"Minnie...

.

.

maukah kau menikah denganku?"

Sebuah kalimat pertanyaan yang sering ia dengar di drama favoritnya kali ini ditujukan padanya.

Terbukti dengan adanya imbuhan nama panggilannya dalam pertanyaan itu.

Dan ia hanya mampu tergugu dengan isak bahagianya.

"Ya.."

Satu kata itu bermakna penuh arti pada sang pemberi tanya.

Jung Yunho, seorang aktor sekaligus penyanyi terkenal di Korea Selatan ini, baru saja melamar Shim Changmin, jurnalis sebuah warta kota Seoul.

.

..

...

~I'd Do Anything For You~

..An Alternate Universe Fanfiction..

Cast : Jung Yunho, Shim Changmin, Park Yoochun, Kim Jaejoong, Cho Kyuhyun, Choi Siwon

Warn : YAOI, Typo's, OOC, Don't Plagiat! Don't Like, Don't Read!

..TwoShots Story..

.

.

Story 1 of 2

.

..

...

I'd do anything for you..

Anything you want me to..

.

.

.

"Ceritakan padaku,Min.. Bagaimana kejadian malam itu?"

Kyuhyun tampak antusias sekali dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkannya. Dan itu tampak jelas pada kilatan matanya yang berbinar-binar dan kalimatnya yang terburu tak sabar.

Sementara sang sahabat yang mendapat pertanyaan itu, hanya tersenyum malu dengan rona indah di pipi chubby-nya. Matanya yang bulat membentuk bulan sabit yang tak sama besarnya.

Menggemaskan.

Satu kata itulah yang mampu tergambarkan dari wajah Shim Changmin saat ini. Hingga tak ayalnya membuat para yeoja maupun namja memandang 'lapar' melihat wajah manis itu.

"Apa setelahnya kalian melakukan 'itu'?" tanya Kyuhyun lagi yang semakin tak bisa diam dalam tempat duduknya, mungkin karena terlalu antusias dan bersemangatnya ia.

Masih dengan rona merah tipis menghiasi pipinya, kini Changmin malah menautkan alis tebalnya dan sedikit memiringkan kepalanya memandang Kyuhyun. Membuat para yeoja dan namja yang sedari tadi memperhatikannya terkesiap menahan gejolak mereka untuk 'menerkam' Changmin saat itu juga.

"Aku tak mengerti maksudmu, Kyu.."

Dari sekian tuntutan pertanyaan yang diajukan Kyuhyun padanya, hanya satu kalimat tak pasti itu yang keluar dari bibir tipis Changmin.

Tuk!

"Aww!"

Kyuhyun yang gemas akan kepolosan atau kebodohan atau apalah itu yang dimiliki oleh sahabatnya, segera mengambil sumpit di atas mejanya dan memukulkannya ke dahi Changmin.

Hingga Changmin dibuat meringis sambil mempoutkan bibirnya dan menggembungkan pipinya pertanda ia kesal pada sahabat di hadapannya itu.

Dan lagi-lagi..

Tingkah Changmin hanya membuat para yeoja maupun namja yang menatapnya 'lapar' memekik tertahan dan duduk dengan tak tenang di masing-masing tempat mereka.

"Ish dasar foodmonster! Di otakmu apa hanya ada makanan saja, eoh?!"

"Tapi aku benar-benar tak mengerti maksudmu!"

Changmin kembali memberengutkan wajahnya terhadap Kyuhyun. Dan itu membuat Kyuhyun memutar bola matanya jengah.

Dengan inisiatifnya sendiri, akhirnya Kyuhyun memajukan badannya dengan sedikit membungkuk untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Changmin.

"Apa kau melakukan sex dengan Yunho hyung malam itu?" bisik Kyuhyun dengan selirih mungkin.

"Yak!"

Entah sadar atau tidak, Changmin sontak saja mendorong tubuh Kyuhyun dengan keras hingga Kyuhyun harus rela menabrakkan punggungnya pada sandaran kursi yang tidak empuk itu.

"Aish! Apa-apaan sih!" Kyuhyun meringis kesakitan merasakan nyeri di punggungnya.

"Aigoo.. Kau kenapa, babyKyu?" seorang namja tampan berbadan tegap tiba-tiba saja duduk di samping Kyuhyun.

"Wonnie hyuuung!" panggil Kyuhyun manja sambil memeluk pria tampan di sampingnya.

"Kau kenapa, babyKyu?" tanya Siwon, namja tampan yang sama terkenalnya dengan Yunho, dengan nada selembut mungkin.

"Punggungku sakit.." adu Kyuhyun dengan nada manja dan Siwon dengan sigap membelai lembut punggung kekasihnya. Ya, Choi Siwon si aktor sekaligus penyanyi terkenal di negeri ginseng itu, merupakan kekasih dari Cho Kyuhyun.

"M-mianhe.. A-aku tak sengaja Kyu.."

Changmin akhirnya membuka suaranya dengan lirih dan memandang takut-takut ke arah Kyuhyun. Takut jika Siwon, sang namjachingu Kyuhyun yang sangat posesif, akan marah besar padanya.

Tapi nyatanya...

"Aigooo Changminnie.. Tidak perlu takut seperti itu sayang.. Apapun yang kau lakukan pada BabyKyu, tidak sampai membuatnya terluka parah.." ucap Siwon dengan nada lembut dan tak lupa sambil tersenyum tulus pada Changmin.

"Hyung!" Kyuhyun memukul lengan Siwon sambil menekuk wajahnya dengan kusut.

Oh tak sadarkah kau tuan Choi Siwon? Kau telah membuat babymu cemburu dengan menyebut Changmin 'sayang'..

Kyuhyun yang merasa diacuhkan akhirnya mencubit pinggang Siwon hingga Siwon meringis kesakitan.

"Auch! Sakit baby!"

"Rasakan! Siapa suruh kau genit pada Changmin!" Kyuhyun mulai melancarkan aksi merajuknya pada sang kekasih tampannya dan memalingkan wajahnya membelakangi Siwon.

"Oh ayolah Baby.. Changmin itu sudah kuanggap dongsaengku sendiri.. Jangan cemburu seperti itu.." Siwon melingkarkan lengannya ke pinggang ramping Kyuhyun dan memeluk Kyuhyun dari samping dengan posesif.

"Aku tidak cemburu!" jawab Kyuhyun ketus.

Changmin hanya menatap bingung pasangan di hadapannya saat ini.

Memang benar apa yang dikatakan Siwon tentang Changmin. Siwon hanya menganggap Changmin sebagai adik.

Tidak lebih.

Dan hal itu dikarenakan orang tua Changmin yang merupakan sahabat dari orang tua Siwon. Hingga akhirnya saat orang tua Changmin meninggal dunia karena kecelakaan, Changmin yang merupakan anak tunggal harus hidup sebatang kara.

Itulah sebabnya orang tua Siwon mengadopsi Changmin dan mendidik Changmin hingga seperti saat ini.

Dan jangan salahkan sikap polos dan manja Changmin. Karena memang orang tua Siwon memanjakannya dan Siwon malah semakin memanjakannya saking senangnya ia memiliki seorang adik.

"Kalau tidak cemburu, cium aku sekarang baby.." bisik Siwon seduktif di telinga Kyuhyun yang sensitif.

"Yak! Dasar kuda mesum!" amuk Kyuhyun sambil melepaskan pelukan Siwon dan memberikan death glare pada Siwon.

Sementara Siwon?

Oh.. dia malah semakin terpesona dengan wajah cantik kekasihnya yang menurutnya menggemaskan ketika sedang marah dan merajuk.

"Ehem! Maaf.. Kalau aku mengganggu.. Lebih baik aku pergi saja.."

Changmin yang merasa diacuhkan kehadirannya oleh pasangan duet maut evil-kuda di hadapannya, segera membereskan tas ranselnya dan bersiap untuk pergi.

Namun tiba-tiba saja sebuah tangan menahan pergelangan tangan Changmin, membuatnya berhenti bergerak dan menoleh pada Siwon —yang memegang tangannya.

"Kau tidak mengganggu Changminnie.. Justru sepertinya, aku yang mengganggu makan siang kalian.." Siwon mengalihkan pandangannya menatap Kyuhyun. Seolah mengatakan 'Ayolah babyKyu.. Jangan buat Changmin merasa bersalah'

Dan Kyuhyun yang mengerti arti tatapan Siwon mengangguk samar dan beralih menatap Changmin.

"Habiskan makanmu dulu,Min. Dan lagipula.. Kau belum menjawab pertanyaanku!"Kyuhyun memicingkan matanya mencoba mengintimidasi Changmin dengan tatapannya itu.

Hingga seketika saja wajah Changmin memerah mengingat pertanyaan Kyuhyun yang terakhir diajukan padanya.

Bukan karena malu.

Tapi justru karena ia menahan amarah.

"Mana mungkin aku melakukan sex dengan Yunho hyung! Aku ini masih perjaka!" ucap Changmin polos.

"Kyaa~" terdengar sorai tertahan dari beberapa yeoja di restoran itu.

Sontak ketiga kepala —Changmin, Kyuhyun, dan Siwon— menoleh ke arah sumber suara teriakan itu.

Sementara Kyuhyun kembali memutar bola matanya malas, Changmin malah mengernyit bingung dengan wajah menggemaskan.

"Changminnie!"

Bentakan Siwon membuat Changmin mengalihkan pandangannya ke arah Siwon dengan memiringkan kepalanya.

Sungguh, Changmin bingung dan tak paham dengan situasi seisi restoran saat itu.

"Jangan menampilkan wajah menggemaskan seperti itu! Memangnya kau tidak sadar, sedari tadi banyak yeoja dan namja yang tengah memandang 'lapar' terhadapmu,eoh?!" sungut Siwon sambil berusaha memberikan death glare tersadisnya pada masing-masing individu yang ketahuan memandangi Changmin.

Bagaimana pun juga, Siwon merasa berkewajiban melindungi dongsaeng tersayangnya itu.

"Oh! Tapi tunggu!"

Siwon sepertinya baru menangkap apa yang baru saja dilontarkan Changmin.

Ia memandang Changmin tak percaya dan melirik babyKyunya seolah meminta penjelasan pada sang kekasih tercinta.

"Jangan pandang aku seperti itu hyung! Kau tanyakan sendiri saja pada Changmin!" Kyuhyun memberikan jawaban atas tatapan Siwon padanya.

Benar-benar interaksi yang aneh.

Seolah Kyuhyun dan Siwon benar-benar bisa bertelepati hanya dari tatapan mata mereka.

"Begini Changminnie.. Kau tahu kan aku mengenal Yunho sejak kita masih training di management artis kita dulu?"

Changmin mengangguk atas jawaban pertanyaan Siwon.

"Aku tahu Yunho hyung itu orang yang seperti apa.."

Lagi-lagi Changmin mengangguk setuju. Toh, kenyataannya Yunho dan Siwon memang bersahabat jauh sebelum mereka debut sebagai artis sebagai trainer di bawah naungan management artis yang sama.

"Kalau babyKyu mengataiku sebagai namja mesum, maka aku akan bilang bahwa Yunho hyung adalah namja termesum yang pernah aku temui!"

"Eh?" Changmin mengernyit bingung menatap Siwon. Ia sungguh tak paham arah pembicaraan Siwon saat ini.

"Kau tahu Kim Jaejoong? Penyanyi yang sekarang sudah go international itu? Dia adalah mantan kekasih Yunho"

Deg!

Changmin mulai berkeringat dingin mendengar ucapan Siwon.

Pasalnya, Yunho tak pernah menceritakan masa lalunya pada Changmin.

Ia tak pernah tahu siapa saja mantan kekasih Yunho.

"Jaejoong adalah mantan kekasih Yunho yang terakhir. Kau tahu kan?" Siwon memandang Changmin khawatir begitu melihat raut gelisah di wajah Changmin.

Dan Changmin kembali mengangguk

—sebagai simbol kebohongannya.

"6 tahun mereka berpacaran, mereka selalu melakukan 'itu' hampir setiap hari di saat ada kesempatan!"

Deg! Deg! Deg!

Changmin tak lagi bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar penuturan Siwon.

"Jadi tentu saja aku tak percaya kalau kalian belum pernah melakukannya! Ayolah.. mengaku saja!" goda Siwon pada Changmin.

Sementara Changmin?

Ia merasa seluruh dunia berputar di sekitarnya hingga ia mengeratkan pegangannya pada taplak meja di hadapannya.

"Hyung.." Kyuhyun menggenggam erat lengan kaus Siwon. Ia sahabat terdekat Changmin. Pasti memiliki ikatan batin dengan sahabatnya itu.

Ia tahu pasti bagaimana perasaan Changmin yang membeku saat ini.

Ya, Changmin tiba-tiba saja tidak bergerak sama sekali.

Hatinya terasa sesak mendapati kenyataan itu.

4 tahun Changmin menjalin hubungan dengan Yunho, tak pernah sekalipun Yunho menyentuhnya.

Bahkan,

Yunho tak pernah mencium Changmin tepat di bibirnya.

Selama ini, Yunho hanya menyalurkan kasih sayangnya melalui pelukan hangat dan kecupan di dahi sebelum Changmin tidur. Hanya itu.

Tak pernah lebih.

Dan Siwon yang tak paham dengan situasi di hadapannya segera memalingkan wajahnya ke arah Kyuhyun yang semakin mencengkeram erat lengan kekar Siwon.

'Ada apa?' Begitulah kira-kira arti raut wajah Siwon yang mengernyit ke arah Kyuhyun saat ini.

Sementara Kyuhyun, ia sungguh bingung harus berbuat apa.

Ia paham sekali kalau saat ini Changmin tengah menahan tangisnya dengan menggigit bibirnya keras-keras.

Sungguh, Kyuhyun merasa serba salah.

Tak seharusnya ia bertanya hal yang berlebihan pada Changmin.

Ia hanya ingin Changmin menyalurkan cerita kebahagiaan Changmin yang baru saja dilamar Yunho.

Tapi Kyuhyun juga sadar bahwa ini bukan salah ia sepenuhnya.

Siwon yang bermulut besar itu juga ikut andil dalam membuat perasaan Changmin hancur berkeping-keping.

"Kenapa..."

Suara lirih Changmin membuat sepasang kekasih yang sedang berpandang-pandangan itu mengalihkan perhatiannya kembali ke arah Changmin.

"Kenapa Yunho hyung putus dengan Kim Jaejoong-ssi?" tanya Changmin sambil menundukkan wajahnya, menghindari tatapan khawatir Siwon dan Kyuhyun.

"Jaejoong meninggalkan Yunho dan lebih memilih karirnya untuk go international.." jawab Siwon ragu-ragu.

Walaupun Kyuhyun tak sempat menjelaskan apapun pada Siwon, tapi Siwon akhirnya mengerti arti cengkeraman tangan Kyuhyun di lengannya yang semakin keras dan cukup menyakiti lengannya.

Tak seharusnya Siwon berbicara banyak tentang masa lalu Yunho.

"Tapi Yunho pernah bilang padaku.. Bahwa ia sangat bahagia bersamamu. Hatinya sepenuhnya yakin telah memilihmu. Bahkan ia rela melakukan apa saja untuk kebahagiaanmu. Asalkan kau bahagia, ia akan memberikan apapun untukmu.." lanjut Siwon sambil menggenggam erat tangan Changmin dan tersenyum lembut hingga menampilkan lesung pipinya yang menawan.

"Yunho sangat mencintaimu, Changminnie.. Kau tidak perlu meragukan cintanya padamu.."

Changmin memberanikan diri menatap mata Siwon. Berusaha mencari kebohongan di sana. Tapi kemudian hasilnya nihil.

Changmin bisa merasakan bahwa apa yang dikatakan Siwon memang benar adanya.

Tak seharusnya ia meragukan cinta Yunho untuknya.

Tidak mungkin Yunho tidak mencintainya, jika Yunho berani melamarnya.

Menetapkan tanggal pernikahan mereka dalam sepekan ke depan.

Tapi entah mengapa...

Changmin tetap merasakan sakit di dadanya.

.

.

Selama 4 tahun bersama, Changmin selalu merasa nyaman di sisi Yunho. Ia tak pernah mempermasalahkan skinship yang menurutnya tak penting itu.

Baginya, ikatan hati lah yang mampu mengikat cinta dua orang insan.

Bukan hubungan tubuh yang mengikat nafsu.

Tapi mendengar kisah cinta Yunho dan Jaejoong...

.

.

Changmin kembali ragu..

.

.

Jika memang benar yang diceritakan Siwon..

—bukankah itu artinya Yunho memang selalu membutuhkan Jaejoong setiap saat?

Jika memang yang diceritakan Siwon benar..

—bukankah ada kemungkinan bahwa Yunho tidak menginginkan hubungannya dengan Jaejoong berakhir?

Karena kenyataannya,

Jaejoonglah yang meninggalkan Yunho..

—bukan Yunho yang meninggalkan Jaejoong.

.

.

Changmin menjadi ragu...

.

.

Apakah Yunho memang membutuhkan Changmin di sisinya setiap hari, seperti Yunho membutuhkan Jaejoong?

.

.

Apakah di hati Yunho hanya ada nama Changmin?

—atau malah nama Changmin hanya sebagai selingan dari nama Jaejoong di hatinya?

.

.

"Ne.. Arraseo.."

Changmin berusaha tersenyum menatap Siwon dan Kyuhyun bergantian.

Meskipun hasilnya..

—hanya menghasilkan sebuah senyuman miris.

"Maaf Kyu, Siwon hyung.. Aku harus pergi sekarang.. Aku sudah janji mau ke lokasi syuting Yunho hyung hari ini.." pamit Changmin pada Siwon dan Kyuhyun.

Bohong.. Tentu saja Changmin berbohong..

Karena pergi dan menyendiri,

itulah yang dibutuhkan Changmin saat ini.

"Baiklah.. Sampaikan salamku untuk Yunho hyung.."

Changmin hanya mengangguk dan tersenyum mendengar pesan dari Siwon.

"Hati-hati di jalan, Min.. Maaf aku tak bisa mengantarmu.."

"Tak apa, Kyu.. Aku pergi ya.. Annyeong!"

Changmin bergegas pergi dari restoran itu setelah sebelumnya membayarkan seluruh pesanannya dan Kyuhyun.

Ya, ia memang berniat untuk mentraktir Kyuhyun hari ini karena saking bahagianya ia yang akan segera menikah dengan Yunho.

Tapi siapa sangka..

Pertemuan makan siang itu..

Membuat kebahagiaannya luntur seketika.

Siapa sangka..

Bahwa ia menemukan fakta lain tentang calon suaminya yang dalam waktu seminggu ini akan merubah status lajangnya.

Changmin terus saja melangkahkan kakinya tanpa arah.

"hiks..hiks.."

Isakan lirih terus mengiringi langkahnya.

Tak ia perdulikan pandangan iba dari orang-orang di sekitarnya yang melihat bulir bening terus mengalir di pipinya.

"Tuhan.. kenapa rasanya sesak sekali.. Kenapa? Kenapa aku tak bisa terima tentang masa lalu Yunho hyung?" bisik Changmin lirih entah pada siapa.

Ia terus melangkah di tengah hiruk pikuknya orang berlalu lalang. Tak menghiraukan terik matahari yang begitu menyengat kulit siang itu. Tak merasakan kakinya yang sudah lelah berjalan dan menopang tubuhnya yang entah mengapa terasa berkali-kali lipat lebih berat dari biasanya.

Hingga kakinya berhenti melangkah sendiri di depan sebuah toko aksesoris.

Toko aksesoris tempat semuanya berawal..

Saat itu..

Changmin yang tengah membeli sebuah boneka gajah harus berebut dengan Yunho yang ternyata ingin membeli boneka itu juga.

Yunho bilang, ia ingin memberikan boneka gajah itu untuk kekasihnya..

Dan kini Changmin yakin,

bahwa Yunho akan memberikan boneka gajah itu untuk Jaejoong

—seandainya saja ia tidak membeli boneka gajah itu lebih dulu.

"hiks..hiks.."

Changmin kembali terisak mengingat kejadian 5 tahun yang lalu itu.

Saat itu, Changmin baru saja akan memulai karirnya sebagai jurnalis. Sehingga wajar saja jika ia tak tahu hubungan asmara aktor dan penyanyi papan atas Jung Yunho, dengan seorang penyanyi terkenal, Kim Jaejoong.

'Semua butuh waktu...'

Hanya tiga kata itu yang terlontar dari bibir berbentuk hati milik Yunho ketika Changmin bertanya tentang masa lalunya.

Tapi kini..

Changmin adalah calon istri sah Yunho..

Mengapa Yunho tak pernah mau membuka masa lalunya pada Changmin?

.

.

Mungkinkah karena Yunho belum sepenuhnya yakin pada Changmin?

.

.

Mungkinkah Yunho belum bisa mempercayakan seluruh hidupnya pada Changmin?

.

.

'Semua butuh waktu...'

.

.

Tiga kata itu kembali terucap ketika Changmin bertanya,

—mengapa pernikahan kita tidak dipublikasikan?

.

.

"hiks..hiks.."

Air mata semakin deras menuruni pipi Changmin.

.

.

Mengapa semua orang tahu saat seorang Jung Yunho menjalin kasih dengan Kim Jaejoong?

Tapi mengapa semua orang tidak tahu bahwa ia adalah kekasih Yunho saat ini? Calon istri sahnya..

—yang akan mendampingi hidupnya.

"Apa sebegitu tidak berartinya aku?" tanya Changmin lagi-lagi entah pada siapa.

.

.

Changmin terus melangkahkan kakinya tak tentu arah. Hingga kakinya berhenti pada sebuah taman tak terawat di sudut kota Seoul.

Tak ada pengunjung lain di taman itu selain Changmin.

Baguslah..

Karena Changmin memang ingin seorang sendiri.

.

.

Changmin melangkahkan kakinya menuju sebuah bangku kayu yang sudah mulai keropos. Terlihat usang dan berdebu.

Namun ia tak perduli dan mendudukkan dirinya di bangku kayu itu.

Ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku celana. Menatap wallpaper yang terpampang di sana dengan tatapan miris dan terluka.

Wallpaper..

—Yunho yang tengah merangkulkan tangannya di bahu Changmin sambil tersenyum lembut.

Hatinya berdenyut nyeri saat membayangkan tangan itu pernah menyentuh seluruh tubuh orang lain...

—bukan dirinya.

Dadanya terasa sesak membayangkan ada tangan orang lain yang pernah 'menyentuh' Yunho-nya.

"hiks..hikss.."

Changmin menundukkan kepalanya sambil menangis tersedu sambil mencengkeram erat ponsel pintarnya.

Tak sadar, bahwa ia telah menekan tombol panggilan cepat pada speed dial nomor 1 di ponsel itu.

"Minnie... Ada apa meneleponku?" suara di seberang telepon mengagetkan Changmin dan menatap ponselnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Minnie? Kau baik-baik saja?"

Changmin membekap mulutnya untuk menahan isakan yang keluar dari sudut bibirnya sekuat mungkin. Bahkan tubuhnya ikut gemetar menahan pecahan tangis itu.

Dalam hati, Changmin merutuki kebodohannya yang menyimpan nomor itu sebagai speed dial nomor 1 di ponselnya.

"Minnie? Jawab aku Minnie!" suara di seberang telepon terdengar panik saat Changmin tak juga menjawab sapaannya.

"Ne hyung.." jawab Changmin dengan suara parau karena menahan tangis

—atau terlalu lama menangis?

"Kau baik-baik saja?" suara di seberang telepon kini mulai terdengar khawatir. Mungkin karena mendengar suara Changmin yang serak.

"Tidak.. Aku sedang tidak baik-baik saja saat ini.."

Inilah kelebihan Changmin. Ia tak pernah bisa berbohong pada Yunho. Walau terkadang, ia hanya..

—menyembunyikan keadaan.

"Kenapa? Kau kenapa Minnie? Oh demi Tuhan! Jangan membuatku khawatir, sayang.."

"Jemput aku hyung.."

Entah mengapa Changmin merasakan pusing yang hebat melanda kepalanya.

Mungkin karena ia terlalu sedikit makan saat makan siang bersama Kyuhyun tadi..

Atau mungkin karena terlalu lama berjalan di bawah terik matahari..

Atau karena terlalu banyak menangis akibat sesak di hatinya..

Atau...

—karena ketiga-tiganya?

"Maaf Minnie, aku tidak bisa menjemputmu saat ini.. Aku masih harus syuting 1 take lagi.. Kau mau menungguku sebentar? Tunggu sampai aku dat—"

"Tidak perlu, hyung.. Aku bisa pulang sendiri.."

Changmin memutuskan sambungan teleponnya sepihak.

Karena ia kembali tenggelam dalam isakan tangisnya yang semakin tak terkendali.

Selalu seperti ini...

Di saat Changmin membutuhkan Yunho, Yunho tak pernah langsung datang menemuinya.

Selalu saja ada alasan hingga Changmin harus selalu bersabar menunggunya..

Tapi saat ini situasinya berbeda..

Changmin sedang sensitif..

Ia ingin diperhatikan...

Ia ingin merasa diperlakukan secara...

'special'

Walau hanya 1 kali!

.

.

"Changmin?..."

Sebuah suara dari arah belakangnya terdengar sedikit ragu.

" Oh Astaga! Kau benar Changmin! Apa yang kau lakukan di sini?" Sapaan beruntun dari suara husky itu mengiringi penglihatan Changmin yang kian memudar.

Namun ia sempat melihat raut khawatir pada wajah tak asing itu sebelum akhirnya semua menggelap bagi Changmin.

"Astaga! Changmin!"

Sosok pria bersuara rendah itu segera menahan berat tubuh Changmin dengan kedua tangannya sebelum akhirnya membawa Changmin pergi dari tempat itu.

.

..

...

" Terima kasih. Aku tak tahu bagaimana lagi aku harus berterima kasih padamu.." Yunho menyampaikan rasa terima kasihnya yang teramat besar pada pria yang membawa Changmin ke rumah sakit terdekat.

"Heiii.. Kita ini bersahabat sejak SMA! Tak perlu sungkan begitu! Lagipula, aku dan Changmin sudah menjadi partner sejak pertama kali ia terjun di bidang jurnalistik. Jadi sudah sewajarnya aku membantunya"

"Tapi aku sangat merasa bersalah padanya, Chun.. Ia sempat menghubungiku tadi.. Seharusnya aku segera datang saat mengetahui ia dalam keadaan tidak baik.." Yunho menggenggam erat tangan Changmin yang masih belum sadarkan diri.

"Sudahlah, Yun.. Changmin pasti mengerti.." jawab teman Yunho dan Changmin yang bernama lengkap Park Yoochun itu.

"Permisi.. Maaf, siapa wali dari pasien Shim Changmin?" seorang suster memasuki ruang rawat Changmin dan membuat Yoochun dan Yunho menoleh padanya.

"Saya. Saya tunangannya suster.." jawab Yunho menghampiri suster berperawakan cantik dan mungil itu.

"Maaf, tuan.. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa biaya administrasi pasien harus segera dilunasi.." ucap suster itu dengan lembut.

"Oh baiklah. Saya akan membayarnya.."

Sang suster pun menggangguk kecil dan membungkuk sekali sebelum akhirnya keluar dari ruang rawat tersebut.

"Mm.. Yoochun-ah, bisa aku titip Changmin sebentar? Aku ingin menyelesaikan urusan administrasi Changmin" pamit Yunho pada Yoochun.

"Ne.. Kau urus saja dulu administrasinya.. Biar aku yang menjaga Changmin di sini"

Setelah mendapat persetujuan dari Yoochun, Yunho pun segera melesat pergi dari ruangan itu

—tanpa menyadari, bahwa sebenarnya Changmin sudah terbangun sedari tadi.

Hanya saja, Changmin berpura-pura tidur untuk mendengarkan percakapan Yunho dan Yoochun.

"Bangunlah, Min! Aku tahu kau sudah bangun dari tadi!"

Changmin tersentak kaget mendapat teguran dari Yoochun. Hingga mau tak mau ia pun membuka matanya dan menyengir lebar ke arah Yoochun.

"Hhh.." Yoochun hanya menghela nafasnya sambil menggelengkan kepala melihat tingkah aneh rekan kerja terdekatnya itu.

Changmin sendiri bingung, bagaimana mungkin Yunho yang tunangan-nya tak menyadari bahwa ia sudah bangun dari tadi.

Tapi Yoochun?

Dia tahu betul gerak gerik Changmin sekecil apapun, hingga ia menyadari bahwa Changmin sudah terbangun dari pingsannya sedari tadi.

"Hyung.."

Raut wajah Changmin seketika berubah serius menatap dalam mata Yoochun.

Jika sudah seperti ini, Yoochun pasti mengerti...

—bahwa Changmin sedang memiliki masalah.

"Ada apa?" Yoochun menghampiri Changmin dan menatap Changmin dengan lembut.

Inilah yang Changmin suka dari sosok di sampingnya saat ini.

'He's number 1 gentlement in this world' Begitulah kira-kira isi hati Changmin.

Karena Yoochun selalu memperlakukannya dengan lembut.. Mengkhawatirkan dirinya di saat lemah.. Membantunya berjalan di saat kelelahan... Dan mendengarkan segala keluh kesahnya yang terkadang tak penting.

"Bawa aku keluar dari rumah sakit ini!"

Namun sepertinya permintaan Changmin kali ini membuat Yoochun terperanjat kaget tak percaya.

"Kau masih sakit! Badanmu saja masih lemah!" omel Yoochun dengan panik.

"Please..."

Tapi sekhawatir apapun Yoochun pada Changmin, ia akan selalu tak berdaya pada jurus andalan Changmin.

Changmin yang kini menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil memberikan puppy eyes dan bibir pouty yang mengerucut menggemaskan.

'Oh Tuhan! Selamatkan jantungku!' batin Yoochun tersiksa.

.

..

...

"Gomawo hyung! Kau memang yang terbaik!" ucap Changmin sambil merangkul erat leher Yoochun dan menyurukkan wajahnya sambil tersenyum di ceruk leher Yoochun.

Sedangkan Yoochun?

Ia hanya menghela nafas pasrah sambil menggendong Changmin bridal style dan berjalan menuju mobilnya.

Sementara itu, Yunho yang baru saja menyelesaikan urusan administrasi Changmin melangkahkan kakinya menuju parkiran mobil karena ponselnya tertinggal di dalam mobilnya.

Namun seketika langkahnya terhenti begitu melihat pemandangan di hadapannya.

.

.

Ia tak mungkin salah lihat.

.

.

Yunho bisa melihat dengan jelas wajah bahagia Changmin yang tersenyum dalam pelukan Yoochun.

.

.

Yunho mengepalkan tangannya dengan keras hingga membuat buku-buku jarinya memutih.

.

.

Tubuhnya membeku seketika dan nafasnya memburu dengan berat.

.

.

Hatinya seperti tertusuk ribuan jarum melihat calon istrinya itu bersama pria lain yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.

Di satu sisi, ia ingin sekali berlari menghampiri mereka dan merebut Changmin dalam gendongan Yoochun.

Tapi di sisi lain,

Yunho tak ingin melunturkan senyum yang terpatri dengan jelas di bibir manis Changmin..

.

.

I'd do anything for you

Anything you want me to

Your love as far as I can see

Is all I'm ever gonna need

.

.

Yunho tentu rela melakukan apapun untuk kebahagiaan Changmin...

Dan jika memang kepergian Changmin bersama Yoochun membuatnya bahagia,

—ia terpaksa membiarkannya.

.

..

...

"Jadi, intinya kau cemburu, begitu?"

Changmin terpaksa mengakui hal itu dengan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Yoochun.

"HAHAHAHAHAHA"

Yoochun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban polos dan wajah menggemaskan Changmin.

"Yak hyung! Berhenti menertawaiku! Atau kusumpahi jidatmu akan bertambah lebar!"

Sontak Yoochun menghentikan tawanya dan mencubit gemas pipi Changmin.

"Yah hhung! Hakiit!" ronta Changmin berusaha melepaskan cubitan Yoochun pada pipinya.

"Rasakan!" Yoochun tersenyum senang setelah melepaskan cubitannya di pipi Changmin.

"Appo~" Changmin mengelus-elus pipinya yang memerah.

"Dengar Changmin..." Yoochun merubah pandangannya menjadi serius

"..aku ini sahabat Yunho sejak SMA. Jadi aku tahu betul tabiat anak itu. Yaah.. mungkin masa lalunya tidak begitu baik mengingat ia adalah tokoh showbiz yang dikelilingi hedonista. Jadi menurutku wajar saja kalau dulu ia seperti itu. Tapi, semenjak ia mengenalmu, ia terlihat seperti..."

Yoochun menggantungkan kalimatnya sambil memikirkan kata yang pas untuk menggambarkan Yunho saat ini.

"Seperti apa?" desak Changmin tak sabar.

"Entahlah.. Hidupnya seperti tertata dengan baik. Bahkan aku sudah jarang melihatnya ke klub malam. Kalaupun aku melihatnya ke klub malam, itu pasti karena ia memang ada undangan resmi yang harus ia hadiri"

Tiba-tiba Changmin kembali teringat kata-kata Siwon siang tadi.

Tak seharusnya ia meragukan cinta Yunho untuknya.

"Sudahlah..Yang terpenting sekarang, kau harus yakin bahwa Yunho sangat mencintaimu!" Yoochun kembali meyakinkan Changmin.

Akan tetapi..

Entah mengapa,

—rasanya masih ada yang mengganjal di hatinya.

"Tapi kenapa Yunho tidak mau mempublikasikan pernikahan kami?"

"Hhh..." Yoochun menghela nafas panjang melihat wajah murung Changmin dan pertanyaan lirih Changmin yang terdengar menyedihkan itu.

"Banyak kemungkinan yang bisa kuungkapkan. Tapi jawaban pastinya, hanya Yunho yang tahu. Jadi sebaiknya..."

Yoochun menarik tangan Changmin untuk membawanya bangun dari sofa empuk di apartemennya.

"Aku akan mengantarkanmu pulang! Pulang dan temuilah Yunho! Ia pasti khawatir kau tiba-tiba saja kabur dari rumah sakit"

Namun bukannya menurut, Changmin justru menghempaskan genggaman tangan Yoochun dan menatapnya kesal.

"Kalau ia khawatir padaku, kenapa tak ada satupun telepon darinya dari tadi?!"

'Benar juga' batin Yoochun bingung.

Yoochun dan Changmin sudah lebih dari 3 jam tiba di apartemen Yoochun. Tapi tak sedikitpun Yunho berusaha untuk menghubungi salah satu di antara mereka.

"Changmin, kau sudah akan menikah dengan Yunho. Satu minggu lagi! Kau akan sah menjadi istrinya. Lusa kalian sudah harus berangkat ke Belanda untuk bersiap-siap melakukan pernikahan kalian. Bisakah kau sedikit mengurangi egomu kali ini saja? Bicara baik-baik padanya. Dan enyahkan segala kegundahanmu dengan bertanya langsung padanya!" omel Yoochun panjang lebar.

Apa yang dikatakan Yoochun memang sepenuhnya benar.

Hanya itu satu-satunya jalan penyelesaian yang harus Changmin ambil.

Dan mau tak mau, Changmin pun akhirnya menurut ketika Yoochun membawanya pulang ke apartemennya yang ditinggalinya bersama dengan Yunho.

.

..

...

"Nah, ingat pesanku tadi! Bicara baik-baik.. Setelah itu, langsung istirahat! Karena kondisimu masih lemah" Yoochun memberi amanat pada Changmin saat mereka tiba di depan pintu apartemen Changmin dan Yunho.

Changmin pun hanya bisa menggangguk patuh menjawab semua amanat Yoochun padanya.

Setelah mengecup puncak kepala Changmin dan sedikit mengacak lembut surai cokelat Changmin, Yoochun pun melesat pergi.

Changmin merasa sedikit senang akan keberadaan Yoochun. Dia seolah mendapatkan perhatian dari seorang kakak sekaligus... kekasih?

Dan setelah Changmin memandang punggung Yoochun yang menghilang, ia membalikkan tubuhnya menghadap pintu apartemennya. Ah tidak, apartemen Yunho lebih tepatnya. Toh ia hanya menumpang hidup pada Yunho.

.

.

Dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, Changmin memegang knop pintu yang sebelumnya sudah ia buka kunci passwordnya.

Entah kenapa,

—lagi-lagi perasaannya tidak enak.

Seperti ada yang mengganjal di hatinya...

.

.

Dengan perlahan ia membuka pintu itu namun...

Badannya seketika menegang kaku...

.

.

Tubuhnya bergetar hebat...

.

.

Kakinya terasa melayang di udara...

—begitu melihat pemandangan di dalam apartemen itu.

.

.

Yunho..

Kekasihnya..

Calon suaminya..

.

.

Berciuman..

.

.

—dengan pria lain.

.

.

Sontak saja mata Changmin terasa panas dengan genangan air mata yang menyeruak keluar tak terhenti.

Sesak!

Hatinya sakit tak terbayangkan perihnya.

.

.

"Kim..." desis Changmin dengan teramat lirih melalui sudut bibirnya yang bergemeletuk bergetar

.

.

—Jaejoong.."

.

.

Namun ternyata suara lirih itu mampu terdengar salah satu sosok di sana.

.

Sosok yang terduduk di sofa dengan namja cantik yang duduk dan memagut mesra bibirnya di atas pangkuannya.

.

Sosok itu membelalakkan matanya menatap Changmin dan segera mendorong namja cantik di atasnya.

.

.

"Yunnie.. Mau bermain kasar,eoh?" tawar namja cantik itu menatap Yunho dengan tatapan matanya yang menggoda.

.

.

Dan Changmin tak sanggup lagi berada lebih lama di tempat itu.

Ia membalikkan tubuhnya dan berlari sekuat yang ia mampu.

.

.

Tak perduli nyeri di kepalanya yang semakin hebat...

Tak perduli dengan detak jantungnya yang berdetak semakin lemah...

Tak perduli dengan pandangan matanya yang semakin kabur...

.

.

"Minnie! Tunggu! Aku bisa jelaskan!"

Sayup-sayup suara yang terdengar di belakang Changmin tak mampu menghentikan larinya yang semakin lemah.

.

.

.

TIIIIIIIIN!

Tak sempat Changmin menoleh ke arah suara memekikkan telinga itu

BRAKK!

—tubuhnya telah lebih dulu terpental tak terarah.

"MINNIIIIIIIIIIIE!"

Suara lengkingan klakson mobil,

sakit di sekujur tubuh,

serta panggilan dari dua orang namja yang dikenalnya,

menjadi pengantar Changmin menuju kegelapan...

.

2 orang...

Yang satu dicintainya..

.

.

Dan yang satu lagi saling mencinta...

.

..

...

"Minnie bertahanlah.. Aku mohon!"

Yoochun menggenggam erat tangan Changmin yang terkulai lemah sambil terus merapalkan kalimat penyemangat itu.

Seolah kalimat itu mampu didengar dan dilakukan Changmin.

Air mata terus mengalir di pipi tirusnya dan matanya tak lepas dari sosok di hadapannya di dalam ambulance itu.

Sementara sosok pria di seberang Yoochun,

ia hanya membeku.

Tatapannya kosong...

Lidahnya kelu...

.

.

Sesekali Yoochun melirik ke sosok di seberangnya. Sesekali pula terlintas di benaknya,

—bahwa ini kesalahan'nya'..

Yoochun yang memang ada di tempat kejadian, bisa melihat jelas keadaan Changmin saat itu.

.

.

Yoochun yang baru saja akan menjalankan mobilnya, melihat Changmin berlari ke luar apartemen sambil menangis dan tidak memperhatikan jalan.

Yoochun bahkan sudah akan turun dari mobilnya ketika ia melihat sebuah mobil akan menabrak Changmin.

.

.

Namun semua sia-sia...

.

Semua berlalu dengan cepat...

.

Dan Changmin sudah terpental di tengah jalan dengan darah yang tak berhenti keluar dari kepalanya...

.

Jika saja Tuhan bisa diajak bernegosiasi, Yoochun rela menggantikan posisi Changmin saat ini.

Yoochun rela melakukan apapun untuk membahagiakan Changmin.

Meski itu, harus membunuh

—hatinya sendiri.

.

.

Yoochun baru saja tersadar akan perasaan cintanya pada Changmin ketika Changmin menjalin hubungan dengan Yunho.

.

Dan Yoochun memilih untuk mengalah pada sang sahabat. Berharap Yunho dapat membahagiakan Changmin.

.

Tapi nyatanya...

.

.

Pilihannya justru salah.

Yoochun baru tersadar sekarang,

—bahwa pilihannya salah.

.

Tak seharusnya ia menyerah untuk mendapatkan Changmin.

.

.

Karena selama Changmin menjalin hubungan dengan Yunho, kerapkali Changmin mengeluhkan kisah cintanya pada Yoochun.

.

Changmin menangis dalam pelukannya...

.

Changmin lelah dalam gendongannya...

.

Dan Changmin terlelap di bahunya...

.

.

Kalau saja dulu ia tak menyerah semudah itu..

Mungkin kini Changmin bahagia bersamanya...

.

Mungkinkah?

.

.

Dan sekarang Yoochun sudah tak perduli lagi jika ia dianggap egois.

Kali ini...

Ia akan memperjuangkan cintanya..

Changmin-nya..

Yang akan ia bawa pada kebahagiaan selamanya..

.

..

...

Yoochun tak pernah berhenti berdoa dalam bisikannya.

Yoochun bahkan rela tak tidur menanti operasi Changmin.

Namun berbeda dengan Yoochun,

—sesosok lain di depan ruang ICU itu tak bergerak di tempatnya.

.

.

Yunho masih mematung bisu.

Ia menangis dalam diam.

Bahkan ia mengabaikan sesak di jantungnya sendiri.

Hatinya terus berkecamuk antara rasa khawatir..

Panik...

Dan yang paling mendominasi dari semua itu, ia merasa...

.

.

—bersalah.

.

.

"Minnie..." suara lirih dari bibir Yunho membuat Yoochun mendongakkan kepalanya.

Ia melihat ke arah seberang tempat duduknya saat ini.

Tepat ketika Yoochun melihat ke arah seberang itu, tubuh Yunho yang sedari tadi berdiri mematung, .

.

—kini merosok ke lantai.

.

Ia jatuh terduduk di kedua lututnya.

Dan air mata mulai merembes keluar dari sudut matanya.

.

.

"Apa yang kau lakukan, Yun?"

.

.

.

Satu kalimat pertanyaan Yoochun mampu menyengat tubuh Yunho dengan jutaan volt listrik.

.

.

.

"Apa yang kau lakukan padanya?"

.

.

.

Satu lagi pertanyaan Yoochun yang mampu menyekat tenggorokkannya hingga terasa sesak sekali nafasnya.

.

.

Mulut Yunho terkunci rapat mendapati pertanyaan tersudut dari Yoochun.

.

.

Ia bukannya buta atau menutup mata selama ini...

Yunho tentu tahu akan tatapan cinta Yoochun terhadap Changmin...

Dan kini,

Yunho merasa kalah telak..

.

Ia merasa kalah dari sahabatnya sendiri..

.

Ia merasa bahwa Changmin lebih bahagia jika ia bersama Yoochun..

.

Pikiran Yunho terus saja berkelumit di kepalanya..

.

Setelah semua yang terjadi...

Setelah ia menganggap sudah berhasil mendapatkan hati Changmin...

Setelah akhirnya ia bersiap menuju pelaminan bersama Changmin...

.

.

Haruskah..

.

.

.

Ia menyerah sekarang?

.

.

Tap

Tap

Tap

Yoochun melangkahkan kakinya hingga berdiri tepat di depan Yunho.

.

.

"Mulai detik ini—"

Yunho menengadahkan kepalanya menatap Yoochun yang kini menampakkan dengan jelas kilat keseriusan di matanya.

"—serahkan Changmin padaku!"

.

.

Yunho tak tahu harus memilih yang mana.

.

Apakah ia akan bertahan

.

.

.

.

"A-aku—" Yunho mencoba menggerakkan bibirnya yang kaku

.

.

Atau... menyerahkan saja Changmin pada Yoochun?

.

.

.

.

"—menyerah"

.

..

...

TBC or END?

...

.

.

.

Aaaaaaaaaaa...

Nanachan datang kembali! Annyeong!

Kenapa gini? Kenapa gini fanficsnya? o.O #bingung sendiri

Tapi author yang satu ini suka happy ending kok ^.^ Tapi happy endingnya buat pair yang mana yaaa? Emmm... *mikir keras*

Oh ya, kemarin ada reviewer yang tanya, kenapa fanfics2 author yang baru, tetiba ngilang?

Jawabannya adalaaaah..

Itu karena author sendiri yang delete! *wink* ;)

Author cuma akan publish fanfic author selama 24 jam (bener gak ya? Yaah kira2 segitulah), jadi kalo lebih dari sehari, yaaa wassalam ;)

Sementara untuk Twoshots ini, keputusannya ada di tangan kalian.. Kalo ada yang mau lanjut, yah terpaksa gak akan author delete dulu. Tapi kalo yang mau end di sini aja, yosh cukup sekian dan terima kasih.

Dan tak lupa ucapan terima kasih author untuk reviewer di fanfics author kemarin yang berjudul 'Wasiat?'

vivi minnie, ajib4ff, vely, lunajung, Anakonda Tjakep, shin min hyo, kame chan, xxx, ryassy2, melqbunny, GaemGyu92

Uuu sepertinya kalian pembaca setia fanfics author ya? Jadi terharu :') Sini author kasih cipok basah pake bibir love-nya Yunho :*

Untuk yang minta sekuel wasiat?, akan author pertimbangkan..

..See you..