Stronger
Disclaimer : Naruto is belong to Masashi Kishimoto, but Sasuke is MINE #dibakarsakura
Warning : OOC, Aneh, Gaje, Typo and Miss Typo bertebaran dimana-mana, penulisan tidak menggunakan kaidah EYD yang benar #apadah
Author Bacot Area : Okeh, akhirnya setelah ehemsetengahtahunlebihehem Aphro menghilang dari dunia perfanfic-an Indonesia#eh?, saya balik lagi tapi kali ini bawa FF pair Sasusaku, hehehehe Enjoy this one guys, Mind To RNR Mina?
"Setelah semua penderitaan yang kita lalui,
Setelah semua rasa sakit dan penderitaan yang kita alami,
Aku bahagia, karena pada akhirnya kau adalah tempatku kembali."
Uchiha Mansion, 6 years later
"Mama!" Sakura menghentikan aktifitasnya di dapur begitu mendengar suara nyaring anak perempuannya menyapa indra pendengarannya. Sarada sudah kembali dari sekolah, Sakura melirik jam didinding pembatas antara dapur dan ruang makan, sudah jam dua belas. Pantas saja ia sudah kembali dari sekolah.
"Di dapur, Sayang!" balasnya, tak lama kemudian tubuh mungil Sarada sudah menubruk tungkainya
"Aku kangen Mama!" ujarnya, Sakura terkekeh geli ia mensejajarkan tinggi badannya dengan Sarada
"Bagaimana hari pertama sekolah?" tanyanya Sarada sudah duduk di bar sarapan dan menyantap makan siangnya, ia berceloteh riang sambil memperhatikan ibunya yang sedang sibuk mondar-mandir menyiapman makan siang untuk anggota keluarga yang lain. Sejak Sakura melahirkan Sarada ia memang sudah memutuskan untuk mengontrol semua pekerjaannya dari rumah dan hanya ke boutique dua kali dalam seminggu, hari ini adalah jadwalnya libur.
"aku baru punya satu teman baru. Namanya Chouchou, mama kenal ayahnya kan? Pama Chouji yang punya restaurant Akamchi." Ujar Sarada sambil memasukkan potongan salmon kedalam mulut mungilnya
"Kau satu kelas dengannya? Bagaimana dengan Boruto? Tidak mengobrol dengan anak paman Naruto?" Tanya Sakura, Sarada menggeleng
"Dia dan teman laki-lakinya menyebalkan ma, hari ini mereka mengerjai Chouchou, Boruto meyembunyikan kotak makan siangnya jadi tadi kami melapor ke Anko-sensei, Boruto di hukum deh." Ujarnya, Sakura tersenyum kecil lalu meletakkan segelas air disebelah putrinya,
"setelah ini keatas dan kerjakan PR mu ya? Nanti hari ini adalah ulang tahun Meiko-nee, Itachi-jisan akan membuat pesta barbeque. Jadi selesaikan PR mu lalu tidur siang. Mama akan bangunkan nanti jam empat." Ujar Sakura, Sarada mengangguk patuh lalu turun dari tempatnya duduk
"Boleh melihat Kenzo-kun sebentar?" Sakura tersenyum geli melihat putrinya memberikan puppy eyes untuk melihat adik kecilnya yang baru berusia delapan bulan itu,
"Boleh, tapi jangan di bangunkan ya?" ujar Sakura, Sarada mengangguk mengerti lalu setelah meletakkan piring kotornya di bak cuci dan mencuci tangannya gadis kecil itu melesat pergi dari dapur.
"Dia itu kenapa? Semangat sekali." Hana terkekeh geli melihat keponakannya, ibu tiga orang anak itu baru kembali dari pasar swalayan dengan empat kantung plastik besar berisi daging dan beberapa minuman
"Dia ingin melihat adiknya sebentar." Ujar Sakura, Hana terkekeh geli dan mulai membongkar belanjaannya,
"Itachi bilang dia dan Sasuke akan pulang lebih awal untuk menyiapkan halaman belakang. Kita butuh tenaga mereka untuk mengangkut meja dan kursi diruang makan." Ujar Hana, Sakura mengangguk dan membantu Hana mencuci bersih beberapa potong daging.
"Sayang!" Sasuke memanggilnya begitu ia masuk kedalam kamar mereka, Sakura muncul dari dalam Walk In Closetny dengan mini dress rajut berwarna biru navy miliknya. Ia mencium singkat bibir Sasuke dan membantu suaminy itu melepaskan pakaiannya.
"Mandilah, aku ingin menyusui Kenzo di kamarnya." Ujar Sakura, Sasuke mengangguk lalu mencium kening istrinya sebelum Sakura berlalu dari hadapannya dan menuju ke kamar Kenzo. Sasuke tersenyum mengingat nama yang juga merupakan nama anak pertamanya yang meninggal sepuluh tahun yang lalu. Ia mengambil foto hasil USG terakhir milik Sakura, satu-satunya gambar yang meninggalkan kenangan akan putra pertamanya itu. Sasuke menghela nafasnya,
"Sekarang kau sudah memiliki dua orang adik. Papa harap kau bahagia disana nak. Jangan khawatirkan kedua adikmu, mereka akan baik-baik saja." Ujarnya, ia meletakkan kembali foto USG milik Sakura itu di bingkai foto yang memasang foto Sarada yang tengah memangku dan mencium adiknya saat bayi laki-laki yang kini berusia delapan bulan itu baru saja lahir kedunia. Sasuke memandangnya sekali lagi sebelum meninggalkannya dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Penjara Tokyo, Tokyo Jepang
Wanita bersurai indigo itu baru selesai membungkus lima buah shall yang ia rajut selama kelas keterampilan. Selama di lapas ini Hinata menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan yang membuatnya bisa menjadi lebih tenang dan menerima keadaannya sekarang. Ayahnya sudah meninggal dua tahun yang lalu, Neji berada di lapas terpisah darinya dan Hanabi. Wanita itu beranjak dari tempatnya duduk dan menghampiri Tenten yang sudah menunggunya di depan pintu ruangan keterampilan itu untuk membawanya kembali ke sel.
Tubuhnya pucat, ia hanya bisa melihat matahari selama tiga puluh menit sehari. Ia baru saja mengangkat rahimnya yang rusak karena kejadian di LA beberapa tahun yang lalu. Sakura yang membiayai semuanya, ia bersyukur setidaknya sahabatnya itu masih menganggapanya sahabat seperti dulu, ia merasa tidak pantas. Tentu saja ia merasa begitu, setelah semua yang telah ia lakukan kepadanya wanita itu masih bisa memaafkannya. Hinata menyerahkan kotak berisi shall itu kepada Tenten.
"Aku tahu kau dan Gaara akan menghadiri peseta ulang tahun Meiko-chan, Tenten-nee. Tolong berikan ini untuk Meiko, Daichi, Daisuke, Sarada dan Kenzo. Aku hanya bisa memberikan ini untuk mereka." Ujarnya, Tenten meraihnya dan mengusap pelan telapak tangan Hinata,
"baiklah, terimakasih Hinata. Kau tidak sekeras kepala kakakmu ternyata. Kau sudah berubah banyak." Ujar Tenten, Hinata tersenyum samar
"Sampaikan terimakasihku juga kepada Sakura dan Sasuke karena sudah membantu membiayai operasi pengangkatan rahimku. Aku tidak tahu harus membalasnya dengan cara apa lagi, sebenarnya aku lebih pantas mati." Ujarnya, Tenten menghela nafasnya
"kalau kau mati kau akan menyesal. Sakura sangat menyayangimu. Jadi cepatlah pulih dan jalani hukuman ini dengan baik. Kau mengerti?" ujar Tenten. Hinata mengangguk paham
"Nona Hyuga, waktu kunjungan anda sudah habis." Hinata memandang opsir wanita yang sudah berdiri di belakangnya dan mengangguk mengerti
"katakana kepada anak-anak itu kalau aku menyayangi mereka dan tolong sampaikan ucapan selamat ulang tahun dariku untuk Meiko-chan. Aku senang bisa melihatmu lagi hari ini, Tenten-nee, semoga Gaara bisa terus membuatmu bahagia." Ujarnya sebelum kembali kedalam selnya.
"terimakasih Hinata." Ujar Tenten pelan, wanita itu lalu mengambil kotak yang di bungkus sederhana itu lalu meninggalkan penjara tempat Hinata menjalani masa hukumannya.
Uchiha Mansion
Bel kembali berbunyi dengan masih menggendong Kenzo Sakura berjalan menyebrangi halaman belakang dan menyusuri lorong utuk sampai di pintu depan. Wanita cantik itu membuka pintu rumahnya dan mendapati Gaara dan Tenten yang ada disana. Kenzo terlonjak senang di dalam gendongannya melihat ada satu lagi tamu yang datang.
"Kalian sudah datang?" suara baritone Sasuke menyapa indra pendengaran mereka, Pria itu memberikan pelukan singkat kepada kedua sahabatnya sebelum mengambil alih Kenzo dari gendongan Sakura
"Masuklah, Naruto dan keluarganya sudah datang." Ujarnya,
"Daichi! Kembalikan ponselku!" mereka menoleh kearah Meiko yang kini sedang mengejar salah satu adik kembarnya yang tengah mengambil ponselnya,
"Tidak mau, aku akan bilang Tou-chan kalau Nee-chan dan Kenichi-nii itu sudah pacaran." Ujarnya, Sasuke menggeleng pelan
"Kembalikan, bocah!" suara itu kembali menggelegar,
"Hey Birtday girl! Kesini sebentar." Meiko menghentikan kegiatan kejar mengejarnya Saat Sasuke memanggilnya, ia menyambut Gaara dan Tenten dengan sopan
"Ini, ini dariku dan Gaara. Yang ini dari bibi Hinata. Masing-masing satu untuk kalian." Ujar Tenten, Meiko menerima kadonya dengan sumringah
"terimakasih basan, jisan! Sampaikan terimakasihku juga untuk Hinata basan." Ujarnya sebelum menghilang lagi dari pandangan orang dewasa itu, Kenzo yang ada di pelukan Suke masih asik beceloteh dan sesekali mengemut jarinya.
"Ayo Jagoan kita kehalaman belakang!" ujarnya,
"Ayo Gaara, Tenten yang lain sudah menunggu." Ujar Sakura lalu bersama-sama mereka kehalaman belakang.
Sarada tengah bermain dengan Bolt dan Daisuke, sementara Daichi kini tengah di jewer oleh Hana karena membuat keributan lagi di tengah –tengah pesta. Sasuke masih menggendong Kenzo yang kini sudah siap untuk menghancurkan apa saja yang ada di meja makan di hadapannya. Bayi berusia delapan bulan itu merengek dan meronta dari gendongan Sasuke karena haus. Sakura yang menyadari itu berlari kedapur dan mengambil botol susu berisi asi yang sengaja ia simpan di dalam kulkas untuk putra bungsunya itu. ia mengambil alih Kenzo dari gendongan ayahnya dan memberikannya Asinya itu kepada putra bungsunya itu.
Sakura tersenyum melihat Sarada yang kini tengah membantu ayahnya memanggang daging dan dengan tidak rela memberikannya kepada Daichi dan Daisuke yang sudah menghabiskan piring keempat mereka. Dilihat dari sisi manapun kedua anaknya benar-benar miniatur Sasuke. Apalagi Kenzo, bayi laki-lakinya benar – benar miniatur versi bayi suaminya. Dia benar-benar beruntung sekarang.
"Hinata memberikan shall untuk anak-anak mu dan anak-anaknya Itachi." Ujar Tenten yang sudah duduk di sebelahnya.
"aku tahu, aku akan mengunjunginya lagi nanti." Ujar Sakura
"Kenzo motok sekali." Ujarnya Sakura tertawa, ia memang hanya memberikan Asi kepada putra bungsunya itu, setelah Kenzo menghabiskan makanannya Sakura menepuk-nepuk pelan punggung putranya sampai ia bersendawa.
"ah… lucunya." Ujar Tenten, Kenzo kembali beceloteh riang menanggapi Tenten
"Nee-san kapan menyusul?" goda Sakura, wajah istri Gaara itu memerah, ia dan suaminya belum memikirkan anak sama sekali.
"Mungkin nanti Sakura." Ujarnya, ia kembali menyantap potongan dagingnya, Sasuke sudah kembali bergabung bersamanya, ia menyodorkan segelas jus dan satu potong daging kearah Sakura lalu ia kembali mengambil alih putranya
"nah Jagoan, kita biarkan mama makan dulu." Ujarnya, Sakura tersenyum lalu menyantap makanannya, baru separuh ia menyantap makanannya tiba-tiba suara Itachi memecah keheningan
"Baiklah, semuanya berkumpul. Kita akan berfoto bersama. Kesini semuanya!" ujarnya, ia suda memasang threepot dan kamera, menyetel Timernya lalu setelah itu ia buru-buru berlari kearah anggota keluarga yang lain dan berfoto bersama. Tak ada hal lain yang tergambar di wajah masing-masing dari mereka. Kecuali kebahagiaan.
FIN
Langsung post dua chapter sekaligus khehekekekek, saya minta maaf kalo masih banyak typo bertebaran. Saya juga berterimakasih atas segala kritik dan Saran yang yang para senpai berikan selama ini, juga seluruh readers yang selama ini sudah setia membaca dan menunggu lanjutan dari Fict ini. Saya harap endingnya tidak mengecewakan. Semoga kalian puas. Sampai jumpa di Fict berikutnya.
Aphrodite Girl 13