"Epilog : Aku Tidak Akan Terlambat" by Komodo vs Tomato

Hetalia © Hidekaz Himaruya

Terima kasih untuk N.B.M. yang mengusulkan cerita di chapter satu untuk drama kelompok saya dan menginspirasi saya untuk membuat epilognya OwO
Dirimu nggak tahu betapa diriku pengen meluk dikau sambil jejeritan histeris *dilempar ke laut jawa*

Eniwei, anggota kelompok drama saya #gaknanya:

A.D.F. – C.R.K. – E.A. – G.A.S.A. – K.N.S. – N.B.M.

Betewe ini pake karakter Hetalia, maaf kalau OOC *nangis gegulingan* PAIRNYA PRUHUN dan veryveryveryslight PortugalxBelgium, errr ada juga pikiran nista saya tentang yaoi, cuma dikit banget sih, satu-dua kalimat, dan gak nista-nista amat kok. Tapi dipersilahkan kabur bagi yang alergi.

Alice = Hungary. Ivan = Prussia. Aisa = Taiwan. Ayah Alice = Portugal. Ibu Alice = Belgium. Ayah dari Sepupu Alice = Indonesia (Err, setidaknya itulah tokoh2nya di naskah drama kelompok saya, yang peran figuran ngerangkap narator btw)

Dan yang ini murni karangan saya. Nggak ada hubungannya sama yang sebenarnya terjadi di dunia nyata saya. Berfungsi semata-mata sebagai cerita tambahan biar efek pesan moralnya kerasa.


26 Oktober 2013

"Oh, maaaan, akhirnya selese juga…" Taiwan langsung jatuh sujud dan (nyaris) cium tanah setelah turun dari panggung.

"Rasanya udah kayak main sinetron, gue ngerasa lebay gilak…" Hungary yang dapat peran Alice berjongkok di samping Taiwan.

"Mending elo. Gue baca narasi udah nyampe pegel mulutnya kagak selese-selese," Portugal yang cuma jadi peran figuran tapi merangkap jadi narator mendelik pada yang buat naskah.

"Gue juga, begooo… Ini yang buat naskah kejem amat," Indonesia yang nasibnya sama dengan Portugal memegangi rahangnya yang rasanya bisa copot kapan saja. Si pembuat naskah (AN: yang buat naskah saya, FYI, tapi gak bakal diberitahu siapa saya di sini xD) yang notabene seorang fujoshi pun cengar-cengir melihat dua teman senasib yang sekarang rangkulan dengan muka merana. Di mata seorang fujoshi akut macam dia, segala sesuatu terlihat berbeda. If you know what I mean.

"Daripada cerita galau bin gak awesome kayak gini, mendingan kita pake cerita Rumah Siput yang kemarin itu…" Prussia melipat tangan di dada. "Iya sih, gue yang awesome ini dapet perannya cuma sampe setengah drama karena gue mati. Tapi ntar korban utamanya gue sama Hungary ini."

"Oh iya," Belgium terbahak nista. "Siap-siap aja nerima ucapan 'semoga langgeng' dari temen-temen. Kalo dari gue sih, semoga kisah cinta kalian berdua nggak setragis di drama." Sepersekian detik kemudian, mukanya langsung jadi TKP penganiayaan sepatu.

"Bukannya lo sama Portugal malah udah nikah dan punya anak di drama tadi? Makdus gue, kalian lebih parah. Gue sama Prussia kan kesampaian aja enggak," komentar Hungary sengit.

"Lah, makanya kan gue doain-"

"Udah, udah. Mendingan kasian sama gue nih, muncul sebagai bapak tapi ibunya nggak nongol sama sekali. Ngenes gak sih…?" Indonesia duduk di kursinya, menikmati celotehan sang guru yang sedang pidato panjang lebar kali tinggi tentang drama-drama yang sudah dipentaskan.

"Kurang orang, bro…" Belgium bergumam malas.

Akhirnya istirahat pertama tiba. Murid-murid yang lain sudah terlalu tepar setelah pentas drama masing-masing yang persiapannya kebut-kebutan.

Hungary menarik napas panjang. Ini dia. "Eh, Prus, ikut sini bentar," panggilnya pelan. Prussia menatap Hungary heran sebelum ikut keluar. Tak ada yang tahu empat anggota lain kelompok drama mereka nyengir sambil saling tukar pandang. Ada yang ternganga dua sih. Pasalnya mereka nggak percaya usaha iseng mereka mencalonkan Hungary dan Prussia sebagai Alice dan Ivan membuahkan hasil. Dengan semangat penggosip professional mereka berjejalan mengikuti Hungary dan Prussia sediam mungkin.

Hungary menghela napas.

Karena aku tidak mau dan tidak akan terlambat…


AN:
Benar, saudara-saudara. Ini lebay gilak. Entah apa yang merasuki saya bikin epilognya. Pertama kalinya saya menyelesaikan cerita bergenre angst-romance (atau dalam kamus saya, sinetronate romance / telenovelaic romance)… Udah gitu straight lagi pairingnya… jarang-jarang saya tobat. Tapi pengen rasanya terjun ke Selat Karimata sambil tereak "Abalitaaaa!" #russiastyle #dorr

Dan, ya, cerita chapter pertama itu emang terjadi beneran pada temen saya yang namanya Alice. Yang kedua itu abaikan saja… udah abalita, lebih kilat dari karmina (pantun dua karat/pantun kilat, tau kan?), nggak terjadi di dunia nyata, praktek pesan moral paling gagal sedunia, dan super ngarep tingkat dewa. Mentang-mentang mereka meranin dua peran utama yang jatuh cinta terus pacaran di dunia nyata… Haha, anggep aja kasusnya mereka udah saling suka sejak lama tapi nggak ada yang berani ngaku, terus sama temen-temen sekelompoknya 'didorong' xD

Dieksekusi pada Selasa, 26 November 2013 pukul 19:07 oleh saya OwO

Semoga Anda menikmati dan terima kasih banyak sudah membaca…

-Komodo vs Tomato-