A Super Junior Fanfiction

~Another Life~

Cast : KYUMIN and other

Warning : Genderswitch. Typo. Gajeness. Tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

.

.

Preview Chapter

Jay menoleh untuk melihat keadaan sekitar. Setelah aman, namja itu mengeluarkan sebuah pelastik klip berukuran sedang dengan beberapa pil didalamnya. Tangannya menjabat lengan Sungmin sembari memindahkan pelastik tersebut. "cobalah," ujarnya.

Sungmin memperhatikan pil-pil tersebut. Yeoja itu membuka klip plastic tersebut dan Jay menyeringai melihatnya. Kena kau Sungmin. Teriaknya dalam hati.

~CHAPTER 4~

"Sungmin!" pekikan itu membuat Jay menoleh, wajah namja itu pucat pasi saat melihat sosok Eunhyuk dan Kibum berlari kearahnya dan Sungmin. Dengan segera dia melarikan diri dari sana sebelum kedua sahabat Sungmin itu melaporkannya pada pihak berwajib.

Eunhyuk duduk disamping Sungmin. Merampas plastic klip berisi obat-obatan terlarang itu dan membuangnya ke tong sampah terdekat. "kau gila heh? Aku setuju saja kau mabuk-mabukan! Tapi tidak untuk drugs Min!" mata Eunhyuk sudah memerah dan berair.

Yeoja bermarga Lee itu begitu menyayangi Sungmin seperti kakaknya sendiri. Saat Donghae menelponnya dan mengatakan apa yang terjadi dengan Sungmin, yeoja itu langsung tancap gas untuk mencari Sungmin.

"mianhae." Lirih Sungmin.

Eunhyuk menghapus airmata yang mengalir dipipinya. "ayo pulang kerumahku. Kau bisa cerita padaku. Jika kau masih menganggapku sahabatmu." Ucapnya.

Sedangkan Kibum. Yeoja itu masih memperhatikan sosok Jay yang sedang berkumpul bersama teman-temannya dipojok sana. "ayo kita pulang Hyuk-ah." dia menarik Sungmin dibantu oleh Eunhyuk dan membawa yeoja setengah sadar itu keluar dari bar.

.

Eunhyuk mengemudikan Ferarri Enzo-nya dengan santai. Sesekali yeoja itu melirik kearah Sungmin yang masih betah menyender ke jendela mobilnya. Eunhyuk tau Sungmin tidak tertidur, yeoja itu hanya diam dan memandang keluar jendela.

"ada masalah yang menganggumu?" tanya Eunhyuk.

Sungmin diam.

Eunhyuk mengendus kecil. "apa gunanya aku menjadi sahabatmu jika kau menyimpannya sendiri, huh?"

Tidak ada jawaban.

Ckittt….

Eunhyuk mengerem mobilnya dengan cepat. Membuat tubuh keduanya tersentak kedepan. "apa yang kau lakukan, cepat jalankan mobilnya." baru Sungmin membuka suaranya setelah beberapa menit mereka didalam mobil.

"tidak sebelum kau menceritakan apa masalahmu." ujar Eunhyuk.

"Hyuk! Aku lelah ingin cepat tidur."

"tidak Min—

"Hyuk tolong. Aku akan menceritakannya nanti, tidak untuk sekarang." ucapan lirih Sungmin membuat Eunhyuk tidak tega juga. "baiklah." Yeoja itu kembali melajukan Ferarri Enzo-nya ditengah keheningan malam.

.

.

Sesampainya dihalaman rumah Eunhyuk, Sungmin langsung keluar dari dalam mobil dan berjalan terlebih dahulu masuk kedalam rumah Eunhyuk, tanpa menghiraukan panggilan Eunhyuk maupun Kibum.

"apalagi kali ini?" tanya Kibum penasaran.

Eunhyuk mengendikan bahunya. "seperti biasa mungkin." Jawabnya.

Keduanya berjalan berdampingan masuk kedalam rumah. Eunhyuk menarik Kibum untuk berjalan kearah kamar tamu—tempat biasa Sungmin jika menginap.

Sungmin mengusap pipinya saat Eunhyuk dan Kibum masuk kedalam kamar. Yeoja itu kembali memasang wajah 'baik-baik saja' didepan dua sahabatnya itu. Eunhyuk dan Kibum memposisikan dirinya tepat dikanan dan kiri Sungmin. Ketiganya duduk dilantai bersandar pada ranjang.

"kau berjanji akan menceritakan masalahmu padaku, kan?" tanya Eunhyuk.

Kibum hanya memperhatikan Sungmin. Menunggu yeoja itu membuka suaranya.

"Sungmin."

Sungmin menghela nafas pelan lalu berujar. "apa kalian pernah bayangkan bagaimana perasaan kalian jika dianggap sebagai oranglain?"

Eunhyuk dan Kibum hanya terdiam. Ingin lebih mendengarkan cerita Sungmin.

"dipaksa menjadi seseorang yang bukan diri sendiri. Mengikuti obsesi orangtuamu. Diasingkan oleh keluargamu sendiri. Dimanfaatkan karena wajah ini begitu mirip dengannya. Tch, tidak ada yang lebih menyedihkan dari diriku kan?"

Eunhyuk memeluk bahu Sungmin.

"kenapa aku harus dilahirkan jika jadinya seperti ini? bahkan aku berharap meninggal saja saat kecelakaan di Jepang waktu itu."

"Sungmin,"

"tidak ada didunia ini yang menganggapku Sungmin."

"kami menganggapmu Sungmin, bodoh!" ujar Eunhyuk.

Sungmin terkekeh meskipun airmatanya mengalir melewati pipinya. "iya, hanya kalian berdua." Gumamnya. Yeoja itu menoleh saat dirasa bahu kanannya basah. Eunhyuk menangis. "ck, jangan cengeng Hyuk. Sudah lepaskan pelukanmu. Aku mau tidur."

Sungmin naik keatas ranjang setelah Eunhyuk melepaskan pelukannya. Dia terlentang dan menatap langit-langit ruangan dengan pandangan datar. Dia bisa merasakan kedua sisinya bergerak, yeoja itu menutup matanya.

Eunhyuk dan Kibum memilih tidur dengan Sungmin. Kedua yeoja itu memeluk Sungmin yang ada ditengah-tengah mereka dengan erat.

Sungmin membuka matanya saat dirasa nafas Kibum dan Eunhyuk sudah berderu teratur—tanda mereka sudah terlelap. Yeoja itu hanya diam, dan ketika lengan yang memeluknya melonggar, dia segera bangkit dan keluar dari dalam kamar.

.

Sungmin mendudukan dirinya dipinggir kolam renang. Ditemani dengan sebotol wine yang barusaja didapatnya dari dapur Eunhyuk. Dia tidak melakukan apapun, hanya memandangi air tenang dihadapannya dengan dagu bersandar pada kedua lutut yang dipeluknya.

Ingatannya kembali memunculkan kejadian-kejadian hari ini. Pertengkaran serta pengusiran dari Kangin. Juga alasan dibalik Kyuhyun mencoba mendekatinya. Yeoja itu tertawa pelan. "kau menyedihkan, Sungmin." ujarnya.

Tangannya terjulur untuk memainkan air kolam. Air kolam renang yang tadinya tenang beriak karena tangan Sungmin. "apa jika aku mati, kalian baru melihatku sebagai Sungmin? atau tidak sama sekali?" gumamnya.

Yeoja itu menggerakan badannya maju mundur. Sungmin tidak memikirkan apapun. Fikirannya kosong.

Byuuurrr…

Tubuh yeoja itu akhirnya jatuh dan masuk kedalam kolam renang yang dingin. Hanya menyisakan gelas dan botol wine dipinggir kolam.

Didalam air, Sungmin membuka kedua matanya. Sekelebatan bayangan kehidupan semasa kecilnya. Bertemu dengan Eunhyuk dan Kibum. Pertama kali dirinya memenangkan pertandingan. Dan terakhir, wajah sedih Hyunmin yang memandangnya dari jauh.

Sungmin ingin bergerak untuk naik, tetapi kakinya terasa kram seketika. Begitu juga pusing yang tiba-tiba menyerang, membuatnya tidak bisa melakukan apapun. Dan membiarkan tubuhnya tenggelam didasar kolam.

.

.

Eunhyuk menyerengit dalam tidurnya. Ranjang disebelahnya kosong. Mata sipitnya membulat penuh saat hanya Kibum lah yang ada dihadapannya. "Sungmin." gumamnya.

Eunhyuk langsung duduk lalu membangunkan Kibum. "Bum, bangun! Sungmin tidak ada!" serunya.

Kibum membuka matanya. Yeoja itu langsung duduk tegap. "dimana Sungmin?"

"aku juga tidak tau. Ayo cari dia, aku takut si bodoh itu melakukan hal-hal yang tidak terduga." Keduanya langsung berlari keluar ruangan.

Donghae yang baru masuk sedikit heran dengan tingkah kekasih dan sahabatnya itu. Kenapa mereka belum tidur. Tanyanya dalam hati.

"sayang, kenapa belum tidur? Ini sudah hampir jam 3 pagi." Donghae berjalan menghampiri keduanya dianak tangga.

"Hae! Kau lihat Sungmin?" tanya Eunhyuk langsung.

Donghae menggelengkan kepalanya. "tapi aku melihat gelas dan sebotol wine didekat kolam."

Eunbum langsung berlari diikuti Donghae dari belakang. "SUNGMIN!" pekik Eunhyuk.

Donghae meluncur kedalam kolam. Berenang hingga dasar kolam,lalu menarik Sungmin yang sudah pingsan didalam air.

Eunhyuk dan Kibum menarik Sungmin kepinggir. Eunhyuk langsung memompa dada Sungmin dengan cepat. Tidak bereaksi apapun. "Sungmin, bangun kumohon bodoh!" meskipun memaki, percayalah Eunhyuk sudah menangis melihat wajah pucat pasi Sungmin.

Donghae mengantikan posisi Eunhyuk. Dia menekan dada Sungmin dengan kuat.

"uhuk… uhuk…" Sungmin terbatuk setelah mengeluarkan air dari tenggorokannya. Meskipun lemah, Sungmin membuka matanya. "Hyuk, Kibum-ah." Setelah memanggil kedua temannya. Yeoja itu kembali tidak sadarkan diri.

o0o—

Sungmin mengerjap pelan. Saat matanya terbuka sempurna, sinar matahari langsung mengenai pandangannya. Dia mendudukan dirinya dengan cepat, dan saat itu juga rasa pusing menderanya. "shit!" gumamnya.

"si bodoh sudah bangun rupanya." Sungmin menoleh kearah Eunhyuk yang masuk bersama dengan Kibum dan Donghae. Gadis cerewet itu mendekati Sungmin lebih dulu, menaruh semangkuk bubur dan segelas susu hangat disamping meja nakas.

Eunhyuk menjitak dahi Sungmin cukup kencang, dan cukup membuat yeoja berambut blonde itu mengaduh kesakitan. "apa yang kau lakukan sih Hyuk! Dasar menyebalkan!"

"aku khawatir padamu bodoh! Apa jadinya jika aku tidak bangun pagi itu saat kau menenggelamkan dirimu dikolam? Kau akan mati Sungmin!" pekik Eunhyuk.

Sungmin hanya memandang ketiganya dengan pandangan datar. "meskipun aku mati, tidak ada yang benar-benar peduli padaku 'kan?"

Amarah Eunhyuk langsung naik ketika mendengar ucapan Sungmin barusan. "hentikan ocehan tidak masuk akalmu itu. Kalau kau ingin mati silahkan saja, tapi jangan menjadikan rumahku sebagai tempat kejadian perkara!" yeoja bergusi indah itu langsung bangkit dan keluar dari dalam kamar sambil membanting pintu.

Donghae hanya menghela nafas. Dia tidak berkomentar apapun sampai namja itu keluar kamar untuk mengikuti Eunhyuk yang pasti sudah menangis.

Sungmin memandang Kibum yang masih menatapnya. "makanlah bubur itu lalu minum obat pereda pusingmu." Ujar Kibum.

"mana kunci mobilku?" tanya Sungmin saat Kibum berniat keluar dari dalam ruangan tersebut.

"kau belum sembuh—

"hanya berikan kunci mobilku!" Kibum merogoh celana jeans pendeknya dan mengeluarkan kunci Bugatti Veyron milik Sungmin lalu melemparnya kearah yeoja itu. "hati-hati." Ucapan terakhir Kibum sebelum yeoja itu benar-benar menghilang dibalik pintu. Menyisakan Sungmin yang masih terdiam.

.

Kyuhyun berjalan dengan langkah pelan kearah taman dimana terakhir kali dia kesini bersama Sungmin beberapa waktu yang lalu. Namja itu mendudukan dirinya tepat dibawah batang pohon yang rindang, tepat dibawah rumah pohon.

Kejadian beberapa tahun lalu masih terasa menyakitkan untuknya. Bagaimana dia melihat sendiri Hyunmin tertembak saat sedang bermain ayunan. Ditaman ini. Ditempatnya duduk kini.

"Kyuhyun!"

Namja bernama Kyuhyun itu hanya mendengung sebagai jawaban. Dia sedang berada diatas rumah pohon, menyiapkan sebuah kue serta beberapa wine untuk merayakan anniversary mereka yang ke 2 tahun.

"Kyuhyun! kenapa lama sekali? Sebenarnya apa sih yang kau siapkan diatas sana?" teriakan yeoja itu membuat Kyuhyun tersenyum. Pasti Hyunmin sedang mempoutkan bibirnya karena kesal. Batin Kyuhyun.

"Kyu—DOORR… DOOR

Senyum Kyuhyun menghilang saat mendengar dua kali suara tembakan. Dengan cepat dia mengintip dari atas rumah pohon yang tidak tertutup. Namja itu beringsut turun saat melihat Hyunmin sudah terkapar jatuh bersimbah darah.

"Hyunmin! Hyunmin!" Kyuhyun mendekap tubuh Hyunmin yang sudah lemas itu.

"Kkyuu…" gumam Hyunmin.

Kyuhyun menaruh telunjuknya dibibir Hyunmin. Menyuruh yeoja itu untuk diam saja. "salyeojuseyo! Salyeojuseyo!" Teriaknya.

"Kyuhyun-ah, saranghae." Hyunmin menghembuskan nafas terakhirnya dalam dekapan Kyuhyun. Namja itu menggeleng tidak percaya. "andwae! Hyunmin-ah! Andwae!" teriaknya sambil memeluk erat tubuh kaku Hyunmin.

Kyuhyun membuka matanya. Tangannya bergerak untuk menghapus cairan bening yang berkumpul diujung matanya. Karena kejadian itulah Kyuhyun memutuskan menetap bersama kedua orangtuanya di LA. Menempuh pendidikan dengan giat disana.

Bukan tanpa alasan dia kembali lagi ke Korea. Saat Donghae berlibur dan menunjukan foto kekasih beserta teman-temannya, Kyuhyun langsung terpaku saat itu juga. Kekasih Donghae bersama dengan Hyunmin?

Meskipun Donghae sudah menyangkal bahwa itu bukan Hyunmin, Kyuhyun tetap bersikeras menyakini itu adalah Hyunmin walaupun hanya berbeda potongan dan warna rambutnya saja.

"Hyunmin-ah, bogoshippo." Gumamnya.

o0o—

Sungmin menghentikan mobilnya tepat dibawah bukit sebuah area pemakaman. Dia memilih berjalan kaki untuk sampai diatas bukit, meskipun sebenarnya mobilnya masih bisa terus naik keatas sana.

Yeoja itu menyembunyikan dirinya dibalik sebuah pohon besar saat melihat Kangin, Leeteuk dan Siwon beserta para pengawalnya keluar dari gerbang utama area tersebut. Sungmin baru keluar dari persembunyiannya ketika limousin dan beberapa mobil pengawal tersebut menuruni bukit dan menghilang diujung jalan.

Dia kembali melangkah, melalui jalanan berbatu yang disusun apik menuju sebuah gundukan tanah dengan nama Kim Hyunmin disana. Tidak lupa dengan foto cantik yeoja berambut ikal kecoklatan itu yang sedang tersenyum.

"unnie." Panggil Sungmin. Dia menjatuhkan lututnya tepat disamping pusara kakaknya. Tangannya terjulur untuk mengelus bingkai foto Hyunmin. "aku merindukanmu." Lirihnya.

Hyunmin adalah orang yang paling dekat dengannya. Walaupun sejak kecil Sungmin bersama dengan kakek dan neneknya di Jepang, Hyunmin selalu menyempatkan diri untuk sekedar menelfon ataupun berkirim email.

Dan Sungmin ingat, saat dia berumur 15 tahun. Hyunmin pernah bercerita tentang sosok namja yang sedang dekat dengannya. Unnie-nya itu berjanji akan mempertemukan mereka saat Sungmin kembali ke Korea, tapi sayangnya janji hanya tinggal janji. Hyunmin tewas dalam peristiwa tembakan itu, dan yang paling menyedihkannya lagi, Sungmin mengetahui kabar tersebut setelah hampir satu bulan Hyunmin dikebumikan.

"tidak ada yang peduli padaku. Appa, eomma, oppa. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Hanya Hyukjae dan Kibum, teman-temanku yang selalu berada disampingku semenjak kau pergi." Ujarnya. "unnie, bawa aku bersamamu." Lirihnya.

"Sungmin."

Mendengar suara yang familiar, Sungmin menghapus airmata dipipinya lalu berdiri. Hanya berdiri tanpa menoleh kearah sumber suara.

Kyuhyun memandang sayu bahu Sungmin yang gemetaran. Dia berniat menyentuh pundak yeoja itu, tetapi Sungmin menampiknya dengan kasar. "jangan sentuh aku!"

"Sungmin."

"jangan mendekat!" semakin Kyuhyun mendekat, semakin jauh juga Sungmin memundurkan tubuhnya.

Sungmin berlari turun dari bukit dengan Kyuhyun yang mengejarnya dari belakang. Saat namja itu berhasil mengenggam tangan Sungmin, yeoja itu menghempaskannya dengan kasar dan memberikan sebuah pukulan keras pada perut Kyuhyun yang membuat namja itu mengerang kesakitan.

Sungmin langsung melajukan Bugatti Veyron-nya dengan kecepatan maksimal. Meninggalkan Kyuhyun yang memandanginya.

.

Sungmin masuk kedalam sebuah bar yang berada dikawasan Incheon. Menurut Henry, biasanya ditempat inilah Jay menghabiskan waktunya.

Entah apa yang ada dalam fikiran Sungmin. Dia tidak bisa berfikir jernih. Yang ada dalam fikirannya hanya cara untuk lepas dari semua rasa sesak di dadanya dan kembali hidup normal.

"hei lihatlah siapa yang datang!" Jay berjalan mendekat sembari tersenyum kepada Sungmin.

Sungmin memandang datar namja itu. "aku ingin bergabung dengan kelompokmu," ucapnya lancar.

Jay sedikit terkejut dibuatnya. Tetapi namja itu langsung tersadar dan bertepuk tangan dengan kencang. "okay Sungmin, welcome to our group." Jay menarik Sungmin untuk duduk disebuah sofa melingkar yang muat untuk orang berjumlah banyak.

"selamat atas begabungnya Sungmin, cheers!" Jay mengangkat gelasnya, diikuti oleh anak buahnya. Begitu juga Sungmin.

Sungmin bukannya tidak tahu siapa Jay. Nama namja itu sudah begitu terkenal di Jepang dengan catatan hitam. Kelompoknya termasuk dalam pembalap-pembalap pengkonsumsi drugs. Selain itu juga, kelompok mereka adalah bandar untuk pengedaran narkoba di Tokyo dan sekitarnya.

o0o—

Siwon memandang Kibum tidak percaya. "apa? Sungmin menghilang?" pekiknya. Kibum mengangguk pelan sebagai jawaban.

"bagaimana bisa?" tanya Siwon.

Kibum menghela nafas sejenak. "setelah dia bangun dari pingsannya, Sungmin meminta kunci mobilnya padaku. Aku kira dia hanya berjalan-jalan saja dan kembali lagi kerumah Eunhyuk. Aku tidak tau kalau dia membawa semua barang-barangnya dan tidak kembali lagi kesana." Jelasnya.

Siwon menarik rambutnya frustasi. "astaga! Appa bisa membunuhku jika begini. Kau tidak bisa melacaknya?"

Kibum menggeleng pelan. "dia sengaja mematikan GPS yang aku pasang di mobilnya."

Siwon menghempaskan tubuhnya diatas sofa. Tepat berada disamping Kibum. "aku takut terjadi apa-apa padanya. Banyak sekali yang mengincar Sungmin diluar sana." gumamnya.

"maksudmu?"

Siwon menghela nafas lalu memandang Kibum. "kau tau kenapa Appa memisahkan Sungmin dari kami?"

Kibum menggeleng.

Siwon melanjutkan ceritanya. "saat baru lahir, Sungmin sudah pernah mengalami percobaan penculikan. Kau tahu Appa itu seorang politisi, banyak saingan-saingannya mencoba menganggu keluarga kami. Akhirnya appa tidak memperkenalkan Sungmin kedepan public, biar saja mereka hanya tahu aku dan Hyunmin saja sebagai anak kandungnya, itu appa lakukan untuk melindungi Sungmin."

Kibum baru tahu cerita ini. Sejauh ini dia berteman dengan Sungmin, yeoja itu mengatakan bahwa dia bukanlah anak kandung keluarga Kim. Oleh karena itu, namanya tidak pernah tercantum dalam akta keluarga.

"termasuk merubah marga Sungmin dan tidak memasukannya kedalam akta keluarga?" tanya Kibum.

Siwon mengangguk. Membenarkan pertanyaan Kibum. "tetapi setelah dewasa, dia mengambil asumsi sendiri dan yaaa terjadi keadaan seperti ini. Sebelum Hyunmin noona meninggal, appa sangat perhatikan pada Sungmin. Dan setelah kejadian naas itu, sikap Appa berubah. Dia bersikap dictator pada Sungmin, harus mengikuti apapun cita-cita yang belum sempat diraih oleh noona."

"jadi ini hanya salah paham."

"ya."

o0o—

Sungmin keluar dari dalam sebuah mercy dengan penampilan baru. Rambut blonde-nya sudah berganti warna menjadi hitam pekat. Disusul oleh Jay yang keluar dari sisi pengemudi. Sungmin tampak sexy dengan balutan dress ketat hitam juga kacamata senada yang bertengger apik dihidung mancungnya.

Keduanya masuk kedalam sebuah rumah perjudian terbesar di Asia. The Venentian Macao. Sungmin dan Jay sudah membuat janji dengan seseorang didalam sana.

Ini adalah tugas pertama Sungmin mengantarkan 'barang' langsung kepada pelanggan. Biasanya tugas ini dilakukan oleh anak buah Jay, Sungmin hanya memantau mereka dari jauh. Namun karena kali ini client mereka adalah bos besar, Sungmin turun tangan langsung bersama Jay.

Langkah pasti mereka terhenti ketika dua orang penjaga menghadang dipintu masuk. Jay mengeluarkan sebuah id card berwarna gold dengan ukiran rumit. Keduanya kembali berjalan masuk setelah bodyguard itu membukakan pintu.

Jay menoleh ke kanan dan ke kiri. Senyumnya melebar saat melihat seseorang yang sedang dicarinya. Dia mengisyaratkan Sungmin untuk mengikuti langkahnya.

"selamat malam bos." Sapa Jay pada seorang namja tampan dengan jas rapih juga berkelas.

Namja itu menghentikan aktivitasnya yang sedang bercumbu panas dengan seorang yeoja yang mirip seperti boneka Barbie. Cantik dan sexy. "kau bawa pesananku?" tanyanya.

"tentu saja." Jay mengisyaratkan Sungmin untuk maju dan menunjukan dirinya. Sungmin membungkukan badannya.

Yunho. Sang bos besar bangkit dari duduknya. Dia berhenti tepat didepan Sungmin yang memandangnya datar. Wajahnya sedikit maju dan berbisik ditelinga Sungmin. "siapa namamu, cantik?"

Sungmin merogoh tas kecilnya. Mengeluarkan sebuah plastic hitam berukuran kecil. Tangannya masuk kedalam saku jas Yunho. "transaksi selesai." Bisiknya.

Yunho tersenyum lalu mendaratkan sebuah kecupan kecil dipipi Sungmin. "uangnya akan ku transfer seperti biasa." Namja itu mengulurkan tangannya pada Sungmin. "senang berbisnis denganmu, cantik."

Sungmin hanya menanggapinya dengan senyuman. Beberapa menit kemudian, Jay berpamitan dengan dalih masih ada client yang harus mereka temui.

.

Sungmin hanya memandang datar pada anak buah Jay yang sedang melakukan 'drugs party' diruang keluarga. Jay bergabung bersama dengan anak buahnya dan ikut menghirup sebuah zat adiktif yang telah disediakan oleh anak buahnya.

Sungmin memilih naik kelantai dua dan mengunci dirinya dikamar. Meskipun Sungmin sudah bergabung bahkan menjadi kurir seperti tadi. Dia tidak pernah sekalipun mencoba barang-barang terlarang itu. Dia lebih memilih menghabiskan malamnya dengan beberapa gelas wine atau vodka sendirian didalam kamarnya.

o0o—

Sungmin berjalan sendirian dipertokoan dikota Shanghai. Malam nanti dia harus mengantar langsung pada sebuah kelompok besar di Shanghai. Sebelum itu, dia ingin keluar sebentar untuk menghirup nafas segar meskipun udara dikota ini bisa dibilang tidak terlalu bagus.

.

Kyuhyun berjalan dengan ransel besar dipunggungnya menyusuri pertokoan padat di China. Dari yang diperoleh dari detektiv suruhannya, mereka mengatakan bahwa Sungmin berada dikota tempatnya berpijak kini. Ya, Kyuhyun berada di Shanghai untuk mencari Sungmin.

Menurut informannya, Sungmin beberapa kali pergi keluar negeri seperti Jepang, Hongkong, Singapur, dan Macau dengan identitas yang berbeda-beda. Entahlah bagaimana dia mendapatkannya, yang jelas, disini. Di Shanghai, Sungmin menggunakan nama Cheng Min untuk identitasnya.

Begitu larut dalam lamunannya, Kyuhyun menabrak seseorang berpakaian serba hitam dan sebuah hoodie yang menutup kepala. Kyuhyun membungkukan badannya sambil mengucapkan maaf dalam bahasa mandarin.

Sedangkan sosok berhodie hitam itu mengendus lalu menatap Kyuhyun. Sorot mata terkejut dan tidak percaya tergambar jelas dimata jernihnya.

Dan Kyuhyun, karena permintaan maafnya tidak digubris sama sekali membuatnya sebal juga. Dia mendongak, umpatan yang akan dikeluarkannya tertelan kembali saat menyadari siapa sosok yang ada didepannya kini. Seseorang yang dicarinya dua bulan belakangan ini. Sungmin.

"Sungmin."

Sungmin lebih cepat, dia memundurkan badan lalu berbalik dan berlari menjauhi Kyuhyun yang mengejarnya dari belakang. Tidak dipedulikan teriakan namja itu yang terus menerus memanggil namanya.

Sungmin berbelok, dia berteriak saat seseorang menarik dan membungkam mulutnya. "ini aku Jay." Sungmin berhenti memberontak setelah tahu siapa yang menariknya.

"sekarang kita pulang." Jay menghubungi anak buahnya, tak lama kemudian sebuah mercy hitam berhenti didepan gang tempat keduanya bersembunyi tadi. Jay keluar terlebih dahulu, membukakan pintu belakang dan setelah dirasa keadaan aman, namja itu baru menyuruh Sungmin untuk keluar.

"Sungmin!" pekikan dari arah belakang membuat Jay menoleh. Dengan segera dia masuk kedalam mobil dan menyuruh anak buahnya untuk melajukan mobil dengan cepat. Meninggalkan Kyuhyun yang terengah dibelakangnya.

.

Malam hari, Sungmin sudah berada didalam mobil bersama kedua anak buah Jay yang akan mengantarnya ke sebuah dermaga dipinggir pantai Shanghai. Sesampainya disana, langkah mereka terhenti ketika beberapa orang menghalangi jalan mereka.

Kedua anak buah Jay hanya boleh mengantar sampai gerbang masuk saja. Mereka mengisyaratkan Sungmin untuk masuk kedalam sendirian. Diikuti oleh seorang namja China menuju sebuah container tidak terpakai yang diletakkan paling ujung.

Sungmin berdiri berhadapan sedang seorang namja China lainnya. Kedua tangan mereka mengenggam sebuah koper berwarna hitam. Keduanya melakukan pertukaran secara bersamaan. Sungmin membuka koper yang diterimanya. Memastikan bahwa uang yang didalamnya senilai dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. Begitupun dengan namja China dihadapannya itu.

Sungmin menutup kopernya. "see you next time, Mr. Shou." Ujarnya lalu berbalik. Dia tidak melihat namja yang dipanggil Mr. Shou itu menyeringai kearahnya sembari menodongkan FN Five Seven kearahnya.

"tidak semudah itu, Mrs. Kim."

Ucapan itu membuat Sungmin menoleh. Dan sebuah timah panas langsung menembus dada bagian kanannya.

"Akh." Sungmin tersungkur. Dia memandang tajam Shou yang berjalan mendekat kearahnya. "kau harus mati ditanganku Kim Sungmin!" Door…

Sebuah tembakan lagi, dan kini mengenai pinggangnya. Sungmin tidak bisa melakukan apapun. Tangannya sudah lemas, apalagi dengan dua peluru yang bersarang ditubuhnya. Sungmin merintih memegangi kedua luka tembaknya yang mengeluarkan darah.

Shou berjongkok tepat dihadapan Sungmin. "delapan belas tahun lalu aku memang tidak berhasil menculikmu, tetapi kali ini aku berhasil membuatmu sekarat dan mati perlahan." Shou kembali bangkit dan mengisyaratkan anak buahnya untuk meninggalkan yeoja itu sendirian meregang nyawa.

.

.

Kyuhyun turun dari bagian penumpang sebuah Audi R8 Spyder. Dia langsung berlari masuk kedalam tumpukan container, meninggalkan Siwon dibelakangnya.

Kyuhyun berhenti saat melihat kedua orang yang sudah tergeletak pingsan dipintu masuk. Dia mendekat dan meraba-raba jaket hitam yang dikenakan keduanya. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, namja itu kembali berlari masuk dengan membawa sebuah FN Five Seven ditangannya.

Berlari menyusuri setiap lorong diantara tumpukan-tumpukan container itu membuat Kyuhyun frustasi karena tidak juga menemukan sosok Sungmin. Saat dilorong terakhir, dia tidak melihat seseorangpun berada disana.

Dia berniat berbalik saat sebuah tarikan nafas panjang terdengar ditelinganya. Kyuhyun mendekat, nafasnya tercekat saat melihat Sungmin sudah terbaring ditanah dengan dua luka tembak ditubuhnya.

"SUNGMIN!"

Kyuhyun berlari mendekat. Membalikan tubuh Sungmin, wajah putih yeoja itu sudah sangat pasi. Kyuhyun mendekatkan jemarinya kehidung Sungmin. Hembusan nafas masih terasa meskipun pendek-pendek.

Kyuhyun merasa dejavu.

"Kyuhyun!" sayup-sayup Kyuhyun mendengar suara Siwon yang berteriak memanggil namanya. Kyuhyun tersadar dan langsung menggendong tubuh lemah Sungmin. Dia berlari secepatnya menemui Siwon dan membawa Sungmin untuk mendapatkan pertolongan pertama.

.

.

Shanghai International Hospital

Kyuhyun bersandar disamping pintu ICU yang dimana terdapat Sungmin didalamnya. Sedang bertaruh dengan hidup-matinya. Sedangkan Siwon, namja itu duduk dengan menyatukan kedua tangannya. Berdoa.

Suara derap langkah membuat Siwon menoleh. Kangin dan Leeteuk berjalan tergesa kearahnya. "bagaimana keadaan Sungmin?" tanya Kangin.

Siwon berdiri. "masih didalam."

Leeteuk menangis semakin kencang dalam pelukan Kangin. Kabar dua jam lalu yang disampaikan Siwon membuatnya hampir mati. Sungmin tertebak setelah mengantar obat-obatan terlarang pada clientnya. Bagaimana bisa terjadi seperti itu? Dua bulan putrinya itu menghilang dan saat mereka dipertemukan dalam keadaan seperti ini?

"Minnie baik-baik saja kan?" lirihnya. Kangin semakin memeluk Leeteuk dengan erat seraya mengucapkan kata-kata penenang untuk istrinya.

Lampu merah yang berada disamping pintu mati. Semuanya segera berkumpul didepan pintu masuk ICU. Seorang dokter paruh baya keluar sembari membuka maskernya.

"bagaimana keadaan anak saya dokter?" tanya Leeteuk cepat.

"luka tembaknya cukup dalam, apalagi dibagian dada sedikit mengenai organ vitalnya. Tetapi kami berhasil mengatasinya. Kita hanya bisa menunggu kapan nona Sungmin sadar." Jelasnya.

Kyuhyun mengeluarkan suaranya. "kami bisa melihatnya?"

Sang dokter mengangguk. "ya setelah kami memindahkannya keruang rawat inap."

o0o—

Samsung Medical Center, Seoul-Korea Selatan

Kyuhyun masuk kedalam ruangan Sungmin. Namja itu membawa sebuah mawar putih lalu meletakannya dipinggir meja nakas. Kyuhyun memandang Sungmin dengan sendu. Seminggu berlalu, tetapi Sungmin belum membuka matanya juga. Padahal dokter sudah bilang kondisinya mulai membaik, makanya Kangin memilih memindahkan Sungmin ke Korea agar lebih mudah diawasi.

Dan soal pelaku penembakan Sungmin. Dia ternyata adalah orang yang dahulunya ingin menculik Sungmin sewaktu kecil tetapi tidak berhasil.

Kyuhyun mendekat dan mengecup kening sosok yang masih terpejam itu dengan lembut. "kapan kau membuka matamu?" lirih Kyuhyun.

Namja itu mendudukan dirinya tepat disamping Sungmin. Jemarinya mengangkat lengan Sungmin lalu menautkan jemari mereka. Kepalanya dia rebahkan tepat disamping tepat telinga Sungmin. "Min, kapan kau bangun?"

Tidak ada jawaban.

"aku merindukanmu, aku membutuhkanmu."

Kembali. Tidak ada jawaban.

"aku mencintaimu, Sungmin."

Jemari Sungmin dalam genggaman Kyuhyun bergerak pelan. Membuat namja itu tersentak. "Sungmin," Kyuhyun mengangkat kepalanya. Matanya membulat sempurna saat melihat kelopak mata Sungmin terbuka perlahan.

.

.

END

.

.

Ending dengan tidak elitnya. Hehe.

Hello-hello, saya kembali update baya Another Life-nya. Ini udah berapa bulan yah dari chapter sebelumnya? 3 bulan lalu ya?

Bukannya gak mau nerusin, Cuma saya lagi kena virus blank untuk nerusin semua fanfic. Tapi setelah buka akun dan beberapa ada yang PM nanyain kelanjutan ceritanya, saya jadi semangat. Makasih loh buat yang udah PM.

Oh iya, saya publish cerita baru juga. *padahal masih punya banyak utang* tapi itu udah end kok, tinggal dipublish Chapter endingnya aja, mau liat apa ada yang minat atau engga. Oke see you.

Say thank to my beloved reviewer : .376 | shawon20 | Minhyunni1318 | rhara | Mimin97 | elfishy99 | aslidELF | nova137 | | Cho MeiHwa | Kang Dong Jae | fariny | | ittibanniel | MingKyuMingKyu | Sry | KyuMin EvilAegyo | Park Mhyn | kimteechul | PaboGirl | Kyumin joyer | Guest | Lee anta | queen harkyu | dewi. | TifyTiffanyLee | Kyumin Town | SEungyo | KikyWP16 | whey.K | abilhikmah | chaerashin | keroro. | sandrimayy88 | vitaminsparkyu1123 | KimShippo | ckhislsm137 | hanna | JOYEULPEU137 | 1307 | Shywona489 | Kyujeje |

.

.

Read, and review?

-Tania Lee-