Please, Remember Me

By: HanaDulSet

Cast: Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, and others

Genre: Romance, Drama

Rate: T+

Disclaimer: Terinspirasi dari banyak film dan drama. Saya hanya meminjam nama cast dan fanfiction ini murni milik saya^^

Warning: Gender Switch, Typo, Newbie

DON'T LIKE, DON'T READ

NO PLAGIAT!

-Chapter 12-

Kyuhyun membalikkan tubuhnya dan menatap Sungmin datar. "Oh, kau sudah pulang ternyata. Aku lelah, aku ingin tidur. Selamat malam." Kyuhyun berujar dingin dan kembali berbalik memasuki kamarnya.

"Kyu..." Sungmin menggenggam kemeja bagian belakang Kyuhyun, sehingga lelaki itu menghentikan langkahnya.

Sebelum berbalik menghadap Sungmin, Kyuhyun tampak melonggarkan ikatan dasi hitam pada kemeja hitamnya yang telah ia gulung asal sebatas siku. Ia lalu menatap datar Sungmin yang memandangnya sedih. "Kau tak dengar yang aku katakan tadi? Aku ingin tidur." Ucap Kyuhyun dengan nada ketus.

Sungmin menggeleng. "Kenapa tiba-tiba kau marah-marah begini?"

Kyuhyun tersenyum miring sekilas. "Sebenarnya aku malas membahas ini. Tapi karena kau bertanya, maka aku akan menjelaskannya." Kyuhyun sedikit menjeda kalimatnya dan menatap Sungmin tajam. "Aku begini karena kau telah membohongiku, Lee Sungmin."

Dahi Sungmin mengerut mendengar ucapan Kyuhyun. "Mwo? Membohongimu?"

"Beberapa hari ini aku begitu mengkhawatirkanmu. Tapi ternyata apa yang kau lakukan di luar sana? Kau justru asik berduaan dengan laki-laki lain!" Kyuhyun yang tengah dilingkupi emosi mulai menaikkan nada bicaranya.

Sungmin langsung mengerti arah pembicaraan Kyuhyun. "Ya Tuhan, Kyu. Jadi kau melihatku saat bersama dia? Dia oppa-ku, Kim Jungmo." Sungmin berusaha menjelaskan.

Kyuhyun tersenyum sinis dan memutar bola matanya. "Oh. Begitu? Tetap saja dia bukan oppa kandungmu. Kalian terlihat sangat mesra dan bisa saja ternyata kalian saling mencintai, itu bukan hal yang mustahil bisa terjadi, nona."

"Kenapa kau berbicara seperti itu? Itu tidak mungkin!" Sungmin yang sedari tadi mencoba bersabar menghadapi Kyuhyun, mulai terbawa emosi dan hampir menitikkan air mata.

"Mungkin saja! Kau-" Kyuhyun yang awalnya membentak segera menghentikan ucapannya saat melihat raut wajah sedih Sungmin. Ia memejamkan kedua matanya erat sesaat dan mengacak rambutnya frustrasi. Ditariknya langsung tubuh Sungmin ke dalam dekapannya dan memeluknya erat. Lelaki itu menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar, berusaha menetralkan emosinya. "Mianhe, karena telah membentakmu." Ucap Kyuhyun pelan tepat di telinga Sungmin. "Aku terbawa emosi, karena aku sungguh tak suka melihatmu berdekatan dengan laki-laki lain, sekalipun itu oppa-mu." Ucap Kyuhyun mejelaskan, kali ini nada bicara Kyuhyun telah kembali normal, lembut seperti biasanya.

Sungmin balas memeluk Kyuhyun erat dan semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang lelaki itu. "Mianhe. Jangan marah, Kyu. Aku sungguh tak bermaksud membuatmu marah."

Kyuhyun mengusap sayang punggung Sungmin dan mencium pucuk kepala gadis manis itu. "Hm. Aku tidak marah padamu, sayang. Aku hanya terbawa emosi."

Sungmin melepas pelukannya dan tersenyum tipis menatap Kyuhyun. "Aku juga tak berbohong, Kyu. Dua hari ini, aku sungguh menginap di rumah Kibum eonnie, dan itu demi kau."

"Demi aku?" Kyuhyun bertanya bingung.

Sungmin mengangguk cepat. "Masuklah ke kamarmu dulu. Aku akan mengambilnya di belakang." Ucap Sungmin sebelum berlalu menuju ruang binatu.

Kyuhyun tampak masih tak mengerti dengan maksud Sungmin. Ia mengedikkan bahu sebentar lalu masuk ke kamarnya sesuai perintah Sungmin. Sembari menunggu Sungmin, ia akhirnya memilih mengganti pakaian kerjanya dengan kaos dan celana tidur.

"Eoh?" Sungmin tersentak saat memasuki kamar Kyuhyun yang memang pintunya setengah terbuka, lelaki itu ternyata tengah topless karena tampak sedang memilih kaos di dalam lemari pakaiannya. Seketika pipi Sungmin tampak merona menahan malu.

Kyuhyun menoleh dan tertawa pelan. "Ya. Sudah berkali-kali melihatku tidak memakai baju, kenapa masih malu? Kemarilah."

Sungmin mengangkat wajahnya dan tersenyum polos menatap Kyuhyun. Ia lalu melangkah memasuki kamar kekasihnya itu dengan membawa jas di belakang punggungnya.

"Apa yang kau bawa?" Kyuhyun bertanya penasaran.

Sungmin tersenyum begitu manis lalu mengangkat jas yang ia gantung bersama kemeja putih dalam satu hanger ke hadapan Kyuhyun. "Ini. Aku membuatkannya khusus untukmu, sebagai kado kelulusanmu." Setelah Kyuhyun menerima hadiah itu, Sungmin lalu menggantungkan hanger berisi jas hitam yang sedari tadi ia pegang di handle lemari pakaian Kyuhyun yang ada di sampingnya. "Aku kembalikan jasmu, Kyu. Mian, karena aku meminjamnya tanpa izin. Aku gunakan itu sebagai contoh agar jas buatanku pas ditubuhmu." Sungmin tersenyum tipis dan mengusap tengkuknya salah tingkah.

Kyuhyun menatap Sungmin lekat dan tersenyum hangat. "Gomawo." Ucap Kyuhyun dengan nada lembut. "Kau menjahitnya sendiri?" Kyuhyun tersenyum seraya meneliti dan meraba jas itu.

"Tentu saja. Ini pakaian pertama yang berhasil aku jahit tanpa campur tangan orang lain. Kibum eonnie yang mengajariku." Sungmin berujar bangga. "Tapi kemeja dan celana itu, aku membelinya. Aku hanya berhasil membuatkanmu jas, Kyu. Mian." Sungmin berucap seraya menunduk menyembunyikan wajahnya malu.

Kyuhyun terkekeh pelan mendengar penuturan Sungmin. Ia mengacak pelan rambut gadisnya itu, lalu satu tangannya yang bebas bergerak mengangkat wajah Sungmin yang tampak memerah. "Jadi, karena ini kantung matamu jadi hitam begini?" Ibu jari Kyuhyun mengusap pelan kantung mata Sungmin yang memang tampak sedikit menghitam.

Sungmin segera menggenggam tangan Kyuhyun dan menggeleng cepat. "Aniyo, gwenchana. Jangan mengkhawatirkan ini. Sekarang cobalah. Aku ingin memastikannya pas di tubuhmu."

"Baiklah." Kyuhyun meletakkan jas itu di atas tempat tidur, lalu tanpa canggung langsung membuka kaosnya di hadapan Sungmin.

Sungmin sontak membulatkan mata dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Meskipun sudah sering melihat Kyuhyun topless, namun reaksi gadis itu selalu sama, merona dan salah tingkah. "Ya. Kenapa langsung membuka baju begitu? Aiish.."

Kyuhyun tersenyum lalu mulai mengenakan kemeja putih pada tubuh bagian atasnya yang polos, tanpa mempedulikan suara protes dari kekasihnya itu. "Jangan mengintip. Aku tidak memakai celana."

"Ya!" Sungmin berteriak dan menutup kedua matanya dengan tangan.

Kyuhyun tersenyum jahil dan hampir tertawa melihat gelagat kekasihnya itu. Kyuhyun memang sengaja menjahili Sungmin, karena sebenarnya ia telah memakai celana pendek, dan tanpa ragu melepas celana tidurnya kemudian langsung mengenakan celana panjang hitam pemberian Sungmin. Terakhir, lelaki itu memakai jas buatan sang kekasih, yang sangat pas di tubuhnya. Ia tersenyum senang lalu menatap Sungmin yang masih mengalihkan pandangannya. "Hei.." Tangan Kyuhyun terulur menarik pelan dagu Sungmin lalu menjauhkan tangan yang menutupi mata gadis manis itu supaya kembali menatapnya. Tanpa peringatan, Kyuhyun pun langsung bergerak mengecup bibir Sungmin.

Chu~

Beberapa detik Sungmin merasa sulit untuk bernafas karena ciuman singkat itu. Gadis itu segera berusaha bersikap normal, meskipun tahu bahwa pipinya masih merah merona. "Ya! Kau ini." Sungmin memukul bahu Kyuhyun sebagai tanda protes.

Sementara Kyuhyun hanya menanggapinya dengan tersenyum, lalu kedua tangannya bergerak menangkup wajah Sungmin. "Gomawo. Aku sangat menyukainya." Kyuhyun berujar tulus dan menatap Sungmin dalam.

Sungmin balas menatap manik obsidian Kyuhyun, dan tersenyum begitu manis ke arah kekasihnya itu. Ia dapat merasakan deru nafas Kyuhyun yang menerpa kulit wajahnya, karena wajah lelaki tampan itu semakin mendekat. Saat Kyuhyun hampir menghapus jarak antara bibir mereka, Sungmin segera menempelkan ujung telapak tangannya ke bibir lelaki itu.

Kyuhyun mengerutkan dahi dan mendesah kecewa. "Ya. Wae?"

Dengan gerakan cepat, Sungmin mengalungkan kedua tangannya pada leher Kyuhyun sebelum berjinjit untuk mempertemukan bibir mereka selama beberapa detik.

Perlakuan Sungmin yang tak biasa itu membuat Kyuhyun membulatkan matanya tak percaya. Tangannya pun bergerak otomatis menahan pinggang gadis manisnya itu.

"Chukkae! Aku sangat bangga atas prestasimu, Kyu." Ucap Sungmin saat telah melepaskan ciumannya.

Lagi-lagi Kyuhyun tersenyum lebar. Tangannya bergerak mengacak pelan rambut depan Sungmin lalu turun mengelus pipi putih nan halus milik gadis itu. "Gomawo, Minnie-ah."

Sungmin mengangguk lucu layaknya anak kecil. "Eum. Sama-sama, Kyu. Kau harus memakai ini saat acara wisuda minggu depan nanti, ne? Aigoo, kekasihku benar-benar tampan." Puji Sungmin seraya merapikan letak jas itu. "Aku juga telah membelikanmu dasi yang senada. Tapi masih aku simpan di kamar."

"Iya, sayang. Aku pasti akan memakai semuanya." Ucap Kyuhyun gemas seraya kembali menangkup wajah Sungmin. Ia tersenyum melihat Sungmin yang tertawa pelan seraya memamerkan deretan gigi putihnya, lalu menarik gadis manis itu ke dalam pelukannya. "Malam ini tidur di kamarku ya? Aku merindukanmu." Kyuhyun mengeratkan pelukannya dan mencium tengkuk Sungmin.

"Ne. Aku juga merindukanmu, Kyu." Sungmin balas memeluk Kyuhyun erat dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Kyuhyun, menikmati aroma maskulin dari tubuh sang kekasih yang sangat ia suka.

###

BRAK

Kyuhyun yang baru saja duduk di jok kemudi, menutup pintu mobilnya dengan kasar. Ia memejamkan mata setelah menyenderkan kepalanya yang terasa pening. Lelaki itu menghela nafas berat lalu menghembuskannya, berusaha meredam rasa frustrasinya. Tak hanya frustrasi, ia juga merasa kesal karena usahanya selama beberapa hari ini untuk mencari identitas ibu Sungmin sama sekali tak membuahkan hasil.

"Benar-benar aneh. Pasti ada seseorang yang sengaja menghilangkan semua identitas ibu Sungmin. Aiish!" Kyuhyun memukul kemudinya cukup keras, kemudian langsung melajukan mobilnya meninggalkan pelataran gedung sekolah yang tampak masih cukup ramai oleh para murid itu.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, Kyuhyun yang memang telah merasakan ada kejanggalan atas cerita kematian ibu Sungmin, menyelidiki identitas ibu dari kekasihnya itu. Ia menggunakan waktu luang di sela menunggu hari wisudanya, untuk mendatangi kantor catatan sipil, kantor polisi, hingga sekolah ibu Sungmin yang juga merupakan sekolah ibunya. Kyuhyun benar-benar berusaha keras hingga memohon kepada petugas kantor catatan sipil untuk turun langsung mencari data identitas wanita bernama Park Jung Soo di ruang arsip, karena ketika petugas mencari lewat komputer, identitas wanita tersebut tidak ditemukan. Beruntung Kyuhyun telah memiliki nama sebagai anak pemilik perusahaan ternama di Korea, sehingga ia diperbolehkan ikut mencari data identitas ibu Sungmin bersama beberapa petugas. Butuh waktu dua hari untuk menggeledah ruang arsip milik kantor catatan sipil, namun nihil. Kyuhyun yang tak mendapatkan hasil apapun, akhirnya pergi ke kantor polisi untuk mencari data kasus bunuh diri 18 tahun silam. Namun lagi-lagi Kyuhyun harus menelan rasa kecewa, karena tak ada catatan kasus bunuh diri dari wanita bernama Park Jung Soo.

Kyuhyun yang hampir menyerah, teringat untuk mencari ke sekolah ibu Sungmin. Ia sempat merasa optimis akan berhasil, karena buku tahunan pasti dapat mempermudah pencariannya. Namun, rasa kecewa sekaligus kesal harus rela kembali ia terima, karena ternyata sekolah tersebut kehilangan banyak arsip termasuk data diri ibu Sungmin, karena peristiwa kebakaran yang terjadi 16 tahun lalu.

Jadilah sekarang Kyuhyun benar-benar kesal karena ia tak berhasil mendapatkan apapun. Padahal ia sangat berharap, dengan menemukan identitas Park Jung Soo, ia akan bisa melihat foto wanita itu. Karena jika ia berhasil mendapatkan foto ibu Sungmin, maka sebuah fakta besar akan terungkap.

###

"Changmin-ah, aku mohon. Sekali saja." Kyuhyun memohon seraya berusaha melepaskan lengan lelaki tinggi berseragam dokter yang menghalanginya.

"Aku bilang tidak bisa, ya tidak bisa, Kyu!" Ucap lelaki berseragam dokter itu dengan nada sedikit tinggi.

Kyuhyun berhenti melawan dan menatap kesal lelaki yang tak lain adalah sahabatnya sendiri itu. "Ya Sim Changmin! Aku hanya butuh satu foto wanita itu untuk memastikannya pada eomma."

"Ya! Sudah pernah aku bilang. Dia belum bisa ditemui oleh siapa pun, Kyu. Kau sendiri yang memintaku untuk merawatnya. Jadi jika memang kau menginginkan proses penyembuhannya berjalan cepat, turuti semua perkataanku. Arrasseo?" Perintah lelaki bernama Sim Changmin itu dengan tegas. "Ibumu juga akan datang dalam beberapa hari ini, bukan? Bersabarlah. Kau bisa ajak ibumu langsung ke sini untuk melihatnya." Sambung Changmin seraya tersenyum dan menepuk pundak sahabatnya yang nampak pasrah sekaligus kesal.

Kyuhyun menghembuskan nafas panjang sebagai tanda ia menyerah. "Arrasseo. Aku pergi dulu. Hari ini benar-benar melelahkan. Mian, telah mengganggumu. Annyeong."

Changmin hanya tersenyum menanggapi Kyuhyun yang langsung melambaikan tangan dan melangkah meninggalkan koridor rumah sakit itu.

###

Sungmin menatap sebentar pantulan dirinya di dalam cermin besar toilet seraya mencuci kedua tangannya. Kini ia tengah berada di dalam toilet sebuah rumah sakit jiwa ternama di Seoul, karena sedang menemani Eunhyuk mengantar barang milik bibinya yang bekerja di rumah sakit tersebut. Setelah menutup keran dan mengelap tangannya dengan handuk kecil yang selalu ada di dalam tasnya, gadis manis itu pun segera melangkah menuju pintu keluar toilet.

Namun betapa terkejutnya Sungmin, kala ia membuka pintu, sesosok wanita paruh baya dengan seragam pasien telah berdiri di hadapannya, menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Nu-nuguseyo?" Sungmin bertanya dengan hati-hati dan tampak mundur selangkah menjauhi wanita yang terlihat sangat pucat itu.

GREP

Untuk cerita selengkapnya, silahkan mampir ke wpku yaaa .com

Thank youuu ^^