatnya menunggu.

"Heheheh gommen jalan kerumah mu cukup jauh." Naruto mulai mengeluarkan alasanya, padahal ia lama dimobilnya gara-gara menutup identitasnya itu.

"Hm." Hanya balasan singkat yang Naruto dapat, tetapi Naruto cukup lega karena Sasuke memaafkan-nya dengan menyuruhnya masuk.

"Kamar ku ada dilantai 2 sebelah kiri paling ujung dekat dengan jedela besar, kau duluan saja. Aku akan menyiapkan cemilan-nya dulu." Setelah memberitahukan Naruto letak kamarnya, Sasuke langsung pergi kedapur untuk membawakan cemilan. Naruto yang sudah tahu letak kamar Sasuke mulai berjalan naik keatas. Dilihatnya sekeliling, ada banyak sekali barang-barang antik dan juga foto-foto keluarga sepajang dinding. Sesekali melihat foto-foto yang terpajang disana. Sampai akhirnya ia sampai didepan kamar Sasuke, dengan papan nama Sasuke yang diukir dengan lekukkan yang indah.


.

~*Becaus of you*~

.

Dilain kamar, terlihat seorang gadis yang sedang menelpon seseorang sambil mengecat kuku-kukunya.

"Ingat!. Kalau kali ini kalian tidak bisa membunuhnya, jangan harap keluarga kalian akan hidup aman. Ingat itu!." Sedikit membentak diakhir kalimatnya, Sakura mematikan teleponnya sepihak.

Drttt...drttt...

Getaran tersebut ternyata berasal dari handphone-nya yang mendapatkan sebuah email dari salah satu anak buahnya. Setelah membaca email tersebut, tiba-tiba saja ia langsung tersenyum begitu misterius. Didalam email tersebut terdapat Biodata seorang pria lengkap dengan foto-nya.

"Huhu~, Aku akan mendapatkan mu Uzumaki Menma atau lebih terpatnya Namikaze Naruto." Rupanya Sakura sedang tertarik dengan Naruto baik rupa ataupun harta. Kalau ia bisa mendapatkan Naruto dan menikahinya seluruh hartanya akan menjadi miliknya juga kan? Memikirkannya entah kenapa membuat ia bisa menjadi gila seketika.

.

.

"Kau lama sekali teme." Naruto sejak tadi menunggu Sasuke yang membawa cemilannya. Entah apa pun yang ia buat walaupun menggunakan waktu yang cukup lama tetapi semua itu terbalaskan dengan 2 piring Cheese cake yang tampaknya baru saja keluar dari oven dan mengeluarkan aroma harum yang membuat rasa kesal Naruto hilang seketika, ditambah lagi 2 gelas Orange juice yang dingin. Huh~ membuat Naruto semakin betah saja berada dirumah Sasuke.

"Hn, silakan." Sambil meletakan Cheese cake dan segelas Orange juice dihadapan Naruto yang tampaknya sudah mulai ngiler duluan.

"Arigatouu, kau tau saja kalau aku belum makan." Balas Naruto diiringi cengiranya, hilang sudah rasa kesalnya tadi.

"Hm, cepat makan biar kau tidak kemalaman saat pulang nanti." Sasuke mengeluarkan bukunya dan meletakannya dimeja. Ia mulai menjawab soal yang menurutnya susah terlebih dahulu dan menyisakan soal-soal yang mudah untuk Naruto. Kau hanya tidak tau saja Sasuke, Naruto itu jauh lebih pintar darimu.

Naruto mulai memakan kue tersebut dengan lahap sesekali mencuri pandang kearah Sasuke yang mengerjakan tugasnya sambil memakan kuenya dengan pelan. Entah kenapa wajah Sasuke yang sedang belajar tampak lebih menarik dilihat dari pada kue yang berada ditanganya.

Naruto terus menatap Sasuke, melihat dengan intens bibir sewarna merah delima tersebut mengunyah kue bagiannya dengan perlahan. Bagaimana bibir sekecil itu saat bersentuhan dengan bibirnya yang cukup tebal? Pasti rasanya manis sekali, apa lagi ditambah cream dari kue tersebut yang sedikit melepoti bibir merah Sasuke sedikit membuatnya tergoda untuk mengecup bibir tersebut.

"Hn. Ada apa?." Merasa sedikit terganggu karena merasa ditatap terus oleh Naruto. Sedangkan Naruto sedikit tersentak kaget karena ketahuan terus menatap Sasuke, mulai memerah pipihnya ia malu karena telah berpikir seperti itu.

"Ah.. a-ada sedikit noda di-di bibir mu." Jawab Naruto sedikit tergagap.

"Hn." Dengan pelan Sasuke menghapus noda tersebut. Setelah selesai tiba-tiba saja dikejut kan oleh wajah Naruto yang begitu dekat, meninggal kan jarak beberapa centi saja. Sasuke yang kaget entah kenapa langsung terbuai melihat manik sewarna langit disiang hari yang sudah tidak ditutupi kacamata tebal. Mereka semakin terhanyut, ditambah suasana yang cukup mendukung, entah siapa yang memulainya duluan mereka berdua tidak ada yang tau. Hanya kecupan biasa yang diterima Sasuke tetapi ia mulai menikmatinya, dengan memulai memejamkan kedua mata Onyx-nya. Melihat hal tersebut Naruto pun juga ikut menutup kedua matanya saat tidak melihat adanya penolakkan dari Sasuke. Naruto mulai berani mengerakkan lidahnya, mencoba menerobos masuk kedalam celah bibir kecil Sasuke.

Dengan sedikit jilatan dibawah bibir Sasuke, suara erangan pun lolos membiarkan lidah Naruto masuk menjelajah apa yang ada didalamnya. Mengecap apa pun yang bisa ia gapai dengan lidahnya, menjilat seluruhnya mulai dari gigi, langit-langit, semua yang Naruto bisa sentuh dengan lidah-lidah panjang miliknya dan terus mencoba mengajak menari lidah Sasuke.

"Hmm..uhh...mm." Sasuke yang mulai merasa kehabisan napas mencoba mendorong tubuh besar Naruto.

"Memhh...lepasshh..." Naruto yang tak tega melihat wajah tersiksa Sasuke pun mulai melepas ciumannya.

Sesaat hanya suara tarikan napas Sasuke yang terdengar, diiringi suasana yang canggung melingkupi keduanya. Bagaimana tidak canggung tiba-tiba saja ada seorang pria menciummu, untung saja orang tua Sasuke sedang tidak berada dirumah.

Tok..tokk...tokk..

Suara ketukan pintu terdengar, memecahkan kecanggungan mereka berdua.

"Masuk." Setelah masuk Kakashi pun mulai mengatakan maksud kedatangannya kekamar Sasuke.

"Maaf mengganggu Nona. Ini sudah malam tidak baik seorang laki-laki berada dirumah wanita, dan sebentar lagi Fugaku-sama akan pulang." Sebenarnya Kakashi takut Nona kesayanganya ini akan dimarahi oleh Fugaku. Itulah sebabnya ia disini, sudah setahun lamanya ia berkerja sebagai pembantu pribadi Sasuke atas suruhan Tsunade. Tsunade sudah menganggap Sasukee sabagai cucunya sendiri, ia takut Sasuke kenapa-kenapa karena Fugaku depresi akibat meninggalnya mendiang istrinya Uchiha Mikoto. Sejak saat itu sifat Fugaku berubah sering mabuk-mabukan, bermain wanita, bahkan tak jarang memarahi atau memukul Sasuke tampah sebab. Uchiha Mikoto meninggal dunia karena terkena serangan jantung, ia shock saat mengetahui suami yang ia cintai itu mempunyai anak dari wanita lain.

"Hm. Benar kata Kakashi-san, lebih baik aku pulang dulu. Sisa tugasnya biar aku saja yang selesaikan." Putus Naruto sambil menggunakan kembali kacamatanya dan mulai membereskan barang-barangnya dengan cepat, ia tidak mau terlalu lama bersama Sasuke, ia takut Sasuke akan membencinya karena hal tadi. Dasar bodoh kau Naruto, sebenarnya Sasuke sudah ada sedikit rasa padamu sejak kau pertama kali masuk sekolah, entahlah tapi Sasuke belum yakin apakah itu cinta. Tapi saat ini jantungnya masih berdetak sangat cepat saat mengingat ciuman mereka tadi, membuat wajah Sasuke memerah walaupun ia berusaha menutup-nutupinya dengan wajah datar khas-nya.

"Hn." Hanya balasan seadanya dari Sasuke.

"Aku pulang dulu Sasuke. Semoga mimpi yang indah." Naruto pun pergi keluar kamar Sasuke sambil diikuti Kakashi dari belakang. Naruto terus diam sepanjang perjalanan sampai keluar gerbang rumah keluarga Uchiha.

"Aku pulang dulu Kakashi, tolong jaga Sasuke."

"Baik, tuan muda."


.

.

.

~*Naminamifrid*~

.

.

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam, namun sang putri tuggal dari keluarga Uchiha masih belum tidur. Ia masih memikirkan alasan kenapa Naruto menciumnya, dan mengapa ia tidak menolak saat dicium oleh seorang pria yang baru dikenalnya belum lama ini padahal itu ciuman pertama miliknya. Kenapa saat Naruto menciumnya jangtungnya berdetak lebih cepat seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. Ditambah lagi perutnya terasa aneh, seperti ada ratusan bukan ribuan kupu-kupu. Walau pun terasa aneh entah kenapa hal itu membuatnya senang.

Sasuke POV

'Aarrrgg...' Batinku sedikit menjerit frustasi. Lama-lama aku bisa gila kalau terus memikirkannya.

"Tapi itu ciuman pertamaku." Gumamku pelan, diiringi pipiku yang mulai memanas seperti udang rebus.

'Apa aku jatuh cinta pada si dobe itu?.' Sedikit bertanya-tanya didalam hati.

Akupun mulai mengingat kembali sosoknya itu tinggi tegap tetapi ditutupi baju kebesaran, mata sewarna langit dimusim panas kenapa mata sebagus itu harus ditutup-tutupi, kulit tan eksotis yang sepertinya alami, dan rambutnya berwarna pirang, jangan-jangan dia seorangblasteran. Coba style-nya dirubah sedikit lebih modis, pasti dia akan sangat tampan dan digilai seluruh wanita.

"Hah~, dari pada memikirkannya terus lebih baik aku tidur, besok aku mendapatkan jadwal piket pagi." Ucapku pada diri sendiri, dan aku pun menarik selimutku setinggi dada dan tak lupa juga mematikan lampu tidur didekat ranjang Queen size miliku.

Sasuke POV End

.

.

Naruto POV

'Aduhh.. bodohnya aku.' Aku merutuki kebodohanku yang tidak bisa menahan sedikit saja nafsuku untuk melumat bibir merah Sasuke. Yang ternyata bibirnya itu rasanya sangat manis seperti gula dan sangat lembut. Ternyata Naruto belum pulang ia masih berada didalam mobilnya, yang diparkirkan disebelah gang rumah Sasuke.

"Aku jadi menginginkan-nya lagi." Berbisik pelan sambil memegang bibirnya, pikiranya mulai kembali membayangkan kejadian tadi. Saat lidah ku bertemu lidahnya dan saling melumat, menjilati seluruh yang ada disana saakan-akan aku ingin memakan bibirnya mungilnya.

'Aarrrggg... aku akan gila jika terus berpikiran seperti itu.' Batinku menjerit frustasi, sambil terus menyadarkan ku dari pikiran kotor tentang Sasuke.

'Aku takut, ia menjadi membenciku nantinnya.'

"Hah~. Besok saja aku akan minta maaf kepadanya, lebih baik aku pulang kerumah dulu." Aku pun mulai menyalakan mesin mobilku dan berjalan keluar gang.

Naruto POV End


.

.

Konoha Internasional School

Pagi yang cerah diKonoha. Sebentar lagi musim semi akan berganti kemusim panas, dan liburan panjang yang dinantikan oleh sebagian siswa. Sebelum memasuki liburan panjang para siswa dan siswi akan menikmati sebuah festival Hanabi yang diadakan oleh sekolah setiap tahunnya. Para siswa mulai mempersiapkan stand yang akan mereka buat, dan saat festival orang luar pun boleh ikut hadir melihatnya. Maka dari itu para siswa-siswi sedang menyibukkan diri dengan persiapan masing-masing kelas mereka. Dan kali ini kelas Sasuke kebagian untuk membuat Maid cafe. 3 hari lagi festival tersebut akan diadakan, membuat kesibukan diberbagai tempat.

"Ini daftar barang-barang yang diperlukan untuk nanti, jangan sampai salah membelinya." Ino memberikan secarik kertas berisi daftar barang-barang yang harus dibeli kepada Shikamaru, dan hanya dibalas anggukan malas.

"Dan ini daftar nama, lengkap dengan posisi masing-masing." Hinata pun mulai membagi satu persatu kertas tersebut kemasing-masing siswa. Dan para siswa mulai membaca, diposisi manakah yang mereka dapat.

"Dan untuk pakaiannya jangan khawatir, Tenten dan Shion yang akan mengurusnya." Terang Ino lagi.

"SIAPP!." Teriak hampir seluruh siswa dengan semangat. Naruto yang melihat Sasuke yang diam tampak lain dari biasanya dari kejahuan merasa bersalah, karenanya Sasuke menjadi seperti itu.

Naruto berjalan mendekat kearah Sasuke dan menariknya keluar kelas menuju atap. Selama perjalanan Naruto terus memegang tangan Sasuke dengan erat, Sasuke pun tidak menolak entah kenapa dia mau ikut dengan Naruto. Pikirannya kosong, ia terhanyut dengan sikap lembut Naruto. Naruto membuka pintu atap tersebut dan membiarkan Sasuke masuk terlebih dahulu. Sasuke berjalan duluan menuju pagar pembatas, dan membiarkan angin hangat musim panas membelai rambut panjangnya. Naruto hanya diam memperhatikan dari jarak yang tidak terlalu jauh. Wajah Sasuke tampak indah dipadukan dengan langit siang hari yang berwarna biru dengan awan-awan kecil disekitar langit biru itu. Wajahnya tampak lebih damai, seolah beban yang ada dipundaknya hilang tertiup bersama semilir angin hangat.

"Sasuke─" Naruto berjalan mendekat kearah Sasuke, dan mulai memeluknya erat dari belakang. Membiarkan sejenak kehangatan ini melingkupi mereka.

"─jika ini mimpi, sungguh aku tidak ingin bangun. Sebab aku mencintaimu sejak pandangan pertama." Lanjutnya.

"..." Sasuke hanya diam tak membalas. Membiarkan Naruto berbicara terlebih dahulu.

"Sosokmu, rupamu, rambutmu, tubuhmu, hatimu, bahkan aku ingin memiliki semuanya hanya untukku." Naruro mulai membelai pelan pipi mulus Sasuke, terus menuju rambut panjang berwarna navy blue mencium rambut tersebut mencoba meresapi wangi-wangi yang menguar keluar oleh angin.

"..."

"Sasuke, kalau aku boleh jujur─." Ucap Naruto sambil membalik tubuh Sasuke, untuk melihat wajah itu dari langsung. Sambil menyelami mata sewarna langit dimalam hari.

"─Aku mencintaimu Uchiha Sasuke." Walaupun ini acara tembak-menembak yang mendadak, tanpa direncanakan terlebih dahulu oleh Naruo. Namun bagaimana lagi, ia sudah tak kuat menahan rasa cintanya.

"A..Aku.." Sasuke sedikit bingung ingin menjawab apa, tetapi hatinya berkata ia harus menerima pria itu. Namun disisi lain ia masih bimbang, masih belum meyakini perasaannya sekarang.

"Tidak perlu terburu-buru Suke, aku akan menunggumu sampai kapan pun. Dan maaf kan aku tentang kejadian semalam, aku tau aku salah karena berani menciummu." Sedikit kilat kecewa tersirat dari mata biru laut itu, tapi Naruto akan tetap pada pendirianya menunggu Sasuke mau mengakuinya. Naruto pun melepas pelukkan mereka, dan meninggalkan sedikit rasa sesal dihati Sasuke.

"Ayo, Suke. Mereka pasti sedang sibuk berberes-beres." Naruto langsung berjalan keluar atap, tak lupa sambil menarik tangan Sasuke. Ia ingin membuktikan bahwa cintanya ini tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

.

.

.

.

"Nah ini dia pakaian untuk kalian yang khusus bekerja langsung didalam cafe . Kalau pekerja yang diluar kalian bebas memakai apa saja, soalnya kita lagi kekurangan biaya." Ucap Tenten sambil memamerkan pakaian-pakaian yang ia sewa.

"Pakaian ini, sesuai dengan pekerjaan yang kalian dapat kan. Choji sebagai chef bersama Amaru, Hiruko, dan Kiba. Shino dan Shion menjadi kasirnya. Neji, Gaara, Shikamaru, Sai, Yuukimaru, dan Menma menjadi Butler- nya. Aku, Tenten, Hinata, Yakumo, Shion, dan Sasuke menjadi maidnya. Lee, Omoi, Darui, dan Chojuro bertugas menjaga keamana disekitar cafe. Sisanya yang membeli bahan-bahan keperluan, membersihkan piring kotor, dan lain-lain." Jelas Ino panjang lebar dan dibalas anggukkan malas dari beberapa siswa laki-laki, soalnya tidak ada yang berani menyela ucapan Ino, kalau ada yang berani bakal diceramah habis-habisan. Taklupa Hinata dan Shion yang membagikan pakaian-pakaian tersebut sesuai dengan yang tertera dikertas.

"Un-ntuk... ma-make up wajah dan styling ram-but a-aku dapat membantu." Saran Hinata menunjuk dirinya, untuk mempermak wajah-wajah malas, serta dekil siswa laki-laki. Kalau yang wanita tidak usah ditanya, make up itu seperti keharusan setiap saat kemana pun dan dimana pun.

"Ok. Semua sudah sip... tidak ada lagi yang perlu dipikirkan─."

"─BANZAIII!." Lanjut Ino dan Tenten berteriak memberi semangat.

"BANZAAIIII!."


.

.

Konoha Internasional School, Hari Festival. 07.00 am

3 hari telah berlalu, sekarang ini adalah hari festival dibuka diawali dengan pidato singkat dari Kepala sekolah Konoha Internasional School. Dan dilanjutkan dengan meletusnya kembang api, tanda festival tersebut sudah dimulai.

Para pengunjung mulai berkeliling area sekolah. Dikarenakan masih pagi mereka mencoba terlebih dahulu melihat-lihat pertunjukan yang diadakan oleh sekolah, mulai dari drama, nyanyian, dance , dan lain-lain. Ada juga yang berjalan-jalan keliling sekolah sambil melihat taman-taman bunga atau hutan disekitar sekolah. KIS juga dikenal dengan sekolah yang memiliki taman bunga dan hutan buatan yang cukup luas, dikarenakan sekolah tersebut berada di puncak bukit, membuat tumbuh-tumbuhan dapat berkembang dengan sangat baik dimusim-musim tertentu.

Setiap kelas mulai bekerja dengan keras, mencoba menarik pelanggan ke stand-stand milik mereka. Tidak terkecuali kelas XII-2 mereka mencoba menarik pelanggan dengan ketampanan dan kecantikkan siswa-siswi mereka. Dapat dilihat antrian diluar sangat panjang, dan didominasi oleh kaum hawa. Bagaimana tidak, saat ini pemuda bernama Uzumaki Menma atau lebih tepatnya Namikaze Naruto telah di make over oleh Hinata menjadi lebih sempurna, bahkan Hinata sendiri pun dibuat takhjub akan hasilnya kerja kerasnya sendiri, sungguh ia merasa bangga karena kemampuanya itu. Padahal Naruto emang dari lahirnya udah perfect, Naruto sengaja membuat rupanya jelek untuk kepentingan misinya. Tak lupa teman-temannya pun juga merasa terpersona akan wujud Naruto sekarang, dari pemuda nerd menjadi seperti model-model dimajalah playboy.

Rambut yang hitam dulu selalu klimis –hanya disekolah- , berubah menjadi hitam jabrik sedikit berantakkan. Bajunya yang dulu selalu kebesaran, sekarang nampak melekat sangat pas memperlihatkan otot-ototnya yang mencetak betul lekukkanya, yang menyewa baju ini sungguh membuat para siswi merasa beruntung dapat melihat Menma dalam keadan seperti itu. Mata Biru yang dulu ditutupi dengan kacamata botol, sekarang menampakkan warnanya, warna yang sangat jarang ada di Konoha. Penampilan Naruto saat inilah yang menarik minat para pengunjung berdatangan, walau hanya sekedar memesan minuman atau makanan yang harganya cukup mahal, tapi sebanding dengan pelayanan yang diberikan.

"Selamat datang." Sapa Naruto ramah diiringi senyuman yang memukau.

"I-iya." Rombongan siswi kelas 1 hanya bisa salah tingkah, melihat senior tampan-nya.

"Ada yang bisa saya bantu." Masih terus mempertahankan senyuman-nya, dan menyerahkan daftar menu kepada rombongan gadis itu.

"A-ku.. maksudku ka-kami ingin, a-anda yang memilihkan-nya." Seorang gadis bernama Yakumo menjawabnya dengan tergagap-gagap tak lupa kedua pipinya yang memerah, entahlah mungkin saja mereka salah tingkah di karenakan senyuman menawan yang terus Naruto tampilkan.

"Bagaimana kalau saya sarankan, paket chiken katsu saja?."

"Hmm.. ba-baik lah 4 paket chiken katsunya, ditambah 2 milkshake Strawberry, 1 Orange juice, dan 1 Lemon tea."

"Baiklah, silakan menunggu pesanan anda." Setelah selesai mencatat pesanan para gadis itu Naruto pun langsung pergi mengantar catatan pesanan. Setelah itu Naruto langsung pergi ketempat istirahat pegawai, tak lupa sambil memijat-mijat pipinya yang sedikit kram karena terlalu lama tersenyum.

"Aduhhh... pipiku rasanya sakit sekali." Keluhnya sambil terus memijat-mijat pipi miliknya.

"Ah.. mendokusei. Itu salahmu sendiri Naruto, kau menarik terlalu banyak pelanggan wanita." Sahut Shikamaru, yang masih saja duduk dengan santainya padahal jam istirahatnya sudah selesai.

"Bukan-nya itu bagus, semakin banyak pelanggan semakin banyak pula uang yang berdatangan. Dan untukmu Shikamaru kembari berkerja." Ino yang entah dari mana datangnya ikut menyahuti obrolan mereka tak lupa lemparan kain lap yang diarahkan kepada Shikamaru yang langsung ditangkap dengan mudahnya, Shikamaru langsung berjalan dengan malasnya dan jangan lupa trademark andalanya yang terus ia keluarkan disepanjang jalan.

Sasuke yang melihat tingkah Naruto dari kejahuan hanya bisa diam saja, soalnya saat ini bagianya untuk berkerja menggantikan Shion, ia tak tega melihat Shion yang terus berusaha menahan amarahnya saat digoda ole para pemuda.

"Huh~ hanya untuk kali ini saja aku berbaik hati kepada murid kelas 1 dan kelasmu. Kalau tidak sudah kuhajar mereka, beraninya bersikap seperti itu kepada senior mereka sendiri. Sasuke tolong gantikan aku, aku mau istirahat sebentar." Setelah selesai mengomel tak jelas, Shion pun meminta Sasuke menggantikan-nya berkerja.

"Hm, baiklah." Sasuke pun menggantikan tempat Shion, dengan menyambut tamu didepan pintu, disebelahnya ada sang rusa malas yang terus saja menguap karena masih mengantuk atau apa sejak tadi.

Pikiran-nya kembali melamun ketika melihat Naruto yang begitu tampan-nya, dengan pakaian khas pelayan, walaupun begitu tidak juga mengurangi kharismanya. Bahkan Sasuke sempat melamun melihat Naruto yang dulu sangat kucel berubah menjadi pangeran tampan. Kadang ia kesal juga melihat para gadis yang berusaha menggoda Naruto 'Heii... Naruto itu milikku asal kalian tau'. Eh.. tunggu apa yang baru saja Sasuke pikirkan Naruto miliknya? Hmm.. sepertinya kamu sudah mulai terkena pesonanya Sasu-chan~

Sasuke yang sedang melamun sepertinya tidak sadar, bahwa dia ditabrak hingga terjatuh. Setelah kesadaranya kembali Sasuke meliha siapa yang berani menabraknya.

"Upss.. maaf kak." Ucap Sakura dengan wajah tak bersalah, disebelahnya ada Guren yang tengah menahan tawa padahal tidak ada yang lucu.

.

.

.

.

.


TBC

Maaf atas keterlambatan meng-update fic ini.

Sebenarnya Nami sudah gak ada niat mau ngelanjutin fic ini, dan chap ini sangat berbeda jauh dari file yang sebelunya hilang. Nami jadi mulai semangat ngelanjutin fic ini karena baca ulang riview dari kalian makasih minna #Hug...

Kalau soal Kakashi, sebenarnya dia orang kepercayaan Tsunade dan pengasuh Naruto tapi sejak Mikoto meninggal Kakashi diperintahkan Tsunade untuk merawat Sasuke. Anggap aja Tsunade udah menganggap Sasuke itu sebagai cucunya juga. Kakashi juga merupakan guru di KIS juga atas perintah Tsunade.

Oke.. kalau ada yang belum mengerti atau belum jelas bisa ditanyakan lewat kolom Riview.

Saran dan Kritik Nami terima

Oh.. dan Satu lagi untuk fic lainya Nami update sesuai Mood dan waktu yang ada, Nami buat fic untuk selingan diwaktu kosong.

P

L

E

A

S

E

Riviewnya minna

And Thanks for RnR