LOVING YOU
.
.
Ceritanya memang mirip, tapi bukan plagiat. Membuat ff demi melestarikan YUNJAE, karena kecintaan saya kepada YUNJAE dan saya suka YUNJAE, en sekarang lagi addict ama kopel #BothNewYear *gegara riskachan* yosh hepi reading muah#sundulmanja.
.
.
Namja manis berwajah pualam itu terisak sambil memeluk boneka beruang yang berukuran hampir sama besar dengan tubuhnya, kulit wajah yang putih memerah sempurna, mata besar dan beningnya sembab, bisa dipastikan ia habis menangis semalaman.
"Joongie~ah uljimma, Joongie sudah berjanji tidak akan menangis ne? kenapa sekarang Joongie menangis? Ingat orang yang melanggar janjinya itu tidak disayangi Tuhan, Joongie mau Tuhan tidak sayang sama Joongie?" ucap Suster kepala berusia sekitar 40an itu sambil menyeka sudut air mata namja yang biasa dipanggil Joongie.
Yap, ST. Cassiopeia adalah sebuah panti asuhan dimana anak-anak yang kurang beruntung dirawat dengan penuh kasih sayang, dipimpin oleh suster kepala Go Ahra yang usianyanya hampir sama dengan usia panti yang sudah ada sejak 50 tahun lalu.
Berdiri disebuah bukit dekat pantai, membuat panti ini semakin menawan, karena itu banyak sekali importir dan eksportir yang ingin membuat resort disana. Awalnya suster kepala berhasil membujuk si pemilik tanah untuk tidak menjualnya karena kasihan dengan anak-anak yang tidak memiliki tempat tinggal, namun sepertinya bujukan sejumlah uang dari eksportir membuat si pemilik tanah akhirnya melepas bangunan indah yang terletak di daerah Chungnam itu.
Hampir semua anak telah dilepas untuk di adopsi, hanya tinggal satu namja berwajah cantik, bermata besar, berbibir merah merona serta memiliki rambut kecoklatan yang membuatnya semakin terlihat menggemaskan.
Kim Jaejoong, namja berwajah malaikat itu masih berada dipanti karena tidak ada yang ingin menampungnya, sebagian keluarga hanya ingin mengadopsi anak kecil atau bayi, sedang Jaejoong atau Joongie biasa ia dipanggil usianya sudah menginjak 18 tahun, namun meski ia berusia 18 tahun sifatnya tak lebih dari anak 5 tahun, karena ia memiliki trauma yang sulit ia lupakan.
Saat berusia 10 tahun, ia melihat sendiri kedua orang tuanya meninggal terbakar demi menyelamatkan dirinya, dan sejak saat itu mental Joongie agak terganggu sehingga tidak ada satupun keluarga yang mau mengurusnya, hingga akhirnya keluarga Kim yang lain memutuskan ia harus di titipkan dipanti, mereka seolah sudah tidak ingin lagi mengasuh Kim Jaejoong kecil, meski demikian Joongie bukanlah anak yang menyusahkan, para suster sangat menyayanginya, dia anak yang baik dan penurut.
"S-suster kepala hiksss nanti kalau Joongie kangen sama suster kepala eotte?"
"Joongie sayang, nanti suster kepala pasti mengunjungi Joongie"
"Yaksok?"
"Yaksoke"
"Pinky Promise?"
"Pinky Promise" sahut suster kepala sambil menautkan kelingkingnya ke kelingking mungil milik Jaejoong.
"Sudah hapus air mata Joongie lihat Jung Appa dan Jung Eomma sudah datang, Joongie tidak malu kalau dilihat mereka?"
Dengan cepat Jaejoong mengusap air mata dengan telapak tangannya, seulas senyum sekarang tercetak di wajah manisnya ketika melihat sepasang namja dan yeoja berumur hampir sama dengan suster kepalanya, Jaejoong sudah tau siapa mereka karena hampir seminggu ini namja dan yeoja bermarga Jung itu selalu mengunjunginya.
"Anyeong Joongie~ah apa kabarmu sayang?" tanya yeoja yang masih saja cantik meski usianya tak lagi muda.
"Anyeong Jung Ahjumma Jung Ahjussi"
"Joongie sayang mulai sekarang panggil mereka Appa dan Umma ne?" ucap suster kepala.
"Ne suster kepala, Anyeong Jung Appa Jung Umma"
"Nyonya Jung Tuan Jung kami menitipkan Jaejoong kepada anda mohon sayangi dia meski kondisinya-"
"Suter Go, saya sudah menganggap Joongie seperti anak saya sendiri ketika saya pertama kali melihatnya, anda tahu kan saya sangat ingin memiliki seorang putri meski Joongie laki-laki tapi dia begitu manis"
Jung Umma mengelus surai hitam Jaejoong lembut.
"Nde terima kasih sudah menyayangi Joongie kami, saya tenang karena akhirnya andalah yang akan merawat Joongie tuan Jung Nyonya Jung"
"Baiklah semua sudah siap? sekarang saatnya kita membawa Joongie kerumah, kau mau ikut pulang bersama kami Joongie?" tanya Jung Appa.
"Uhm!" angguk Jaejoong mantap.
"Joongie sayang, jangan nakal ne? Ingat, selalu turuti perintah Appa dan Umma Jung"
"Ne suster kepala, hiksss Joongie sayang suster kepala! Jangan lupa untuk menjenguk Joongie ne"
"Tentu sayang, suster juga menyayangimu"
Jung Appa dan Jung Umma membawa Jaejoong menuju Seoul, meninggalkan panti asuhan yang kelak akan dijadikan sebuah vila komersil.
_LOVING YOU_
Hampir satu jam perjalanan dari Chungnam menuju Seoul, dan kini keluarga Jung sampai di kediamannya yang megah nan mewah. Keluarga Jung adalah salah satu keluarga terpandang yang terkenal karena kedermawanannya, uang mereka seperti tidak pernah habis untuk memberikan bantuan sumbangan ke panti-panti sosial.
"Kka kita sudah sampai sayang, Joongie sekarang rumah ini jadi rumahmu juga, Umma harap kau betah tinggal disini"
Betapa terkejutnya Jaejoong mendapati rumah bergaya eropa dengan halaman yang terbilang luas, bibirnya membulat tajkub serta mata beningnya mengedip tak percaya, selama ini ia melihat rumah-rumah besar dan mewah hanya di drama-drama yang biasa ia tonton.
"Jung Umma, rumahnya besar sekali" takjub Jaejoong.
Jung Umma terkekeh menanggapi kepolosan Jaejoong.
Ia menarik namja cantik itu masuk kedalam rumah.
"Kajja kita masuk, kita lihat kamar untukmu"
Jung Umma menggandeng Jaejoong kedalam rumah, masih dengan memeluk boneka Teddy Bearnya Jaejoong melihat sekeliling rumah itu dengan mata yang berkedip imut, mewah, indah dan tertata dengan rapih benar-benar seperti di negeri dongeng, pikir Jaejoong.
"Ini kamarmu Joongie, bagaimana Joongie suka?"
Belum sadar akan kekaguman Jaejoong akan rumah keluarga Jung, kini ia semakin dibuat terpana oleh kamar barunya, design bergaya eropa dengan wallpaper berwarna Pink dan bergambar awan sungguh menyejukan hati, ditambah betapa luasnya kamar Jaejoong sekarang membuat hatinya terlonjak senang.
"Uhm! Joongie suka sekali kamarnya Jung Umma, gamsahamnida" sahut Jaejoong sambil tersenyum dan membungkuk.
"Joongie chagi panggil Umma saja ne"
"Ne Jung ah Umma"
"Anak pintar"
Selesai merapihkan baju-baju Jaejoong di lemari, Jung Umma mengajak putra barunya keluar dari kamar untuk makan siang sedang Jung Appa harus segera kembali ke kantor, sebagai CEO Jung Corp ia tetap harus melaksanakan kewajibannya.
Jaejoong duduk di meja makan menunggu Jung Umma yang sibuk menginstruksikan para pelayan yang sedang memasak, bibir kissablenya bersenandung sambil merapihkan baju Teddy Bearnya yang terlihat tidak rapi.
"Ummaaaaaaaaa aku lapar, eoh nuguya?"
Seorang namja tampan bertubuh tinggi dengan rambut jamur yang membuatnya terlihat seperti anak TK terkejut mendapati seseorang yang tidak dikenalnya duduk di kursi meja makan.
Jaejoong melihat kearah namja jangkung itu, dengan cepat ia berdiri dari tempat duduknya sambil memeluk bonekanya erat, ia terlihat ketakutan, maklum selama dipanti Jaejoong tidak pernah bertemu orang baru selain para suster.
"U-Umma Jung hiksss U-Umma"
"Omo (O.o) Yah! kenapa kau menangis? Aish siapa yeoja ini?"
"Ada apa Joongie sayang, Eoh? Uri Changminnie sudah pulang?" tanya Jung Umma sekembalinya dari dapur.
"Umma? Siapa yeoja ini?" tanya namja tinggi yang ternyata bernama Jung Changmin.
"Joongie namja bukan yeoja! HUEEEEEEEEEE" tangis Jaejoong semakin kencang.
"Ini Kim Jaejoong yang pernah Umma ceritakan, dan dia namja bukan yeoja sayang, Aish Minnie~ah kau menakuti uri Joongie"
"MWO? Menakuti? YAH! Umma yang ada aku yang harusnya takut, dia tiba-tiba menangis padahal kan aku tidak mengganggunya"
"Ssshh sudah sayang, ini anak kedua Umma dia yang akan menjadi saudaramu kau bisa memanggilnya Minnie"
"Hiksss M-Minnie?"
"Hum, Minnie~ah dia ini satu tahun lebih tua darimu tapi kau tidak perlu memanggilnya hyung, panggil saja Joongie ia sudah terbiasa dipanggil seperti itu"
"Neeee"
"Kka kau ganti baju dulu lalu setelah itu makan, hyungmu eoddie?"
"Sibuk pacaran!" cuek namja Jung itu sambil melangkah menuju kamarnya diatas.
"Hikss Umma, Minnie tidak menyukai Joongie ne?" tanyanya dengan mata besar bak anak kucing.
"Eoh? Waeo? Kenapa Joongie berpikiran seperti itu?"
"Wajah Minnie menyeramkan, sangat galak seperti Soo Man ahjussi yang waktu itu memarahi suster kepala"
"Aigooo dia tidak galak Joongie, mungkin ia masih belum terbiasa dengan dirimu, sudah Joongie tidak usah berpikir macam-macam ne, sekarang kita makan eotte?"
"Hum, Joongie lapar"
"Arraso, kajja Umma buatkan sesuatu untuk Joongie"
"Jinjja? Hehe gomawo Umma"
Namja cantik itu makan dengan lahap, ia bahkan beberapa kali nambah. Saat dipanti dulu ia jarang sekali bertemu daging, kalau tidak dengan tahu dengan ikan saja sudah mewah, maklum meski banyak donasi yang masuk tapi banyak pula anak-anak dan suster penjaga yang harus mereka biayai.
Siang berganti malam, seluruh keluarga Jung berkumpul diruang keluarga kecuali anak sulung mereka yang sejak siang belum memunculkan batang hidungnya. Jung Umma dan Jung Appa terlihat asyik menonton acara berita, Changmin sibuk dengan ponselnya sementara Jaejoong sibuk memainkan rambutnya sambil menonton acara yang tidak ia mengerti.
"Aku pulang"
Sesosok namja super duper tampan dengan tubuh tegap yang atletis melewati keluarganya yang terlihat sedang bersantai seusai makan malam. Di tangannya terdapat bola basket, sepertinya ia baru pulang latihan.
"Kenapa baru pulang? Apa kau sudah makan?"
"Latihan basket Umma, aku sudah makan bersama Yuchun tadi"
"Aaaahh Umma kira kau sedang berkencan kerumah gadis lain"
"Huh? Berkencan?"
"Minnie yang bilang"
Dengan cepat Yunho menolehkan kepalanya kearah sang adik yang pura-pura tidak mendengar apapun, ia mendecih.
"Kka mandilah dulu setelah itu istirahat, eh chakkaman Umma ingin mengenalkan Joongie, kemarilah"
"Umma aku capek"
"Aish beruang nakal! Kemarilah sebentar"
Dengan langkah gontai dan malas Yunho menghampiri Ummanya.
"Joongie sayang, ini adalah anak pertama Umma namanya Jung Yunho"
Jaejoong berdiri, dipelukannya masih terdapat boneka beruang madunya.
Jaejoong tidak bergerak
Matanya mengerjap beberapa kali
Mulutnya sedikit terbuka seperti menganggumi sesuatu
"Eung Joongie sayang ada ap-"
"Tampan sekali"
Raut wajah itu kini tersenyum, wajah putihnya merona memandangi namja tampan yang ada dihadapannya. Jaejoong menyentuh pipi namja berkulit tan itu lembut.
Yunho menatap sosok cantik dengan mata besarnya yang jernih tanpa berkedip, disatu sisi ia ikut merasa kagum dengan kecantikan Jaejoong, namun disatu sisi ia juga tidak suka karena seenaknya namja cantik itu menyentuh wajahnya.
Fyi selain Umma dan Appanya, tidak ada lagi yang boleh menyentuh wajahnya yang berharga Perlahan Yunho menurunkan tangan lentik Jaejoong dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
"Hi Jaejoong, aku hanya ingin mengatakan padamu jangan pernah menyentuh wajahku karena aku tidak suka, arachi?"
"N-Ne keunde Yunnie sangat tampan, Joongie suka"
"Eoh? Yunnie?"
"Eung, Yunnie, Yunho" tunjuk Jaejoong.
Namja Jung itu terkekeh, Jaejoong sangat menarik aniya?
"Aku lelah, Umma bisa tolong buatkan susu hangat untuku?"
"Ne sayang akan Umma buatkan, kau istirahatlah"
Yunho melangkahkan kakinya menuju kamar meninggalkan Jaejoong yang masih terpana.
"Eotte? Uri Yunho sangat tampan aniya?" goda Jung Umma.
"Uhm! Yunnie sangat tampan, seperti pangeran yang ada di buku cerita, ah ani ani Yunnie jauh lebih tampan"
"Ahahaha kau ini lucu sekali sayang, Kajja kita tidur ini sudah malam kau pasti lelah eoh?"
Jaejoong menguap sambil menutup mulut dengan tangannya, ia mengangguk kecil.
"Appa Minnie Joongie tidur duluan ne, jalja"
"Jalja sayang, mimpi indah ne"
"Neee, bye Minnie"
"Hum"
"Minnie daaaahh"
"Neeee"
"Min-"
"Arra arra Jaejoongie bye selamat tidur jalja good night"
Namja cantik itu tersenyum, meski Changmin sedikit acuh tapi entahlah Jaejoong merasa nyaman dengannya.
Malam semakin larut, jam menunjukan pukul 23:00 semua keluarga Jung sudah tertidur, tapi hanya Kim Jaejoong seorang yang belum bisa menutup mata. Dia terlihat gelisah sambil terus saja membolak-balikan badannya di atas kasur.
"Joongie haus" gumamnya pelan sambil menatap langit-langit kamar.
Karena keinginannya untuk minum sangat besar, Jaejoong memutuskan keluar dari kamarnya meski ia sedikit takut. Ia beranjak menuju dapur kemudian dibukanya kulkas dua pintu berukuran besar itu, senyumnya terkembang ketika mendapati sekotak susu strawberi yang sangat disukainya.
"Eung, apa Joongie boleh meminum ini? Apa Umma tidak akan marah kalau Joongie meminumnya?"
Namja cantik itu terlihat berpikir sambil memegang susu strawberi yang ia dapat dari dalam kulkas.
"Kau sedang apa?"
Jaejoong terkejut karena mendengar suara seseorang dibelakangnya.
"Kyaaaaaa hantu hantu! Hush hush Joongie anak baik Joongie tidak nakal hush hush"
Jaejoong menutup matanya takut.
"Ck, YAH! Buka matamu, siapa yang kau sebut hantu eoh?"
Jaejoong membuka matanya perlahan, ia justru kini lebih terkejut lagi setelah melihat siapa yang ada dihadapannya.
"Yunnie?"
"Hm, apa yang kau lakukan tengah malam begini?"
"Joongie haus, Joongie mau susu strawberi ini keunde Joongie tidak tahu ini milik siapa" jawabnya polos.
"Itu punya Minnie, lebih baik kau tidak menyentuhnya atau nyawamu tidak akan selamat"
Jaejoong mengerutkan alisnya bingung, tidak akan selamat? Maksudnya?
"Kau mau susu? Aku ada susu pisang kau bisa ambil miliku"
"Eoh? Bolehkah?"
"Hm ambilah"
"Hihihi gomawo Yunnie"
Yunho yang juga haus ditengah malam mengambil sebotol air mineral, kemudian ia meneguknya, Jaejoong terdiam menatap leher jenjang Yunho yang ada dihadapannya, ia bahkan dengan jelas melihat adams apple Yunho yang bergerak naik turun teratur ketika Yunho meneguk air minumnya.
"Ugh, kenapa tonjolan leher Joongie kecil sekali, tidak seperti punya Yunnie" gumam Jaejoong pelan namun masih bisa terdengar Yunho.
"Wae?"
"Yunnie kenapa Joongie tidak mempunyai tonjolan besar seperti punya Yunnie? Lihat kecil sekali aniya?"
Jaejoong mengarahkan lehernya yang putih bersih nan mulus kearah Yunho, membuat namja Jung itu menegak salivanya.
'Shit! Kenapa leher itu begitu putih dan mulus, kau menggodaku Kim!'
"M-molla" gugup Yunho.
Jaejoong menghela napasnya namun ia semakin mendekati Yunho.
"K-kau mau apa lagi?"
"Yunnie, boleh tidak Joongie memegang tonjolan yang ada dileher Yunnie?"
"M-MWO? Y-ya kau aneh sekali! Aish ini sudah malam lebih baik kau tidur"
"Keunde-"
"Kau mau disini terus? Baiklah kalau begitu, tapi kau harus hati-hati karena biasanya setiap malam hantu muncul dari dalam kulkas, wajahnya sangat menakutkan, tubuhnya besar, rambutnya panjang menutupi wajahnya, dia mencari siapapun yang belum tidur lalu mengajaknya untuk tinggal bersama di dalam kulkas sampai mati kedinginan"
Jantung Jaejoong berdegup menahan takut, keringat dingin membasahi pelipisnya. Well, Namja Jung itu sepertinya berhasil mengerjai namja cantik kita.
"Bye Joongie aku tidur duluan"
Yunho terkekeh jahil, ia kemudian beranjak menuju kamarnya, namun ia merasa seperti ada yang mengikutinya dari belakang.
"YA! Kau ini kenapa mengikutiku?"
"J-Joongie takut"
"Aish kau ini benar-benar merepotkan! Tidur dikamarmu sana, disana tidak ada kulkas jadi tidak ada hantu"
"Tapi hiks Joongie hiks tetap saja takut hikshiks" Jaejoong mulai terisak.
Yunho menghela napas dan mengacak rambutnya frustasi, bagaimana mungkin Ummanya bisa mengadopsi seorang 'BAYI' sepertinya?
"Lalu kau mau apa?!" tanya Yunho pasrah.
"Joongie ingin tidur bersama Yunnie"
"Kau-"
"Hikss hueeeeee Joongie takuuutttt, Ummaaaa"
Yunho merutuki dirinya sendiri dengan ide hantu kulkas, sekarang ia malah merasakan sendiri akibatnya.
"Baiklah baiklah kau boleh tidur dikamarku! Sekarang diamlah"
"Hikss Jinjja?"
"Hum"
Yunho berjalan menuju kamarnya dengan Jaejoong yang mengekor dibelakang, baru sedikit pintu kamar dibuka, si cantik Kim sudah melenggang masuk dan tidur di atas ranjang besar Yunho, tak lupa ia menaikan selimutnya sampai ke leher.
"Jalja Yunnie~ya" senyumnya terkembang indah, hingga tak berapa lama hembusan napas halus terdengar, cepat sekali ia tertidur.
"Aish anak ini!"
_LOVIN' YOU_
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, mentari sejak tadi tanpa malu-malu sudah menunjukan kekuatan cahayanya, memberikan energi bagi siapapun yang membutuhkan. Keluarga Jung juga sudah berkumpul di meja makan untuk memulai aktifitas masing-masing.
"Joongie sayang ayo makan yang banyak ini tambah lagi" ucap Jung Umma sambil menambahkan sup daging sapi ke mangkok Jaejoong.
"Uhm! Gomawo Umma, saat dipanti suster Victoria pernah memasak sup daging seperti ini tapi hanya sebulan sekali, kata suster daging sapi sangat mahal"
Ucapan polosnya membuat yang mendengarnya iba, ternyata kehidupan panti tidak seindah yang nampak dari luar.
"Kka habiskan dagingnya ne, semuanya untuk Joongie"
"Untukku mana Umma?" protes Changmin.
"Ck, kau sudah terlalu banyak makan daging Jung Changmin, apa kau mau gendut?"
"Aku tidak akan gendut meski memakan satu ekor sapi, sudah bakatku terlahir memiliki tubuh seperti model"
"Aigoooo anak Umma PD sekali, Eh? Yunho~ah kau tidak sarapan sayang?"
"Nanti saja di kampus Umma hari ini aku ada jadwal pagi"
"Hyung tunggu! Aku ikut sampai sekolah" Changmin mencomot roti bakar dan mengambil tas cangklongnya kemudian berlari kecil menyusul Yunho.
"Ya kalian berdua hati-hati ne"
"Ne Umma" jawab Changmin.
"Umma, Minnie dan Yunnie eoddie?" tanya Jaejoong.
"Minnie berangkat sekolah dan Yunho pergi ke kampus, waeo sayang?"
"Huh? Ani" jawabnya sambil terkekeh, matanya melihat mobil Yunho yang baru saja keluar gerbang.
Jung Appa sepertinya menyadari bahwa Jaejoong ingin juga bersekolah seperti Yunho dan Changmin.
"Joongie"
"Ne Appa?"
"Apa Joongie mau sekolah?"
"Sekolah? Mau Appa, keunde Joongie tidak punya uang untuk sekolah" wajahnya tertunduk sedih.
"Kau tidak perlu memikirkan biaya sayang, sudah kewajiban Appa dan Umma untuk membiayai dirimu, Kka kau mau sekolah?"
Jaejoong mengangguk kecil.
"Kalau begitu mulai besok Appa akan panggilkan guru untukmu, kau akan bersekolah dirumah, eotte?"
"Dirumah? Apa dirumah ini ada sekolahanya juga Appa?"
Pertanyaan polos Jaejoong membawa tawa kecil di bibir Jung Ji Hoon.
"Ani sayang, tapi kau akan menjalani program Home Schooling untuk melanjutkan pelajaranmu yang sempat tertunda"
Jaejoong mengedipkan matanya tidak mengerti.
"Sayang, kau akan bersekolah seperti uri Minnie dan Yunho tapi bedanya kau bersekolah dirumah" Kim Tae Hee selaku istri dari Jung Ji Hoon mencoba memberi putera cantiknya pengertian.
"Jadi Joongie sekolah dirumah Umma?"
"Neee, nanti akan kita buatkan satu ruangan khusus untuk Joongie belajar, setuju?"
"Uhm! Joongie mau, Joongie mau seperti Minnie dan Yunnie hehehe"
Jung Appa dan Jung Umma tertawa, sungguh sejak kedatangan Jaejoong rumah yang biasanya selalu sepi kini mendadak ramai. Yunho dan Changmin sering pulang malam dan hal itu membuat Jung Umma kesepian, tapi sekarang sepertinya tidak lagi karena akan ada Jaejoong yang menemaninya.
Beberapa hari kemudian Jung Umma benar-benar membuatkan satu ruangan khusus untuk Jaeoong bersekolah, sejak tiga hari lalu namja cantik itu sudah mulai bersekolah dirumah atau arti kerennya Home Schooling, dan guru yang beruntung mengajari uri yeppo Jaejoongie bernama Choi Siwon, namja tampan yang memiliki lesung pipi indah saat tersenyum.
Siwon saenim juga tipikal guru yang sabar, meski Jaejoong agak lambat tapi ia masih bisa mengikuti materi yang diberikan, walau terkadang Jaejoong sering sekali lupa jika tidak diulang terus menerus, ia juga ternyata bisa menulis membaca dan berhitung meski sedikit terbata.
"Choi saenim, Apa seperti ini?" Jaejoong memberikan buku berhitungnya pada guru tampannya itu.
"Aigoooo uri Joongie sudah semakin pintar sekarang ne, ini betul semua kau mendapat nilai sempurna Jaejoongie" Siwon tersenyum sambil mengacak rambut Jaejoong.
"Jinjja? Joongie pintar ne Choi saenim?"
"Tentu, Joongie murid saenim yang paling pintar"
Jaejoong terkekeh senang.
Senyumnya sungguh indah saat ia tertawa.
"Kalau sudah pintar Joongie bisa bersekolah dengan Yunnie, yaiiiyyy. Saenim Ppali ajari Joongie berhitung lagi ne Joongie takut lupa"
"Arraso, sekarang coba Joongie menghitung dari 1 sampai 20"
"Ne, ehemm satu, dua, tiga, empat, lima, enam, delapan-"
"Tujuh dulu Joongie"
"Ah ne Joongie lupa mianhe saenim, Eung tadi sampai mana ya saenim?"
"Enam Jaejoongie"
"Ah! Enam, tujuh, delapan, Sembilan, sepuluh-"
Jaejoong nampak asik bermain dengan jari-jari tangannya saat berhitung, sampai kemudian ia mendengar suara yang dirindukannya karena satu hari ini ia belum bertemu dengan namja pemilik suara itu.
"Aku pulang"
"Omo Yunnie!"
Pekik Jaejoong senang, ia berdiri dan berlari kecil menuju ruang tamu meninggalkan guru tampannya yang kebingungan.
"Yunnie sudah pulang? Joongie sedang sekolah belajar berhitung"
"Hm, Ummaaaaa aku pu….YA apa yang kau lakukan? Kenapa menarik-narik lenganku? YAH!"
Jaejoong menarik lengan kekar Yunho untuk masuk kedalam ruang sekolahnya, ia ingin namja tampan itu melihatnya berhitung. Meski enggan, tapi Yunho akhirnya masuk juga kedalam ruangan yang dihias seperti ruang kelas anak TK.
"Yunnie, ini Choi saenim yang mengajari Joongie berhitung, sekarang Joongie sudah bisa berhitung sampai 50" ucapnya semangat.
'Kenapa guru pivate anak ini tampan sekali? Kenapa Umma tidak mencarikan yang sudah ahjussi atau ahjumma-ahjuma'
Begitulah yang ada dipikiran Yunho sekarang.
Well, sepertinya ia kurang menyukai guru privat adik angkatnya itu.
"Yunnie! Kenapa diam? Joongie mulai menghitung neeee, satu, dua, tiga, empat, lima-"
Dan seterusnya sampai namja cantik nan polos itu menyelesaikan hitungannya.
"Selesaaiiiii, eotte eotte? Joongie sudah pintar neeee?"
"Hm, tidak buruk"
"YA JUNG YUNHO! KENAPA KAU LAMA SEKALI DAN MEMBIARKAN AKU SENDIRIAN DIMOBIL!"
Teriak namja chubby yang terlihat kesal dan masuk ke kediaman keluarga Jung.
"Aish ternyata kau disini, tega sekali kau meninggalkan aku di mobil dan malah asik bermesraan dengan istrimu Jung"
"Istri?"
"Ne yeoja cantik ini istrimu?"
PLAK
Yunho memukul kepala Park Yuchun, sahabatnya sejak SMA hingga sekarang.
"Jangan asal bicara, dia Kim Jaejoong yang pernah aku ceritakan"
"Eoh? Jinjjaaaa? Omo pria yang cantik sekali, Anyeong Joongie namaku Park Yuchun, kau bisa memanggilku Yuchun, Chunie or anything do you want"
Sikap ramah meski sedikit playboy Yuchun membuat Jaejoong tersenyum, ia menjabat tangan namja kesayangan author itu dan memperkenalkan diri.
"Anyeong Yuchunie hyung Kim Jaejoong imnida"
"Aish tidak usah memakai hyung, panggil nama saja"
"Huh? Ndeeee"
Melihat tatapan Yuchun terhadap Jaejoong entah kenapa Yunho merasa risih, ia menarik namja chubby itu keruang tamu.
"Yah yah kenapa kau menarik-nariku Yun, aish sakit!"
"Niat kau kerumah-ku untuk mengambil buku ekonomi yang akan kau pinjam bukan melihat Jaejoong yang sedang belajar Park"
Uh?
Apa ini? Sepertinya Yuchun merasakan aura-aura keposesifan.
"Waeo? Adik barumu itu sangat menggemaskan Yunho~ah, aku ingin melihatnya lagi"
"Tidak boleh! Kajja kita ke kamarku, bukunya ada disana ppali Park Yuchun"
Yunho menarik kerah belakang baju sahabatnya karena ia nampak akan kembali lagi ke ruang belajar Jaejoong, meski tidak rela mau tidak mau Yuchun mengikuti langkah Yunho sambil sesekali mata genitnya mengintip Jaejoong.
Hampir Dua jam berlalu, jam sekolah Jaejoong telah selesai, Siwon memberikan beberapa PR untuk kemudian diperiksa ke-esokan harinya. Yuchun juga sudah 'DIPAKSA' pulang seusai mengambil buku yang ia pinjam dari Yunho.
Dan sekarang hanya ada Yunho dan Jaejoong di dalam rumah selain beberapa pelayan, karena Jung Umma sedang pergi berbelanja membeli kebutuhan rumah tangga bersama Changmin, tadinya ia ingin mengajak Jaejoong namun sepertinya Jaejoong sedang asik belajar.
"Yunnie, Joongie lapar! Yunnie temani Joongie makan" rengek Jaejoong yang tanpa persetujuan Yunho, Jaejoong langsung menarik lengan Yunho dan membawanya kedapur.
"Kau ini suka sekali menarik tanganku huh?"
"Hehehe tangan Yunnie besar, Joongie suka" cengirnya.
"Cih, mangkanya kau harus sering berolah raga biar tanganmu tidak kecil begini, aigoooo wajahmu cantik tubuhmu ramping pinggangmu kecil dan matamu bulat seperti anak kucing, yah apa kau yakin kau pria huh?"
Pipi chubby putih itu merona, entah kenapa ejekan Yunho barusan terdengar seperti pujian di telinga Jaejoong. Dan ia hanya bisa tertunduk malu.
"Yah, kenapa diam? Katanya kau lapar?"
Jaejoong mengangguk masih dengan wajah yang tertunduk.
"Aish ada apa dengan anak ini, YAH! Kita sudah ada di ruang makan kenapa kau tidak makan eoh?"
"N-Ne"
Dengan gugup Jaejoong duduk berhadapan dengan Yunho, ia mengambil piring dan menuangkan nasi kedalam piringnya dengan hati-hati, ia juga mengambil piring Yunho dan menuangkan nasi keatasnya.
Entah kenapa Yunho tersenyum saat melihat ekspresi serius Jaejoong yang menuangkan nasi kedalam mangkok agar nasinya tidak jatuh kemana-mana. Jaejoong sepertinya sangat lapar, ia makan dengan lahap meski sedikit kerepotan karena nasi yang dimakannya masih panas.
"Makannya pelan-pelan, nasinya kan masih panas" ucap Yunho yang melihat Jaejoong mengepul-ngepulkan mulutnya karena kepanasan.
Yunho menyantap makanannya diam sambil sesekali matanya memperhatikan Jaejoong, mata musangnya memperhatikan bibir Jaejoong yang bergerak-gerak lucu saat sedang mengunyah makanan atau meniup-niup nasinya, tak lupa juga bagaimana ekspresi lucu Jaejoong dengan pipi yang menggembung karena mulutnya penuh dengan makanan.
"YA! Apa kau tidak bisa pelan-pelan? Perhatikan makananmu sampai belepotan begitu"
Yunho sedikit berdiri dari tempat duduknya dan mengambil sebutir nasi yang tertinggal di sudut bibir merah Jaejoong.
DEG
'Gosh kenapa bisa bibirnya lembut seperti ini'
Yunho kesulitan menelan salivanya.
"Unnie kenapha" tanya Jaejoong dengan pipi yang masih menggembung.
Sontak hal itu membuat Yunho menarik diri dan duduk kembali seperti semula.
"Hehehe Yunnie lucu" ucap Jaejoong ketika semua makanannya telah habis ditelan.
"Jangan banyak bicara cepat habiskan makanmu"
"Uhm!" angguk Jaejoong dan kembali menyendokan gunungan nasi kedalam mulutnya.
Sementara Jaejoong menikmati makan sorenya, namja tampan yang ada dihadapannya justru tidak bisa berkonstrasi makan, entahlah ia merasa ada yang aneh saat berada dekat dengan Jaejoong.
.
.
.
Tidak terasa hampir sebulan Jaejoong tinggal dirumah keluarga Jung, keadaan juga semakin baik dua bersaudara Jung yang awalnya bersikap acuh kini mulai menunjukan sikap lembutnya pada Jaejoong, meski terkadang Yunho masih sering kesal dengan Jaejoong yang suka sekali mengganggunya.
Hari ini hari minggu semua keluarga berkumpul dirumah, Jung Appa dan Changmin terlihat sibuk memotong bunga-bunga layu di taman, Jung Umma sibuk didapur bereksperimen dengan kue-kuenya, lalu Jaejoong bermain bersama boneka beruang miliknya diteras halaman belakang sambil memperhatikan Jung Appa dan Changmin.
"Umma Appa aku pergi dulu"
Kedua bola mata indahnya melebar saat mendengar suara Yunho, ia berlari kecil keruang tamu untuk melihat apa yang sedang dilakukan Yunhonya.
"Yunnie eoddie?"
"Aku akan ke kampus, hari ini pertandingan final basket tim kami Joongie~ah"
"Memang pertandingannya hari ini Yun?" tanya Jung Appa yang juga sudah berada diruang tamu.
"Ne Appa doakan tim kami menang ne"
"Tentu, kau juga harus membawa pulang trophy MVP"
"Pasti Appa"
"Hyung, hwaiting!" teriak Changmin dari halaman belakang.
"Neeeee, aku berangkat"
"Yunnie, Joongie mau ikut"
Ucap si cantik Kim saat melihat Yunho akan pergi keluar rumah.
"Eoh? Joongie dirumah saja doakan aku menang oke?"
"Keunde Joongie ingin lihat Yunnie bermain basket" poutnya lucu.
"Aish tidak bisa Joongie, aku ini mau bertanding bukan mau jalan-jalan, kalau kau ikut akan merepotkan nantinya"
"Joongie sayang, Joongie bantu Umma membuat kue saja ne eotte?"
Meski namja cantik itu sangat sangat ingin pergi, tapi ia harus menuruti perkataan Ummanya aniya? Dia tidak mau dicap sebagai anak nakal.
"Ne Umma"
"Aigoooo anak Umma pintar sekali, Kka kau pergilah Yun"
Yunho mengangguk dan meninggalkan rumah dengan Audy A6 hitamnya. Meninggalkan Jaejoong yang masih terus menatap mobil itu menjauh.
Jaejoong kembali duduk di teras halaman belakang karena Jung Umma memintanya menunggu, sepertinya kue percobaan Jung Umma yang pertama akan selesai. Dengan muka yang tidak seceria biasanya Jaejoong memainkan boneka beruangnya malas.
"Fyuuuuuhh hari ini panas sekali, Ummaaaaa Minnie mau es jeruuuuuuukkk"
"Ne sayang tunggu sebentar Umma sedang mengangkat kue dari Oven"
Changmin duduk bersebelahan dengan Jaejoong, ia mengelap keringat di sudut keningnya, hari yang cukup panas untuk bertanam.
"Wae? Kenapa wajahmu masam begitu?"
"Hum? Ani"
"Aish kau tidak pandai berbohong Joongie~ah, Kka katakan ada apa huh?"
Jaejoong menghela napas, ia melirik Changmin.
"Joongie ingin melihat Yunnie main basket"
Hum?
Namja cantik itu ingin melihat kakaknya bermain basket?
Kenapa?
"Joongie ingin memberi Yunnie semangat Minnie~ah"
"Sudah banyak yang menyemangatinya, kau tidak perlu khawatir hyung pasti akan menang"
"Keunde Joongie benar-benar ingin melihat Yunnie bermain basket, Joongie belum pernah melihatnya bermain bola orange itu"
"Sekolah tempat hyung bertanding cukup jauh Joongie~ah, kau akan lelah kalau harus pergi kesana"
"Ani, Joongie tidak akan lelah Joongie janji" ucapnya penuh harap.
Aish, mata itu.
Mata memelas agar ia di ijinkan untuk pergi.
"Ck, kau ini merepotkan saja"
"Mianhe Minnie~ah" jawabnya sambil menunduk.
TRAK
"Tadaaaaa ini es jeruknya sayang, dan ini kue buatan Umma yang pertama Minnie dan Joongie cicipi neee"
Tae Hee menaruh tiga gelas es Jeruk dan piring yang penuh dengan Ginger Cookies. Jung Umma yang satu itu memang hampir tidak pernah menyentuh dapur karena ada pelayan yang mengurus, tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia berminat sekali untuk membuat kue dan ini adalah kuenya yang pertama.
"Umma, kue apa ini? Kenapa hancur begini bentuknya? Dan omo, bagian sini gosong Umma"
"Aish kau coba saja dulu Minnie~ah, siapa tahu rasanya enak"
"Kue Umma mencurigakan"
PLETAK
"YAH! Kenapa Umma memukulku?!"
"Coba kuenya atau jatah bekal makan siangmu Umma hapus selama satu bulan"
Demi kulkas,
Lebih baik ia mati sehabis makan kue Ummanya daripada ia harus kehilangan bekal makan siang buatan Wookie ahjumma koki keluarga Jung yang terkenal enak dalam memasak itu.
Changmin menggigit ujung kue berbentuk orang itu pelan.
"Eotte?"
"Hmmmm not bad, yeah lumayan untuk percobaan pertama kali"
"Hahaha see? Apa Umma bilang, tidak terlalu buruk aniya?"
Changmin mengangguk malas sambil terus memakan kue yang lumayan enak itu.
"Ya sudah Umma mau membuat kue berikutnya, kali ini Umma akan membuat Macaroone kesukaanmu sayang tunggu neeee"
"Ah Umma, aku akan pergi ke Mall siang ini dan ingin mengajak Joongie, boleh tidak?" tanya Changmin.
"Mwo? Ke Mall? Untuk apa?"
"Membeli beberapa buku tambahan Umma, ujian kelulusanku kan enam bulan lagi"
"Apa harus mengajak Joongie?" cemas Jung Umma.
"Aku kasihan padanya Umma, sudah lama ia tinggal disini tapi belum pernah diajak kemanapun, lagipula ini kan hanya ke Mall"
"Keunde-"
"Biarkan saja sayang, uri Joongie sepertinya juga bosan karena sejak pindah kesini ia belum pernah kita ajak pergi keluar"
"Begitukah? Joongie baby kau mau ikut dengan Minnie ke Mall?" tanya Jung Umma lembut.
"Ke Mall? Jalan-jalan Umma?"
"Iya sayang"
"Uhm Uhm Joongie mau, apa boleh?"
"Tentu sayang, Minnie akan mengajakmu jalan-jalan kka sekarang Joongie ganti baju neeee"
"Ndeeee gamsahamnida Umma Appa, Joongie ganti baju dulu"
Secepat kilat namja cantik itu menuju kamarnya, ia terlihat sibuk memilih baju yang akan ia pakai, ini jalan-jalan pertamanya dan ia sangat senang sekali. Changmin yang melihat itu hanya terkekeh geli, Jaejoong benar-benar unik.
Setelah siap untuk pergi dan Jung Umma telah memastikan Changmin agar menjaga Jaejoong, kini keduanya sudah berada di mobil Changmin. Anak kedua Jung itu memang memiliki mobil hadiah dari sang Appa karena selalu mendapat rangking 1 sejak SD, tapi mobil itu jarang ia gunakan untuk sekolah karena ia lebih suka menumpang mobil Yunho jika hyung tampannya itu kebetulan ada jadwal pagi.
Changmin memasangkan safety belt Jaejoong memastikan namja cantik itu aman dan nyaman.
"Kau siap?"
"Uhm! Kajja kajja Minnie, Joongie ingin jalan-jalan"
Changmin menyeringai.
Well, sebenarnya ia tidak akan mengajak Jaejoong jalan-jalan.
Tapi ia akan membawanya ke tempat hyungnya bertanding.
Sedikit kejutan untuk Jaejoongie sepertinya menarik.
Diperjalanan Jaejoong terus saja berceloteh sambil bernyanyi membuat Changmin yang fokus menyetir ikut tersenyum melihat tingkah Jaejoong.
Sesampainya di kampus Yunho, Changmin memarkirkan mobilnya kemudian berjalan berdampingan dengan namja cantik itu tapi karena ini pertama kalinya Jaejoong pergi di keramaian hal itu sedikit membuatnya takut. Changmin yang sadar bahwa Jaejoong ketakutan langsung menggamit lengan mungilnya.
Meski hari minggu suasana kampus sangat ramai mungkin karena adanya pertandingan basket antara kampus DONGBANG dan kampus SHINKI, Jaejoong semakin mengeratkan pegangan tangannya pada Changmin saat mereka sudah memasuki hall.
"M-Minnie, Mall ramai sekali ne, Joongie takut"
"Ini dikampus Yunho hyung bukan Mall Joongie, katanya kau mau melihat Yunho hyung bertanding"
"Eoh? Jadi ini disekolahnya Yunnie?"
Changmin mengangguk.
"Kyaaaaaa gomawo Minnie"
"Ne ne kau tidak perlu memeluk-ku Joongie aish, yah tapi kau tidak boleh mengatakan pada Umma kalau kau ke kampusnya Yunho hyung"
"Huh? Waeo? Joongie harus berbohong? Shiruh, kata suster Go berbohong itu tidak disayang Tuhan"
"Ah begitu? Baiklah, kita pulang saja kalau kau tidak mau berbohong"
"Eh? S-Shiruh, Joongie mau lihat Yunnie" rengeknya.
"Kalau gitu kau harus berbohong sedikit, hanya sedikit Tuhan tidak akan marah"
"Jinjja?"
Changmin mengangguk.
"Arraso, hikss Tuhan maafkan Joongie ne tapi Joongie mau melihat Yunnie bertanding, maafkan Joongie ne Tuhan"
"Kajja"
Changmin menarik Jaejoong masuk kedalam hall Kampus Yunho, seluruh tempat sudah penuh hanya tersisa kursi di bagian belakang.
"Joongie~ah semua tempat sudah penuh jadi kita duduk disini saja ne?"
"Uhm! Ah itu Yunnie, Minnie~ah itu Yunnie, Yunnieeeeeeeee" teriak Jaejoong sambil melambaikan tangan namun suara Jaejoong teredam suara gemuruh penonton lainnya.
Pertandingan basket antar kampus itu terasa sengit, karena hari ini adalah final, tahun lalu thropy juara 'dicuri' oleh kampus DONGBANG setelah 2 tahun berada di loker SHINKI.
Pertandingan dilanjutkan, Yunho yang menjadi kapten tim SHINKI kembali menyemangati timnya agar bisa memenangi pertandingan, penonton yang sebagian besar yeoja semakin bersemangat menyoraki Yunho, peluh yang menetes ditambah pantulan cahaya lampu yang menyinari hall basket kampus SHINKI menjadi pemandangan indah tersendiri bagi mereka.
Dengan lincah Yunho langsung men -driblle seolah bola itu adalah bagian dari tubuhnya yang tidak mau terlepas, serangan-serangan three point juga tak luput ia ciptakan, membuat suasana semakin memanas, point terus saling berkejaran, tak mau kalah, tim DONGBANG yang dipimpin Choi Seunghyun mencoba untuk melakukan 3 point shoot dan dengan baik ia melakukan-nya, Yunho menjadi panik karena point mereka hanya selisih 3 angka saja membuat mereka sering melakukan Foul dan itu satu keuntungan bagi Seunghyun untuk menambah point. Seunghyun mendapat jatah melakukan Free Throw dan dengan mudah dia memasukan bola ke dalam ring.
20 detik terakhir, tim Yunho hanya ketinggalan 2 point dari tim Seunghyun, Yunho terus men-Driblle bolanya berusaha untuk mencari celah, dia tidak bisa sembarangan Passing ke rekan timnya karena tim Seunghyun rupanya sudah merubah strategi menjadi Man to Man dan itu membuat Yunho kewalahan namun ia tidak bisa terus menerus mempertahankan bolanya karena ia bisa mendapatkan Shot Clock, dengan sisa waktu yang ada Yunho harus segera mengambil keputusan, di pandangnya ring itu tajam, ia berkonsentrasi untuk mencari posisi yang pas agar bola-nya tepat mengenai ring, Yunho mulai mengangkat tangan-nya dan melempar bola itu mantap.
PRIIIIITTT…!
Waktu habis dan bola lemparan Yunho masuk dengan sempurna, itu berarti tim Yunho menang dengan skor tipis 98-100, tim Yunho yang terdiri dari Yoochun, Kikwang, Myung Soo, dan Minho bersorak gembira menghampiri sang kapten, sedangkan tim Seunghyun, GD, Daesung, Zhoumi, dan Henry terduduk lemas di lapangan menetralisir udara agar lebih banyak masuk kedalam paru-paru mereka.
"Chukkae, kali ini kau kubiarkan menang Jung Yunho" sahut Seunghyun tersenyum dan menghampiri Yunho sambil memeluk 'rivalnya' itu, yap meski rival namun diakui Seunghyun bahwa tim SHINKI bermain bagus tadi.
"Ne pertandingan yang sangat seru, tahun depan kita harus berhadapan lagi Seunghyun~ah"
"Tentu, see ya next year"
Semuanya bergembira karena kemenangan mereka, ditambah Yunho juga meraih gelar MVP, hari yang benar-benar sempurna bagi Jung Yunho.
"Hyuuuungggg" teriak Changmin yang berlari menghampiri Yunho.
"Min? Kau disini?"
"Hum, aku kesini bersama Joongie dia bilang ingin melihat pertandinganmu hyung, kau hebat hyung jinjja!"
"Joongie?" Yunho melihat kearah Changmin tidak ada sosok namja berwajah malaikat itu disana.
"Ne, dia...eoh? Joongie? Hyung Joongie eoddie?"
"Kau yang bersamanya kenapa malah bertanya padaku?!"
Yunho dan Changmin saling berpandangan horor.
"Omo! Hyung jangan-jangan..."
"Aish kau Jung Changmin!"
Changmin dan Yunho mulai dihinggapi kekhawatiran, mereka berpencar mencari Jaejoong diseluruh penjuru lapangan yang penuh sesak. Satu hal yang mereka cemaskan bahwa Jaejoong takut akan keramaian.
Sementara HOMIN sibuk mencari si manis Joongie, seorang yeoja cantik nan anggun merasa tidak enak dengan perasaannya sendiri.
"Uh, kenapa perasaanku tidak enak ya?" ucap Jung Umma yang kini melihat kearah toples berisi origami buatan Jaejoong yang terletak diruang keluarga sambil memegang dadanya yang terasa sesak tiba-tiba.
TBC
Akan lebih semangat kalau di review ^^
sankyu.