Title: That Guy Was Splendid (judul boleh minjem -_-v)

Main Cast: KaiLu; little bit HunHan :3

Support Cast: rest of EXO members + Hangeng.

Rated: T

Length: Chapter 3-?

Genre: Boys love, Fun-Romance, Complicated, terusnya terserah(?)

Disclaimer: All cast punya Tuhan dan SME, tapi cerita punya author. Cerita banyak terinspirasi dari manhwa (komik korea) jadul punya author :3 yang tau judulnya pasti udah pernah baca komiknya deh, cerita selebihnya murni hasil pemikiran dari author sendiri.

Warning! OOC, typo(s),abal, aneh, gaje, murahan, dll.


minta maaf untuk update yang molor -lagi- serta kesalahan teknis waktu update = =' /bow/ karena hampir akhir tahun dimana hotel tempat saya training lagi sibuk - sibuknya prepare buat new year party, jadi para trainee -termasuk saya- juga harus rela bantu para staff /ga ada hubungannya sih/


Preview Chapter 2:

kenapa ciuman pertamaku berakhir seperti ini...

"Kau Luhan! Menikah denganku!"

"APAA?!"

.

.

.

.

That Guy Was Splendid: Chapter 3

"Baek—hyun.. apa yang dia katakan tadi?!" tanya Luhan kepada Baekhyun dengan terbata.

"Me-nikah?" Baekhyun juga tak kalah syok.

"Kau harus tanggung jawab!" bentak Kai.

"Haruskah aku tanggung jawab dengan cara seperti ini?!"

Aku... menikah dengan laki-laki?! Mungkin otak orang ini terbalik.

"because you stole my first kiss!"

"Hanya karena itu kau menyuruhku menikah denganmu?! Cih. Alasan yang konyol." Luhan mencibir. Setengah merinding ia baru saja dilamar seorang pemuda aneh(?)

"Bahkan aku sudah punya pacar dan kau akan tetap memaksaku?!" kata kata ini meluncur begitu saja dari mulut Luhan. Baekhyun yang berdiri disamping Luhan hanya menatap sahabatnya dengan pandangan O.O

Berharap Kai akan menghentikan permintaan tanggung jawab anehnya ini.

"menurutmu apa kau punya pilihan lain?" timpal Kai.

"hee.. Kai. Apa ini tidak terlalu berlebihan?! Kau tidak lihat wajah Luhan jadi pucat begitu?" bisik Chanyeol sambil menarik Kai mundur.

"kau tidak lihat dia menciumku tadi ha?!"

"tapi apa kau tidak sadar kalau mengajak menikah dengan seorang yang baru saja kau kenal?!"

"terserah apa katamu, yang pasti dia harus tanggung jawab."

"kau gila Kai." Komentar Suho singkat. Memutar bola matanya malas.

"Hey tuan tuan! apa tidak ada cara lain aku bertanggung jawab?!" teriak Luhan.

Kai mencebik. merutuki karena berurusan dengan seorang namja yang ternyata –Luhan- yang ternyata bawel minta ampun, "ck.. berikan ponselmu"

Sepersekian detik Luhan memandang Kai bingung, dahinya mengernyit. "kau meminta ponselku untuk tanggung jawab?"

"Haish. Kenapa otakmu lama sekali merespon ha?! Telpon di nomor 01-030-139993. " ujar Kai frustasi.

"ha? Siapa? Aku? Kenapa aku menelponmu?" Luhan semakin bingung setiap kalimat yang diucapkan Kai.

"YES OF COURSE YOU XI LUHAN! Telepon saja atau kau mati."

"telingaku tidak tuli kenapa kau terus saja berteriak?!" Luhan benar benar kesal dengan kelakuan Kai yang ternyata sangat menjengkelkan.

"Telepon saja kalau kau masih ingin hidup. Dan, aku akan benar – benar membunuhmu jika saja kau menyebarkan rumor kalau aku melakukan ini karena aku jatuh cinta padamu."

"A-apa?! Kenapa kau terus mengancamku?!"

"Kita pergi teman teman." Kai mengacuhkan Luhan dan melangkah pergi dengan santainya mendahului teman – temannya dari tempat kejadian.

Kai berjalan melewati Sehun, baru sadar kalau Sehun masih berdiri mematung memandang Luhan.

"eoh? Sehun? Kau kenapa? Dari tadi kau diam disitu.." Kai menyenggol lengan Sehun.

"Ha? Ah.. oh.. aku—tidak apa – apa. Sudah mau pergi?" Sehun akhirnya tersadar.

"Atau kau mau menemani Luhan disitu?" sindir Kai.

"Eh— Ha? Apa?"

"aish.. kau ini kenapa jadi lemot begini?! Kajja. kita pulang" ujar Kai tidak sabar. Kali ini ia menggamit leher Sehun untuk segera pergi.

"Tapi... kau dengan Luhan—"

"tidak usah kau pikirkaan..." ujar Kai santai dan melangkah menjauh dengan tangannya masih menggamit leher Sehun.

Akhirnya mereka berempat meninggalkan Luhan dan Baekhyun.

"AAARRGGGHH! KENAPA AKU HARUS BERTEMU DENGAN ORANG SEPERTI DIA?!" Luhan berteriak frustasi setelah punggung para preman tersebut telah menghilang di tikungan jalan.

"A-aku sungguh tak percaya. Kau tiba – tiba dilamar Kai seperti ini Lu..." Baekhyun masih menatap Luhan dengan pandangan sulit diartikan.

"dilamar apanya?! Dia yang memaksaku terus apa ini yang kau maksud 'dilamar'?!"

"Tapi—! Kau beruntung bisa dilamar seseorang yang hampir seluruh SMA di Korea mengenalnya. Yaa.. disamping dia raja berkelahi, Kai juga terkenal karena wajah bitchy—coret— coolnya."

"beruntung katamu?! Ya Baekhyun! Temanmu hampir saja mati ditangan preman kau bilang beruntung?!"

"setidaknya kau sekarang bukan musuh Kai lagi kaan.. aku lihat tadi kau jadi lebih akrab dengan Kai," ujar Baekhyun santai."Oh ya, aku baru ingat sesuatu. yang aku dengar Kai sangat tidak suka akan sentuhan."

"Ha? Tidak suka? Di-sen-tuh?" Luhan masih mencerna perkataan Baekhyun.

"iya. Disentuh. Mungkin karena itu dia jadi kalap ketika kau menciumnya tadi."

"aku tidak menciumnya!"

"Lalu? Menempelkan bibirmu diatas bibir Kai begitu?" ucap Baekhyun sarkastik.

"Yaa!"

"Kalau kau marah berarti benar."

BUGH!

Luhan melempar tasnya kearah Baekhyun dengan kesal.

"Ahk! Appo~ itu kuanggap kau menyukainya." Baekhyun menyeringai

"sekali lagi kau berbicara itu dihadapanku aku tidak segan untuk memotong lidahmu."

"berarti benar kau menyukai Kai kan?" cecar Baekhyun.

"ASTAGA BYUN BAEKHYUN!"

.

.

.

.

Sebenarnya Luhan ingin nongkrong di kedai bubble tea langganannya ketika sepulang membolos, tapi akibat acara membolos Luhan tadi siang dinodai(?) oleh 'pertemuan' yang tidak diinginkan jadinya ia memutuskan pulang kerumah. Dan menghabiskan waktunya untuk tidur.

Malamnya...

"Ya! Luhan! Kau kemana saja aku menelponmu puluhan kali tak kau angkat sekalipun!" omel Baekhyun ketika Luhan sudah menjawab teleponnya.

"aku sedang tidur Baekki-ah. ponselku juga aku mode silent, jadi aku tak tahu kau menelponku."

"Dasar anak ini~! Apa tidak ada yang kau kerjakan selain tidur eoh?!"

"bermain game." Jawab Luhan singkat.

"Aish jinjja! kau ini benar benar menyebalkan!"

"Mwoya~?! Kenapa kau jadi mengomel seperti ibuku sih?!"

"Oh! Tadi aku menelpon Yixing."

"Yixing?! Lalu?"

"tadi kita bercerita sedikit tentang sekolah dan sepertinya ia akan pulang untuk libur musim panas." Ujar Baekhyun dengan semangat.

"pulang? Ke Korea atau Cina?"

"entahlah. Tapi dia bilang sangat merindukan kita, jadi mungkin saja pulang ke Korea dulu baru ke Cina."

"Woah jinjja?!" kata Luhan tidak sabar.

"kurasa begitu. Haa.. aku sangat merindukan bule Amerika itu."

"siapa yang kau sebut bule? Yixing? Apa dia pantas disebut bule? Hahaha~"

"kau kejam pada temanmu sendiri Lu. hahahaha~ waktu dia datang nanti ajak yixing karaoke sampai tenggorokan putus."

"dan bermain di game center sampai larut." Tambah Luhan.

"Eh. Lu. Bukankah... Kai menyuruhmu untuk menelpon?" tiba tiba Baekhyun mengalihkan topik.

"Omo! aku lupa! tapi kenapa aku yang harus menelponnya?!" Luhan masih tidak terima.

"sudaaah telepon sajaaa... mungkin dia kangen padamu hehehehe~"

"kau tau itu sangat menggelikan -_- em. Baekki-ah."

"kenapa lagi?"

"aku lupa nomor ponsel Kai ._."

"Aish~ kau ini! Kenapa tadi tidak kau catat?! Nomernya 01-030-139993!" jawab Baekhyun dengan lancar.

Terkadang salah satu kelebihan Baekhyun yang bisa hafal nomor telpon dengan sekali sebut berguna dalam hal mendesak seperti ini hehehe~

"tapi—bagaimana aku menelpon... tagihan bulan ini belum dibayar -_-"

"kau ini memang banyak alasan! Pinjam hyungmu kan bisa?!"

"kau lupa hyungku pelit setengah mati?"

"terserah kau sajalah yang penting aku sudah mengingatkan. Ohya, yixing juga menyuruhmu untuk menelpon. Selamat berjuang Luhan-ah, hwaiting! Sampai ketemu disekolah ne? Annyeong~~"

"Eh—tu... "

TUUT...TUUT...TUUT

Belum sempat Luhan melanjutkan kalimatnya Baekhyun menutup telponnya sepihak. Kadang Luhan juga sebal dengan kelakuan sahabatnya ini. Main tutup telepon sembarangan -_-

Mau tidak mau ia harus meminjam ponsel kakaknya. Berusaha sekuat tenaga untuk meminjam...

Tok..tok...

Cklek! (suara kenop pintu dibuka oleh Luhan)

Luhan berusaha mengontrol emosinya ketika ia membuka pintu kamar hyungnya.

"Hyung." Panggil Luhan.

Terlihat hyungnya sedang sibuk dengan komputernya.

"Apa?" jawab Hankyung tanpa menoleh.

"Aku pinjam ponselmu. Hanya beberapa menit kok."

"Andwe."

"kenapa?! Hanya 5 menit saja masa tidak boleh?!"

"buatkan aku nasi goreng dulu baru pinjam."

"Haish kau ini! Malam begini kau mau makan lagi?! Besok saja. Ppali~ Aku mau menelpon seseorang sekarang!"

"tidak mau ya sudah."

Dengan hati super dongkol, tengah malam begini Luhan terpaksa menggunakan telepon umum terdekat. Ia pun keluar dari flat hanya bermodal membawa beberapa uang receh, memakai hoodie bergambar rusa dan celana pendek. Dan jangan lupa sandal sepasang sandal rumah yang sudah kumal.

"Dasar babi cina(?) menyebalkan! Lihat saja nanti kalau kau pinjam ponselku. Sampai bersujud pun tak akan kupinjami!" rutuk Luhan.

"jangan harap kau meminta bantuanku lagi Hankyung~!" Luhan menggeram.

Dan tanpa sadar ternyata ia telah sampai di depan pintu bilik telepon umum.

"Ngomong-ngomong tadi Baekhyun memberi tahu kenapa tidak aku catat nomernya sih aigoo -_-"

Luhan mulai memencet tombol angkanya sambil mengingat ingat nomer Kai.

Tok...tok...tok...

Seseorang mengetuk pintu bilik.

"Eoh? Mian ahjussi, aku baru saja akan menelpon. Harap tunggu sebentar ne?" Luhan membuka pintu dan hanya menyembulkan kepalanya keluar.

"Kau gadis cantik~ panggil aku oppa~ ikut oppa minum yuk~" ternyata Ahjussi mabuk. Orang berbadan tinggi besar itu menariknya keluar bilik.

"A-apa?! Ya! Ahjussi! Kau apa – apaan?! Aku ini laki laki!" Luhan berusaha memberontak.

"Panggil aku oppa candy~~ temani aku minum sebentar saja~~" Ahjussi itu menarik Luhan dengan kuat.

"Ya! Ahjussi! Aku ini laki laki! Buka matamu!" Luhan terus memberontak.

"Sudah kubilang panggil oppa candy~~" Ahjussi mabuk itu terus menyeret Luhan menjauh dari telepon umum.

Luhan berusaha memberontak tetapi Ahjussi itu malah semakin erat menarik Luhan. Walaupun Luhan tahu mereka sama sama lelaki tetapi badan Ahjussi itu lebih tinggi dan lebih besar dari badan Luhan.

'Matilah aku. Masalah tadi siang sudah cukup pusing ditambah diculik Ahjussi mesum seperti ini. Mamaaaaaaaaa kenapa aku terus mendapat masalah aneeeh TTTT_TTTT'

"Sebentar saja candy~~" Ahjussi itu terus memaksa Luhan.

Dan kini mereka sampai di mobil butut yang sepertinya milik Ahjussi mabuk itu. Ahjussi mabuk itu menarik Luhan untuk masuk kedalam mobil itu.

"Ahjussi! Kau mau membawaku kemana?! Ya! Siapa pun tolooong!" akhirnya Luhan melihat sekelompok orang di seberang jalan dan berteriak meminta pertolongan.

"Kau berisik sekali dear~ Cepat masuk atau aku akan membunuhmu disini!"

"AHJUSSI! KAU TIDAK LIHAT AKU INI NAMJA?!"

"MASUK!"

Ahjussi itu tidak mendengarkan Luhan dan mendorong Luhan masuk ke dalam mobil. Luhan sudah tidak tahu bagaimana cara melawan Ahjussi mesum itu. Lelaki besar itu juga masuk ke dalam mobil dan mengunci pintu mobil.

"Ahjussi! Hentikan! Aku ini laki laki! Sadar! Buka matamu aku ini laki laki!" Luhan berusaha melawan dengan sisa tenaganya.

Yang ada Ahjussi mesum malah lebih mendekatkan badannya ke Luhan.

"Mamaa tolooooonggg!"

PYAAAARRR!

Kaca mobil dilempar batu hingga pecah.

"ARGH! Apa – apaan ini hah?! Siapa yang memecahkan kaca mobilku?! Urgh kepalaku~" racau Ahjussi itu sambil memegangi pelipisnya yang terkena lemparan batu.

Dan akhirnya Ahjussi keluar dari mobil mencari pelakunya.

'Siapa yang melakukan ini?' batin Luhan.

BUGH!

DUAGH!

"ACK!" jerit Ahjussi itu

Eh?

Luhan terhenyak oleh suara Ahjussi yang sepertinya kesakitan.

PLAK!

DASH!

Karena penasaran Luhan keluar dari mobil. Setelah tahu, ternyata ahjussi yang tinggi besar itu sudah terkapar di trotoar dengan muka lebam dimana mana.

'Pelakunya?'

Sekelompok orang—yang Luhan pikir mereka yang memukuli Ahjussi itu tengah mengerubungi(?) orang yang sudah tidak berdaya di trotoar, tidak jauh dari mobil milik ahjussi itu.

Pandangan Luhan beralih kepada seseorang yang membelakanginya, namja tinggi memakai celana jeans dan blazer hitam yang dilipat hingga siku.

Namja tinggi itu menoleh ke belakang (Luhan).

"Eh?! Itu..."

Kai.

"Luhan?!" Kai terkejut ketika seseorang yang ia selamatkan dari ahjussi ini ternyata 'pacarnya' sendiri XD

"Eh. Luhan?" Chanyeol melihat Luhan. "Apa yang kau lakukan disini?"

"A-aku... aku.. diculik ahjussi ini" ucap Luhan terbata. Wajahnya masih terlihat ketakutan.

"Mwo?! Jadi kau yang diculik ahjussi jelek ini? Benarkah?!" Chanyeol terperanjat mendengar penuturan jujur Luhan.

"apa yang kau lakukan di luar malam malam begini?! Sudah tau badan sekecil itu pergi sendirian." Kai mulai mengomel.

"ini juga karena kau! kau suruh aku menelpon malah menyalahkan orang lain!"

"bodoh. Kenapa kau tidak memakai ponselmu untuk menelpon?! Oh... murid Dongju kan selalu berhemat.." sindir Kai.

'You bastard!' umpat Luhan dalam hati.

Tidak lama kemudian Sehun datang bersama namja imut dengan pipi sedikit gemuk dan bermata bulat. Mereka sedikit terkejut melihat keramaian massa.

"Eoh? Ada apa ini?" Sehun melihat seseorang sudah terkapar di tengah trotoar. Ia melihat seseorang yang terkapar di trotoar. "Kai. Nuguya?"

"Ahjussi itu menculik Luhan. Kau saja yang mengurus. Aku mual melihat orang mesum itu." Perintah Kai tanpa perlu jawaban dari Sehun.

"Luhan?!" telinga Sehun jadi sensitif mendengar nama Luhan.

Dilihatnya sekeliling, mata Sehun menemukan Luhan tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dan tanpa sadar ia melangkahkan kakinya menuju tempat Luhan berada.

"Luhan? Kau baik baik saja?" tanya Sehun cemas.

"Aku baik baik saja." Jawab Luhan tenang.

"Jinjja? Apa dia melukaimu?"

Luhan hanya tersenyum kemudian menggeleng pelan.

"Baiklah. Aku akan mengurus laki laki ini dulu ne^^" Sehun tersenyum kemudian mengusap kepala Luhan dan berbalik meninggalkannya.

Pipi Luhan kembali merona karena perlakuan Sehun. Ia menatap punggung Sehun yang mulai menjauh. Ia terlihat sangat tampan ketika ia memakai blazer berwarna sama seperti milik Kai, hanya saja Kai memakai kemeja sedangkan Sehun memakai kaos berkerah v-neck berwarna putih.

Hanya saja Luhan masih dengan pikiran tentang Sehun, seseorang menghalangi pandangannya.

"Apa yang kau pikirkan sambil melihat Sehun begitu?" suara Kai akhirnya membuyarkan sepenuhnya lamunan Luhan.

"apa urusanmu?" tanya Luhan sinis.

"Apa kau lupa siapa yang menyelamatkanmu dari om-om tadi?! Kau tidak tahu bagaimana cara berterima kasih?!" suara Kai mulai meninggi.

"Tidak usah berteriak! telingaku tidak tuli!" protes Luhan.

"Eum~ Kai. Apa kau sudah selesai? Teman teman sudah menunggu." Namja bermata bulat itu menghampiri Kai dan Luhan.

Mata namja bermata bulat itu kemudian memandang Luhan dengan tatapan bingung. Seolah-olah menanyakan 'kau-ini-siapa?'

"kau pergi saja dulu, aku masih ada urusan. nanti aku menyusul." Ujar Kai tanpa mengacuhkan Luhan.

Namja ini... kenapa punya wajah begitu imut bagaikan (?) (apaan sih thor -_-)

"Geundae(tapi)... wae?" tanya namja itu sedikit tidak terima.

"This bitch will runaway again." Kai melirik Luhan dari ekor matanya.

.

.

.

.

TBC


AHAHAHAHAHA~ Mian baru update sekarang. FYI, mulai dari sini-lah awal dimana saya kena writers block TTTT_TTTT jadi maapin kalo ceritanya makin ngebosenin dan berakhir tuberculosis(?) gaje kaya gini /deep bow/

btw, saya tadi nyebutin salah satu cast baru tapi without mention his name ehehe. Pasti udah pada tau deh :3

Thanks to readers (maupun siders) yang masih penasaran dengan ff abal ini /ketjup readers satu satu/ yang setia nagih kapan chappie ini dilanjut. Serta big thanks yang telah favorite/follow ff saya /nangis haru/ beneran makasih... ;~; Juga maafkan saya karena blom sempet balas review kalian ;u;