ROBIN HOOD MENCURI CINTA
Author : Kiela Yue
Cast : Luhan, Baekhyun, Sehun, Kai Kris and the rest of EXO
Chapter : 6/?
Disclaimer : FF ini punya saya. Dan EXO milik EXOtics. XD lalu Luhan milik saya.
.
NO PLAGIAT!
.
.
DLDR!
.
Ahem, buat yang masih dibawah umur tapi tetap pengen baca ff ni, silakan Tutup mata aja, tapi jarinya ga usah dirapatin. XD Kalo ga, tutup mata pake kaca pembesar. Hohoho~
Summary : Robin Hood adalah pencuri baik hati yang mencuri dari orang kaya dan membagikannya pada orang miskin. Bagaimana jika Robin Hood nya terdiri dari kumpulan namja – namja mesum?
Chapter 6
.
Untuk berjaga – jaga jika nanti ketahuan, mereka selalu mencari jalan keluar sebelum melakukan pencurian. Saat tiba dipersimpangan, Kris memacu kudanya kearah kiri dan Kai kekanan. Mereka bergerak tanpa aba – aba karena sudah terlatih. Namun tetap saja memacu kuda sambil menghindari panah yang datang dari arah belakang dimalam hari tetap membuat pencuri itu kewalahan. Kai tidak berusaha untuk melawan atau menangkis serangan dari prajurit yang mengejarnya. Ia hanya memacu kudanya secepat yang ia bisa sampai ditempat persembunyian yang sudah mereka rencanakan.
"Sial!" Kai terus mengumpat saat turun dari kuda. Kini ia tidak lagi berada diwilayah kota Andorra, tapi sudah masuk kedalam hutan. Entah berapa lama ia menaiki kudanya. Ia sudah hampir bernafas lega karena berhasil lolos. Namun suara derap kaki kuda dikejauhan membuatnya harus siaga lagi. Ternyata pengejarnya lumayan gigih untuk menemukannya. Kai sudah hapal tempat ini. ia pun mengambil karung berisi uang dan memasukkannya kedalam sebuah lubang yang ada dipohon besar didekatnya. Lubang itu ditutupi tanaman menjalar yang lebat. Sepertinya malam ini ia akan menginap ditengah hutan.
"Pergilah, dodol," Kai berbisik pada kudanya. Lalu ia mencambuk kudanya dan kuda itupun berlari kencang tanpa arah. Dodol adalah nama kudanya Kai.
"Disana!" salah seorang prajurit itu melihat kuda Kai yang berlari dan mereka langsung mengejarnya tanpa mengetahui kalau penunggangnya sudah tidak lagi berada diatas punggung kuda itu.
Kai bernafas lega saat ia mendengar pengejarnya berlari menjauh. Ia mulai mengutuk Luhan dan Baekhyun yang sekarang entah berada dimana. Kalau nanti mereka tidak bisa bertanggungjawab, ia sudah ancang – ancang untuk menghukum dua namja genit ganjen itu.
Beberapa saat kemudian, prajurit yang mengejar Kai menyadari kalau kuda itu tidak ada yang menunggangi. Mereka saling berpandangan.
"Kemana dia?" prajurit yang berwajah paling tua bertanya pada ketiga temannya. Namun mereka semua menggeleng.
"Dia pasti turun ditengah jalan. Ayo kita kembali dan mencarinya!" lalu mereka pun berbalik dan menyusuri jalan yang tadi mereka lalui. Namun hasilnya nihil. Mereka tidak menemukan keberadaan pencuri itu. ternyata berita yang beredar selama ini memang benar. Robinhood itu bisa menghilang seperti hantu. Mereka sama sekali tidak tahu kalau Kai sudah tertidur didalam persembunyiannya yang begitu dekat dengan tempat prajurit itu berdiskusi.
"Ngghh.. Sehunn hh.." Luhan terus mendesah dengan suara yang mulai serak karena kebanyakan teriak dari tadi. Ia tidak tahu sudah berapa kali mencapai puncak yang ia inginkan, tapi tubuhnya masih saja terus meminta. "Cepat.. masukkan mulik.. muu hh.."
"Hmm.. hmmmhh.." Sehun hanya menjawab dengan gumaman. Ia terlalu asyik dengan dunianya yang sedang bergelut dengan junior Luhan yang membuatnya ketagihan. Tangannya sibuk membelai paha Luhan yang tanpa celah. Meski ia heran kenapa Luhan tiba – tiba mengunjunginya dan memintanya untuk memperkaos namja ini, Sehun tidak peduli. Pokoknya ia akan terus melahap Luhan malam ini sampai tenaganya habis!
Junior Luhan sudah ia masukkan kedalam mulutnya dan mengemutnya dengan penuh semangat. Rasanya tiap kali ia menjilatinya rasanya semakin nikmat. Daya tarik Luhan terlalu membuatnya gila dan mengabaikan orang – orang yang sedari tadi mengetuk kamarnya. Ia tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi diluar kamarnya.
Luhan terus bergerak – gerak tidak nyaman karena Sehun tidak mengabulkan permintaannya dengan cepat seperti ia pertama kali menggoda Sehun tadi. Kali ini namja yang rambutnya sedang ia pegang itu mulai bertingkah. "Jeball.. masukkannhhh Sehunnhh. Ahh~" mungkin sekarang ia terlihat seperti pengemis penis(?), tapi Luhan hanya ingin hasratnya terpuaskan. Ia tersiksa sekarang.
Semakin lama, hisapan Sehun semakin kuat. Luhan merasa kalau perutnya kembali bergolak dan ia tahu ini pertanda apa. "Sehun. Ahh aku…"
Sehun menghentikan hisapannya. "Keluarkan saja.. aku suka~" lalu ia kembali mensejajarkan tubuhnya dengan Luhan. Ia menciumi Luhan dengan penuh nafsu. Lidahnya melilit lidah namja dibawahnya dengan sempirna. Tetesan liur yang mengalir disudut bibir Luhan membuatnya semakin menegang. Sementara tangannya sibuk mengocok junior Luhan yang baru ditinggalkan oleh mulutnya. Tangan Luhan yang terus memegang dan mendorong tengkuknya membuatnya yakin kalau namja yang ia sukai ini begitu menikmati servisannya. Meski ini yang pertama baginya, ternyata ia lumayan hebat juga bisa membuat Luhan terus meminta hal yang 'lebih' padanya.
"Ngghh .. nghhh…" suara Luhan tertahan saat ia akhirnya mengeluarkan cairannya untuk yang kesekian kalinya di tangan Sehun. Namja itu berhenti menciuminya dan memberinya waktu untuk bernafas sejenak. Tapi Sehun bukannya diam saja, ia menjilati jarinya yang terkena sperm Luhan dengan gerakan menggoda. Matanya menatap tajam mata Luhan sementara lidahnya bergerak lincah. Luhan menelan ludahnya paksa. Tanpa pikir panjang, ia pun menarik jari Sehun dan gantian menjilati jari panjang namja itu.
Sehun menggerak – gerakkan lidahnya didalam mulut Luhan dan menggoda lidah yang tengah lentur itu. Sedang tangannya yang satu lagi mulai mengarahkan juniornya yang sudah menegang kedalam lubang Luhan dan memasukkannya dengan sekali hentakan kuat.
"Ahh.. Ohh.. palli.. Sehunnn.. ahh~~" Luhan terus meminta Sehun mempercepat gerakannya. Ia kembali melayang ketika ujung juior yang kokoh itu menyentuh titik sensitifnya. Luhan ikut menggerakkan pinggulnya kearah yang berlawanan kan kenikmatan yang ia dapat menjadi berlimpah.
"Kau.. sanagt.. nikmathh Luhannn.."
Sehun berbisik pelan ditelinga Luhan sambil terus menambahkan jejaknya disepanjang tempat yang dilewati bibirnya. Rasanya ia ingin menandai saja seluruh tubuh Luhan. Ia sudah terbutakan oleh nafsu.
"Ahh.. Sehun.. disituuhh.. terus,,,, owh.."
"Ne.. aku terus menumbukmu.. ah.."
Sepasang manusia itu terus bergerak dan terhanyut dengan tarian paling indah yang mereka mainkan. Keringat terus membanjiri tubuh mereka dan aroma sperma mendominasi indera penciuman. Tangan Sehun kembali memegang dan mengocok junior Luhan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan pinggangnya. Pandangan Luhan semakin kabur.
"Tubuhku.. Sehun.."
Luhan benar – benar tidak bisa mendefinisikan bagaimana rasa dari sentuhan Sehun ditubuhnya. Ia melengkukngkan punggungnya seolah menyodorkan tonjolan kecil didadanya untuk dilahap oleh Sehun. Sementara tangannya memegang erat alas tempat tidur Sehun yang sudah kusut. Sehun tersenyum penuh makna. Ia pun menjilati nipple Luhan dan menghisapnya. Hanya orang bodoh saja yang menolak kenikmatan seperti ini.
"Luhan.. aku.."
Luhan mengangguk perlahan pertanda ia mengerti maksud Sehun. Bisa ia rasakan otot – otot kejantanan Sehun yang mulai keluar dan bersentuhan dengan dinding rektumnya. Pasti namja itu tidak lama lagi akan menumpahkan cairannya yang hangat didalam sana.
"Sehun! Ahh!" Akhirnya Luhan yang duluan keluar dan membasahi perutnya dan perut Sehun, disusul oleh Sehun beberapa saat kemudian.
Bisa ia rasakan cairan Sehun yang tidak tertampung keluar lagi dan mengalir dipahanya.
Bukk..
Sehun menjatuhkan tubuhnya disamping Luhan. Nafasnya yang tersengal menerpa tengkuk Luhan dan ia memilih untuk mengabaikan rasa aneh yang kembali mengerayanginya. Saat namja itu menarik juniornya, Luhan merasa ada kekosongan dan ia ingin agar benda itu kembali menusuknya dengan keras dan dalam. Namun tenaganya sudah benar – benar habis.
"Tidurlah Luhan…" Sehun berkata dengan pelan sambil menyelimuti tubuh mereka. Untuk menjawabnya saja Luhan tidak sanggup. Namun sebelum benar – benar terpejam, ia masih bisa merasakan Sehun yang kembali melumat bibirnya.
Berbeda dengan Kai yang bernasib mujur, Kris justru sedang sial. Sebuah anak panah prajurit yang dibelakangnya mengenai kaki kuda yang ia tunggangi hingga ia terpaksa berhenti sebelum sampai ditempat persembunyian yang ditentukan. Dengan sigap, ia melempar karungnya yang berisi uang kebelakang sebuah batang yang besar. Pengejarnya tidak memperhatikannya karena mereka fokus untuk menangkap Kris. Namja itu sudah siap dengan kuda - kudanya dan menendang seorang namja yang menyerangnya dengan pedang. Namja itu terjatuh dan punggungnya mengenai bongkahan batu yang cukup besar. Ia sudah tidak bangkit lagi karena pingsan.
Kris menahan tangan seorang pria bertubuh tinggai dan berputar kebelakang lalu memukul tengkuknya dengan sikut kananya. Panah yang hampir mengenai lengannya bisa ia hindari dengan menggunakan tubuh seorang prajurit yang berada didekatnya sebagai tameng. Tiga orang sudah teratasi. Sisanya dua orang yang menggunakan panah dan bersiap untuk menghabisinya dibawah cahaya bulan yang temaram.
"Menyerahlah.. nyawamu akan diampuni!" ujar prajurit yang disebelah kanan.
Kris tidak menjawab. Ia menutup mata dan mengatur nafas. Ternyata ia tidak se-sial itu karena yang mengejarnya tidaklah terlalu banyak. Namja yang menjadi pimpinan kelompok Robin Hood itu memikirkan tindakan apa yang akan ia ambil menghadapi situasi ini. ia mendengar langkah kaki prajurit itu semakin dekat. Sebuah senyuman terpampang dibibirnya yang seksi. Semakin mereka mendekat, maka semakin mudah baginya meloloskan diri. Pertempuran jarak dekat, itu keahlian Kris.
Dengan gerakan cepat karena memang kakinya yang panjang, Kris berlari kearah kiri. Prajurit itu kaget dengan Kris yang mendekatinya. Belum sempat menarik busur panahnya, Kris sudah lebih dulu menendang perutnya sambil berusaha menghindari anak panah dari namja yang satunya. Ia menyeret tubuh prajurit itu dan bersembunyi dibalik pohon. Kris mengambil busur dan panahnya lalu bersiap – siap.
"Jangan bersembunyi! Lawan aku kalau berani, pencuri sialan!"
Kris tidak menyahuti teriakan prajurit itu. dari nada suaranya, Kris tahu kalau prajurit itu ketakutan. Ia pun keluar sambil membidik kaki musuhnya. Rupanya Kris salah perhitungan. Orang yang ia hadapi ini lumayan cepat dalam memanah hingga anak panahnya sedikit mengenai lengan kirinya, walau tidak sampai menancap. Ia tidak sempat menghindar. Sedangkan anak panahnya menancap sempurna dipaha prajurit itu. sementara ia mengaduh kesakitan, Kris mendekatinya dan lagi – lagi menggunakan sikutnya memukul tengkuk namja itu hingga ia pingsan.
Rasa sakit dilengannya ia abaikan dan ia mengambil kembali karungnya lalu menaiki kuda yang entah milik siapa dan berlari secepat mungkin. Darah mulai mengalir dilengannya.
"Ukh…" Kris meringis pelan. Setelah cukup aman, ia berhenti sebentar dan mengoyakkan baju yang ia pakai untuk dijadikan perban pembalut lukanya. Untuk sementara darahnya terhenti. Kris bersyukur tenaganya masih cukup untuk membuat ikatan yang kencang. Tanpa membuang waktu lagi, ia pun memacu kudanya menuju pinggiran kota Andorra, tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan, ia tidak berhenti mengutuk Kai yang begitu ceroboh bisa menginjak kulit pisang. Bodoh sekali. Belum lagi dua orang temannya yang sekarang entah berada dimana. Kris berjanji ia akan membuat perhitungan dengan dua namja yang tidak menunjukkan batang hidungnya malam ini.
"Ngghh.." Luhan membuka matanya dengan pelan dan berusaha untuk menyesuaikan dengan cahaya yang sudah masuk kedalam kamar. Ia memandangi sekelilingnya dan ia tidak mengenal langit – langit kamar ini. seketika ia tersentak. Ini kan.. kamar Sehun. Tadi malam mereka telah…
Namja itu memandangi melihat kesamping dan ia terkejut mendapati Sehun yang sedang memandangnya dengan tatapannya yang tajam. "Sudah bangun?"
Luhan menelan ludah.
"Kenapa? Kau tidak melupakan kejadian semalam kan? Aku yakin tidak. Karena tadi malam kamu tidak mabuk."
Cepat – cepat Luhan berbalik membelakangi Sehun. Jantungnya berpacu cepat. Saat ia memandangi kamar Sehun, barulah ia sadar seberapa dahsyatnya permainan mereka. Buku – buku berserakan dilantai, kursi yang keadaannya terbalik, hiasan dinding yang sudah berserakan dan pena juga botol tinta yang sudah terjatuh dilantai. Oh.. sehebat itukah permainan Oh Sehun? Pantas saja ia ketagihan.
Ketagihan? Luhan kembali mengurutkan kejadian semalam. Kalau tidak salah, ia menjadi aneh setelah meminum teh yang ia ambil dari Baekhyun. Dan namja itu mengaku kalau tehnya diberikan Chanyeol. Chanyeol! Benar, pasti ia memasukkan sesuatu kedalam minuman itu hingga ia ingin melakukan sex dan sialnya malah ia yang meminumnya. Oh,, jadi ini ulah namja yang punya senyuman bodoh itu.
"Kamu kenapa, hem?" Sehun bertanya dengann suara berat yang menggoda. Tapi Luhan cepat – cepat menepis jemari Sehun yang mulai merayap diatas perutnya menuju nipple nya.
"Ma.. maaf.."
Sehun heran. "Apa maksudmu?"
Luhan berbalik dan berusaha untuk duduk walau bagian bawahnya terasa ngilu. Untuk saat itu ia sadar kalau ternyata Sehun sudah berpakaian lengkap. Tidak sepertinya yang hanya ditutupi selimut sampai pinggang.
"Tidak usah khawatir tentang Kai dan Kris. Aku sudah mengirim utusan ke café dan mengatakan kalau kau akan disini selama beberapa hari kedepan."
Luhan membulatkan matanya. "Untuk apa kau melakukan itu?"
Bukannya menjawab, Sehun malah mendekatkan bibirnya dan menciumi Luhan dengan ganas. Bibir Luhan ia gigit dan lidahnya langsung melesat masuk. Luhan tidak menolak walau ia heran. Tapi ia justru meladeni Sehun dengan melingkarkan tangannya dileher Sehun. Setelah cukup puas dengan morning kiss nya, Sehun menjauhkan kepalanya.
"Jangan pura – pura lupa apa yang terjadi tadi malam. Walau aku heran dengan tindakanmu, tapi aku menyukainya." Luhan merasa pipinya memerah.
"Aku sudah tahu kenapa Kris dan Kai begitu mesum, ternyata kau yang menggoda mereka duluan.." Sehun berkata seolah ia menyesal sambil membuang nafas.
Luhan terkejut dengan perkataan Sehun. "A- apa maksudmu?"
"Kok malah bertanya? Kau ternyata sangat berbakat menggoda Luhan. Kau menggunakan pesona tubuhmu dengan baik sekali untuk menggaet namja. Tapi aku tidak…"
Plakk!
Sebuah tamparan mendarat dipipi Sehun. "Tarik kembali ucapanmu!" Sehun memegangi pipinya yang kena tampar. Ia tidak mengerti dengan perubahan sikap Luhan. Padahal ia mau bilang. Tapi aku tidak menyesal karena selama ini aku menyukaimu. Bisakah kau jadi milikku? Namun Luhan duluan memotong perkataannya.
"Apa maksudmu berkata demikian? Aku ini bukan slut murahan lagi! Aku sudah berubah! Dan tadi malam itu kecelakaan karena Baekhyun memberiku minuman aneh! Dan aku menghampirimu karena hanya kau yang aku kenal disini! Kau pikir aku begitu menginginkanmu sampai merendahkan diriku seperi itu?" Luhan merasa dadanya sesak karena ternyata Sehun menganggapnya murahan. Ia melakukan itu dengan Kai dan Kris karena mereka temannya dan mereka sama – sama tidak punya kekasih. Jadi apa salahnya saling memenuhi keinginan sesama teman? Sehun pasti tidak akan pernah mengerti mengingat ia yang namja baik – baik.
"Lagi?" Sehun mengerutkan keningnya. "Apa yang baru saja kau katakan?"
Luhan menatap mata Sehun. Ia sadar kalau ia baru saja membuka rahasianya. Dengan mengabaikan rasa sakitnya. Ia bangkit berdiri dan memunguti pakaiannya.
"Kau mau kemana?"
Ia tidak menjawab dan memalingkan wajahnya.
"Jawab aku, Luhan."
".."
Sehun jadi kesal karena Luhan mengabaikannya. Apalagi namja itu terlihat kesusahan saat berjalan. Ia merasa bersalah karena sudah seganas itu pada Luhan semalam. Tapi mau bagaimana lagi? Hasratnya sudah tak terbendung.
"Jangan mengabaikanku!" Sehun memegang kedua lengan Luhan. "Kau mau kemana?"
Luhan mendongak. "Mau kemana lagi? Tentu saja pulang!"
"Dengan cara berjalan yang seperti itu?"
"Ne!"
"Aku bisa mengantarmu.."
"Tidak usah!"
"Luhan…"
"Apa lagii?!" bentak Luhan. Ia sudah terlanjur sakit hati Sehun menganggapnya seorang slut.
Sehun tersenyum. "Aku minta maaf. Tapi aku mau bilang aku menyukaimu yang tadi malam."
"Bohong!"
"Kalau tidak, tidak mungkin keadaan kamarku jadi kacau begini.." Luhan setuju tapi ia mengucapkannya dalam hati.
Terdengar bunyi pintu diketuk. "Tuan muda, saya mau mengantarkan sarapan.."
Mereka berdua sama sama menoleh kearah pintu. Namun Sehun kembali memandangi Luhan dan menggigit leher namja itu. "Kau mau sarapan? Aku tidak. Aku ingin tubuhmu lagi.."
Sontak Luhan mendorong tubuh Sehun. Ia mau berteriak, tapi mulutnya sudah dibekap Sehun dengan tangannya.
"Aku tidak ingin sarapan. Nanti saja antarkan," seru Sehun dan pelayan itupun pergi. Detik berikutnya ia menyeringai kearah Luhan yang menatap kesal padanya.
"Kenapa manis? Aku masih menginginkanmu.."
Meski hati ingin menolak karena merasa dipermainkan, tapi tubuh Luhan berkata yang sebaliknya. Ia menginginkan Sehun menyentuhnya dan kembali merasakan junior yang besar itu memasukinya. Saat Sehun kembali menyapukan bibirnya diataas bibir Luhan, namja itu sadar apa yang ia rasakan selama ini. Suka.. Luhan bisa tahu ia menyukai Sehun, atau mungkin lebih dari itu. Sentuhan Sehun yang terasa berbeda pasti karena ia merasakan debaran yang aneh didadanya. Tapi ia membuang jauh – jauh keinginannya yang ingin menjadikan Sehun sebagai miliknya. Ia cukup tahu diri. Meski demikian. Luhan bisa melupakan segala keresahannya karena bibir dan tangan Sehun telah kembali mengambil alih dirinya. Ia bahkan tidak sadar kalau ia sudah berada diatas ranjang dan kembali melakukan hal yang seperti tadi malam.
Dengan langkah terseok, Suho keluar dari kamarnya. Ia bangun kesiangan karena terlarut dengan pestanya tadi malam. Namja itu terkejut saat mendapati seorang prajurit yang sudah berdiri didepannya. "Ada apa?"
"Maaf, tuan muda. Kami gagal."
"Maksudmu?" Suho masih belum mengerti.
"Tadi malam rumah ini uang disuri dari rumah ini, Tuan."
"APAAA? "Suho teriak. "Bagaimana bisaaa? Lalu kalian tidak berhasil menangkapnya?"
"Tidak, tuan. Kami sudah mengejarnya dan menambah orang. Tapi begitu tiba disana, kami hanya menemukan prajurit keluarga ini yang sudah dikalahkan."
"Mereka mati?"
"Hanya pingsan,"
Rahang Suho mengeras karena amarahnya yang tiba – tiba meledak. Bahkan rumahnya tidak luput dari target mereka. Biasanya pencuri itu akan mencuri dari bangsawan yang melakukan 'penyimpangan'. Apa mungkin tindakan appanya sudah ketahuan? Ia semakin yakin kalau ada bangsawan yang bersekutu dengan mereka.
"Appa sudah tahu?"
"Sudah, tuan muda. Tapi beliau melarang kami untuk membangunkan anda."
"Sehun sudah tahu? Dimana dia?" Suho bertanya pada prajurit itu.
"Tuan muda Sehun masih dikamarnya."
"Eoh? Tumben sekali dia masih disana sampai jam segini."
"Bahkan pelayan yang mengantarkan sarapannya pun tidak diperbolehkan masuk." Tambah prajurit itu.
Tanpa pikir panjang, Suho langsung menuju kamar adiknya dan menggedor pintunya dengan kekuatan maksimal.
"SEHUN! Buka pintunya cepat! Sehun! Ini hyung. Rumah kita kemalingan!"
Sehun yang saat itu tengah menyodok Luhan dengan kekuatan maksimal terkejut dengan panggilan hyungnya. Luhan bereaksi sama dengan namja yang berada diatasnya. Tapi karena nafsu tengah menguasai, mereka mengabaikannya dan melanjutkan tarian mereka.
"Ohhmm… Sehhunnmmmppp.." Sehun membekap mulut Luhan yang tidak bisa menahan desahannya. Sedangkan ia terus mempercepat sodokannya.
"Sehun! Apa yang kau lakukan?" Suho mulai berteriak karena ia diabaikan.
"Ngh.. ngghh…" Luhan melihat kearah pintu, lalu menatap Sehun. Ia benar- benar ketakutan kalau ketahuan sedang bercinta dirumah anak seorang bangsawan yang begitu terpandang. Tapi Sehun mengabaikan kegelisahannya. Namja itu malah kembali menjilati nipple nya seolah suara diluar itu tidak ada.
"Jangan.. hi raukan…" suaranya yang berat membisiki Luhan dan tentu saja Luhan menurut. Ia juga lebih memilih kebersamaannya dengan Sehun daripada harus bersembunyi.
"Sehun.. aku ahh~" Akhirnya Luhan mencapai puncaknya untuk yang kedua kalinya di pagi ini, bersamaan dengan Sehun.
"Hahh.. hahh.." nafas Sehun yang tersengal membelai tengkuknya.
"Sehun… dia.. namja itu masih memanggil – manggil.." Luhan berkata dengan pelan setelah ia bisa mengatur nafasnya. Sehun menggerutu pelan. Lalu ia berdiri dan memakai pakaiannya tanpa atasan.
"Kau tunggu disini. Jangan kemana- mana, ne?"
Luhan tidak tahu kenapa ia mengangguk dan menurut saja. Apalagi saat Sehun menyempatkan diri mencium bibirnya sebelum keluar.
"Apa yang kau OMO~~" Suho kaget melihat keadaan Sehun. Adiknya itu menemuinya dengan bertelanjang dada keluar dari kamar. Rambut berantakan, bau aneh memenuhi tubuhnya dan ada banyak bercak kemerahan di area tertentu. "SEHUN! Kau membuat hyung kaget. Apa yang kau lakukan didalam, eoh?" rasa kesalnya hilang digantikan oleh keheranan yang luar biasa.
Alis Sehun bertaut. "Tidak usah menanyakan itu. Memangnya ada apa? Tadi hyung bilang rumah kemalingan? Terus, malingnya tertangkap tidak?"
"Lupakan saja. Apa yang kau lakukan didalam? Jangan – jangan.." Suho berusaha membuka pintu dibelakang punggung Sehun, namun ditahan oleh dongsaengnya.
"JANGAN MASUK!"
"Kenapa sih? Biasanya kamu tidak melarangku masuk."
"Pokoknya tidak!"
Suho menyerah. Ia kembali memandangi adiknya. "Kau bersama seseorang didalam?" Sehun diam.
"WOAH~" bukannya marah, Suho malah menepuk pundak Sehun yang lengket. Ia cepat – cepat mengelap tangannya. "Kau hebat Sehun. Apa tadi malam kau begitu menikmati pestanya? Apa dia hebat sampai kau tertarik? Lalu, kau dan dia sudah melakukannya?"
"Kalau tau, kenapa bertanya lagi, hyung?"
"Jadi benar?" Suho heboh seperti para HunHan shipper duluaran sana. "Aish. Aku kalah, masa kau duluan sih. Tapi setelah ini aku pasti akan mampir ke EXO café untuk mengencani namja itu. Maaf sudah mengganggumu, saeng. Silakan lanjutkan kembali acaramu."
"T-tunggu hyung.." Sehun berusaha memanggil hyungnya, tapi namja itu sudah berlari menjauh. Ugh, bagaimana reaksi hyungnya kalau ternyata ia tahu namja yang ia tiduri didalam adalah orang yang ia sukai. Tapi sejenak ia sadar kalau pelayan melihatnya dengan tatapan heran. lalu ia pun kembali masuk.
Saat melihat Luhan, ia kembali teringat dengan teman – temannya yang lain. Apa mereka berhasil? Apa mereka selamat? Sehun mengacak rambutnya. Kalau tidak salah, tadi Suho tidak ada mengucapkan kata tertangkap. Berarti untuk sementara mereka aman.
Menjelang siang, kekesalan Kris mulai hilang saat ia melihat Kai yang masuk dari pintu samping. "Kau kemana saja? Kenapa lama sekali?"
"Aish! Prajurit itu mengesalkan. Mereka terus mondar mandir disekitar tempatku bersembunyi aku sampai beberapa kali menahan nafas. Kau sendiri, apa kau baik – baik saja?" Kai menunjuk lengan Kris yang diperban dengan dagunya.
"Tidak seberapa. Aku sudah mengoleskan obat. Masalahnya, kemana Baekhyun? Kalau Luhan, tadi aku mendapat surat dari Sehun katanya Luhan bersamanya. Entah apa yang mereka lakukan aku juga tidak tahu."
Kai bergumam pelan sambil meletakkan karungnya diruang rahasia mereka. Untuk sekarang ia tidak terlalu tertarik dengan duo genit itu. Badannya masih capek dan perutnya minta diisi.
"Aku jadi curiga, jangan – jangan si Sehun mengambil kesempatan untuk mendapatkan Luhan tadi malam."
Kali ini Kai menoleh. Ia bahkan meletakkan piring yang ia pakai dengan sedikit kuat. "Apa maksudmu?"
Dengan santainya, Kris duduk dikursi yang ada diseberang Kai. Mereka sudah berada di dapur dan ia membuka kulit pisang lalu memakannya dengan lahap. "Hauu pphhenahhhahhaah?"
"Dasar! Jangan bicara dengan mulut penuh dong! Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!"
Kris hanya senyum melihat kepanikan Kai. Ia memang tidak bisa menebak perasaan Kai pada Luhan, tapi ia bisa tahu kalau Kai tidak mengetahui Sehun yang menyukai Luhan.
"Jangan senyum – senyum seperti itu. Aku tidak tertarik padamu. Jawab saja pertanyaanku, Kris."
"Aku juga tidak tertarik padamu, kok."
"Ishh.." Kai memilih untuk mengambil minum segelas penuh dan menghabiskannya dalam sekali teguk. Ia capek, lahir dan batin. Ditambah lagi Kris yang bermain rahasia – rahasiaan. Oh, fck!
Kali ini Kris memandangi Kai dengan wajah serius. "Kau.. benar – benar tidak tahu?"
"Huh! Kalau tahu aku tidak akan bertanya. Kau tidak sepintar yang aku duga, bodoh."
Tidak sedikitpun ada kemarahan diwajah Kris walau Kai mengatainya. "Sehun menyukai Luhan, Kai."
"Uhhuk uhhuukk…" Kai tersedak. Ia buru – buru minum. "K-kau tidak bercanda kan?"
"Tidak."
"Darimana kau tahu?"
"Aku bisa tahu siapa yang sedang dilanda cinta. Lalu aku akan bertanya padamu. Apa kau juga menyukai Luhan?"
Kai bisa melihat wajah Kris yang begitu serius membahas masalah cinta. Padahal lengannya masih sakit seperti itu dan mereka bahkan belum membahas uang yang mereka curi akan dibagikan pada siapa. Kalau tadi Kris yang mengerjainya, kali ini Kai merasa ia harus membalas namja didepannya. Namja yang punya senyuman mematikan lalat itupun menyunggingkan smirk nya yang memabukkan.
"Aku…"
.
.
Te Be Ce
.
.
Sorry for typo(s)
.
Preview next chap.
. . . "Kau yakin? Apa kau memang siap untuk mendengar masa lalu Luhan? . .
"Ne! Aku siap." Sehun berkata dengan pasti. . .
... "KAI! Pelan - pelan bodoh!" Baekhyun memaki Kai yang memasukinya tanpa ada persiapan sama sekali. . .
Cemana adegan pertarungannya? Yang dihutan sama yang diranjang? #eh hahay!
Makasih buat yg udah mem-follow dan mem-favorit kan fic yang ini. Apalagi yang terus mereview. Hehehe.. #chu~~~~ #lemparvideoyadonganEXO
.
nanti kalo bisa Kiela sempatkan buat bales review ya.. ini kan update cepat, jadi ga sempet. #alasan.
.
Yg ga review anggap aja hantu. Berjalan tapi ga menginjak tanah. Ga ada jejak. :P
BIG THANKS TO:
jessikwang.. Novey.. Ohthehun.. xiaolu odult.. Oh Dhan Mi.. cydestiny46.. Maximumelf.. rainrhainyrianarhianie.. FSRifiqa.. .. Guest.. edogawa ruffy.. RirinSekarini.. anon.. Lean fujoshi hunhan shipper.. luluna99..titis anggraeni.. kim heeki.. keziarihta.. pinoya.. hongkihanna..mikhaela malfoy.. kimcholee-HUNHAN.. 0312luLuEXOticS.. lisnana1.. Nava Angela....xelo.. The Biggest Fan of YunJae.. Fujoshi203.. HyunRa.. ..mitahunhan.. asroyasrii.. Keepbeef Chiken Chubu.. syafasalsabila67.. widhy48..zee konstantin.. Yo Yong.. tuti handayani..shantyy9411.. younlaycious88..
.
Ga da yg ketinggalan kan? ;)
.
RnR lagi?