Title : You Don't Know What Lies Behind The Closed Door
Rating : NC-17 (and no one give a shit with the rating)
Pairing : Kaisoo (Part 1)
Warning : Dirty Language, Slutty!Kyungsoo, Rimming, Slapping, and etc etc...
Summary : Berawal dari 'video' yang ditontonnya telah menumbuhkan rasa penasaran pada dirinya. Kyungsoo penasaran bagaimana rasanya didominasi.
(Just my first attempt for smut and this is kyungsooxexok woahhhahahah hope it will turn out as hot as hell so it can burn your dirty pervy mind... lol no just kidding... hahhahah so lame)
Pt. 1 - Kaisoo
Akhir-akhir ini Kyungsoo lebih suka menyendiri. Padahal seminggu ini mereka memiliki kesempatan untuk beristirahat dan menghabiskan waktu tanpa jadwal yang ketat. Seminggu, adalah jarak waktu yang lebih dari cukup bagi mereka untuk beristirahat pada awalnya, namun ketika mendekati akhir minggu akan terasa sangat cepat berlalu. Mungkin awal-awal minggu mereka berencana untuk tidur, tidur, dan tidur sepanjang hari. Oh, betapa besar rasa rindu mereka akan kasur dan selimut hangat. Kemudian menghabiskan sisa minggu mereka dengan bersenang-senang; bermain futsal, ke bioskop, pergi shopping, atau bermalas-malasan dan kembali tidur.
Kyungsoo lebih suka menyendiri akhir-akhir ini. Ia suka mengunci pintu kamarnya dan mengurung diri. Sekali mengurung diri, ia bisa melakukannya hingga malam tiba. Seringkali Jongin -kawan sekamar Kyungsoo, menderita akibat ulahnya.
"Hyung!" Teriakan pertama Jongin mendapat respon dari Kyungsoo meskipun hanya geraman dalam.
"Hyung, buka pintunya!" Kyungsoo tidak lagi menjawabnya. Entah karena disengaja atau bagaimana. Akan tetapi Jongin yakin Kyungsoo memang sengaja tidak menjawabnya.
"Hyung, Apa yang kau lakukan?" Sebisa mungkin Jongin mencoba untuk tidak mengeluarkan emosi. Ia mengetuk pintu di depannya. Kyungsoo tetap tidak menjawab pertanyaanya.
"HYUNG!" Emosi berhasil menembus pertahanannya dan secepat mungkin ia mencoba kembali tenang. "Buka pintunya! Apa yang kau lakukan?" Tangannya tetap mengetuk pintu kamar di depannya. Hal ini dapat sangat mengganggu Kyungsoo, Jongin tahu akan hal itu. Mungkin saja jika Kyungsoo sudah merasa jengkel, ia akan terpaksa membuka pintunya.
"S-sangat tidak sopan memberi perintah-h dan mengajukan pertanyaan sekaligus, Jongin-ahh" Terdengar samar-samar seolah Kyungsoo mencoba untuk tetap rileks. Serasa Kyungsoo memberi suatu tekanan pada saat ia menyebut nama Jongin. Jongin bisa saja berpikiran yang tidak-tidak tentang hyungnya di dalam, namun terpaksa diurungkannya.
Sekali lagi ia mencoba memanggil hyungnya. "Kyungsoo hyung?" Dengan seksama ia menempelkan telinganya pada daun pintu guna mendengarkan suara hyungnya lebih jelas.
Ia tidak salah. "Jongin-ahh" Tekanan pada suku kata terakhir yang diucapkan Kyungsoo terasa berbeda. Ahh? Kali ini Jongin benar-benar bepikiran kotor. Dalam pikirannya, ia membayangkan Kyungsoo dengan kakinya yang tebuka lebar, tangannya bermain dengan miliknya yang sedang mengacung keras di udara. Sementara tangannya yang lain sibuk dengan nipplenya. Maka dari itu nada bicara Kyungsoo terdengar aneh.
Perkiraan kedua, kali ini sedikit lebih kotor dari pikiran Jongin yang pertama. Kyungsoo masih sibuk dengan miliknya. Hanya saja tangannya yang lain perlahan meraba pintu masuknya sendiri. Jari tengahnya, ia menggoda dirinya sendiri dengan memasukkan jarinya satu-persatu. Pikiran kedua Jongin cukup untuk membuatnya menelan ludah.
Masih banyak pikiran kotor tentang Kyungsoo semenjak Kyungsoo adalah hyung favoritnya. Bukan berarti ia menyukai Kyungsoo, namun Jongin berani bersumpah seumur hidupnya. Semua pria tidak akan tahan melihat Kyungsoo dengan nafsu untuk 'didominasi'. Bahkan sekarang ia baru saja menyadari tonjolan di jeans ketatnya. Susah rasanya menahan ludah agar tidak menetes dengan pikiran sekotor itu.
Kali ini tidak. "Lupakan... Hyung! Aku akan keluar sebentar... Kau... Kau lanjutkan saja pekerjaanmu!"
Dengan pertimbangan sangat berat ia meninggalkan tempat berdirinya sekarang. Ia berencana keluar (kemana saja asal tidak di dalam dorm. Tidak mau berpikir lama, ia memutuskan akan pergi ke taman) sebentar mencari angin segar untuk dirinya dan membersihkan pikiran kotornya. "Ya Tuhan..." Desisnya begitu menutup pintu dormnya dan berjalan keluar.
Awalnya memang Jongin berencana keluar sebentar. Namun tampaknya rencananya tetap menjadi rencana. Pikirannya terlalu kotor dan mesum sehingga secara tidak sadar ia telah tertidur di bangku taman. Badannya kini pegal-pegal karena bangku taman terbuat dari besi keras yang tidak nyaman dan posisi tidurnya yang kelewat salah. Dengan malas ia masuk dan menutup pintu dormnya.
Hari ini belum terlalu malam untuk tidur. Namun karena sudah terlalu lelah, Jongin memilih untuk kembali tidur di kamarnya yang lebih nyaman. Ia bahkan tidak mau susah-payah untuk mandi terlebih dahulu. 'Tidak terlalu bau' pikirnya paling tidak. Yang ia ingin lakukan sekarang hanyalah segera membuka pintu kamar, kemudian membaringkan dirinya diatas Kyungsoo. Tunggu dulu...
Kyungsoo.
Ia terlonjak kaget dengan matanya yang membesar. Dari sisi Jongin berdiri, ia dapat melihat layar laptop Kyungsoo dan berusaha keras agar tidak terlihat sama kagetnya dengan Kyungsoo. Video seorang pria berotot besar sedang asyik masturbasi, Jongin hanya mengedipkan matanya berpura-pura tidak melihatnya. Usaha secepat kilat menutup video tersebut gagal dilakukan Kyungsoo, Jongin sudah melihat semuanya (bahkan penis tegang Kyungsoo). Karena terburu-buru ia hanya menaikkan selimut menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepala, tidak sempat menaikkan celananya.
Pintu kamar kali ini sengaja tidak dikunci Kyungsoo. Ia pikir Jongin sedang keluar dan karena 'aktifitas'nya ia jadi kelupaan mengunci pintunya lagi. "Hai." Sapanya dengan suara yang bergetar bukan main. "Kau.. Melihatnya?"
Jongin merubah pikirannya tentang 'tidak mau bersusah-payah mandi terlebih dahulu'. Sekarang, tentang semua pikiran kotornya yang sudah ia lupakan baru saja kembali hinggap di otaknya sekali lagi. Semua pengorbanan badannya sampai pegal-pegal tidak ada artinya sama sekali. Pelan-pelan agar tidak mengagetkan Kyungsoo, ia memutar balikkan tubuhnya berniat keluar kamar.
Apa yang ada dalam pikiran Kyungsoo. Tanpa memakai celana ia meloncat dari ranjang dan menutup pintu yang hendak Jongin lewati. Jongin melotot melihat aksi Kyungsoo dan penisnya yang menggantung. Tiba-tiba saja ia diambrukkan oleh pria yang lebih kecil tersebut. Sebenarnya ia lebih kuat namun melihat Kyungsoo setengah telanjang seperti itu membuat lututnya mudah menyerah.
Kyungsoo bergetar begitu hebat, terlihat dari tangannya. Ia kesusahan membuka ikat pinggang Jongin, mungkin karena gugup atau semacamnya. Wajahnya memerah, matanya menatap lurus pada tonjolan celana Jongin tanpa berkedip, mulutnya terbuka sedikit.
Ia berhasil membuka ikat pinggang tersebut dan menurunkannya dengan paksa. Ia langsung menjilati penis Jongin yang masih tertahan dalam celana dalamnya. Kyungsoo benar-benar tidak sabar saat ini.
"Hyung...!" Lidah Kyungsoo yang hangat sedikit membangunkan Jongin. "Sa-sa-" Sesuatu ingin Jongin sampaikan pada hyungnya namun entah bagaimana tertahan di ujung lidahnya. Akal sehatnya segera bertindak dengan menggerakkan tangannya untuk menjauhkan kepala Kyungsoo dari selangkangannya. Akan tetapi memang sudah menjadi sikap manusia, bahwa akal sehat dapat mudah dikalahkan oleh nafsu yang menggebu-gebu. Daripada menjauhkan Kyungsoo, ia malah mencengkeram rambutnya dan memajukan pinggulnya sehingga wajah hyungnya bertatapan dengan penisnya.
Akal sehatnya sudah benar-benar hilang saat ini. Berawal dari tadi siang, ia berusaha keras agar tetap pada akal sehatnya. Namun terima kasih Jongin ucapkan kepada Kyungsoo, ia kalah melawan nafsunya.
Pria berambut merah itu berusaha melepas celana dalam pria didepannya setelah melepas kaosnya. Tubuh panas Jongin membuat Kyungsoo semakin tegang dan semakin tidak sabar. Tanpa basa-basi ia mengulum penis Jongin yang tegang dan mengerang rendah saat Jongin mengelus-elus rambutnya kasar.
"Nnnngghhh... ngh..." Erangan Kyungsoo membuat Jongin semakin menegang dan menegang lagi. Seolah tidak lama lagi ia akan mengeluarkan spermanya dalam mulut Kyungsoo. Tapi bagaimanapun ia berusaha agar tidak keluar secepat mungkin.
Kyungsoo mencoba memasukkan penis Jongin sedalam mungkin, akan tetapi terlalu susah untuk ia lakukan sendiri. "Bantu hyung, Jongin." Matanya membesar, semakin menggoda Jongin dengan mulutnya yang bengkak dan merah.
Tanpa pikir panjang, Jongin mengubah posisi mereka. Kini ia menidurkan Kyungsoo di sebelahnya. Kemudian ia sendiri memasukkan penisnya ke mulut Kyungsoo dalam-dalam. Mouth Fucking atau Deep Throating mereka bilang.
Benar-benar dalam Jongin melakukannya sehingga tidak jarang Kyungsoo tersedak sampai keluar air mata. Bukannya malah tidak senang, Kyungsoo merasa semakin panas diperlakukan kasar seperti itu. Rasa kasihan juga sama sekali tidak terlihat pada Jongin. Ia malah meneruskannya dengan lebih cepat, nafsunya semakin menggbu-gebu. "Aku tidak menyangka, hyung! Kukira kau bukan tipe orang yang memiliki waktu untuk memikirkan hal seperti ini."
Dalam sela-sela Jongin mengeluarkan penisnya, Kyungsoo menyeringai. "Kau harus menghukumku karena hal itu."
"Ya!" Ia menyodokkannya lagi. "Kau! Harus! Dihukum!" Ia terus menyodok dalam-dalam setiap katanya. Sedikit sodokan lagi dan Jongin akan melepaskan spermanya. "Telan spermaku, hyung!" Ia tidak pernah berpikir akan mengatakan hal yang tidak pantas diucapkan pada hyungnya semacam itu sebelumnya. Tapi rupanya Kyungsoo tidak menghiraukannya malah mengangguk menuruti Jongin.
Dengan mulut terbuka, Kyungsoo menunggu sperma Jongin keluar. "Ah...Ah!" Jongin keluar dengan sangat banyak dan ia arahkan pada mulut panas Kyungsoo. Kyungsoo sendiri menerimanya dengan senang hati. Beberapa masuk di mulutnya dan beberapa melukisi wajah indah Kyungsoo.
Nafas Jongin menjadi tidak teratur dan tampaknya ia kelelahan setelahnya. Namun melihat Kyungsoo menelan benihnya, menjilati pinggiran bibirnya, dan menjilati sisa-sisa spermanya membuat penisnya kembali berdiri. Demi Tuhan! Jongin bersumpah Kyungsoo benar-benar terlihat seksi. "Kuharap kau masih belum lelah, hyung!" Ia membalikkan badan Kyungsoo dan menaikkan pantatnya. Menampakkan anusnya yang berkedut-kedut.
Jongin menyuruh hyungnya untuk menjilati tiga jarinya yang sudah dibalut sperma, Kyungsoo yang penurut menaatinya dengan senang hati, sementara Jongin sibuk menjilati anus Kyungsoo. Desahan Kyungsoo terhambat jari Jongin. Ia hanya menggeram merasakan sensasi panas lidah Jongin yang mencoba memasukinya. Tidak bisa membantu, hanya mendekatkan pantatnya dengan wajah Jongin.
"Ahhhhh!" Jerit Kyungsoo sekaligus melepaskan jari-jari Jongin. Pria dibelakangnya menampar pantatnya keras hingga merah.
"Itu karena kau tidak sabaran, hyung!" Jongin menempatkan jari-jarinya yang sudah basah, memasukkannya perlahan-lahan dan nikmat. Jarinya terus masuk mencari titik Kyungsoo yang sangat butuh untuk disentuh. Dimanakah gerangan? Kerapatan anus Kyungsoo sedikit menyusahkannya.
Kyungsoo mendesah kesakitan merasakan jari Jongin yang tidak berhenti memasukinya. Adalah kali pertamanya ia dimasuki seperti itu. Sebelumnya ia hanya bisa melihatnya dari koleksi video porno gay-nya. Merasa penasaran bagaimana diperlakukan kasar namun nikmat oleh orang lain, ia benar-benar ingin mencobanya. Ia tidak tahu bahwa sebegini nikmat rasanya. Seolah-olah dunia berputar dan ia melihat cahaya putih yang menyilaukan ketika Jongin semakin memperdalam jarinya dan menemukan tiitk pusat kenikmatannya. "Ooh!" Jeritnya.
Sekejap Kyungsoo merasa hampa saat pria dibelakangnya menarik kembali jarinya. Ia hanya merengek dengan memundur-mundurkan pantatnya kearah Jongin memintanya lagi. "Jangan menggodaku! Aah!" Sekali lagi Jongin menampar pantatnya. Terasa panas dan menyengat.
"Sudah kubilang kau harus sabar!" Jongin menyeringai melihat Kyungsoo dalam perasaan butuh yang mendesak. Padahal ia sendiri juga tidak sabar ingin merasakan kehangatan dalam Kyungsoo.
Dengan ludahan terakhir sebagai pelumas, ia menusukkan penisnya pada Kyungsoo. Secara alami Kyungsoo menutup matanya dan ikut memundurkan pantatnya. Ingin sekali merasakan Jongin secara keseluruhan.
Mereka bergerak dengan ritme yang sangat pas. Saat Jongin memajukan pinggangnya, Kyungsoo memundurkan pantatnya dan sebaliknya. Desahan mereka terdengar seperti musik bagi telinga satu sama lain, bahkan suara decitan ranjang mereka.
Jongin sudah mencapai klimaks satu kali -sebentar lagi dua. Sedangkan Kyungsoo sama sekali belum merasakannya. Merasa kasihan, Jongin merunduk dan mencium sekaligus menjilati belakang leher Kyungsoo hingga meninggalkan berkas merah padam disana. Satu tangannya bermain-main dengan penis pria dibawahnya yang sedari tadi terabaikan.
Kyungsoo rasa semua ini keterlaluan baginya. Terlalu sakit, panas, nikmat dan sebagainya bercampur menjadi satu. Berkat jemari ramping Jongin ia hampir mendekati puncak kenikmatannya. "J-jongin!" Sinyal pada Jongin ia berikan meskipun hanya meneriakkan namanya. Mulutnya tidak bisa berfungsi dengan baik ketika Jongin menyetubuhinya.
"Dalam atau luar?" Jongin menjilati belakang telinga Kyungsoo membuatnya tidak bisa berhenti meneriakkan namanya. "Aku lebih suka datang didalam."
"Dalam, Jhonginhh!" Jongin tersenyum puas. "Ahhh Jongin!" Kyungsoo berteriak keras-keras saat ia mengeluarkan spermanya di genggaman tangan hangat Jongin. Tidak hanya tangan Jongin, sampai ranjang mereka ikut kotor terkena spermanya. Nafasnya menjadi tidak teratur.
Melihat Kyungsoo yang sudah mencapai klimaks, Jongin menyusulnya dari dalam dengan banyak sumpah dan kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Sperma yang ia keluarkan bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Terasa aneh dan baru namun sangat hangat Kyungsoo rasa. Beberapa tetes benih Jongin sampai mengalir keluar dari anus saking banyaknya. Keduanya mengambrukkan diri bersebelahan.
Kyungsoo yang awalnya tersenyum mengingat awalnya Jongin terlihat sangat kaget namun sekarang ia terlihat sangat jantan dan mendominasi. Baru sekarang Jongin menyadari seringai hyungnya. "Kau pasti sangat kaget tadinya."
"Jadi itu sebabnya kau mengurung diri di kamar?" Goda Jongin.
Sebenarnya ia ingin mengaku bahwa ia benar-benar suka diperlakukan kasar seperti itu, hanya saja ia malu dan mengurungkan niatnya. "Aku tidak akan bisa berjalan besok, dan rahangku... Ya Tuhan!" Kyungsoo mengelus-elus rahang bawahnya.
"Kau menyukainya! Tidak usah berpura-pura kesakitan seperti itu!" Ia mendekatkan wajah dengan hyungnya. Mereka berciuman dengan Jongin yang mendominasi tentu saja. Kyungsoo tidak bisa berhenti berlaku submissive.
Disela-sela ciuman panas mereka, Kyungsoo tersenyum dan sedikit membuka matanya. "Chanyeol! Baekhyun!" Ia berteriak ketika melihat teman-temannya berdiri dibelakang pintu kemudian berlari menjauh. Mereka masing-masing membawa ponsel yang kameranya diarahkan lurus kearahnya dan Jongin. Deduksi mengatakan bahwa mereka melihat dan merekam semuanya.
Kyungsoo mewanti-wanti dirinya sendiri agar tidak lagi lupa mengunci pintu kamar untuk yang ketiga kalinya.
-end-
(I don't take any rude review or bash! If you feel so gross reading this fic then just leave, lagian author nggak nyuruh adek-adek yang masih dibawah umur baca ff beginian -_-)
(Part 2 is Sesoo, so get yourself ready)
(I love you)
(Please review if you love me too)
(I need a lot of love from y'll)