Badai Arab Spring

Summary : pewaris Namikaze, anak dalam ramalan sudah muncul. Semua orang berebut ingin mendapatkannya. Itachi akhirnya yang kelimpungan dan paling repot dibuatnya. Di lain pihak Naruto punya misi rahasia dari ayahnya. Sekuel Konoha Love Story.

DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Family dan Drama

WARNING :Cerita Pasaran, garing, Typos, OOC, OC, AU, fem naru, Republish, and many mores.

Pair : ItaNaru, ItaKyuu

Author keracunan gara-garanya mengira jamur beracun jamur merang. Untung gak masuk rumah sakit karena dehidrasi. Terima kasih banyak untuk dukungannya. Yup mulai sekarang konflik bakal lebih menggigit dan maaf jika ada yang kurang berkenan karakter favoritnya dijelek-jelekin. Di sini author tak bermaksud membasing karakter apapun. Hanya tuntutan ceria yang bagaimana pun butuh tokoh antagonis.

Don't Like Don't Read

Chapter 7

Naruto termenung di kamar seorang diri. Ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal seakan-akan itu bisa menolongnya mengusir segala duka nestapa yang kini dirasakannya. Teman-temannya sudah puluhan bahkan ratusan kali mengirim sms dan email karena khawatir padanya. Semenjak pertemuannya di kediaman Uchiha yang berakhir buruk, Naruto terus-menerus mengurung diri di apartemennya. Ia tak mau keluar kamar. Ia bahkan secara halus meminta Sakura dan Ino untuk tak lagi tinggal di apartemennya, alasannya "Aku ingin sendiri. Tolonglah." Pintanya.

Mereka sebenarnya enggan meninggalkan Naruto, terutama saat-saat sulit begini, tapi mungkin ini yang terbaik untuknya. Naruto membutuhkan ketenangan agar pikirannya kembali jernih. Suatu saat mereka yakin, Naruto akan cerita juga masalahnya pada mereka. Iya kan?

Ia meminum kopi untuk menghangatkan tubuhnya yang sudah susah payah dibuatnya. Setelah melewati dapur yang berantakan karena tangan Naruto masih terluka, akhirnya secangkir kopi hangat bisa ia nikmati. Ia teringat kembali peristiwa seminggu yang lalu. Mungkin seharusnya ia minta maaf pada keluarga Uchiha karena mengacaukan segalanya.

Ya ia akan minta maaf pada mereka semua yang telah berbaik hati padanya, mengurusi harta warisan peninggalan leluhurnya tanpa dia minta, tapi itu nanti. Tidak sekarang. Ia masih nyaman mendekam di kamar, memisahkan diri dari realitas dunia luar yang kejam, masih ingin menghibur hatinya yang hancur berantakan. Semua ini memang tak mudah, tapi ia harus menghadapinya. Ya mungkin setelah menghabiskan secangkir kopi hangat ini, ia akan keluar dari tempatnya hibernasi. Bagaimana pun mereka tak salah dan tak seharusnya ia membuat khawatir orang-orang yang tulus padanya. Sruppp, kembali Naruto menyesap kopi manis nan hangat buatannya, mengumpulkan sisa-sisa keberanian dan harapannya.

Flashback

"Naruto… Naruto…, elo kenapa? Hei tolongin aku." Teriak Sasuke histeris ketika melihat tubuh Naruto lemah lunglai sebelum jatuh ke lantai nan dingin, tepat di depan televisi yang tadi pandanginya. Semua orang yang hadir otomatis menoleh padanya. Sasuke dibantu Gaara mengangkat tubuh Naruto yang pingsan, ke kamar terdekat.

"Iruka cepat panggil Kabuto!" teriak Itachi ikutan panic. Ia bergegas meninggalkan teman-temannya dan ikut gabung ke kamar tamu, tampat Naruto dibaringkan. Neji dan Sai bersama Akatsuki yang lain memilih tetap di ruang keluarga melihat TV yang tadi ditonton Naruto. Fugaku dan Mikoto selaku pemilik rumah ikutan gabung Itachi karena khawatir dengan Naruto. Mungkin ia tak kenal Naruto, tapi Kushina mendiang ibunya adalah sahabat baik mereka.

'Telah terjadi pembantai di kediaman Hasan Nasrullah. Akibat penyerbuan brutal ini seluruh anggota keluarga Pangeran arab ini tewas. Hanya satu orang yang tak diketemukan yakni jasad putri Almira. Kebetulan saat peristiwa pembantaian itu putri almira sedang tidak berada di tempat. Belum diketahui siapa pelakunya. Ada kemungkinan ini ulah dari para Mujahidin yang sering bersebrangan dengan Pangeran hasan.' Kata pembawa berita luar negeri.

'Jadi ini yang bikin Naruto syok. Pantas saja.' Batin Neji

'Glek, gila, gue ngerjain putrid bangsawan arab. Jangan-jangan habis ini aku diincar lagi.' Batin Pain waktu diperlihatkan foto putri Almira alias Naruto yang sedang menunggangi kuda dengan kerennya. Kerudungnya dibiarkan berkibar-kibar. Ia terlihat cantik sekaligus kuat.

Di kamar Kabuto memeriksa keadaan Naruto.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Fugaku.

"Aku juga tak tahu tou san. Tiba-tiba dia pingsan abis lihat tv." Kata Sasuke.

"TV? Memang apa yang dilihatnya sampai syok begitu." (Fugaku)

"Mungkin itu ada hubungannya dengan keluarganya di Mesir. Tahu sendiri kan kalo Negara itu dilanda kerusuhan sejak Arab Spring." Kata Itachi tenang padahal dalam hati, hatinya bingung tak karuan.

"Dia gak apa-apa, mungkin ia hanya mengalami syok dan sedikit kurang istirahat. Aku akan memberinya multivitamin untuk menambah daya tahan tubuhnya." Kata Kabuto sambil menuliskan resep. "Maaf saya tak bisa lama-lama di sini karena masih banyak pasien sedang menunggu saya. Saya permisi dulu."

"Ah iya terima kasih banyak. Iruka tolong antar doter Kabuto." Kata Fugaku.

"Baik tuan. Mari saya antar ke depan." Kata Iruka member hormat sebelum dengan sopan mengantar dokter Kabuto, dokter langganan keluarga Uchiha keluar.

Mereka pun akhirnya meninggalkan Naruto istirahat seorang diri di kamarnya. Mereka tak menyadari derai air mata menetes membasahi wajahnya. Bibirnya bergumam lirih "Bang Fa, Bang Za, abi, umi.. kenapa kalian membiarkan aku seorang diri di sini? Kenapa kalian tak mengajakku serta?" Naruto bersedih dengan kepergian seluruh keluarganya dan menyisakan ia seorang diri. Ia menghapus wajahnya sejenak dan matanya menyorot tajam. Ada tekad di sana. Dia bertekad akan membalas semua orang yang telah mencelakai keluarganya, meski untuk itu semua dia harus mengacak-acak seluruh isi dunia. Ya dia tak akan melepaskan orang-orang yang telah membaut keluarganya menderita.

Fugaku dan keluarga kembali ke ruang keluarga. "Dia kecapekan. Saat ini dia butuh istirahat. Lebih baik kita tunda dulu pengumumannya." Kata Fugaku.

"Tak bisa. Kita justru harus mempercepat pengumumannya, paling lambat dua minggu lagi, dengan atau tanpa Naruto." Kata Danzo bersikeras.

"Kenapa?" Tanya Fugaku heran.

"Entahlah firasatku buruk. Menurutku badai arab spring yang melanda timur tengah ada kaitannya dengan Naruto."

"Ku rasa Danzo benar. Kau tak ingat ramalan shion. Ada kawanan jubah hitam yang akan mengancam jiwa Naruto. Mungkin pengumuman itu sekaligus sebagai perlindungan. Sebagai seorang putrid bangsawan otomatis keamanan dirinya akan lebih diutamakan." Kata Hiashi menyetujui.

"Baiklah kalo begitu. Aku akan menyuruh kedua putraku menjaga Naruto. Akan ku suruh mereka menemani naruto tinggal di apartemennya." Kaa Fugaku. "Err maksudku Itachi akan tinggal di sebelah atau depan apartemen Naruto dan bukannya tinggal satu atap." Tambahnya.

"Aku juga akan menyuruh Gaara tinggal di sana. Ku piker Gaara cukup dekat dengannya. Beberapa kali ku lihat mereka jalan bersama." Kata Sabaku ayah Gaara tak mau ketinggalan.

"Neji juga. Dia beberapa kali menyelamatkan Naruto."

"Sai pun demikian. Ia bahkan telah mengajak Naruto berkunjung ke rumah."

Para tetua itu saling berlomba menunjukkan kedekatan putra mereka dengan Naruto. Istri-istri mereka hanya geleng-geleng kepala.

"Chi, kayaknya masalahnya tambah gawat deh." Kata Pain.

"Gawat gimana?" Tanya Dedaira bingung.

"Elo gak lihat berita tadi ada kemungkinan Putri Almira, satu-satunya keluarga Pangeran Hasan yang masih hidup itu Naruto. Lihat fotonya mirip banget." Kata Pain.

Mereka kesulitan menelan ludah, terkejut dengan fakta yang ada. Orang yang selama ini mereka kerjain ternyata seorang putri bangsawan Aab yang terkenal garang itu. Gimana kalo Naruto berniat membalas mereka?

"Kita lihat saja entar. Kayaknya aku sama Sasuke bakal disuruh ayah jaga Naruto." Kata Itachi tenang.

"Sepertinya kami juga. Yah setidaknya hidup ini gak lagi membosankan. Kita bakalan sibuk mengusir para kecoa itu." Kata Neji menghela nafas panjang. Ya hidupnya tak bakalan santai lagi seperti biasanya. Dia tak merasa menyesal sama sekali. Lagi pula ini sebagai ajang balas budinya pada mendiang ka san Naruto sekaligus perwujudan ras bersalahnya.

TBC

Maaf kalo pendek. Lagi mati ide nih. Sampai jumpa lagi di chapter depan. Terakhir please RnR