joanbabykyu present

cast : Wonkyu and other

Disclaimer : hanya cerita tidak jelas ini saja yang milik saya.

warning : Typo (es), Boys love, judul dan cerita tidak nyambung. menimbulkan muntah-muntah dan pusing mendadak. tapi segaje-gajenya cerita milik saya tetap saja NO COPAS NO PLAGIAT! DLDR!

.

.

.

Malam ini terasa begitu dingin. Kyuhyun bahkan sampai memakai selimut berlapis-lapis berharap agar sang dingin tak lagi mencengkram tubuhnya. Matanya tertutup tapi tubuh hati dan pikirannya tak bisa ikut menutup. Kyuhyun beranjak dari tempat tidurnya membuka lemarinya dan mengacak-acak isi lemari tersebut berharap menemukan sesuatu yang bisa membuat hatinya lebih tenang. Pergerakkan Kyuhyun terhenti begitu ia menemukan sebuah kaus oblong berwarna merah milik Siwon. Ia segera meraih dan menciumi baunya yang seketika membuat perasaan Kyuhyun tenang. Dengan cepat ia memakai kaus itu dan segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang setelah menyingkirkan semua selimut yang dipakainya tadi. Tangannya memeluk tubuhnya sendiri membayangkan bahwa tangan itu adalah tangan milik Siwon meresapi kehangatan yang ia damba yang bahkan tak bisa ia peroleh dari beberapa helai selimut. Kyuhyun tersenyum meski matanya melembab pertanda akan ada air mata yang meluncur. "Siwon Hyung—" Kyuhyun berucap sebelum akhirnya ia menutup mata menuju alam bawah sadarnya dengan ditemani oleh setetes ai mata.

. . .

Siwon terdiam menatap langit-langit kamarnya. Meski malam telah larut ia tak bisa memejamkan matanya. Hatinya terasa kosong dan pikirannya kalut. Ia tahu ia telah sangat berlebihan kepada Kyuhyun. Kyuhyun, pria manis yang telah mengubah orientasi seksualnya. Ia bukan seorang gay, tapi ia hanya mencintai Kyuhyun. Pikirannya kembali melayang ke kejadian tadi pagi. Saat dimana ia menemukan fakta bahwa Kyuhyun tengah dekat dengan pria lain. Ia tidak dapat membayangkan apa saja yang telah Kyuhyun dan pria itu lakukan hingga mereka bisa seakrab itu. Ia tahu Kyuhyun sangat sulit untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan baru maka dari itu ia tak dapat menahan kecemburuannya dan imbasnya ia telah mengakhiri hubungannya dengan Kyuhyun yang amat sangat ia cintai itu. Dan satu hal yang membuat Siwon semakin murka adalah kata –sayang- yang mereka gunakan dalam pesan mereka. Oh, seumur-umur mereka menjalin tali kasih Kyuhyun tidak pernah sekalipun memanggilnya dengan sebutan sayang. Dan Siwon tidak bisa menerima kata itu Kyuhyun tunjukkan kepada orang lain.

Siwon meraih ponsel putihnya dan yang terpampang sebagai wallpaper adalah foto dirinya dan Kyuhyun seminggu yang lalu sebelum dirinya berangkat ke Hongkong dan Kyuhyun pergi liburan. Perasaan rindu itu langsung mendera hatinya. Apa yang tengah Kyuhyun lakukan sekarang? Tidurkah? Atau sama sepeti dirinya terkurung dalam sebuah kekalutan dan kerinduan?

.

.

.

Ryeowook terbangun di pagi hari. Ia melangkah menuju dapur untuk mencari minum kebiasaannya setiap setelah ia bangun dari tidurnya. Namun, langkahnya melambat seiring dengnan suara gaduh yang ia yakini berasal dari dapur. Bulu kuduknya terasa merinding, jangan-jangan ada perampok yang memasuki Dorm mereka. Pikir pendek Ryeowook. Ia bergegas masuk kembali ke kamarnya membawa sebuah payung berwarna biru untuk ia gunakan sebagai senjata melawan perampok. "Apa aku harus membangunkan Hyungdeul yang lain? Ah, tidak tidak Hyungdeul pasti masih ingin istirahat. Baiklah kau adalah pemberani Kim Ryeowook kau pasti bisa menaklukkan perampok itu dengan payung ini." Ryowook bergumam sambil sesekali menggeleng-gelengkan atau mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah ia mendapatkan keputusannya, ia bergegas kembali ke dapur sambil mengendap-endap, berjaga-jaga mencari celah agar ia bisa masuk ke dapur tanpa ketahuan oleh si perampok. Namun, langkahnya seketika terhenti saat ia melihat siluet si perampok yang kini tengah memotong sayuran. Dari tinggi tubuhnya ryeowook merasa familiar dengan perampok itu. "Ya!" Ryeowook akhirnya berteriak setelah sadar bahwa yang kini ada dihadapannya bukanlah perampok seperti yang ia pikirkan. Sosok itu terperenjat kaget hingga menjatuhkan pisau yang kini tengah dipegangnya.

"Cho Kyuhyun, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Ryeowook keheranan.

"Eo, Wookie Hyung." Kyuhyun hanya mengerjapkan mata sembabnya kaget tanpa menjawab pertanyaan Ryeowook.

"Ne, Kyuhyun-ah ini aku. Sedang apa kau disini?" Tanya Ryeowook lagi, hatinya terasa ngilu saat melihat wajah pucat dan mata sembab milik sang magnae.

"Aku sedang masak untuk sarapan kita Ryeowook Hyung. Ja, Hyung duduk saja sebentar lagi masakannya akan selesai." Kyuhyun menuntun Ryeowook untuk duduk di kursi meja makan.

Sementara itu, Ryeowook masih dalam masa transisinya telinganya terasa asing saat mendengar Kyuhyun memanggilnya Hyung. Matanya bergerak-gerak mengawasi semua gerakan Kyuhyun. Memotong sayuran dengan tidak beraturan –ada yang besar ada yang kecil- memecahkan beberapa butir telur lalu dimasukkan ke dalam sebuah mangkuk dan diaduknya hingga terkadang, isi telurnya terbuang hingga berceceran di atas pantry. Kemudian ia mengambil sebungkus tepung dan menuangkannya ke dalam mangkuk berisi telur yang telah ia kocok tadi menambahkan beberapa bumbu yang Ryeowook tahu bahwa itu tidak sesuai dengan takaran seharusnya.

"Eh ehem, Kyu biar aku saja yang meneruskan ini a-aku tidak yakin—" Ryeowook kembali bersuara saat ia mendapatkan kembali kesadarannya.

"Tidak usah Hyung, biar aku saja. Aku ingin memberikan makanan special untuk Hyungdeul yang lain."

Ryeowook jadi sangsi, memberikan makanan special untuk Hyungdeul? Jika berakhir dengan muntah-muntah….. sepertinya itu yang dimaksud Kyuhyun dengan makanan special. "Ah, kau tidak perlu repot-repot, Kyu! Biar aku saja, lagipula kau tidak terbiasa memasak di dapur. Bagaimana kalau nanti masakanmu tidak sesuai dengan selera Hyungdeul?"

Kyuhyun menghentikan gerakannya, kepalanya menunduk. "Ja-jadi maksudmu, masakanku akan tidak enak? Dan Hyungdeul tidak akan menyukainya?" Kyuhyun bertanya lirih matanya berkaca-kaca membuat Ryeowook salah tingkah.

"Bu-bukan begitu Kyu, maksudku Hyungdeul pasti akan senang mendapatkan makanan special darimu. Ah iya begitu."

"Benarkah?" Ryeowook melihatnya mata itu tak lagi berbinar meski Kyuhyun mencoba bersikap seceria mungkin.

"Hm, ya. Tapi, bolehkah aku membantumu?"

"Huh?" Kyuhyun memiringkan kepalanya. "Boleh saja. Ehehehe."

. . .

"Bagaimana Hyung?" Kyuhyun bertanya dengan wajah cemas memperhatikan raut wajah Hyungdeulnya yang kini tengah menikmati hasil karyanya –yang dibantu oleh Ryeowook-.

""Eum, lumayan." Kangin menjawab apa adanya. Rasanya memang tidak terlalu buruk mungkin karna ada campur tangan Ryeowook disana. Mata Kyuhyun langsung melebar begitu mendengar penuturan Kangin. "Benarkah Hyung?" ia menatap wajah Hyung-hyungnya yang lain dan senyumnya lansung terukir begitu melihat semua Hyungnya menganggukkan kepala. Kyuhyun langsung beranjak dan membawa piring-piring kotor ke tempat cuci piring dan segera mencucinya sambil bersenandung kecil.

Ryeowook menatap Hyungdeulnya berharap ada yang mau menghentikan aksi gila Kyuhyun. Mereka tahu, Kyuhyun hanya mengalihkan perhatiannya dari apa yang tengah ia rasakan sekarang mencari kesibukan agar ia dapat melupakan rasa sakitnya. Mereka memang tidak tahu apa permasalahannya sampai Siwon memutuskan untuk megakhiri hubungannya dengan Kyuhyun yang kini mereka takutkan hanyalah keadaan Kyuhyun. Kondisi fisiknya yang lebih lemah dari kondisi fisik pria pada umumnya menyebabkannya mudah terserang penyakit jika ada yang membebaninya sekecil apapun masalah itu.

Kyuhyun berhenti sejenak saat merasakan kepalanya berdenyut-denyut, memejamkan matanya sejenak agar rasa sakit itu menghilang dari kepalanya. Dari semenjak ia bangun tadi pagi kepalanya memang terasa sakit mungkin karna ia menangis seharian kemarin. Mengingat hari kemarin mata Kyuhyun kembali memanas perasaan rindu itu bergumul dihatinya meronta menginginkan sang penawar hadir di sampingnya. Ada banyak yang ingin ia sampaikan pada sang kekasih hati. Bahwa semua yang tertulis di dalam ponselnya hanyalah candaan semata. Ia juga tahu bahwa ia amat sangat keterlaluan dengan menyelipkan kata sayang didalam pesannya pada In Hwang sementara ia sendiri tidak pernah memanggil Siwon dengan kata itu. Padahal Siwon sudah banyak berharap agar Kyuhyun mau memanggilnya sayang namun Kyuhyun bersikeras menolaknya dengan mengatakan bahwa ia selalu merasa geli jika ia harus memanggil Siwon dengan kata itu. Tapi, itu semua bukan berarti ia tak mencintai Siwon kan? Siapa yang tahu tentang hati seorang manusia. Seluruh hati Kyuhyun telah terisi penuh oleh satu nama dan ia tak mungkin dapat menggantikan nama itu dengan nama lain. Setiap Kyuhyun menyebut –Siwon Hyung- ia merasa bahwa Siwon adalah miliknya, nama Siwon terlalu indah untuk ia rubah dengan nama panggilan lain sekalipun itu adalah panggilan sayang.

.

.

.

Hal yang paling ingin Kyuhyun hindari saat ini adalah malam hari. Karna saat malam tiba, kerinduannya pada Siwon semakin mencengkram hatinya dan ia tak dapat melakukan apa-apa lagi selain menahan rasa rindunya. Kaus merah milik Siwon sudah melekat di tubuhnya dan Kyuhyun hanya dapat menciumi bau Siwon yang menguar dari kaus itu. Tangannya meraih ponselnya berharap ada nama Siwon yang masuk ke dalam inboxnya ataupun dalam daftar panggilan tak terjawab. Namun harapan tinggalah harapan tak ada yang berubah dengan ponselnya semenjak kemarin. Kyuhyun menghela nafasnya lelah sebelum akhirnya menutup mata.

Drtt drtt

Tanpa membuka matanya Kyuhyun meraih ponsel yang baru saja ia simpan dengan malas-malasan ia menjawab "yeoboseo."

"Kyuhyun-ah."

Detik itu juga hati Kyuhyun menghangat. Suara itu, suara yang amat sangat ia rindukan perlahan air mata Kyuhyun menetes. "Si-Siwon Hyung." Suara Kyuhyun berubah parau. Dan setelah itu semuanya hening. Tak ada pembicaraan antara mereka hanya terdengar suara isakkan tertahan Kyuhyun dan suara helaan nafas Siwon.

10 menit berlalu masih belum ada yang berubah. Kyuhyun dengan isakkannya dan Siwon dengan helaan nafasanya. Hingga akhirnya Siwon mulai berbicara "Selamat tidur, Kyuhyun-ah." Dan panggilan pun berakhir. Kyuhyun tak bergeming, ponselnya masih melekat di telinganya dan kini isakkan itu berubah menjadi tangisan.

. . .

2 AM

Siwon melangkah menyusuri lorong Dorm tempat teman sekaligus keluarga seperjuangnnya tinggal. Begitu ia menutup panggilannya pada Kyuhyun ia bergegas mencari sang manager. Memaksanya untuk membelikan tiket pulang ke Korea untuk menemui Kyuhyun. Ia sadar bagaimanapun ia marah. Tak seharusnya ia mengatakan perpisahan pada Kyuhyun apalagi ia belum mendengarkan penjelasan apapun dari Kyuhyun. Bayangan saat Kyuhyun memintanya untuk jangan pergi berputar-putar di kepalanya. Ia amat sangat tahu kebiasaan Kyuhyun, akhir-akhir ini Kyuhyun tidak pernah bisa tidur tanpa pelukannya. Selama seminggu kemarin saat mereka berjauhan Siwon selalu menemani Kyuhyun lewat ponselnya hingga pria itu tertidur. Dan kini perasaan takut menyelinap dihatinya. Bagaimana jika Kyuhyun sakit karna kurang tidur?

Setelah memasukkan kode keamanan dan menutup pintu Dorm, Siwon berjalan perlahan mendekati pintu kamar Kyuhyun –dulu, karna sudah 4 tahun ini Kyuhyun tinggal bersamanya di apartementnya-. Siwon kembali menghela nafasnya sebelum membuka pintu itu. Begitu pintu terbuka, ia melihat sosok yang amat sangat ia cintai itu tengah memejamkan matanya. Begitu ia sampai dihadapan Kyuhyun, dahinya mengernyit. Wajah Kyuhyun tampak pucat dan dahinya dibasahi oleh keringat dingin. Dengan tangan bergetar Siwon menyentuh dahi itu, dan betapa shocknya ia saat merasakan suhu tubuhnya yang tinggi. "Kyu.. Baby— bangunlah! Kyuhyun-ah!" Siwon mengguncang-guncang tubuh Kyuhyun tapi tak ada sedikitpun respon dari sang pemilik tubuh. "Astaga, kenapa bisa sampai pingsan seperti ini?" Siwon mengeleuarkan ponselnya dari saku celananya.

"Hyu-Hyung bisakah ke Dorm sekarang? Kyu-kyuhyun demam tinggi dan… dan dia pingsan."

.

.

.

Kepalanya terasa pusing dan tangan kirinya juga terasa sakit. Kyuhyun membuka matanya dan ia menoleh ke sebelah kiri dimana tangannya terasa sakit dan ia langsung terheran saat sadar kalau tangan kirinya tertancap infusan. Dan ia kaget saat merasa ada yang sedang memeluknya. Air mata kembali jatuh di pipinya, bermimpikah ia saat ini Siwon tengah memeluknya? Tangan kanannya terjulur meraba wajah tampan Siwon membuat Siwon terbangun. Obsidian dan lelehan caramel itu bertemu memuaskan diri masing-masing kepada hasrat kerinduan mereka selama satu minggu ini. "Baby—" saat kata itu meluncur dari bibir Siwon sebuah kelegaan hinggap di hati Kyuhyun air matanya semakin deras bercucuran. "Si-Siwon Hyung—" dan Kyuhyun segera menghambur memeluk Siwon denngan erat. "Ja-jangan tinggalkan aku lagi Hyung. Aku mohon! Maafkan aku hks."

"Sayaang— "

"Maafkan aku, aku janji tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku tidak akan mengatakan sayang pada siapapun selain dirimu Hyung. Aku mohon jangan tinggalkan aku hks!"

"Sshh, apa yang sedang kau bicarakan Kyu?"

"Ja-jadi kau tidak marah Hyung?"

"Tsk, tentu saja aku marah. kenapa kau tidak menjaga kesehatanmu selama di Jerman huh?"

Eh? Kyuhyun melepas pelukannya dan menatap Siwon heran. "A-apa maksudmu Hyung?"

"kau tahu, kau membuat Hyung khawatir karna tiba-tiba sambungan telpon kita terputus. Hyung langsung menelpon Sungmin Hyung untuk memeriksa keadaanmu, dan Sungmin Hyung bilang kalau kau pingsan. Hyung segera datang kemari karna khawatir. Dan kau tahu apa yang dokter katakan? kau kekurangan cairan hingga pingsan seperti itu. Dan lagi kau menangis di dalam tidurmu."

Kyuhyun terdiam. "Ja-jadi kau tidak marah karna aku- Astaga! jadi itu semua hanya mimpi?' pekik Kyuhyun begitu ia menyadari bahwa serentetan kejadian yang ia alami itu hanyalah mimpi dan oh kenapa mimpi itu tersa sangat nyata?

Siwon mengernyit heran. "Memangnya kau bermimpi apa?"

"A-aku bermimpi kalau kau meninggalkanku Hyung."

"Aigoo, mimpi macam apa itu? aku meninggalkanmu? Tidak akan pernah, sayang." Siwon memeluk dan mencium puncak kepala Kyuhyun.

drtt drtt

Siwon mengambil ponsel Kyuhyun yang tergeletak di atas nakas. Ia membuka pesannya dan dahinya berkerut begitu membaca isi pesan tersebut. "Siapa In Hwang Hyung?" Siwon mendesis.

Oh tidak!

.

.

.

From : In Hwang Hyung

Selamat pagi Kyuhyunie sayang :D

Fin

selalu berakhir dengan kegajean. hoho maafkan Jo jika ff ini tidak sesuai dengan harapan teman-teman semua. bentar lagi mau ujian PPL dan Jo tidak akan bisa fokus jika belum menyelesaikan ff ini dan akhirnya selalu dan selalu penuh dengan pemaksaan cerita dan alasan.

Jo juga mau mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada teman-teman semua yang telah memberikan setitik semangat kepada Jo lewat Review kalian di chapter sebelumnya.

Big Thanks for you - shin min young - sunbi - vira - ratnasparkyu- lianpangestu - evil kyu - narakim - guest - kimfida61 - 2143 - fanfic . wonkyu . 9 - miszshanty05 - elissiwon - wonkyusmile - dee - kayla wonkyu - wonkyupet - mysuperwon407 - babychoi1 - okta1004 - muet . kyunnie - cho ai lyn - chairun - rikha-chan -

see you on the next story ^^