My Baby, Your Baby and His Baby

.

.

Chapter Two

Disclamer: Masashi Khisimoto

Pair: sasunaru, nejinaru, dengan pair lainnya menyusul (belum ditentukan maksudnya)

Genre: drama, Fantasi (aku ganti, soalnya lebih cocok kegenre ini ketimbang hurt)

Rate: M (buat jaga-jaga)

Warning: au, ooc, oc (tiga karakter buatan saya muncul) typos, aneh, m-preg, Bl, boys love.

Yang tidak suka harap mundur teratur..priiiiiitttt*pinjampeluitOMPOLisi

Happy reading all...

.

/)/(/

.

Hembusan nafas hangat terasa menggelitik tengkuk dan telinga Naruto, deru nafas berasal dari dua anak manusia yang tak diketahui dari mana asalnya. Bagi Naruto ini terasa seperti efek samping dari arak yang diminumnya tadi, sisi rasional menyuruhnya untuk meninggalkan dan tidak mempercayai ucapan tiga bocah itu, tapi sisi kemanusiaan menyuruhnya mempercayainya.

Naruto merasa risih kali ini, walaupun dia menyukai anak-anak. Tapi ayolah, siapapun pasti merasa aneh saat dua orang anak mengakuimu sebagai MAMA. Ya, Mama dari masa depan lalu satu gadis kecil tiba-tiba memelukmu dari belakang, dan apakah Naruto harus menjelaskan kalau dirinya itu seorang laki-laki. Hell, tak sepantutnya dia dipanggil MAMA.

Walau pada kenyataannya Naruto sedikit melenceng (kasus percintaan) dari jalan normal, ketahuilah Naruto merasa dirinya bukanlah uke.

Sedikit paksaan Naruto melepas Hug-Attack mereka tapi sayang dua bocah itu tak bergeming, malah semakin mempererat pelukannya.

'' Ano, bi-bisa kalian lepaskan aku.''

'' Hn.''

Naruto mengernyit saat mendengar jawaban dari bocah berambut raven. Hingga akhirnya dia memutuskan meminta pertolongan Sasuke, yang mana malah membuatnya semakin shock saja.

Bagaimana tidak Shock jika melihat Raja Tega, Ice Prince, manusia dengan tingkah termenyebalkan didunia menggendong seorang bocah yang sekarang menyamankan diri didada bidang Sasuke.

'' Dia merengek terus,'' jawab Sasuke, walaupun dia tau Naruto bahkan belum mengucapkan sepatah katapun dari mulutnya, tapi melihat roh Naruto yang hampir keluar dari raganya tak perlu mengaktifkan otak jeniusnya untuk mengengetahuinya. '' menarik-narik jaketku,'' imbuhnya

'' Hei,'' pandangan Naruto beralih pada sosok raven dipelukannya, nafas teratur dengan mata terpejam tanpa sadar membuat Naruto menahan nafas. Bocah ini indah. Tapi segera dia tepis kata-kata barusan, ada yang lebih penting dari chibi Sasuke ini. '' Hei, kamu yang dibelakangku!'' tunjuk Naruto.

Tubuh itu menegang sesaat tapi detik kemudian kembali rileks, perlahan dia berdiri dan berjalan menuju Naruto.

'' Mama.''

'' Ahh, aku bukan mamamu,'' erang Naruto frustasi.

Pandangannya men-scan anak perempuan didepannya, rambut pirang panjangnya terbias lampu neon membuat secercah cahaya terlihat seperti lingkaran hallo malaikat, mata Pearl yang tegas dan terkesan familier, wajah yang entah mengapa terlihat aristokrat dan terlihat elegan- lupakan sun dress berwarna putih yang compang-camping juga kotor diberbagai tempat- dia terlihat seperti putri bangsawan berdarah biru. Dan satu hal, Naruto merasa familier dengan cara anak perempuan ini menatapnya, membuatnya berdesir. Tapi kenapa?

'' Mama tak mengakui kami sebagai anak?''

Dahi itu sedikit berkerut, telihat kecewa.

'' Ah, bukan begitu,'' sebelah tangan Naruto menarik rambutnya, lalu memandang Sasuke meminta bantuan.

'' Namamu siapa?'' suara datar itu bergema.

'' Ya siapa namamu?''

'' Uchiha Ivana. Itu-'' telunjuknya mengarah kebocah berambut merah-jingga dipelukan Sasuke ''-Uchiha Kyuubi, lalu Uchiha Seiryu,'' pandangannya beralih pada Seiryu-bocah yang tengah tertidur dipelukan Naruto.

'' Ehhhh, Uchiha! Teme, ini anakmu bukan anakku, kau menghamili anak orang, Sasuke,'' Naruto terpekik histeris.

'' Dobe, ini anakmu, lihat rambut pirang itu, lalu iris mata bocah ini,'' tunjuk Sasuke penuh emosi.

Siapapun yang berada dalam situasi sepertinya pasti akan berteriak menyangkal, tapi harga diri Uchiha yang setinggi langit melarangnya melakukan tingkah abnormal seperti itu.

Dahi Sasuke berkerut sangat dalam, saat bocah yang katanya bernama Kyuubi itu memeluknya semakin erat, menggesekkan pipi Chubbynya lalu dengan seenaknya menimpakan beban kepalanya dipundak Sasuke.

Lelaki bertampang sempurna itu membeku tak bergerak saat gumanan ringan dari bibir bocah yang tak bisa ditolaknya waktu meminta untuk digendong itu memanggilnya 'papa' dalam tidurnya.

' mimpi apa bocah ini?' batin Sasuke.

'' Jangan berbohong, lalu kau pikir siapa ayah chibi Sasuke ini, hah? Dia mirip sekali denganmu.''

'' Mana aku tau,'' bentak Sasuke setelah sadar dari transnya.

Ivana mengernyit saat mendengar teriakan saling menuduh dari dua pemuda yang berbeda fisik maupun sifatnya. Dirinya tak tahan, karna itu masing-masing tangan Ivana memegang jemari Sasuke dan Naruto, meminta perhatian kedua orangtuanya. '' Papa-mama, jangan bertengkar.''

'' Diam bocah,'' Hardik Sasuke tanpa sadar.

Ivana, bocah bersurai pirang itu terkejut hingga mundur satu langkah, genggaman tangannya terlepas tanpa sadar, matanya memerah, terlihat tubuhnya yang sedikit bergetar. Melihat itu, emosi Naruto melunak, dalam hati dirinya merasa sakit saat Ivana bergetar ketakutan, dilain pihak, Sasuke mengutuk emosinya yang akhir-akhir ini tak stabil.

'' Sudah-sudah. Sini,'' tangan kiri Naruto meraih pundak Ivana. '' Kau tau, pak tua jelek disana itu memang selalu marah-marah.''

Tangan Ivana melingkar dipinggang Naruto, terhisak pelan disana, pandangan matanya terkunci pada Onix milik Sasuke, memandangnya penuh kesakitan dan ketakutan. '' Papa membenciku lagi, ma? Papa mau membuangku lagi?''

Bulir air mata perlahan jatuh.

Dua orang remaja itu tersentak, saat mendengar nada penuh kesakitan dari bocah yang beberapa saat lalu mengakui mereka sebagai orang tuanya, isakan lirih terdengar menyayat hati mereka, terutama Sasuke yang entah kenapa hatinya berdenyut nyeri, apalagi saat mendengar suara sengau ' Papa membenciku, papa membuangku, tak pernah menyayangiku' terus terucap dari bibir mungil itu.

Jaket orange milik Naruto basah tepat dimana Ivana menangis, tanpa sadar tangan tan itu membelai,

Menenangkan dalam setiap belaiannya tapi tidak dengan iris Sappire yang siap melubangi Sasuke hidup-hidup, memandangnya penuh ancaman kesakitan.

Naruto mensejajarkan tubuhnya walaupun tubuh mungil yang tertidur digendongannya sedikit membuatnya kesulitan.

'' Ssttt, jangan menangis. Lihat, nanti cantiknya hilang lho, bukan anak mama kalau cengeng begini, nanti biar mama yang mencubit papa ya.''

Naruto mengutuk lidahnya yang bisa-bisanya berbicara seperti itu, bukankah itu sama saja dengan mengakui kalau dia adalah Mama mereka, Naruto merasa bodoh saat ini. Tapi, melihat wajah mungil itu penuh air mata membuatnya tak tahan, sisi dirinya yang jauh didalam hati tak menginginkan sosok mungil didepannya tertutupi mendung.

Surai pirang milik Ivana bergerak seirama dengan kapalanya yang mengangguk pelan, perlahan Naruto mengusap pipi Ivana, membelainya dengan ibu jarinya.

'' Ayo tersenyum.''

Sasuke hanya berdiri disamping Naruto dalam diam mengamati interaksi 'mama' dan 'anak'. Sasuke sadar kalau memang Naruto sangat menyukai anak-anak, tapi sepertinya Naruto sangat mendalami perannya kali ini.

Tapi benarkah bocah-bocah itu adalah anak mereka dimasa depan, kalau memang begitu, artinya dirinya menikah dengan Naruto kan? Bagaimana bisa?

Kini onix Sasuke memandang bocah yang sejak tadi terlelap dalam pelukannya.

Dalam sekali lihat, Sasuke yakin kalau orang-orang menganggap Kyuubi ini adalah seorang perempuan, padahal sebenarnya Kyuubi adalah seorang lelaki. Wajah yang kalau diperhatikan benar-benar sangat mirip dengan Bibi Kushina-ibunya Naruto- terlihat manis dan tampan secara bersamaan- mungkin terdapat gen paman Minato terutama cuping telinga yang sedikit memanjang. Iris Sappirenya seperti dupiklat Naruto. Tapi hidung ini, alis mata dan bibir adalah miliknya. Tanpa sadar tangan Sasuke merambat kearah tengkuk Kyuubi, satu tanda lahir berwarna biru mendekati hitam ditengkuk bocah itu, sama persis dengan miliknya, Itachi dan Tou-sannya.

Dunia Sasuke terasa berputar.

'' Nah begitu dong, I-Chan.''

Ivana tersenyum manis, bibirnya melengkung walau tak seperti senyum andalan Naruto, tapi senyum itu benar-bener manis.

Satu kenyataan yang menghantam kepala Naruto saat memandang senyum Ivana.

.

.

Neji.

.

'' Papa, berjanjilah jangan pernah meninggalkan kami.''

Sebuah suara sengau mengembalikan fokus Naruto dan Sasuke, mereka berdua menatap penuh tanda tanya kearah Ivana yang masih mendekap pinggang Naruto erat. '' Berjanjilah jangan meninggalkan kami, tetaplah disamping kami dan memilih kami.''

Pandangan mengiba penuh permohonan itu menyorot mata Sasuke yang memandang Ivana datar.

'' Kumohon.''

.

.

/)/(

'' Jadi-''

''...''

'' Na-ru-to-''

'' Ugh, aku tak tega meninggalkan mereka dikantor polisi, jadi aku memasukannya diam-diam keasrama, lagian mana ada kantor polisi yang buka tengah malam dan bukan salahku kalau Kyuubi ingin tidur denganmu, '' dengan susah payah Naruto menjelaskan alasannya. Tapi sosok didepannya tak bergeming.

Jemari putih itu mencengkram mugnya semakin erat. '' Kita antar mereka kekantor polisi, aku tak mau bocah itu tidur denganku lagi, '' desis suara membuat Naruto bergidik ngeri.

'' A-aku juga-''

'' Aku sudah selesai, ma.''

Seiryu dan Ivana masing-masing mengenggam jemari Kyuubi yang sibuk menoleh kekanan dan kekiri dengan pandangan ingin tahu. Tak terelak kalau kemunculan mereka menarik perhatian sebagian besar orang-orang disana.

Bagaimana tidak, tiga bocah cilik dengan wajah yang memikat berjalan dengan innocentnya.

Seiryu dengan jaket biru tua bergambar robot dan celana pendek hitam membuatnya sangat tampan, benar-benar mirip dengan Sasuke, Kyuubi yang memakai kaus biru muda bergambar chibi srigala dengan topi berbentuk srigala yang masih dipakainya sejak semalam, dan Ivana dengan dress cantik berwarna putih berenda ungu muda, terlihat seperti bangsawan muda, see! Taukan kenapa orang-orang terpesona.

'' Papa, aku tampan tidak?'' Suara Kyuubi terdengar ceria.

Naruto dan Sasuke tersentak mendengar suara yang tadi malam membuat mereka tak bisa tidur kini berdenging disamping mereka.

'' Hn,'' jawab Sasuke tanpa makna.

Kyuubi lebih memilih duduk tepat disamping Sasuke, sedangkan Naruto kini diapit oleh Seiryu dan Ivana.

'' Aku mau pesan lamen, pa,'' mata Kyuubi berkilat riang saat memesan makanan kesukaannya tanpa membaca menu sarapan yang disediakan dimeja.

Sasuke mendengus mendengar Kyuubi memesan ramen sebagai menu sarapannya, benar-benar mirip Dobe.

Bahkan pelayan yang disana tersenyum geli mendengarnya.

'' Tak ada ramen dipagi hari Kyu, satu set breakfast, satu omelet rice ekstra tomat segar dan satu omelet cheese, minumnya dua susu coklat, satu susu vanila, '' Ivana dengan lancar membacakan menu makan pagi baginya dan kedua adiknya yang mengangguk meng'iya'kan- tak mempedulikan Sasuke dan Naruto menatapnya aneh- setelah menasehati adik bungsunya, tentunya.

Memang adik paling bontot ini adalah yang paling sulit dilarang soal makanan favoritnya itu,mirip sekali dengan Mamanya, Uzumaki Naruto, juga paling yang paling manja dan paling besar energinya.

Beda kalau soal Seiryu, dia secara sifat, fisik, kepribadian adalah cetak biru dari papanya, Uchiha Sasuke, tapi kadang sifat Seiryu membuat Ivana kesal adalah sifat menang sendiri, keras kepala, egois dan protektif dengan barang miliknya terlebih dengan Kyuubi, kembarannya. Tak ayal dengan segala kepribadian Uchiha cilik itu membuatnya lebih dekat dengan mamanya, ketimbang dengan papanya, sama sepertinya yang lebih dekat dengan mama.

Mama adalah segalanya, lalu papa dan Tou-san berada dalam garis sejajar.

Iris pearl itu tersentak saat tak sengaja bertemu pandang dengan Sasuke, perlakuan yang sedikit kasar tadi malam masih menyisakan ketakutan bagi Ivana, ketakutan yang membuatnya teringat akan kejadian dulu-masa depan-.

'' Sasuke,'' desis Naruto '' Jangan membuat I-chan takut.''

'' Cih.''

'' Kalian sarapan dulu ya, nanti setelah itu kami akan membantu kalian mencari orang tua kalian.''

Dengan telaten Naruto mengusap pipi Seiryu yang ternoda saus tomat.

Pagi-pagi sekali Naruto menyeret Sasuke menemaninya kepasar tradisional, membeli beberapa potong pakaian buat tiga bocah yang sekarang asyik menyantap makanannya.

Kini mereka berada dicafe didepan stasiun yang menyediakan menu sarapan pagi, Naruto bersyukur hari ini hari minggu karena murid-murid lebih memilih pulang kerumah daripada menginap diasrama, hingga dia bisa menyelundupkan tiga bocah itu keasrama yang sepi tadi malam.

'' kami anak kalian,'' tiga bocah itu menghentikan acara makan, menatap Naruto dan Sasuke penuh permohonan.

'' Apa buktinya?'' tanya sasuke, merasa jengkel.

'' Oppa kami bernama Namikaze Minato, sedangkan Omma Uzumaki Kushina,'' jelas Seiryu. Mengingat keluarga dari pihak mamanya yang berbanding terbalik dengan pihak papanya.

'' Eh, kalian memanggil Kaa-san dan Tou-san oppa dan omma?'' tanya Naruto tak percaya.

'' Hmm, Omma yang meminta,'' tambah Kyuubi.

'' Lalu, Mikoto-obaasan, fuga-jiji, Itachi-ojisan lalu Konan-obasan, '' suara datar Seiryu membuat Naruto harus menahan tangannya agar tak mencubit melar pipi chubby itu saking gemas dan kesalnya.

Sasuke mengernyit. '' kalian juga tau Konan?''

'' Ya, itu istri Itachi-ojisan, mereka sudah punya anak dua, Yuki-kun dan Eri-chan.''

'Ahh, benarkah Baka Aniki menikah dengan musuhnya itu' batin Sasuke tak percaya.

'' Ini, jika kalian tak percaya.''

Tangan Ivana mengulurkan sebuah kertas yang baru diambilnya dari tas selempangnya.

Sebuah potret bergambar dua sosok lelaki yang saling tertawa bahagia, lelaki bertuxedo putih dengan iris Sappire sedang mengangkat gadis kecil cantik bersurai pirang keudara, membawanya kedalam tawa gembira, lalu lelaki bertuxedo hitam mencium sayang pipi chubby gadis itu sedangkan tangannya melingkari pinggang lelaki bersurai pirang.

Naruto bergetar hebat, dia mengenal siapa yang ada dipotret itu, walaupun kesan dewasa terlihat, tak mungkin dia bisa melupakan wajahnya sendiri dan wajah rivalnya kan?

Sebuah potret yang diambil dialtar pernikahan, pastur yang tersenyum masih berdiri dibelakang dua pemuda itu, kelopak mawar putih dan mawar merah berserakan dilantai, sebuah buket bunga chrysantemum dan bunga tulip terangkai apik terjatuh disamping kaki pemuda berambut hitam raven.

Terlihat bahagia, penuh cinta.

Potret sebuah keluarga kecil yang baru saja terbentuk.

'' Wah, itu foto mama papa. Mana-mana, aku ingin lihat,'' Kyuubi memaksa Sasuke mendudukannya dipangkuan Papanya itu, tangan kecilnya menggapai keudara.

Dengan helaan nafas keras, Sasuke menuruti permintaannya membuat bocah manis itu tersenyum senang.

'' Ini Mama, ini Papa, ini Nee-san,'' dengan girang Kyuubi menunjuk potret didepannya. Mengabaikan Sasuke dan Naruto yang membeku ditempat.

'' Naruto, Sasuke?''

Sesaat Naruto merasakan nyanyian shinigami didekat telinganya, tanpa sadar kepalanya berputar cepat, juga jantungnya berpacu menggila.

'' Sakura-Chan?'' suara Naruto tercekik ditenggorokan.

'' Kyaaa, siapa anak imut-imut itu?''

Belum ada dua puluh empat jam sejak menemukan tiga bocah itu, tapi satu orang telah mengetahuinya, Haruno Sakura. Teman sejak bayi Naruto dan Sasuke.

'' Jangan bilang kalau diam-diam kalian mempunyai anak. Ya. Ampun kalian masih sekolah. Tapi, tak masalah sih, anak kalian imut sekali.''

Dengan riang Sakura mendudukan dirinya disamping Ivana, mencubit pipinya gemas dan mencium dahi Kyuubi.

'' Aunty Sakula,'' Kyuubi terpekik senang, melihat salah satu tante kesayangannya berada didepannya.

'' Kalian kanal aku?''

'' Ya, Aunty teman mama, papa kan,'' Seiryu menimpali, sebenarnya Seiryu sedikit tak suka dengan sikap Sakura yang suka mencubit pipinya dan mencium gemas, tapi dia harus menjaga sopan santun karena Auntynya itu adalah teman Mama Papanya.

'' Sakura-chan bisa ku jelaskan, ini tak seperti apa yang ada dipikiranmu.''

Dengan panik Naruto melirik Sasuke yang masih dengan poker face andalannya, mengumpat dalam hati bisa-bisanya Teme itu tetap bertampang datar disaat situasi genting seperti ini.

'' Memangnya kalian tau apa yang aku pikirkan?'' gadis bersurai sewarna bunga sakura itu mengernyit, tangannya melambai kearah pelayan '' aku pesan satu pancake dengan madu yang dicampur syrup strowberry, cocochino, millefeuillenya satu saja. Terimakasih.''

'' Sakura, bagaimana bisa kamu sarapan dengan makanan manis seperti itu, tak baik bagi kesehatan,'' Naruto menggeleng melihat sifat temannya itu.

'' Syuh, syuh. Kalian diam saja tentang makanan kesukaanku, lagian aku masih muda dan banyak beraktifitas, semua kalori akan terbakar sempurna. Btw, jangan mengalihkan pembicaraan, cepat ceritakan kepadaku sebelum aku menelpon keluarga kalian dan memberitahu semuanya tentang temuanku ini.''

Sasuke berdecih, salah satu makhluk perempuan yang dia benci tapi dia butuhkan (bukan arti khusus) adalah Sakura.

Dan begitulah, dengan terpaksa Naruto menceritakan tentang apa yang menimpanya semalam, sesekali mendelik kearah Sasuke yang bisa-bisanya menyela disamping untuk mengejeknya tanpa ada niatan membantunya meluruskan kesalahpahaman kepada Sakura.

'' Jadi begitu,'' Kepala Sakura manggut-manggut mengerti. '' Kalian dari masa depan. Bisa kasih tau Aunty berapa umur kalian sebenarnya, mama- papa kalian, semuanya. Semua hal tentang masa depan dan bagaimana kalian bisa sampai kesini, pasti ada yang membantu kalian kan?''

Naruto menjatuhkan kepalanya ke-meja, memaki dirinya yang tidak kepikiran tentang hal itu.

Ivana mengangguk, tapi mengernyit kala sebuah ingatan menyusup masuk keotaknya. '' Sebenarnya Kabuto-san dan Kakashi-ojisan melarang kami memberitahukan semuanya, katanya biar hal itu tetap menjadi rahasia.''

'' Eh, Kakashi-sensei, kalian kenal? Lalu siapa Kabuto-san itu?'' potong Naruto.

Kyuubi mengangguk senang. '' Kakashi-ojisan. Dia juga paman kesayanganku, dia menunjukanku buku olangenya, katanya kalau sudah besal, sebesal mama, Kakashi-ojisan akan membelikan buku olange untuk Kyuu, tapi tak boleh bilang Mama sama Papa,'' celoteh Kyuubi lancar walaupun kadang cadelnya terdengar disela ucapannya.

Kini tiga orang dewasa membeku ditempat, dalam hati ketiganya akan membuat perhitungan pada Sensei mesumnya itu, bisa-bisanya Kakashi-Sensei itu meracuni otak polos Kyuubi.

Lebih lagi yang dirasakan Sasuke, dalam benaknya menari-nari tindakan brutal apa yang akan dia berikan kepada pria mesum tak tau diri. Tidak hanya balasan fisik yang akan diterima Sensei-nya itu tapi mungkin sedikit tekanan mental untuknya.

Entahlah, Sasuke merasa marah saat mendengar ada yang berniat 'jahat' pada Kyuubi padahal kalau dipikir bukankah itu tak masuk akal jika mengingat Sasuke tak mengenal tiga bocah itu terlebih Kyuubi.

Apa ini yang dinamakan ikatan batin? Dengan cepat Sasuke menghapus pemikiran bodoh barusan.

Ikatan batin,hah? Konyol. bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Bisik Sasuke.

Setelah menahan emosi, Naruto mengusap surai blonde Ivana. '' Jadi berapa umur kalian sebenarnya, I-chan?''

'' Sebenarnya papa mama berusia 33 tahun, aku berusia 13 tahun, kata Kabuto-san mungkin aku terkena distorsi waktu hingga membuatku menyusut begini, tapi tidak untuk Kyu dan Seiryu karena aku memeluk mereka berdua.''

'' Tapi kenapa kamu tak terlihat seperti anak-anak berumur 13 tahun, ucapanmu terlalu dewasa?'' Sakura menyuarakan pertanyaannya.

'' Itu- '' wajah Ivana berubah mendung seketika '' - itu, karna aku-'' jeda ''- Kata mama aku punya keistemewaan, '' mata Pearl Ivana memandang Naruto yang terdiam, '' Kata mama, aku adalah anugrah terindah dari Tuhan.''

Hening menyapa.

'' Sudah, ayo pulang.''

Perlahan Sasuke mengangkat tubuh Kyuubi lalu berdiri, diikuti Sakura dan Seiryu.

'' Ayo, Dobe.''

'' Sasuke-kun. Your laguage, ada anak kecil disini,'' desis Sakura yang dibalas dengan decakan pelan.

'' Ayo,'' Sasuke berjalan kearah Naruto yang masih duduk dikursi, '' Ayo, Naru.''

Tangan besar Sasuke mengusap pelan surai blonde didepannya.

'' Nanti kita cari tau, okey.''

Kyuubi berjalan kearah mereka '' Mama kenapa? Mama sakit?''

Naruto mengerling, menatap Kyuubi. '' tak apa, Kyu. Ayo pulang.''

Kyuubi bersorak gembira, memilih mengikuti Sasuke yang tengah membayar makanannya dikasir. Sedangkan Naruto menggandeng tangan Seiryu dan Ivana berjalan keluar cafe, entah berapa jam mereka mengobrol disana yang jelas saat mereka keluar dari cafe matahari bersinar dengan teriknya.

Tangan Seiryu terangkat meminta digendong oleh Naruto saat melihat Kyuubi berada dalam gendongan Sasuke saat menyusul mereka.

'' Dasar bocah-bocah manja,'' sungut Ivana saat melihat kelakuan adik-adiknya.

'' Huh, bilang saja kalau Nee-san ili,'' Kyuubi mencebik Ivana yang merengut.

'' Hn.''

Ivana menjatuhkan pandangannya kebawah, lebih memilih mengamati flatshoes berwarna ungu miliknya, suaranya terdengar bergelombang. '' Aku tidak iri.''

Tapi tak berlangsung lama karena sebuah tangan pucat menepuk kepalanya pelan, wajah merengut itu berganti senyum saat melihat jemari milik papanya mengacak surai blondenya diikuti kekehan dari sisi kirinya.

Naruto meraih jemari mungil itu dalam genggamannya, juga Sasuke yang tanpa banyak bicara meraih jemari mungil itu juga. Masing-masing menggenggam jemari Ivana.

Membuat gadis cilik itu tersenyum senang.

'' Boleh nanti makan es krim dan membeli Wolfy, aku mau boneka srigala lagi,'' celoteh riang lagi-lagi terdengar.

'' Kamu sudah makan banyak tadi, masak lapar lagi,'' tangan Naruto mengacak gemas surai merah Jingga milik Kyuubi, membuat bocah itu cemberut, menahan topi serigalanya agar tak jatuh.

'' Papa..''

Sasuke menghela nafas '' Apalagi?''

'' Es Krim, okey?''

'' No,'' jawaban serempak dari Seiryu dan Ivana tak ayal membuat Naruto dan Sakura tersenyum geli.

'' Papa,'' Mata bulat besar itu menatap Sasuke, ada satu kesamaan yang membuat Sasuke pusing adalah keahlian mengerikan yang mungkin diwariskan Naruto pada bocah ini, puppy no jutsu. tak terhitung berapa kali dirinya kalah melawan Naruto dalam mode seperti ini.

'' Apa kau tak dengar, nii-chan dan Nee-sanmu bilang apa?'' jawab Sasuke.

'' Huh?''

'' Ne, mama,'' panggilan yang berasal dari bocah dalam gendongannya membuat Naruto menunduk.

'' Ada apa?'' jawab Naruto, salah satu tangannya mengayun ringan jemari Ivana dalam genggamannya.

'' Jangan antar kami ke kantor polisi ya?''

'' Benar,'' Ivana menyahut.

'' Benar, Naru. Jangan terburu-buru membawanya ke kantor polisi. Kata Ivana yang membantu mereka adalah Kakashi-sensei jadi mungkin Kakashi Sensei mengenal mereka,''kata Sakura tepat disamping Naruto.

Naruto terdiam. '' bagaimana menurutmu, Sasuke?''

Pemuda berambut raven itu menatap datar. '' Terserah saja.''

'' Huh, kau ini,'' desis tak suka meluncur dari bibir Naruto, sesekali memiringkan tubuhnya agar tak tersenggol pejalan kaki lainnya.

'' Nanti aku bantu kalian mencari tau, pasti ada sesuatu dimasa depan hingga mereka bertiga kesini, iya kan?''

'' Benarkah itu, I-chan?''

Ivana menunduk lalu perlahan mengangguk. '' Ya, kami ingin merubah sesuatu, agar mama selamat.''

'' Eh.''

Pearl milik Ivana membola, lelaki itu, dia hafal betul siapa lelaki yang memakai kameja hijau tua itu, mengenalnya selayaknya mengenal papanya.

Pemuda yang juga bermata Pearl seperti miliknya, rasa rindu itu membuat matanya memanas, genggaman tangannya hampir lepas jika saja Iris sewarna mutiara perak itu tak menangkap sosok yang kini berdiri disamping lelaki itu.

'' Tou-san.''

.

.

.

TBC

.

A/N: Aku berharap mereka tak OOC, trus tidak garry sue (betul tulisannya) apa sikap Sasuke perlu perubahan?

makasih sangat buat yang sudah mereview tulisan ini, follow, fav atau sillent reader.

Sebenarnya aku tak punya rencana buat fic ini, karna kupikir teman-teman nggak suka. Tapi waktu leat kotak Review aku jadi meres otak buat chap ini, bahkan konfliknya aja masih gamang, inilah kekurangan saya, yang mendukung lagi ingatan jangka pendek saya bener-bener tak bisa diajak kompromi. mohon maaf yaa.

Soal nama anak-anaknya Naruto, hadeh saya kesulitan menentukan, jadi za udah deh, aku kasih Nama mereka spt itu, buat nama Ivana, ntar ada alasannya.

Ucapan terimakasih buat teman-teman semua.

Ini yang tidak login aku bales disini.

Yunauchi :okeeey ini sudah lanjut, yap bener ini SasuNaruNeji. Semoga suka dengan Chapter ini ya.

Okushi: heheheh:) ini sudah cepetkan updatenya?

Dev: hehehe:) makasih yap ini sudah lanjut.

Michi : sipp. Ini . Baca yaa.

Viviandra phanthom,sheren, miyuukissu, , 24, justgreen, estrellenamikaze, tsunayosi yuzuru, kkhukhukhukhudattebayo, isnaeni love sungmin, rararyanfujoshiSn

N, subaru abe, tiasekarahmawati, icha clalu bhgia, kirei-neko, phoenix emperor nipple jae, togawa rizu, megajewels2312, shikakukouki777, uzumaki prince dobe-nii, miszshanty05, yashina uzumaki, blacknightskyeye yue-hime, kira is jung dabon naepoppo, kyouyax cloud, lemon tea07, , astia aoi, norfatimah96, , boemwonkyu'98, uke yesung xD, .77, sakuranatsu90.

Maaf kalau ada penulisan nama yang keliru.

Makasih.

RNR YAAAAAA:):):)

Ageha Haruna

26/10/2013.