F(love)

Chapter : Prologue / ?

Rating : T, PG, to NC (perhaps?)

Genre : Romance, family, friendship

Cast : YunJae, TH5K, Yunho x (upcoming character) :P

Disclaimer : YunJae belongs to shipper, TH5K belongs to cassie and God, Changmin belongs to me. :p Story is mine.

Warning : Bahasa sastra yang muter-muter. Suka misterius. New author. Bakal lama di update. Campus life OUT OF REAL CHARACTER!

Summary : Di dunia ini, semua hal bisa dirumuskan, atau begitu menurut seorang Jung Yunho, seorang anak yang kelewat rajin. Tapi benarkah begitu? Apa jadinya kalau, Kim Jaejoong, orang yang selalu membuatnya melawan pahamnya sendiri datang? When love makes no more equation.

PROLOGUE

Yunho mengurut keningnya perlahan sekali lagi sambil menggerutu.

"Huh… Masa seperti ini saja aku tidak mengerti… Olimpiade tinggal 4 minggu lagi. Aku harus lebih pintar daripada orang-orang itu, anak-anak baru sok pintar itu!"

Yunho membetulkan letak kacamatanya dan menyamankan posisi duduknya sendiri. Perpustaakan sudah semakin sepi. Tentu saja. Sekarang waktu telah menunjukkan pukul 17.00. Siapa yang masih mau berada di perpustakaan pukul segini?

"AISSHH JINJJAH!" Yunho merutuk lagi dengan sepenuh hati membuat suaranya bergema di seluruh perpustakaan. Untung perpustakaan sudah sepi kalau tidak, dia pasti sudah dilempar keluar oleh para pengunjung perpustaakan universitas besar itu.


Jung Yunho berjalan sambil menggerutu. Bagaimana tidak? Dengan elitnya dia diusir, DIUSIR dari perpustakaan dan itu membuatnya mengalami mood yang naik turun. Jung Yunho bukanlah orang terpintar seperti yang mungkin kalian harapkan untuk dibaca. Dia hanya seorang yang sangat rajin dan tekun. Bermodalkan nekat dan doa yang besar dia mendaftar di sebuah universitas besar di negeri Sakura dan dia sendiri tak mengerti mengapa dengan mudahnya dia diterima. Takdir? Nasib baik? Yunho lebih memilih untuk percaya itu semua sebagai kehendak Tuhan.

Jung Yunho melepaskan kacamatanya perlahan, mengusap embun yang mulai terbentuk perlahan tapi pasti di permukaan kacamatanya. Dirapatkannya jaket nya ke badannya berusaha menghangatkan tubuhnya dari angin dingin musim gugur yang berhembus semakin keras menusuk tulang-tulang tubuhnya yang mengurus. Diperhatikannya jam tangannya. 17.45. 'Memangnya sudah sedemikian lama aku berkutat di antara buku-buku itu?'

Diperhatikannya daun-daun berguguran dan otak 'kurang kerjaannya' segera menyambung ke dalam teori-teori yang diciptakan manusia, batasan-batasan yang ada, kemungkinan, semuanya. Bagi seorang Jung Yunho, tidak ada yang tidak bisa dirumuskan, tidak ada. Semua hal terjadi karena ada sebabnya dan dia yakin daun-daun itu jatuh karena alasan yang sama…

Wow… Tuan Jung yang satu ini sepertinya percaya diri sekali.


Yunho menggosok-gosokkan telapak tangannya lagi. Di tengah perjalanan yang dingin, matanya menangkap sesosok manusia yang sama sekali tak asing buatnya.

Kim Jaejoong. Namja yang lebih muda 2 tahun darinya namun sekarang duduk di jurusan yang sama dengannya, di satu universitas yang sama!

Tidak. Jung Yunho tidak membencinya. Kim Jaejoong adalah orang yang sama sekali tidak bisa dibenci di dunia ini. Dia sangat baik, pintar, cekatan, telaten, akademisnya luar biasa, di tengah kepintarannya, masih sempat baginya menjadi seorang penyanyi dan penari professional, tak pernah sekalipun ia memandang orang dengan rendah dan saat berbicara dengan siapapun, Kim Jaejoong akan menelisik lurus ke dalam mata lawan bicaranya, tanda ia sangat menghargai orang itu.

Sempurna sekali, eoh? Semua orang menyukai Kim Jaejoong. Satu fakta lagi yang diakui Jung Yunho, Kim Jaejoong sangat cantik. Entah itu kelemahan atau kelebihan bagi orang tapi bagi seorang Jung Yunho, itu adalah kelebihan.

"Hai Yunho! Pulang sendirian lagi? Pasti habis dari perpustakaan kan?" Tepukan Jaejoong menyadarkan lamunan Yunho.

Tunggu… Ada yang aneh…

"E… Ne… Kau sendiri tumben pulang sendiri. Memangnya kemana teman-temanmu?"

"Mereka sedang sibuk. Dan aku sedang ingin menikmati semilir angin musim gugur menerpa wajahku sendirian kali ini jadi aku tidak begitu mempermasalahkan hal itu."

Yunho tersenyum simpul. Sebenarnya, itu adalah satu dari sedikit hal yang sangat sulit dilakukannya. Tetapi kalau berkaitan dengan manusia ini, tersenyum menjadi suatu gerak refleksnya.

"Angin musim gugur? Mengapa kau menyukainya?" Yunho bertanya hal klise namun sejujurnya dia memang penasaran.

"Entahlah. Angin musim gugur terasa sangat menyenangkan. Kka… Ikuti aku…."

Jaejoong menarik Yunho dengan cepat tanpa pikir panjang, sontak membuat jantung Yunho berdebar sedemikian keras tanpa diinginkannya. Yunho biasanya tidak suka orang lain 'membuang waktunya begitu saja' tanpa arah. Tetapi kali ini, tubuh dan otaknya seakan tidak mau berkontribusi dengan pahamnya.

"Nee… Yunho, sini duduk di sini…" Jaejoong menarik Yunho lagi untuk duduk di atas sebuah bangku di taman yang mulai kotor dengan daun-daun rontok.

"Tutup matamu…" Jaejoong berkata lagi.

"Ee, ehh?"

Jaejoong tertawa kecil. Terlihat sangat, errm, manis?

"Nani shite no?" Yunho berkata lagi.

"Ii kara! Hayaku kite!" Jaejoong berkata lagi dengan sedikit penekanan membuat Yunho memilih untuk mendengarkan Jaejoong dan memejamkan matanya.

"Nani kore?" Yunho mulai tidak sabaran setelah 3 menit berlalu.

"Don't speak. Don't talk. Don't think. Feel it…." Jaejoong bergumam.

"Rasakan lembutnya semilir angin ini menyentuh pipimu. Rasakan basahnya… Rasakan anginnya membisikkan kata-kata dan alasan yang entah apa."

"Apa maksudmu?"

"Bukankah aku menyuruhmu diam Yunho?" Jaejoon berkata lagi.

Bebarapa pikiran rasional Yunho membuatnya sempat berpikir ini konyol. Tetapi Yunho sama sekali tidak menghentikan kekonyolan itu. Dia masih saja tertarik dengan apa yang Jaejoong hendak tunjukkan kepadanya.

"Sekarang kau boleh membuka matamu Jung Yunho…."

"Sudah? Segitu saja? Apa yang mau kau katakan kepadaku?" Yunho berkata dengan heran.

Jaejoong tersenyum penuh arti dan terlihat sangat tulus. Yunho merasa sangat bahagia dan sesuatu dalam dirinya mendorongnya untuk melakukan apa saja demi melihat senyuman itu lagi.

"Menurutmu?"

"Yah.. Entahlah. Angin musim gugur terjadi setiap memasuki bulan Oktober di Jepang dan Asia Timur. Membawa angin dingin, pertanda akan musim salju, secara,"

Ucapan Yunho terhenti ketika didengarnya tawa halus meluncur dari bibir kecil Jaejoong dan terdengar sebagai melodi yang sangat indah di telinganya.

"Kau.. Kenapa tertawa?" Yunho bingung dengan apa yang dia rasakan saat itu. Di satu sisi, ia merasa sangat gusar dan merasa tidak dihargai. Tetapi di sisi lain, Yunho senang karena ia bisa melihat tawa itu sekali lagi.

"Ternyata mereka benar tentangmu…" Jaejoong berkata setelah tawanya habis.

"Maksudmu?"

"Benar tentang?" Yunho bertanya lagi dengan penasaran.

"Aku ingin kau menganalisanya sendiri Tuan Jung…" Jaejoong berkata lagi sambil tersenyum misterius namun membuat Yunho semakin penasaran dibuatnya.

"Ttt…"

"Ahh gomen ne Yunho-kun… Aku harus segera pulang. Mata ashita ne?" Jaejoong berdiri dari tempat duduknya meninggalkan Yunho yang melongo.

'Musim gugur? Sama dengan kata-kata orang? Merasakan? Apa maksudnya?'

Otak pekerja keras Yunho kembali bekerja.

'Aku akan menemukannya. Aku pasti menemukannya!'

- TBC -

Anneyonghaseyoo!

I'm back again with this NEW FANFIC AGAIN!

Please jangan tabok gue... Ide cerita ini mengalir begitu saja. Adakah yang penasaran dengan kelanjutannya? Semoga saja iyaa *promosi* Satu pesan gue, jangan sampe berhenti mencintai DBSK yah... DB5K lebih tepatnya... Tetap percayai apa yang mau kalian percayai tanpa menghina orang lain. *tua banget gue*

Oh iya, fanfic ini bakal di update di atas tanggal 25 Oktober ya karena saya mau persiapan UTS *ditabok baru comeback langsung hiatus lagi* Hahahaha. Saya senang dan mencintai menulis dan senang dengan ide seseorang membaca tulisan saya tapi saya juga punya kewajiban yang sedang saya tidak bisa tinggalkan. SEMANGAT SEMUAAA! TERSENYUM UNTUK DUNIA DAN BERGEMBIRALAH! NAN JEONGMAL SARANGHAEYOOO

Oh iya kalo ada masukan ya monggoooo :D