Always There
Last Chapter
Pairing : Yunho x Jaejoong (YunJae)
Warning: YAOI! BOYS LOVE! MPREG! DLDR!
Rated : T
NO BASH, NO COPAS!
Happy reading
.
.
.
I see in your eyes you disappointed
I hear it in your voice and how it trembles
When you speak to me I don't resemble who I was
You've almost enough
But don't be scared I aint going nowhere
I'll be here, by your side
No more fears no more crying
And if you walk away I know I'll fade
Cause there is nobody else
Its gotta be you
Only you
.
Always There
.
"Hoekk... hoekk.. uhukk.."
"Uhukk.. sakitt.. hoekk.."
Jaejoong tertunduk lemas setelah mengeluarkan isi perutnya. Kepalanya pusing dan perutnya mual. Ia merasa tak kuat berjalan lagi. Sebenarnya hal ini sudah berlangsung selama beberapa hari, tapi tak ada yang menyadarinya
Hari ini pun, Yunho sudah pergi ke Caffe untuk meminta cuti.
"Hyung Gwenchana? Sudah kubilang jangan memaksakan diri. Sekarang kau jadi sakit kan." Ucap Changmin khawatir sembari membantu Jaejoong berdiri.
"Aku baik-baik saja. Tapi kenapa kau kesini Min? Bukankah hari ini aku libur?" Jaejoong mendudukan dirinya di sofa dan menatap Changmin. Ia memijit kepalanya yang berdenyut-denyut sakit.
"Eumm yah aku datang berkunjung. Beruntung aku datang hyung! Apa kau mau ke rumah sakit?"
"Ani! Aku sudah ada janji. Kau pulanglah. Tak usah mengkhawatirkanku. Nan gwenchana."
"Kau yakin hyung? Mukamu pucat sekali. Apa mau kuantar ke tempat perjanjianmu?"
"Tak perlu Changmin-ah. Pulanglah. Sudah aku bilang kalau aku baik-baik saja. Ini hanya masuk angin biasa." Jaejoong segera mendorong Changmin keluar dari rumahnya. Ia harus bersiap-siap ke lotte jam 9 nanti.
"Yak Aish! Hyung!" Protes Changmin tak terima saat Jaejoong mengusirnya begitu saja.
"Aku baik-baik saja, Bye." Jaejoong segera menutup pintu apartementnya menghasilkan gerutuan tak jelas dari Changmin.
Dengan tubuh yang tidak sehat dan wajah pucatnya, Jaejoong tetap memaksakan diri pergi menemui Yunho di lotte.
Ia mengenakan sweater biru muda yang dipadukan dengan celana katun panjang berwarna hitam. Tak lupa pula namja cantik itu menggunakan masker, topi dan kacamata hitam untuk penyamarannya.
.
.
.
Yunho berdiri menunggu Jaejoong di pintu masuk lotte. Ia penasaran sebenarnya apa tujuan namja cantik itu menyuruhnya kesini.
"Yun." Panggil Jaejoong. Yunho sedikit tidak mengenalinya karena wajah cantiknya tertutupi penyamaran.
"Jongie~ Eumm.. kita mau kemana?"
Yunho sontak membelakan matanya kaget saat Jaejoong melepaskan kacamata hitam, masker dan topinya.
Tak butuh lama untuk membuat orang-orang disekeliling mulai mengenali Jaejoong dan berbisik-bisik.
"Jae, apa yang kau lakukan?" Desis Yunho cemas saat gadis-gadis mulai mengerumininya meminta foto.
Jaejoong tersenyum melihatnya. Ia menandatangani kertas yang diberikan para gadis itu lalu foto dengan mereka. Yunho hanya kebingungan melihat tingkah Jaejoong.
"Sudah ya, Oppa harus pergi." Jaejoong tersenyum manis kemudian perlahan berjalan meninggalkan kerumunan fans.
"Oppa siapa namja yang bersama oppa?" Tanya seorang gadis berseragam SMA seraya menunjuk Yunho. Fans yang mendengarnya ikut penasaran. Mereka sudah siap dengan handphone untuk merekam jawaban Jaejoong.
"Dia Siapa? Kalian tidak tahu? Ah! Kalian pasti tidak menonton infotement." Jaejoong tertawa pelan kemudian melambai ke arah Yunho menyuruhnya mendekat. Yunho berjalan mendekat dengan ragu-ragu. Orang banyak itu membuka jalan untuknya dan sekilas menatapnya heran.
Jaejoong menggandeng tangan Yunho kemudian tersenyum senang. "Dia Jung Yunho, suamiku. Kami menikah 1 tahun yang lalu. Dan hari ini ulang tahun pernikahan kami yang pertama."
Pengakuan Jaejoong tersebut sontak membuat fans nya shock. Ia tak menyangka idola mereka gay dan sudah menikah pula. Tapi beberapa dari mereka bahagia dan memberikan selamat pada Jaejoong dan Yunho.
"Gomawo sudah mendukungku selama ini. Maaf baru memberitahukan kabar bahagia ini sekarang. Anyeong!" Jaejoong melambaikan tangan untuk terakhir kalinya kemudian berlalu pergi meninggalkan kerumunan gadis yang hanya menghela nafas kecewa.
Yunho mengikuti langkah Jaejoong pelan. Masih kaget dengan pengakuan Jaejoong tadi. Ia tak menyangka namja cantik itu akan mengumumkan hal penting itu di depan fansnya.
"Ada apa? Kenapa yunnie jalannya lama sekali?" Tanya Jaejoong saat mereka sudah berada di tempat yang cukup sepi.
"Jae, yang tadi itu... eumm kenapa tiba-tiba?"
"Mau sampai kapan kita merahasiakannya? Kukira ini waktu yang tepat untuk mengumumkan hubungan kita. Seunghyun sialan itu sudah berani menghinaku di depan umum. Cih! Dia kira aku takut dengan ancamannya." Gerutu Jaejoong kesal.
"Tapi bagaimana dengan karir mu? Apa yang akan orang katakan jika kau memiliki suami seorang pegawai Caffe?" Ucap Yunho.
"Sst.. Jangan dengarkan kata orang lain. Mereka hanya tidak mengerti hubungan kita. Yang terpenting cinta kita berdua. Aku sangat mencintaimu. Aku tak ingin berpisah hanya karena orang lain. Maaf sudah bersikap dingin padamu akhir-akhir ini." Ucap Jaejoong tulus. Yunho tersentuh melihatnya. Ia tak menyangka Jaejoong akan mengatakan hal indah seperti tadi.
"Jongie.. Aku juga sangat mencintaimu. Gomawo sudah hadir dalam hidupku." Yunho merengkuh Jaejoong ke dalam pelukannya. Ia menciumi pucuk kepala Jaejoong berkali-kali, terharu sekaligus tak percaya.
"Ne Yunnie." Jawab Jaejoong senang. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Akhirnya ia berhasil mengungkapkannya pada Fans tadi. Walaupun bukan mengaku pada media, Jaejoong yakin video dia tadi pasti akan ada di internet dalam waktu beberapa menit.
"Eumm hari ini kita mau kemana jae?"
"Ohh itu sebenarnya aku juga tidak tahu. Yang jelas aku hanya ingin mempertotonkan kemesraan kita di depan umum. Bagaimana menurut Yunnie? Bukankah itu ide yang bagus? Kita akan masuk berita utama besok. Hihi."
"Baiklah. Tapi jongie yang pilih tempat kencan kita hari ini. Jongie mau kemana hmm?" Tanya Yunho seraya mengelus rambut hitam Jaejoong.
"Hmm kemana ya. Mungkin tempat yang ramai? Mall?" Ucap Jaejoong memberi usul.
"Ani. Terlalu banyak orang. Itu akan menganggu acara kencan kita nantinya. Jongie akan dikerubungi banyak orang seperti tadi."
"Hmm.. Taman kota?"
"Ani, itu terlalu membosankan."
"Sungai Han?"
"Memang apa yang bisa kita lakukan disana selain duduk di pinggir?" Ucap Yunho.
"Kalau begitu.. Hmm.. Ah! Aku tahu. Bagaimana kalau Hanok village? Aku ingin melihat rumah tradisional korea. Sekalian nanti kita bisa foto dengan pakaian tradisionalnya. Eotte? Yunnie mau kan? Sepertinya disana tempat yang aman."
"Hanok village ide yang bagus. Aku setuju."
"Yeay! Kajja kita pergi."
.
.
Kini mereka tengah berjalan-jalan di sekitar Hanok Village. Yunho tak hentinya tersenyum sembari melingkarkan tangannya di pinggang Jaejoong. Ia sangat bahagia hari ini. Jaejoong pun semakin memperdekat jaraknya dengan Yunho.
Beberapa orang yang lewat bisa mengenali Jaejoong, tapi mereka tidak berani mendekatinya. Mungkin karena ada Yunho yang setia merangkul Jaejoong ketika mereka berjalan.
"Yunnie~ ayo kita coba pakaian adat Korea. Di sana tempatnya." Ucap Jaejoong menunjuk sebuah rumah kuno khas Korea.
"Ne kajja."
Seorang pria paruh baya tersenyum dan mempersilahkan mereka masuk. Ternyata di rumah itu juga ada studio yang biasanya dipakai untuk berfoto dengan pakaian tradisional.
"Ini silakan berganti." Ucap pria tersebut seraya memberikan pakaian kepada pasangan Yunjae. Sepertinya pria ini tidak mengenal siapa Jaejoong.
"Gomawo ajhussi."
.
.
"Lebih dekat sedikit, ne ne seperti itu." Ucap seorang ajjhusi fotografer.
Jaejoong semakin menempelkan tubuhnya ke badan kekar Yunho untuk berfoto.
Jepret
Jepret
Dari yang awalnya hanya tersenyum singkat, kemudian Jaejoong dan Yunho saling berangkulan, dan pada sesi terakhir, mereka berciuman di depan kamera. Ajjhusi fotografer hanya bisa tersenyum melihatnya.
"Silakan ditunggu beberapa menit." Ajjhusi itu kemudian mundur diri ke tempat percetakan.
"Menyenangkan sekali Yunnie." Ucap Jaejoong senang.
"Ne, ayo kita berganti pakaian dulu."
.
.
"Gomawo ajjhusi." Ucap Jaejoong dan Yunho bersamaan seraya memberikan beberapa lembar uang won kepada ajjhusi tersebut.
"Ne sama-sama. Kalian pasangan yang serasi, semoga longlast ya."
Pasangan muda itu lantas tersenyum singkat dan berjalan pergi. Mereka tetap menautkan tangan mereka sembari berjalan-jalan di Hanok Village. Tak sedikit orang yang masih bisa mengenali Jaejoong, tapi ia sedikitpun tidak peduli. Jaejoong benar-benar ingin menunjukan kepada semua orang jika Yunho dan ia sudah saling memiliki.
"Setelah ini kita mau kemana hmm?"
"Terserah Yunnie saja. Aku akan pergi asal bersama Yunnie." Ucap Jaejoong manja.
"Taman bermain, oke?"
"Lotte World? Baiklah tak masalah."
.
.
.
Jaejoong memandang tornado di depannya dengan tatapan ngeri. Seumur hidupnya, arena inilah yang paling ia hindari. Ia tak bisa bayangkan badannya di putar balik saat menaiki wahana itu.
"Antriannya panjang sekali." Guman Yunho saat melihat antrian wahana tersebut.
"Makanya kita tak usah naik wahana ini."
"Tapi aku ingin coba wahana itu, sekalian menguji adrenalin."
"Tak perlu, lagipula antrian itu panjang sekali kan Yunnie. Ayo kita pergi saja ke wahana yang lebih sepi." Bujuk Jaejoong.
"Baiklah, apa wahana yang mau kau coba?"
Jaejoong berpikir sejenak, "ah aku tahu Yunnie! Ikuti aku ne." Ucapnya ceria.
.
Yunho mendelik Horror melihat wahana di depannya, ia melirik Jaejoong yang tampak antusias menaiki wahana tersebut, "Jae, kau yakin ingin naik ini? Tak salah?"
"Aniyo. Aku sudah lama tidak naik ini Yunnie. Lagipula antriannya juga tidak ramai." Seru Jaejoong senang.
"Tapi jae.. Kau lihatt.. Semua yang disini anak-anak.."
"Biar saja.. Pokoknya aku ingin naik ini." Ucap Jaejoong bersikeras. Yunho menghela nafas melihat kelakuan Jaejoong.
"Boo, ayolah.."
"Lihatt..lihatt Yunniee, gajahnya bisa terbangg." Ucap Jaejoong antusias, menghiraukan ucapan Yunho tadi.
"Boo... Kau tak malu? Ini wahana anak kecil.. Masa kau mau main gajah beleduk?"
"Ishh Yunnie, kau tak lihat gajahnya lucu begitu? Dasar tidak pengertian," Jaejoong merenggut sebal.
"Bukan begitu Boo, hanya sajaa.."
"Ayoo Yunnie, sudah giliran kitaa." Ucap Jaejoong seraya menarik tangan Yunho menaiki salah satu gajah yang masih kosong.
Akhirnya Yunho hanya bisa pasrah, mengikuti Jaejoong duduk di salah satu gajah. Setelah semua anak-anak, termasuk Yunjae telah duduk, gajah-gajah plastik di wahana itu mulai bergerak.
Gajah-gajah itu bergerak semakin tinggi, membuat Jaejoong tersenyum senang. Ia suka sekali naik wahana ini sejak kecil.
"Yunnie, lihat, kita sudah sampai ke atas." Ucap Jaejoong.
"Aku tahu Boo."
"Ishh Yunnie. Dasar tidak seru." Jaejoong lagi-lagi merenggut sebal melihat kelakuan Yunho yang sok dewasa, menurutnya.
Setelah beberapa menit, akhirnya gajah-gajah plastik itu mulai bergerak menurun, sebelum akhirnya berhenti dibawah.
"Yahh sudah turun gajahnya, cepat sekali." Ucap Jaejoong dengan raut kecewa.
"Ayoo Yunnie, habis ini aku ingin naik wahana yang lain."
"Ne Baby." Ucap Yunho seraya menggandeng Jaejoong mesra.
.
.
.
Setelahnya Jaejoong mengajak Yunho untuk mencoba berbagai wahana di taman bermain. Yunho hanya bisa tersenyum dan mengikuti kemana namja cantik itu membawanya.
Kini, mereka hendak pulang ke apartement mereka berhubung hari sudah beranjak malam.
"Hahhh.. Capeknya.." Ucap Jaejoong setelah memasuki apartementnya.
"Kau mau makan apa Boo? Aku akan keluar untuk membeli makanan."
"Fetuccini carbonara."
"Baiklah tunggu sebentar." Ucap Yunho segera bergegas membeli makanan.
Sepeninggal Yunho, Jaejoong menyalakan televisi dan mengganti-ganti channelnya. Ia merasa bosan karena tidak menemukan acara yang menarik.
Jaejoong sedikit menunjukan ketertarikannya terhadap suatu channel yang menayangkan etertainment luar negeri. Acara itu sedang membahas beberapa film yang baru keluar belakangan ini.
Salah satu film yang dibahas adalah "Annabele". Film bertema Horror lanjutan The Conjuring yang sudah Jaejoong tonton beberapa waktu yang lalu.
Jaejoong memang menyukai Horror. Baginya, hantu di film itu tidak nyata dan hanya dibuat-buat. Ia jadi penasaran dengan film Annabelle itu. Host di acara itu menyebutkan jika film itu lebih seram daripada The Conjuring.
Acara tersebut juga menayangkan thiler film Annabele itu. Sedikit seram, pikir Jaejoong. Tapi jangan bilang ia penyuka film horror jika menonton film itu saja ia takut. Ia akan mengajak Yunho menonton film itu besok.
.
.
.
Yunho membujuk Jaejoong berkali-kali agar membatalkan niatnya menonton Annabelle, tapi tetap saja namja cantik itu tetap pada pendiriannya. Ia penasaran seberapa seram film itu.
"Ayolah Jae.. Bagaimana jika kita nonton Maze Runner saja? Film itu bagus lho," Ucap Yunho sedikit memohon. Ia menyesal telah mengiyakan begitu saja permintaan Jaejoong kemarin ketika istrinya itu memintanya menemani menonton film Annabelle. Ia kira Annabelle hanya film romansa remaja yang bercerita tentang sepasang kekasih. Berhubung judulnya itu nama perempuan. Tapi ternyata film Horror.
Jujur saja, Yunho SANGAT membenci Horror. Terakhir kali ia menonton Chucky bersama Yoochun ketika masih sma, dan ia bahkan tidak bisa tidur selama seminggu. Memang Chucky bukan film Horror, lebih tepatnya seperti boneka pembunuh. Tapi tetap saja seram.
"Aniya Yunnie. Aku ingin nonton Annabelle," Kekeuh Jaejoong.
"Bagaimana dengan The Giver?" Tawar Yunho lagi.
"Aniya!" Seru Jaejoong kesal. Ia lekas pergi ke loket tiket untuk membeli tiket masuk theater film Annabelle.
Yunho hanye menghela nafas pasrah. Siap-siap tidak tidur untuk seminggu kedepan, batinnya.
"Filmnya dimulai sebentar lagi, ayo beli popcorn dulu." Ajak Jaejoong.
"Selamat datang, mau pesan apa?" Ucap pelayan itu ramah.
"Large popcorn salt nya 1 dan 2 Green tea." Ucap Yunho kepada pelayan tersebut.
"Aniya, aku tak suka Salt. Diganti menjadi Large popcorn sweet. "
"Sweet popcorn tidak enak Jae, rasanya terlalu manis." Protes Yunho.
"Tapi aku suka," balas Jaejoong lagi. Pelayan perempuan itu bingung dibuatnya.
"Beli dua-duanya saja Tuan," ucap Pelayan tersebut. Jaejoong tersenyum setelahnya, mengiyakan tawaran pelayan itu.
'Huft, dasar trik penjualan,' batin Yunho.
Pada akhirnya, mereka membeli 2 Popcorn large berbeda rasa. Jaejoong duduk tenang di kursinya. Cinema ini sepi sekali, mungkin karena ia mengambil yang midnight. Ya, Jaejoong memang sengaja nonton pada midnight seperti ini agar semakin menegangkan. Hal ini jugalah yang membuat ketakutan Yunho berkali-kali lipat.
.
.
Lampu lampu kecil di Theater sudah mulai mati, menandakan sebentar lagi film akan dimulai. Jaejoong semakin tidak sabar, sedangkan Yunho hanya bisa memakan popcornnya seraya menatap layar tidak tertarik, atau lebih tepatnya takut.
Film pun dimulai, pada awalnya Yunho masih santai karena film masih menceritakan sebuah keluarga. Lalu setelah beberapa lama film berjalan, boneka Annabelle mulai muncul di film itu.
Yunho melirik Jaejoong yang semakin antusias. Ia tidak melihat raut ketakutan di wajah istrinya. Meski di beberapa adegan, Jaejoong sempat kaget. Tapi namja cantik itu tetap fokus menonton film tersebut, tanpa menutup-nutupi matanya seperti yang dilakukan kebanyakan orang yang menonton film horror.
Musik di dalam theater sangat keras, dan Yunho sangat membenci ini. Ia memakai hoddie di jaketnya seraya memegang erat tempat popcornnya saat layar besar itu menunjukan adegan yang menegangkan. Saat hantu di dalam film sepertinya akan muncul, ia menutupi matanya dengan tempat popcorn yang dipegangnya. Sementara Jaejoong tetap menonton dengan mata terbuka lebar, bahkan tidak menunjukan raut ketakutan sama sekali.
Yunho bernafas lega saat adegan menegangkan sudah terlewat. Pastor di dalam film tersebut sudah berhasil membuka pintu gereja. Tapi tiba-tiba saja tubuh Pastor itu terlempar kebelakang mengenai aspal menyebabkan darah bercucuran keluar dari kepalanya.
"Arrrrrgggg!" Teriak Yunho keras dengan reflek melempar popcornnya. Ia begitu kaget dengan adegan itu, ditambah dengan musiknya yang memekakan telinga itu. Beberapa orang menoleh kearahnya, tapi menurut mereka itu sudah biasa. Namanya juga menonton film horror. Pasti mengagetkan.
Jaejoong terkikik pelan disebelahnya, suaminya ketakutan sampai seperti itu.
"Kau ketakutan sekali ya?" Goda Jaejoong melihat muka Yunho yang memerah karena berteriak dan melempar popcornnya.
"Menurutmu?" Ucap Yunho malu.
"Kau bahkan melempar popcornmu, sayang sekali." Tawa Jaejoong.
"Itu refleks" ucap Yunho membela diri.
"Aku tahu, tapi... Hahahaha.. Kau lucu Yunho-ya,"
Yunho hanya membiarkan Jaejoong menertawainya disebelah. Untung saja popcorn yang tadi dilemparnya tinggal sisa sedikit, karena ia begitu semangat memakan popcornnya daripada menonton filmnya.
Tak ingin kejadian memalukan itu terulang lagi, Yunho enggan menonton film tersebut dan memilih memainkan game Let's Get Rich di ponselnya. Ia tidak mempedulikan musik yang kencang, ia hanya sesekali melirik layar besar didepannya.
Akhirnya waktu 98 menit yang sangat menakutkan bagi Yunho selesai juga. Lampu-lampu di dalam theater mulai menyala.
"Filmnya biasa saja, tidak menyeramkan." Komentar Jaejoong yang ditanggapi oleh Yunho dengan tatapan ngerinya. Tidak seram katanya? Yunho yakin ia tidak bisa tidur 1 minggu karena tadi ia sudah terlanjur melihat hantu di film itu.
"Sudahlah, sebaiknya kita pulang. Sudah larut,"
.
.
.
Sedari tadi Changmin tak henti-hentinya menggerutu kesal dan menyumpah serapahi hyung sepupunya itu. Setelah mengumumkan pernikahannya yang tiba-tiba, namja cantik itu hilang dan tidak bisa dihubungi. Jaejoong bahkan tidak datang ke SBS kemarin untuk bekerja. Sampai ia dibuat kerepotan karena harus menyusun ulang daftar kerja Jaejoong.
Changmin juga kaget begitu melihat berita itu di internet. Ia tidak menyangka Jaejoong seberani itu. Apalagi ada beberapa foto Yunjae di internet ketika sedang di Hanok Village dan taman bermain.
Setelah gagal menghubungi Jaejoong berkali-kali, akhirnya Changmin memutuskan untuk mendatangi apartement Jaejoong. Hyung cantiknya harus membeli kejelasan tentang ini.
.
.
.
Pagi-pagi sekali, Jaejoong terbangun dari tidurnya karena mual yang mendera perutnya. Ia berlari menuju toilet, lekas memuntahkan semua isi perutnya kemarin.
"Hiksss.. Sa-sakit..." Isak Jaejoong setelah mengeluarkan isi perutnya. Kepalanya pusing dan muka cantiknya memucat.
Yunho pun ikut terbangun setelah mendegar suara menangis dari kamar mandi. Ia mengucek-ngucek matanya seraya berjalan ke kamar mandi. Ia langsung membelakan matanya saat melihat Jaejoong terduduk di lantai kamar mandi sambil menangis.
"Jae ada apa?" Ucap Yunho panik.
"Yyyuunnieeehhh.. Sakitt.. Hikss.." Lirih Jaejoong seraya memegangi perutnya. Dengan cepat, Yunhu membantu Jaejoong berdiri dan memapahnya ke dalam kamar lalu membaringkannya di tempat tidur.
"Tunggu sebentar, aku akan memanggil dokter." Ucap Yunho lantas mengambil ponselnya dan menelpon dokter.
Setelahnya ia mengusap wajah pucat Jaejoong yang kelihatan kesakitan. Yunho berinisiatif mengambil segelas air putih dan membantu Jaejoong meminumnya.
Ting Tong
Mendengar bunyi bel, membuat Yunho yakin jika itu adalah dokter yang dihubunginya tadi.
"Changmin?" Ucap Yunho sedikit kaget saat melihat namja tinggi itu didepan pintunya.
"Hyung.. Apa jaejoong hyung disini?"
"Hmmm.. Tapi ia sedang sakit min-ah,"
"Jinjja? Sakit apa?" Ucap Changmin ikutan khawatir.
"Masuklah dulu, ia ada dikamar." Changmin pun segera masuk dan menghampiri Jaejoong dikamar. Hyungnya itu terlihat pucat, ia jadi tidak tega menanyakan hyungnya perihal pengumuman pernikahan itu.
"Hyung kenapa? Sudah kubilang waktu itu sebaiknya hyung ke dokter. Pasti ada yang tidak beres," cerocos Changmin.
"Ishh.. Aku tidak apa-apa kok," ucap Jaejoong mengelak. Padahal jelas perutnya mual dan pandangan matanya sedikit mengabur karena pusing.
Tak berapa lama, dokter yang ditelfon Yunho pun datang. Namja berjas putih itu segera memeriksa Jaejoong.
Dokter itu sedikit menekan-nekan perut Jaejoong, merasa tidak yakin akan apa yang dirasakannya. Tapi benar jika ia merasa kehidupan baru disana. Tapi pasiennya kan err namja?
Dokter itu menghela napas pelan kemudian menuliskan beberapa resep obat untuk Jaejoong.
Yunho bertanya dengan ekspresi khawatir, "Apa yang terjadi dengan istri saua euisa?"
"Saya masih belum yakin terhadap hal ini, mengingat kasus seperti ini sangat langka,"
Yunho menahan nafas saat mendengar hal itu. Ia kira Jaejoong mengidap penyakit parah atau sejenisnya.
"Jaejoong-ssi hamil muda. Untuk memastikannya, sebaiknya anda membawanya ke dokter kandungan. Pemuda M-preg sangat jarang belakangan ini. Saya bahkan belum pernah menangani pria hamil,"
Yunho, Changmin, dan Jaejoong sama-sama terkaget mendengar berita itu. Mereka tidak menyangka, sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran mereka jika Jaejoong bisa hamil.
"Ba-baiklah euisa, terima kasih sudah memeriksa istri saya.. Mari saya antar ke depan." Ucap Yunho. Dokter itu mengangguk pelan kemudian berjalan keluar dari apartement itu.
"Jae.." Ucap Yunho dengan bergetar. Terharu akan menjadi seorang ayah beberapa bulan lagi. Kebahagiaan membuncah dihatinya karena dapat memiliki seorang anak yang nantinya memiliki wajah dan sifat penggabungan ia dan Jaejoong.
"Yunniee..." Balas Jaejoong kemudian menangis. Ia senang. Walaupun aneh karena pria hamil, tapi Jaejoong bahagia.
Yunho segera menghampiri Jaejoong dan memeluk istrinya erat. Berkali-kali ia membisikan kata "gomawo dan saranghae" di telinga Jaejoong. Mereka benar-benar bahagia.
Dan OH! Sepertinya kita melupakan uri Changmin yang kini menatap bosan kedua hyungnya. Yah memang wajah sih jika mereka berdua senang. Changmin juga senang karena akan mendapat keponakan yang lucu.
"Chukkae hyung" ucap Changmin.
"Nde, Gomawo min-ah." Suara Jaejoong terdengar bergetar karena mencoba menahan air matanya.
.
.
Hari-hari berikutnya dilalui Jaejoong di rumah. Ia telah memberitahu Changmin jika ia akan hiatus dari pekerjaanya dulu selama 9 bulan. Changmin juga sudah memberitahukan hal ini ke presdir mereka, tapi tentu saja tidak mengatakan alasannya. Pria hamil dia Korea sangat jarang, dan hampir tidak ada. Ia tidak mau fans hyungnya menganggapnya aneh lalu meninggalkannya.
Dan ya, perihal pernikahan Jaejoong juga semua orang sudah mengetahuinya. Jaejoong mengupload sebuah video ke internet. Ia membenarkan jika selama ini ia sudah menikah dengan seorang pemuda. Walaupun banyak fans yang tidak setuju, tapi sebagian dari mereka senang karena idolanya sudah bahagia dengan pemuda yang mapan.
Yunho masih melewati harinya seperti biasa. Hanya bedanya kini mulai banyak orang yang mengenalinya, dan sedikit bertanya-tanya tentang Jaejoong. Wajahnya sering muncul di layar televisi tapi ia tidak terlalu memusingkan hal itu.
Baginya, hal itu hanya sementara. Nanti juga ada berita yang lebih baru daripada dirinya.
Jaejoong sering mengalami mual di pagi hari. Ia mengeluh pusing dan sakit yang mendera perutnya. Selain itu, Jaejoong juga menjadi cerewet sekarang. Memasuki bulan keduanya, ia mulai meminta macam-macam pada Yunho.
Dengan senang hati, Yunho pasti menurutinya. Walaupun itu permintaan yang memalukan, seperti menyuruhnya berdansa solo di depan pintu apartement seraya memakai daster motif bunga. Ia tak merasa keberatan, karena baginya itu adalah permintaan dari buah hatinya di dalam perut Jaejoong.
.
.
.
Yunho mengusap peluhnya seraya terus mengepel lantai Caffe. Hari ini caffe tempatnya bekerja tutup lebih awal, sekitar jam 7 malam. Ia bersyukur karenanya ia bisa cepat pulang dan bertemu istrinya. Hanya tinggal Yunho dan Carrie saja yang masih tertinggal, yang lain sudah pada pulang.
Yunho menatap pria yang kelihatan bingung dan melihat kedalam Caffe nya. Kemudian ia menghentikan pekerjaannya sejenak untuk memberitahu paman itu jika Caffe nya tutup lebih awal.
"Permisi Tuan, tuan mencari siapa? Hari ini Moonlight Cafe tutup lebih awal." Ujar Yunho sopan. Pria itu sedikit mengangkat alisnya melihat penampilan Yunho.
"Eumm, apa benar kau suaminya Kim Jaejoong?" Ucap pria itu sedikit tidak yakin.
Yunho mengangguk mantap, "Ne, Jung Yunho inmida," ucapnya sedikit membungkukan badan.
"Bisa kita bicara sebentar?"
.
.
Kini mereka duduk berhadap-hadapan di dalam Moonlight Caffe yang sudah tutup. Carrie sudah pulang lebih awal dan meninggalkan kunci Caffe kepadanya.
"Jadi benar kau suami Jaejoong?" Ucap pria itu membuka pembicaraan.
"Ne, sebenarnya ada apa tuan?"
"Ani, aku hanya ingin melihat langsung suami Jaejoong." Ucap Pria itu. Lalu keheningan menyelimuti mereka. Yunho bertanya-tanya siapa pria ini.
"Eumm mian, jika saya boleh tau, Andaa siapa?"
"Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Zhang Yixing." Yunho menganggukan kepalanya pertanda mengerti.
"Sebenarnya aku kesini untuk membicarakan sesuatu hal kepadamu. Aku sering melihatmu di layar kaca, dan menurutku kau cukup ideal untuk menjadi seorang model pakaian milik perusahaanku." Ucap Yixing. Yunho hanya bisa melongo. Jadi pria didepannya pemilik perusahaan. Dan pria ini sedang menawarinya sebuah pekerjaan! Daebak!
"Apa?" Ucap Yunho begitu ambigu.
"Aku tahu hal ini cukup mengagetkan bagimu. Aku juga sedang mencari model laki-laki dan kebetulan melihatmu di televisi. Aku belum begitu yakin dengan dirimu sebenarnya. Tapi jika kau mau, sekarang kita bisa pergi ke butik terdekat miliku. Aku ingin melihatmu menggunakan pakaian milik perusahaanku," jelas Yixing.
Yunho tampak berpikir sebentar. 'Ini kesempatan emas' pikirnya. Jika saja ia bisa diterima sebagai model, Jaejoong tidak akan malu lagi berjalan dengannya.
"Ba-baiklah. Bisakah anda menunggu disini sebentar? Aku akan berganti baju dulu," ucap Yunho yang dijawab dengan anggukan kepala Yixing.
Tak berapa lama Yunho pun mengikuti Yixing pergi menuju butiknya yang terdekat.
.
.
Yunho dipersilakan masuk ke butik yang cukup mewah. Banyak pakaian yang bahkan tidak bisa ia beli walaupun menggunakan gajinya sebulan.
Yixing menghampiri salah satu perempuan disana, berbicara sebentar kemudian menghampiri Yunho kembali.
"Kau ikuti perempuan itu saja, nanti dia yang akan mengurusmu,"
"Ne," Yunho pun berjalan mengikuti perempuan yang ditunjuk Yixing tadi. Sepertinya perempuan itu membawanya ke sebuah ruangan untuk pemotretan. Ia juga tidak begitu mengerti. Ada beberapa kamera disana.
"Tunggu dulu disini sebentar, aku akan mengambilkan beberapa pakaian untuk kau coba,"
Perempuan itu kembali dengan sejumlah pakaian. Ada jas putih, sweater, mantel musim dingin, kemeja garis-garis dan banyak yang lainnya.
"Silakan coba yang ini dulu," Ucap perempuan itu seraya menyodorkan sweater kepada Yunho.
Yunho menurut kemudian mengganti bajunya dengan sweater tersebut.
Perempuan itu tersenyum melihat bahwa sweater tersebut cocok dengan kulit tan Yunho yang manly, selanjutnya ia menyuruh Yunho mencoba pakaian yang lain.
Yixing memasuki ruangan tersebut dan tersenyum puas melihat Yunho dengan penampilan barunya. Rambut Yunho sedikit diberi gel agar naik keatas, jadi tidak berponi. Ia menggunakan setelan mantel musim dingin yang cocok melekat di tubuh manlynya.
"Wow, kau berbeda," puji Yixing.
"Be-benarkan?" Ucap Yunho agak gugup.
"Ne, bagaimana menurutmu Sungmin?" Tanya Yixing, meminta pendapat perempuan tadi.
"Eumm.. Ya, dia cocok menjadi model kita. Kita hanya perlu mempolesnya sedikit, maka dia sudah sempurna. Tubuh nya juga sudah terpahat dengan bagus."
"Aku setuju denganmu Min. Jadi bagaimana Yunho ssi? Apa kita akan membicarakan kontraknya?"
Yunho bingung menjawabnya. Dia memang senang karena respon dari Yixing dan Sungmin bagus, tapi ia juga bingung. Apa ia harus segera mentandatangani kontrak?
"Apa tidak terlalu cepat Yixing-ssi? Aku takut kau menyesal nantinya. Masih banyak namja lain yang lebih baik dariku."
"Aniya Yunho-ssi. Aku sudah memutuskan untuk memilihmu. Mataku tak pernah salah, pasti kau cocok jadi model pakaianku." Ucap Yixing yakin.
"Kalau anda berpikir begitu... Eumm baiklah aku setuju menjadi model mu," Ucap Yunho. Yixing tersenyum senang, kemudian ia mengajak Yunho ke ruangannya untuk membahas kontrak.
.
.
.
Jaejoong mengerucutkan bibirnya imut seraya menggerutu kesal. Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, tapi Yunho belum pulang juga. Ia tahu hari ini caffe tempat suaminya pulang cepat. Maka harusnya Yunho sudah pulang dari jam 7 tadi.
"Aku pulang," ucap Yunho dari pintu masuk. Jaejoong dengan cepat berjalan menghampiri Yunho.
"Darimana saja?" Ucap Jaejoong datar.
"Ah.. Tadi aku bertemu orang sebentar,"
"Siapa?"
"Sebenarnya aku juga belum terlalu mengenalnya. Namanya Zhang Yixing, dia-"
"Zhang Yixing katamu?" Ucap Jaejoong kaget.
"Ya, memangnya dia siapa?" Tanya Yunho bingung seraya mendudukan dirinya di sofa ruang tamu.
"Ani, ada apa ia ingin bertemu denganmu?" Tanya Jaejoong.
"Ia bilang ingin menawariku sebuah kontrak,"
"Mwo?" Seru Jaejoong kaget sekaget-kagetnya.
"Hmm, aku juga tidak begitu yakin. Dia bilang dia membutuhkan model pria untuk pakaian terbarunya,"
"Dan ia ingin kau menjadi modelnya? Kau serius?"
"Ya, aku sudah mentandatangani kontraknya," Jawab Yunho sedikit tidak yakin saat melihat ekspresi Jaejoong yang datar.
"Kenapa? Apa ada yang salah dengannya?"
"Aniya! Chukkae Yunnie-yaaaaa...!" Ucap Jaejoong riang dan segera menubruk Yunho, memeluknya erat.
Yunho tersenyum kemudian membalas pelukan Jaejoong.
Kini mereka tengah berbaring berhadap-hadapan di ranjang king size mereka. Yunho mengelus pelan pipi chubby Jaejoong kemudian mencium lembut istrinya. Kemudian ia turun perlahan dan mencium perut Jaejoon yang agak membuncit,
"Cepatlah tumbuh aegya, appa menantikanmu," ucap Yunho lembut pada perut Jaejoong.
Kemudian Yunho kembali pada posisinya semula seraya menatap Jaejoong.
"Sebenarnya Zhang Yixing siapa? Apa kau mengenalnya?"
"Tentu saja, dia itu terkenal yunnie. Termasuk pemilih dalam mencari model untuk pakaiannya. Aku tidak menyangka dia memilihmu." Ucap Jaejoong kagum.
"Jinjja? Aku tak tahu ternyata dia sehebat itu,"
"Heumm.. Apa kau berencana resign dari caffe itu?"
"Untuk sementara ini kurasa belum. Yixing bilang pemotretannya minggu depan, untuk itu aku masih bisa bekerja di Moonlight caffe,"
"Ahh,, aku jadi tidak sabar melihat suamiku di majalah." Ucap Jaejoong seraya terkekeh pelan. Ia semakin merapatkan tubuhnya pada Yunho kemudian terlelap di pelukan namja itu.
.
.
.
1 minggu kemudian
Hari ini, hari dimana Yunho akan melakukan pemotretan pertamanya. Ia merasa gugup, takut akan melakukan kesalahan nantinya.
Ah iya, hari ini Jaejoong juga akan ikut menemaninya ke tempat itu. Istrinya bilang ingin melihatnya langsung. Lagipula, ia bosan hanya dirumah saja setiap hari.
"Jangan gugup oke? Kau hanya perlu memakai baju itu dan tersenyum ke kamera," ucap Jaejoong memberi semangat.
"Ya, aku akan berusaha,"
Kemudian Yunho menerima mantel musim dingin yang diberikan Sungmin dan memakainya. Wajahnya juga diberi polesan make up tipis yang membuatnya semakin tampan.
Jaejoong memandangi suaminya yang sedang bergaya di depan kamera. Sedikit tidak menyangka suami yang dulu dihina-hinanya bisa menjadi seorang model. Seharusnya dari dulu saja mereka seperti ini. Tidak saling menyakiti satu sama lain.
"Oke pemotretan hari ini selesai, silakan istirahat dulu," Teriak sang fotografer membuyarkan lamunan Jaejoong. Ia segera menghampiri Yunho dan memberikannya air minum.
"Kau keren sekali," Puji Jaejoong seraya mengacungkan kedua jempolnya.
"Gomawo, aku gugup tadi. Tapi syukurlah, pemotretannya berjalan lancar,"
"Ne, aku percaya kau pasti melakukan yang terbaik."
"Apa aegya menginginkan sesuatu?" Ucap Yunho seraya mengelus perut Jaejoong.
Jaejoong berpikir sebentar, kemudian menganggukan kepalanya lucu.
"Aku ingin kembang gula,"
"Kajja, kita cari kembang gulamu," Ucap Yunho menggandeng Jaejoong berjalan pergi.
.
.
Akhirnya majalah fashion itu terbit juga. Yunho tampil sebagai covernya. Ia nampak keren dengan mantel itu. Changmin yang awalnya tidak percaya ikut senang. Jalan inilah yang tuhan persiapkan untuk mereka. Ini buah dari kesabaran Yunho di waktu sebelumnya.
"Yunnie lihat! Kau tampan sekali kyaaaa.." Seru Jaejoong bak seorang fangirl.
"Jae, jangan lari-lari."
"Aishh itu kan karena aku terlalu senang. Lagipula aku yakin aegya pasti ikut senang melihat appanya tampan seperti ini,"
Yunho hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jaejoong. Tapi ia senang dengan semua yang terjadi di hidupnya. Uang yang diterimanya sangat besar. Berkali-kali lipat dari yang biasa ia terima ketika bekerja di Caffe. Ia juga memutuskan untuk resign menjadi pegawai Moonlight Caffe.
Semenjak itu, banyak perusahaan yang meminta Yunho menjadi modelnya. Pekerjaan datang bertubi-tubi hingga membuatnya sibuk. Tapi hal itu tentu saja tidak menjadi alasannya untuk tidak memperhatikan Jaejoong. Ia masih tetap menuruti kemauan Jaejoong seperti biasa.
Berkat kerja kerasnya selama kurang lebih 4 bulan, ia sudah bisa membeli rumah seluas 1 hektar di tengah-tengah kota Seoul. Rumah itu dilengkapi dengan taman lapang hijau cukup luas untuk keluarganya jika bersantai nanti. Ia juga sudah menyiapkan kamar babnya yang berjenis kelamin laki-laki. Ah sungguh sempurna hidup Yunho kini.
Usian Jaejoong sudah memasuki 9 bulan. Perutnya sudah membesar, dan ia menjadi sensitif. Seringkali menangis dan marah tanpa sebab, tapi Yunho memaklumi itu.
Sabtu pagi yang cerah, mereka duduk di bangku taman di rumah mereka. Yunho melingkarkan tangannya memeluk Jaejoong dari belakang seraya mengusap babynya yang sebentar lagi akan lahir.
"Aku mencintaimu Jae," ucap Yunho tulus lantas mencium tengkuk Jaejoong.
"Aku lebih mencintaimu, Tuan Jung." Yunho terkekeh pelan kemudian membalikan badan Jaejoong sehingga posisi mereka berhadap-hadapan.
Ia turun dan mencium lembut perut besar Jaejoong. Namja cantik itu tersenyum lembuat kemudian mengusap rambut coklat Yunho.
"Appa menantikanmu, Moonbin baby"
.
.
.
END
Akhirnya selesai juga.. Apa ada yang menantikan FF ini? Kalo ada sekarang uda end.. Hehe
Oh ya, apa kalian uda nonton annabelle? Aku takut lho nontonnya. Serem banget deh asli.
Terus ada yang main getrich kahh? Add I'd line aku ya : nikencassiopeia #promosi . Kita bisa main barengg nantii.. Hehehe
Oke sampai situ aja ya, maaf untuk keterlambatan update yang lagi-lagi author lakukan..
Special Thx to Boo Bear Love Chwang, teukiangle, shanzec, iche . Cassiopeiajaejoong, nabratz, Willow Aje Kim, quinniee, Himawari23, Joice Ang, Zimalaca-ELF, Ai Rin Lee, liankim10, manize83, myflowerlady3, akiramia44, exindira, RaraRyanFujoshiSN, My Beauty Jeje, danactebh, Hana - Kara, vianashim, yunjae q, hanasukie, ryeo ryeong, Andini010196, Guest, CassYJ909596, Guest, verlova-yjs, Geust, star-light, Guest, Yunjae Heart, YunHolic, Guest, cha yeoja hongki, yunniejae, redyna90, Yuu si fujoshi, uknowme2306, Guest, narayejea, cindyshim07, jjbear, b2utyeyes, JJ, Oktavian, Lollyglory, Chickenbear, IrohChan Kiwer-kiwerr, Guest, Natzzy Rahman.
Salam Yunjae Shipper
Last, Review Plisss~~~^v^