Dan kali ini sebuah permainan yang harus mereka lakukan berdua dan selesaikan berdua juga.

"Saranghae, Wu Yi Fan, My Little Dragon."

"Nado, Choikang Changmin, My Magnae Evil."

.

.

Our Wedding

(Sekuel Our Story)

Cast:

EvilDragon aka Shim Changmin & Wu Yi Fan Kris

Genre: Romance/Frienship

Rated: M for this chapter

Waning: AU, crack pair(?) gila-gilaan, typo, alur cepat,

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

Berniat meneruskan? silahkan…

.

.

Kalau tidak suka tolong beranjak dan menjauh, Mizu gak mau ngotori fict Mizu dengan flame bodoh di fandom ini, Ok^^

.

.

Anda sudah diperingatkan dear

.

.

"Aku tak mau Shim Changmin, jangan memaksaku," desis sang namja blonde dengan suara dingin nan datar.

"Sampai kapan kau akan menolakku terus Wu YiFan?" Sang namja berwajah kekanakan itu tampak frustasi karena sudah berulang kali di tolak oleh kekasihnya. Wajahnya berubah murung menatap sang namja disebelahnya yang memalingkan wajahnya.

Menekurkan wajahnya ke meja, Changmin memakan kentang gorengnya dalam diam. Membuat suasana beku mereka merebak dengan kesunyian kecuali suara mulut Changmin yang tengah mengunyah makanannya.

"Kenapa kau begitu ingin melakukannya?" tanya Kris akhirnya saat ia merasa bosan dengan keadaan mereka yang tanpa suara. Namun sepertinya kekasihnya tak jua mengeluarkan suaranya bahkan kini wajahnya dipalingkannya dari Kris walau posisinya tak berubah—menekur di meja.

'Ngambek, eoh?' geleng Kris melihat kelakuan bak anak kecil sunbae sekaligus merangkap kekasih rahasianya ini.

Mereka memang sudah menjalin hubungan secara diam-diam di balik kamera maupun manajemen bahkan hanya group mereka berdua plus sahabat baik Changmin saja yang mengetahuinya. Sebuah janji yang mereka sepakati saat mereka membuat komitmen serius tentang hubungan mereka. Dan semua orang yang mengetahuinya membantu mereka selama ini—termasuk kencan diam-diam hari ini.

Dua tahun sudah lamanya, Kris bersama Changmin. Bukan tahun yang mudah untuk menjalini sebuah hubungan dengan jadwal pertemuan yang bisa dihitung dengan jari. Saat Changmin pergi ke Jepang, Kris ke Malaysia. Saat Kris di China Changmin ada di Korea. Bahkan jadwal mereka sungguh sangat bertolak belakang tanpa waktu istirahat sekedar untuk saling menyapa.

"Tanpa melakukannya sekarang pun kau tahu bagaimana perasaanku, Hyung. Mengapa kau tak percaya?"

"Krauk. Krauk. Krauk."

Kris menggeram kesal saat mendengar suara yang sengaja dikeluarkan Changmin karena masih merasa kesal dengannya. Ingin rasanya ia memakan isi kepala Changmin saat ini.

"Terserah kalau kau mau mendiamkanku begini. Padahal aku sudah susah payah meminta manajer hyung mengosongkan jadwalku hari ini. Kau tak bisa menghargai usahaku, hyung."

Kris menyeruput minumannya cepat mengacuhkan Changmin yang masih betah dengan kentang gorengnya daripada kekasihnya yang jauh-jauh datang dari China untuk menemuinya.

"Jaejoong hyung akan segera wamil dan pasti Yunho hyung pun juga."

"Heh?" Kris menolehkan kepalanya pada Changmin yang kini menatap ke depan dengan pandangan datar. Tak biasanya ia melihat Changmin begitu sedih begini.

"Dan aku akan sendirian selama itu. Apa aku tak boleh mengikat kekasihku sendiri dalam sebuah ikatan sah—jadi aku punya hak untuk menariknya ke sisiku—?" tanya Changmin menatap dalam pada maniks gelap Kris yang berkedip heran padanya.

Tersenyum kecil, Kris tahu pada akhirnya Changmin hanya takut ditinggalkan. Kekasihnya itu tak ingin sendirian terlebi bila ia yang akan pergi jauh nantinya.

"Aku tak akan kemana-mana hyung. Dan YunJae hyung pasti akan kembali dan mereka hanya pergi selama dua tahunan. Seharusnya kau belajar dewasa jadi seandainya mereka pergi dan kembali ada yang berubah di dirimu," ujar Kris menggenggam tangan Changmin erat, "dan pernikahan bukan hal main-main hyung. Banyak komitmen yang harus kau penuhi nantinya," sambung Kris lagi.

Sedari tadi Changmin memang sedang membujuk Kris untuk menikah. Berkali-kali ia memberikan sebuah lamaran romantis untuk Kris. Di restoran, kapal, taman bunga, bahkan menyewa satu malam penuh taman hiburan dan semuanya di tolak Kris. Dan kali ini saat mereka tengah menikmati makanan ringan di salah satu café Changmin kembali melamar Kris untuk keempat kalinya.

Bukan Changmin tak percaya. Ia sangat yakin Kris tak akan berselingkuh kemana-mana bahkan dengan teman satu groupnya. Changmin hanya ingin menenangkan hatinya sendiri dan mencoba percaya saat mereka terpisah jarak yang begitu jauh—karena jadwal panggung yang padat.

Tak lagi menahan marah saat melihat skinsip yang dilakukan sang terkasih di atas panggung. Tak menahan emosi saat melihat foto-foto Kris bersama siapa pun itu bertebaran di media sosia. Changmin hanya ingin mengatakan nanti kalau ia percaya karena Kris adalah miliknya. Seseorang yang sudah diikatnya dengan cincin platina di jari manisnya.

"Aku tahu ini memang belum pantas untukmu. Kau masih masih memiliki segudang jadwal di atas panggung bersama mereka. Maaf aku sudah memaksamu. Kita pulang saja, aku mau istirahat saja hari ini," ujar Changmin memakai kembali masker dan hoodienya. Menarik tangan Kris keluar dari café yang sedikit sepi. Setelah memastikan tak ada yang mengikuti mereka, Changmin masuk ke dalam mobilnya dengan Kris yang kini menepati bangku penumpangnya.

Dan Kris tak tahu ia harus mengatakan apa lagi saat ini. Bukan ia tak mau mengabulkan permintaan Changmin. Bukan ia tak mau mengikat diri bersama kekasihnya hanya saja Kris belum siap. Belum untuk menjadi pendamping hidup Changmin saat ia masih tak bisa sepenuhnya berada di sisi Changmin. Ada jarak yang begitu besar di antara mereka. Kris tak mau kalau pernikahan mereka hanya sebatas sebuah status di atas kertas.

'Mian hyung,' bisik Kris pelan saat Changmin mengantarnya ke depan dorm EXO bahkan namja itu langsung pergi tanpa mengecup bibirnya. Sebuah kebiasaan yang tak akan pernah absent dilakukan Changmin padanya. Bahkan biasanya mereka akan pulang setelah bergulat panas di atas ranjang sebuah hotel. Sepertinya hari ini Changmin benar-benar kecewa padanya.

.

.

.

"Aku pulang."

"Lo Kris-ge kenapa sudah pulang?" sang panda EXO itu tampak bingung melihat sang gege kesayanganya sudah berada di rumah padahal hari masih panjang. Menarik gegenya ke ruang tengah, Tao tahu ada yang aneh dengan namja tampan yang kini berwajah muram. Bahkan Kris tak menolak saat Tao menyeretnya.

"Gege bertengkar dengan Changmin sunbae?" tanya Tao pelan. Walau belum sepenuhnya memberikan izin kepada sunbae jangkungnya untuk membawa pergi gege kesayanganya setiap kali mereka ke Korea, Tao tak bisa menampik kalau gegenya terlihat bahagia bersama sang sunbae seram.

"Aku tak apa-apa, Tao baby," ujar Kris tersenyum kecil. Mengusap helai pirang milik Tao perlahan.

"Jangan tersenyum begitu ge, gege membuat Tao sedih."

Kris tersentak dan sontak menghentikan gerakan tangannya di kepala Tao. Tersenyum kecil sebelum mengecup pipi Tao, Kris beranjak ke kamarnya.

"Kalau yang lain mencari gege katakan saja gege sedang tak ingin diganggu ne, baby-ah," pesan Kris dan diangguki Tao walau ia sendiri tak puas dengan jawaban Kris. Tapi Tao tak bisa memaksa Kris bercerita padanya.

Sepertinya mencari 'ummanya' dan bercerita padanya akan lebih baik daripada ia sendiri di ruang tengah saat 'saudaranya'yang lain sedang tak ada di dorm. Hanya ada Luhan, D.O dan Lay di dorm bersama dirinya dan ketiga gege cantiknya itu sedang memasak di dapur.

"Tao pastikan akan membanting sunbae seram itu kalau sampai membuat gege kesayangan Tao sedih," ujar Tao dengan aura neraka yang kini menyelimuti tubuhnya lalu beranjak pelan meninggalkan ruang tengah mencari komplotannya untuk menganiaya Changmin nantinya.

"Tao? Kenapa memasang wajah seram begitu?" tanya Luhan yang melihat Tao memasuki dapur dengan wajah di tekuk. Membuat siapa saja rasanya akan langsung menjauh dari sang namja panda berjulukan crying baby itu.

"Tidak ada apa-apa, Luhan-ge. Hanya berniat memutilasi seseorang saja nanti," ujar Tao tersenyum manis walau perkataanya tak menujukkan hal yang sama membuat Luhan hanya geleng-geleng kepala mendengarnya.

"Kalau baby umma mau memutilasi seseorang, umma ikut ne?" ujar Lay yang baru saja bergabung dan mengacak surai hitam milik baby kesayangannya. Membuat Luhan dan D.O menghela napas berharap apa yang akan dilakukan kedua orang itu tak akan benar adanya.

"Memang siapa obyeknya Tao?" tanya D.O heran dan Tao hanya menyeringai kecil mendengarnya.

"Nanti D.O hyung juga tahu kok," balas Tao mencomot makanan yang dibuat Lay sembari menggandeng sang umma untuk membuatkan sesuatu sebagai salam kecil untuk sang sunbae karena sudah membuat gege kesayangannya bersedih. Mencampurkan sedikit obat pencahar sepertinya tak buruk juga.

Walau Tao takut, kalau untuk Kris sang panda bisa melakukan apa pun termasuk menghadapi raja setan yang kini sedang berguling-guling—ngambek—di apartemen umma cantiknya.

.

.

.

"Ya, Shim Changmin berhenti membuat apartemenku berantakan!" teriak Jaejoong kesal pada namja jangkung yang sedari tadi berguling-guling di atas karpet tebalnya. Sedikit aneh melihatnya karena sejak tadi Changmin malah menanggurkan makananya.

"Dia menolakku lagi, Hyung~" Changmin menarik boneka beruang besar milik Jaejoong dan memeluknya erat. Membawa sang boneka berguling bersamanya membuat Jaejoong merasakan bagaimana memiliki bayi besar yang kelakukannya tak lebih baik dari tubuh jangkungnya.

"Kalau begitu kenapa tak kau tunggu saja, pabbo. Kau pikir pernikahan adalah sesuatu yang main-main begitu. Itu butuh komitmen dan perasaan yang kuat diantara kalian."

Changmin menghentikan aksi guling-gulingnya dan duduk dihadapan Jaejoong berbatas dengan sang beruang di tengah mereka.

"Apa itu artinya perasaan Kris tak sekuat perasaanku hyung. Apa hubungan kami bahkan tak ada artinya untuknya sekarang. Padahal aku ingin seperti kalian. Berharap ada ikatan pasti di jariku bersamanya."

Jaejoong mengusap kepala Changmin. Mengerti bagaimana perasaan Changmin saat ini. Itulah yang dirasakanya sebelum Yunho memasangkan cincin di jari tengahnya. Saat sang beruang miliknya benar-benar melamarnya dan menjadikannya milik seorang Jung Yunho seutuhnya setahun yang lalu.

"Kalau begitu tunggu saja, kurasa Kris juga bukan tak memikirkannya. Kurasa ada hal lain yang lebih penting dari ini."

"Maksud hyung hubungan kami tak penting begitu?"

Sepertinya perkataan Jaejoong salah sasaran saat mendung mulai menghinggapi wajah Changmin. Sedikit membuat Jaejoong merasakan perasaan bersalah karenanya. Menarik napasnya singkat, Jaejoong tersenyum kecil lalu mengusap surai hitam milik Changmin.

"Percayalah, Min. kau harus percaya pada Kris. Hanya itu yang bisa membuat perasaanmu akan lebih kokoh. Jika bukan sekarang mungkin Kris akan mengiyakannya lain waktu."

Mengangguk, Changmin tak mengucapkan apa-apa. Ia berbalik sembari menggendong boneka milik Jaejoong menuju salah satu kamar yang menjadi miliknya di apartemen hyung cantiknya. Kamar yang selalu digunakannya saat ingin mendinginkan kepalanya. Dan rasanya Changmin benar-benar butuh istirahat saat ini.

"Hah … sepertinya aku harus menelpon Yunnie untuk membawa Kris kemari. Bayi besar itu pasti diam di kamar seharian," ujar Jaejoong sedikit khawatir juga karena sedari tadi Changmin bahkan belum menyentuh makanannya.

.

.

.

"Kami pulang~" koor dari tujuh orang namja yang baru saja memasuki dorm EXO itu sedikit memekakkan telinga. Bahkan Lay langsung menggeplak kepala salah satunya yang bersuara paling keras.

"Apa kalian tak bisa masuk dengan tenang?" tanya Luhan juga karena takut suara besar member EXO tersebut membuat seseorang yang tengah tertidur di dalam kamar terbangun.

Tadi ia memang sempat memeriksa kamar Kris dan menemukan leadernya yang tengah tertidur dan sepertinya Kris benar-benar sedang ada pikiran saat melihatnya tidur dengan gelisah.

"Eh … Kris hyung masih belum pulang, Luhan Hyung?" tanya Sehun tak melihat leader EXO-M itu.

"Bodoh kau Sehun. Mana mungkin jam segini Kris hyung pulang ini masih terlalu pagi untuk pulang. Dia pasti sedang make love dengan kekasihnya." Dan kalimat frontal Kai itu langsung mendapatkan lemparan telak dari Kyungsoo yang melemparnya dengan bantal duduk.

"Dasar bocah mesum," ujar Lay ikut menggeplak kepala Kai dengan sadisnya dan membuat semua member tertawa karenanya.

"Kris-ge di kamar kok Kai," ujar Tao tak mengubah posisi duduknya di depan tv membuat member yang baru masuk itu melihat D.O, Lay, dan Luhan bingung.

"Aku tak tahu kenapa, Suho-ah. Hanya saja kata Tao, Kris sedang tak ingin diganggu itu saja." Lay akhirnya buka suara saat semua mata masih melihat mereka heran. Karena jarang-jarang Kris akan berada di dorm bila ia sedang kelua bersama sunbae jangkung mereka.

"Ne Kai … make love itu apa?" tanya Tao saat melihat Kai duduk disampingnya dan mencomot makananya.

"Errr itu—" Kai tak bisa melanjutkan perkataannya saat kedua hyungnya tengah menatapnya tajam, seakan ingin mengulitinya.

'Mati kau Kamjjong,' bisik Lay dan Luhan dari jauh.

"I—itu kau tanyakan saja pada Kyuhyun sunbae." Berlari meninggalkan ruang tengah, Kai melarikan diri sebelum kedua uke galak itu mengulitinya dan membuatnya menjadi makan malam mereka. Membuat D.O yang melihatnya menggeleng pelan.

"Kenapa harus tanya Kyuhyun gege?" tanya Tao heran dengan mimik wajah bingungnya. Membuat mereka yang melihat tertawa dengan kalimat polos Tao. Apa baby panda mereka itu lupa kalau Kyuhyun sunbae itu kini berstatus kekasihnya. Tepatnya sejak setengah tahun yang lalu. Walau sepertinya Tao tak mengerti pasti arti hubungan mereka. Tentu saja bila Changmin yang menjadi otak penyatuan keduanya dengan sedikit permainan kecil pastinya.

"Lay-ah. Sekarang Kris ada dikamarnya?" tanya Suho mendekati kekasihnya dan memeluknya dari belakang. Menariknya untuk duduk disampingnya.

"Ne. Bisa kau lihat dia sebentar? Sejak tadi ia bahkan tak keluar dari kamar."

"Aku? Lagi?"

"Tentu saja memang kau mau aku menyuruh Tao? Yang ada baby pandaku malah ikut menangis di dalam kamar Kris. Sudah pergi sana," ujar Lay sembari mendorong Suho ke arah kamar Kris. Dan ia harus menyiapkan makanan untuk 'anak-anak' mereka yang mulai ribut sekarang.

.

.

.

"Hyung kau di dalam? Aku masuk ya?" Suho mendorong pelan pintu yang ternyata tak terkunci dan mendapati Kris tengah duduk bersandar di kepala bed. Tatapan matanya terlihat kosong bahkan sepertinya Kris tak menyadari kalau Suho masuk ke dalam kamarnya.

"Kau baik-baik saja hyung?" tanya Suho sesaat ia mendudukan tubuhnya tepat di samping Kris.

Kris yang akhirnya tersadar tersenyum kecil mendapati Suho di kamarnya. Lagi-lagi ia terlihat lemah di depan leader seperjuangannya itu, "aku baik-baik saja."

"Wajahmu mengatakan tidak hyung. Dan rasanya ini seperti de javu bukan? Saat mendapati wajah murungmu lagi. Ini pasti ada hubungannya dengan Changmin sunbae bukan?"

Telak. Karena apa yang dikatakan Suho benar adanya. Apa segitu terbacanya ekpresi wajahnya saat semua berhubungan dengan sunbaenya tersebut.

"Apa dia melamarmu lagi dan kau menolaknya?" tanya Suho pelan. Memang hanya pada Suho Kris bercerita soal lamaran Changmin padanya. Kepalanya bisa pecah kalau menyimpannya seorang diri. Setidaknya Suho akan menjaga rahasianya dengan baik.

"Hah … kau ini seperti tengah mengalami Propose blue ne? bila semua orang mengalami marriage blue kau malah sebaliknya."

"Entahlah Suho-ah. Aku tak mengerti apa Changmin hyung tak bisa percaya padaku?" tanya Kris memandang platfon kamarnya kosong.

"Bukan tak percaya hyung mungkin Changmin sunbae hanya ingin menenangkan hatinya sendiri. Meyakinkan kalau kau adalah miliknya. Setidaknya dengan melihat lingkaran ikatan kalian di jarinya ia tak perlu meluapkan emosi yang tak perlu."

"Apa kau dengan Lay juga begitu?" balik Kris lagi membuat Suho gelagapan dengan kebiasaan Kris yang selalu berbalik menyerangnya. Melirik kecil pada kalung yang menjuntai keluar dengan sebuah cincin di dalamnya.

"Ya hyung itu tak ada hubunga—"

"Tapi kalian bertunangan setengah tahun yang lalu bukan?" canda Kris tertawa kecil. Dan Suho sepertinya hanya mengalah yang terpenting setidaknya sedikit awan mendung milik Kris sedikit menghilang.

"Sebaiknya kau berbicara lagi dengannya hyung. Kurasa tak buruk juga menjadi 'suami' seorang Shim Changmin bukan?" goda Suho lagi membuat Kris melemparnya dengan bantal.

"Aku belum menyetujuinya."

"Ya dan aku bertaruh kau pasti akan menyetujui lamaran ke lima-nya. Apa kau tak takut kalau Changmin sunbae beralih mencari yang lain? Kudengar banyak yeoja yang mengincarnya," ujar Suho kembali melancarkan godaanya berpikir kalau Kris akan terpengaruh walau sebenarnya raut wajah namja China-Canadian itu tak berubah.

"Itu tak akan terjadi. Aku tahu perasaanya padaku."

"Kalau begitu apa yang kau takutkan hyung? Walau mungkin hanya status kalian yang berubah karena semua kepadatan jadwal kita. Dan membuat baik Changmin sunbae atau pun kau tak bisa menjalaninya sebagaimana mestinya, kurasa semua akan baik-baik saja, setidaknya pikirkan perasaan Changmin sunbae padamu," ujar Suho berdiri hendak meninggalkan Kris yang masih terlihat berpikir. Berhenti sejenak saat merasakan adanya getaran di dalam kantong celananya.

"Oh ya hyung ada pesan dari Yunho sunbae," ujar Suho kembali menolehkan kepalanya pada Kris, "Changmin sunbae ada diapartemen kekasihnya. Dan kau harus kesana karena sepertinya Changmin sunbae sakit. Karena tak menyentuh makanannya sejak siang tadi," tambah Suho yang sontak membuat Kris menyambar jaketnya dan berlari keluar melewati Suho. Tak menyadari kalau sebuah lengkung senyuman terpatri di bibir leader EXO-K tersebut.

"Kalau kau begitu khawatirnya kenapa tak menyetujuinya, Hyung?" Suho hanya menggeleng melihatnya, "maaf aku sedikit membohongimu, ya."

Suho menutup pelan pintu kamar Kris. Kembali ke tempat kekasihnya dan para membernya yang terlihat membatu karena seakan melihat hantu tengah berlari melewati mereka. Dan Suho hanya tertawa kecil melihatnya.

.

.

.

"Kris?"

Jaejoong sedikit terkejut mendapati seorang namja blonde di depan pintu apartemennya. Tidak, bila Kris tampak panik dan tubuhnya basah karena keringat. Memang apa yang terjadi, tak biasanya penampilan Kris yang begitu tenang bisa seperti ini.

"Kalau kau mencari Changmin ia ada dikamarnya," ujar Jaejoong lagi saat Kris masih tak bersuara padanya. Mempersilahkan namja blonde itu untuk masuk, "oh ya Kris. Changmin baik-baik saja, tak usah secemas itu," tambah Jaejoong melihat Kris yang sedikit terkejut lalu membungkuk dan berjalan ke arah kamar Changmin.

"Apa Yunnie mengatakan sesuatu pada Suho tadi ya?" bathin Jaejoong bingung. Yunho memang menitipkan pesan pada Suho karena ponsel Kris tak bisa dihubungi sedari tadi.

"Sudahlah, lebih baik aku ke kamar saja," ujar Jaejoong menuju kamarnya dimana kekasihnya sedang bersantai ria dikamarnya—menikmati satu hari libur mereka yang sangat berharga. Senyum Jaejoong sedikit melengkung melihat Kris yang sedikit ragu membuka kamar yang sudah dikenalnya tersebut.

"Dasar mereka. Itu." Jaejoong menutup pintu kamarnya dan berharap 'anak' kesayangannya tak akan membuat pertunjukan erotis dengan suara-suara aneh nantinya yang pastinya membuat beruang besarnya terpancing dan membuatnya haus berjalan mengangkang menahan perih menahan sakit sepanjang hari.

.

.

.

"Hyung …"

Kris memanggil lirih namja yang membelangkanginya dengan memeluk sebuah boneka beruang besar. Kekanakan memang. Namunn senyum kecil Kris terukir saat merasakan tubuh Changmin yang dalam temperatur biasa dan itu artinya Jaejoong hyung berbicara jujur padanya. Tidak dengan leader EXO-K itu dan ingatkan Kris untuk memberika kejutan kecil pada Suho sepulangnya nanti.

Mendengar dengkuran kecil dari bibir Changmin, Kris menarik selimut Changmin yang berantakan dan menutupi seluruh tubuh Changmin. Mengecup kecil dahi Changmin dan merebahkan tubuhnya di samping Changmin.

Menyampingkan tubuhnya sendiri, Kris tepat berhadapan dengan punggung besar Changmin di hadapannya. Menyentuhnya perlahan, Kris memeluknya erat dari belakang dengan gerakan sepelan mungkin.

"Apa kau bisa menunggu sebentar lagi, Hyung?" bisik Kris pelan tak yakin Changmin akan mendengarnya. Toh Kris memang ingin berbicara seorang diri.

"Aku tak pernah tidak bermimpi untuk bersamamu selamanya. Hanya saja aku tak yakin dengan diriku sendiriku. Tapi satu yang harus kau tahu hyung. Perasaanku bukan permainan belaka. Itu semua serius." Kris masih terus saja berbicara sendiri tak menyadari kalau kelopak mata Changmin terbuka. Tepatnya sejak Kris masuk ke ruangan ini Changmin sudah terbangun dan mendengar semua perkataan Kris.

"Dan maaf sudah menolak lamaranmu lagi. Kau benar-benar pantangan menyerah ya," ujar Kris terkekeh pelan.

Changmin mengulum senyum tipis mendengar tawa kecil Kris dibelakangnya. Setidaknya ia tahu Kris tidak menganggap enteng semua yang dilakukannya. Setidaknya perasaanya sama dan mungkin menunggu sebentar lagi tak masalah bukan.

"Berikan aku waktu hyung, biarkan aku meyakinkan diriku sendiri kalau aku pantas bersamamu. Dan memberikanmu jawaban yang tepat nantinya."

Bruk

Kris terkejut saat tiba-tiba tubuh Changmin berbalik dan berada tepat di atas tubuhnya. Sedikit mengernyikan alisnya saat melihat seringai kecil yang terpasang di wajah kekasihnya itu.

"Siapa yang mau melamarmu lagi, Wu YiFan?"

"Kau—kau mendengar semuanya hyung?" Bola mata Kris bergerak tak teratur saat merasakan tatapan tajam yang dilayangkan Changmin padanya. Walau ia sedikit kesal karena namja itu berpura-pura tidur. Setidaknya ia lega Changmin tak lagi marah padanya. Bertengkar di hari libur yang bisa dihitung dengan jari, itu benar-benar sebuah kesialan yang menyebalkan bukan.

"Tentu aku mendengar semuanya. Kenapa kau tak mengatakan langsung padaku kalau kau masih takut terikat bersamaku?" tanya Changmin pelan, menopang tubuhnya di atas tubuh Kris sekedar mengurangi beban yang diterima Kris dibawahnya.

"Aku tak takut hyung. Aku hanya tak mau semua hanya menjadi sebatas formalitas. Bahkan saat aku menginginkan kau disisiku," ujar Kris menangkup kedua pipi Changmin didepannya.

"Maaf atas keegoisanku. Aku tak pernah memikirkan perasaanmu, Kris. Aku hanya memikirkan perasaanku sendiri."

Tertawa kecil, Kris menarik kedua pipi Changmin ke arah berlawanan, "memang sejak kapan kau bisa memikirkan perasaan orang lain hyung? Kecuali makanan di dalam kepalamu itu."

"Cywapa bwilang akwhku jgha mwewikirkhwanmhu."

"Aku atau tubuhku?" goda Kris kecil. Mengecup singkat bibir Changmin dan mengalungkan kedua lengannya di leher Changmin.

"Menurutmu?" tanya Changmin memainkan jarinya di wajah Kris, "sepertinya aku mulai lapar Kris … Jangan salahkan aku menghabisimu malam ini," ujar Changmin menurunkan kepalanya membuat hidung mereka bersentuhan, "gara-gara kau, aku terpaksa menghabiskan waktuku di dalam kamar hanya untuk merenung bahkan aku menolak makanan yang diberikan Jaejoong hyung padaku."

"Benarkah? Aku tersanjung menjadi yang pertama dibandingkan 'kekasihmu' itu hyung," bisik Kris menyindir Changmin pelan dan tertawa di dalam hati melihat raut wajah Changmin yang mengeras. Telak dan tepat sasaran.

"Saa mau 'memakanku' sekarang, Changmin-ah?" tawar Kris menarik kepala Changmin semakin dekat. Memiringkan kepalanya hingga membuat bibir mereka bertemu. Lembut dan terasa sangat kenyal.

Dan Kris tak keberatan saat Changmin mengambil alih dengan melumat bibirnya sebagai awal permainan mereka yang tertunda. Malam masih panjang untuk menghabiskan waktu libur mereka kali ini, bukan.

.

.

.

Baju-baju tampak berserakan di dalam kamar di salah satu apartemen mewah di Seoul itu. Tak tampak penerangan sedikit pun di dalamnya. Hanya rembulan malam saja yang menelusup masuk melalui balkon kamar yang tak tertutup.

"Umhpp … umphnp …" Dua pasang bibir itu masih bergulat di dalam mulut salah satunya dengan menghisap habis seisinya. Membiarkan cairan saliva mengalir deras dari sudut bibir keduanya.

Kris meremas kuat rambut Changmin di atasnya. Mengerang tertahan di dalam mulutnya sendiri. Gesekan tubuh yang tak berbalut apa pun itu membuatnya dapat merasakan hangatnya kulit manusia, ditambah apa yang sedang mereka lakukan saat ini. Membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Tautan mereka tak lama terlepas menyisakan benang saliva diantara keduanya. Menjilati bibir Kris pelan, kecupan dari bibir Changmin pindah ke leher jenjang milik Kris. Membuat tanda sepanjang sepanjang tulang selangka milik Kris hingga ke dadanya. Bisa dipastikan besok Kris tak bisa mengenakan baju berlengan pendek bila lehernya sendiri penuh bitemark dari Changmin.

"Ouch … jangan terlalu banyak hyung. Manajer hyung bisa membunuhku nanti," ingat Kris pada Changmin yang masih betah mengukir karya di tubuhnya. Perih dan nikmat di saat bersamaan merasakan gigi Changmin di tubuhnya.

Kepala Kris mendongak ke atas menahan desahannya saat merasakan jilatan kecil di daerah dadanya. Walau mereka sudah melakukannya berkali-kali namun entah mengapa Kris tak pernah bisa melihat langsung maniks Changmin yang tengah 'memakan' habis puttingnya seakan ia bisa langsung terhisap ke dalam maniks gelap milik Changmin.

Tangan Changmin yang menganggur bergerak perlahan menuju ke bawah. Memijat pelan kejantanan Kris yang terkulas lemas. Tak lama hingga benda itu kini tegak berdiri dan terasa menusuk tubuhnya sendiri.

"Sudah bangun ternyata? Kenapa bisa begitu cepat YiFan-ssi?" goda Changmin pelan menurunkan kepalanya tepat dihadapan kejantanan Kris. Menjilatinya perlahan dari ujung hingga pangkalnya. Dengan tangan yang kini mengurut bola kembar milik Kris, "apa karena sudah lama tak kusentuh, kau jadi sensitif begini?"

"Shit! Jangan menggodaku hyung!" teriak Kris frustasi saat changmin bergerak perlahan membuat rasa sakit karena tak bisa datang terasa di ujung kejantanannya.

"Arkh!"

Kris membalikkan tubuhnya hingga kini ia yang berada di atas tubuh Changmin. "kau mau bermain-main denganku, hyung?" tanya Kris pelan menurunkan satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh Changmin—celananya—seutuhnya. Membuat ia menemukan 'mainan' baru.

Menurunkan kepalanya sendiri, Kris meraup milik Changmin ke dalam mulutnya. Menjilat dan menghisapnya dengan gerakan perlahan keluar masuk di dalam mulutnya.

"Sshhhh …" Changmin mendesis kecil merasakan gigi Kris yang berbenturan dengan kejantanannya membuat benda di dalam mulut Kris itu semakin menegang keras.

"Agh! Apa yang kau lakukan, Hyung?" tanya Kris kesal saat tengah menikmati 'lolipop'nya ada sesuatu yang menyeruak masuk ke dalam lubangnya. Melihat ukurannya sepertinya itu adalah jari tengah tangan Changmin.

"Teruskan saja, biar yang di sini aku yang urus," ujar Changmin menurunkan kepala Kris melanjutkan kegiatannya sedangkan jarinya terus keluar masuk lubang milik Kris.

"Uhmph … nghhh …" Kris menghentikan sejenak hisapannya saat sesuatu semakin menyeruak masuk. Rasanya benar-benar sakit karena jari Changmin bergerak acak di dalam sana.

"Sudah." Changmin menarik kepalan Kris dalam sebuah ciuman panjang. Bermain lidah di dalam dan di luar mulut Kris hingga kemudian kembali bergulat di dalam sana. Lelehan saliva mereka yang telah bercampur tampak mengalir bebas.

"Berbaliklah, Kris," bisik Changmin pelan menjilati leher Kris yang terlihat basah oleh keringat.

Mengangguk, Kris memposisikan lubangnya tepat di depan wajah Changmin. Lubang berwarna kemerahan yang tengah berkedut lapar dengan kejantanan milik Kris yang menggantung tegang.

"Tahan ne. Aku tak menemukan lube di kamar ini—"

"Tung—"

Jleb

Tanpa bisa menunggu Kris meneruskan kalimatnya, Changmin sudah menyentakkan kejantanannya ke dalam lubang milik Kris. Membuat Kris langsung berteriak kesakitan karena lubangnya yang terasa kering dan bergesekan dengan kejantanan milik Changmin.

"Shit! Bisakah kau lebih lembut hyung! Kau tahu rasanya ini benar-benar sakit, Fuck! Atau kau mau mencobanya sendiri!" Kris menyumpah serampah kekasihnya sendiri yang kini tertawa mendengar umpatannya.

"Mian Kris. Aku hanya tak sabar," ujar Changmin pelan. Mengecup sepanjang tulang punggung Kris dengan lembut. Membuat kemarahan little dragon miliknya sedikit berkurang.

"Hah … bergeraklah hyung. Rasanya aneh kalau kau hanya diam di dalam sana."

Mengangguk, Changmin mulai bergeak keluar masuk lubang milik Kris. Menyentuh titik yang sangat dihafalnya membuat bibir Kris melantunkan desahan pengiring permainan mereka.

"Agh! Agh! Di sana hyung … nghhh!"

"Kau sempit, Kris."

Kris menarik sprei di bawahanya kuat saat merasakan sodokan Changmin semakin kuat di dalam lubangnya. Rasanya sakit dan nikmat bercampur menjadi satu. Desahan dan erangannya yang terlantun sangat keras, menggema di dinding kamar.

"Hah! Faster hyung! Akhhh! Aghh!"

Changmin mengocok kejantanan milik Kris dengan tangannya tanpa sedikit pun menurunkan kecepatan miliknya. Memijat putting milik Kris dengan tangannya yang lain. Membiarkan kekasihnya gila dengan semua setiap sentuhannya.

"Cum … hyung … aa—lwepasss …"

"Bersama, Kris." Changmin semakin bergerak dengan cepat sengaja menutup jalan keluar milik Kris dan membiarkan kekasihnya itu semakin mengerang kesakitan. Sebentar saja hingga dirasanya kejantanannya di dalam lubang Kris semakin besar dan membesar.

"Hyunnggggg!/ Krisss!"

Bruk

Tubuh Kris terjatuh dengan tubuh Changmin yang menghimpitnya. Napas keduanya tampak berlomba. Mencari oksigen yang hampir menipis di dalam paru-parunya.

"Sampai aku tak bisa berjalan dengan benar besok, kubunuh kau hyung."

Changmin hanya tertawa dengan ancaman milik Kris. Bukan salahnya juga yang tak bisa melewatkan hidangan lezat di depannya.

Mengecup surai pirang milik Kris, changmin mendekap tubuh kekasihnya itu erat. Rasanya bodoh dengan pertengkaran kecil mereka. Tapi setidaknya Changmin semakin tahu kalau Kris benar-benar mencintainya walau namja blonde itu tak pernah mengumbar kata-kata cinta padanya.

"Kupastikan lamaranku yang ke lima kau pasti akan menerimanya, little dragon."

Kris meringis kecil saat Changmin mencoba membalikkan tubuhnya. Sedangkan di atas sana Changmin masih menghimpitnya bahkan dengan tautan mereka yang masih belum terlepas.

"Yakinnya … memang apa yang akan kau lakukan, hyung?"tanya Kris memainkan jarinya di wajah Changmin.

Menaikkan lengkung bibirnya ke atas, Changmin mencium lembut dahi milik Kris yang basah, berulang-ulang penuh rasa sayang.

"Aku akan melakukan apa pun dan memastikan kau menjawab hanya dengan 'ya' pada tanggal enam november nanti."

Kris melebarkan matanya menatap tak percaya pada tanggal yang diberikan Changmin. Bahkan dua tahun mereka bersama tak sekali pun mereka bertemu pada tanggal tersebut karena jadwal yang benar-benar tak bisa diakali. Dan Kris tak pernah keberatan toh baik ia dan Changmin tahu pasti resiko di balik hubungan mereka.

"Jangan berjanji bila kau tak bisa mene—umphhh—" Kris tak jadi melanjutkan kata-katanya saat bibir Changmin sudah menutup mulutnya erat dalam sebuah ciuman lainnya. Hangat dan liar di dalam sana.

"Pabbo! Hentikan kebiasaanmu memotong pembicaraan seseorang dengan ciuman itu, Hyung." Kris mendelik kesal pada Changmin yang malah tertawa melihatnya. Kekasihnya ini benar-benar suka melihat berbagai ekpresi yang keluar di wajah datarnya.

"Hanya denganmu, Kris. Apa kau mau aku mencium orang lain?"

"Lakukan dan kupastikan juniormu langsung kukebiri saat itu juga."

Tawa Changmin semakin kuat mendengarnya. Sifat posesif Kris itu sungguh menyenangkan. Padahal kalau di depan orang lain kekasihnya akan bersikap sedikit acuh dan hanya akan melakukan kontak ringan. Namun bila mereka berdua kau akan menemukan sisi lain dari seorang duizzhang EXO-M—posesif dan liar. dan hanya Changmin yang mengetahuinya.

"Understand CaptainWanna another round, Dragon?" tanya Changmin menggesekan tubuh mereka membuat Kris mendesah kecil. Changmin menyeringai melihat wajah Kris yang memucat merasakan ada yang terbangun di dalam sana.

Dan Changmin tak membuang waktu membiarkan Kris berpikir. Meraup bibir Kris dalam sebuah ciuman, sebuah ronde lainnya di malam gelap kembali dimulai.

Kris membiarkan Changmin mengoyak lubangnya untuk kesekian kali malam ini.

Mendesah dan mengerang merasakan setiap sentuhan Changmin di dalam lubangnya.

Mereka akan selalu memastikan setiap sentuhan ini bukanlah hanya having sex semata. Changmin akan memberikan setiap kasih sayang dan cinta dalam permainannya. Meyakinkan Kris kalau ia benar-benar mencintai namja blonde ini. Membuat sebuah kegiatan malam menjadi sebuah "making love"— dan membuat Kris meneriakan namanya sepanjang malam.

"Changmin … Changmin …"

Kris menarik kepala Changmin. Menyatukan sebuah ciuman lembut, membiarkan sesuatu yang basah dan cair mengisi lubangnya hingga penuh dan meluber. Kris bisa merasakan bagaimana ia dicintai oleh magnae DB5K.

"Love you … Kris."

"Love you too, Changmin-ah."

Dan keduanya tertidur dengan posisi bersebelahan dan tangan yang bertaut. Lelah bermain 'teriakan tengah malam' tak menyadari kalau seseorang terpaksa menanggung akibat dari desahan dan erangan di kamar mereka. Terbelenggu di dalam kungkungan 'beruang besar' lapar.

"Kubunuh kau Shim Changmin!"

"Ayo bermain sampai pagi, Boo."

.

.

.

"Kau kenapa hyung?" tanya Kyuhyun yang berkunjung ke apartemen Jaejoong pagi harinya. sedikit heran melihat sang 'umma' sahabat evilnya itu berjalan seperti penguin dengan rintihan kecil keluar dari mulutnya.

"Salahkan bocah setan itu," tunjuk Jaejoong pada Changmin yang memandangnya heran dari kursi di seberang mereka.

"Aku?" Changmin menunjuk dirinya sendiri heran. Memang apa hubunganya cara jalan ummanya dengan dirinya. Memangnya dia yang membobol lubang hyung cantiknya itu.

Jaejoong menggeplak kepala Changmin dengan spatula di tangannya, "gara-gara suara kekasihmu itu, appa pabbomu itu malah menyerangku habis-habisan. Apa kau tahu dia baru berhenti pukul setengah tiga pagi."

"Hahahaha … itu salahmu sendiri hyung. Bukan salah suara little dragonku. Fufufu apa suara kekasihku begitu menggoda sampai appaku menyerangmu seganas itu hyung."

"Ya Shim Changmin pabbo! Tak ada sarapan pagi hari ini."

"Eeeehhhhh!" Changmin sentak berdiri dari bangkunya. Menarik tangan Jaejoong yang hendak meninggalkan masakannya di dapur. Padahal sejak kemarin ia bahkan belum makan dan sekarang hyung kesayangannya menghentikan acara memasaknya.

"Lakukan sendiri. Padahal kupikir kau akan kelaparan karena belum makan sejak kemarin. Buat saja sendiri sana." Jaejoong melepaskan tautan tangan Changmin dan kembali menuju kamarnya. Mengistirahatkan diri dari rasa sakit yang sedari tadi berdenyut dari bagian bawahnya.

Changmin hanya bisa meratapi nasibnya karena sudah membuat umma kesayangannya ngamuk pagi-pagi begini.

Padahal Jaejoong bersusah payah bangun dari tidurnya hanya untuk membuatkan sarapan untuk Changmin karena ia takut Changmin sakit.

Dan menemukan suara berisik dari dapurnya ia memastikan ada anak evil yang tengah kelaparan saat ini.

"Hah … kau sih, Min. sudah tahu kalau berhadapan dengan Jaejoong hyung yang badmood itu mengerikan."

"Hiiks … Kyu aku lapar," ujar Changmin menekurkan kepalanya ke meja makan. Perutnya sudah berbunyi sedari tadi namun ia tak menemukan makanan cepat saji di dapur hyungnya. Hanya bahan mentah untuk dimasak, "kau saja yang masak, Kyu?"

"Kau mau aku dibunuh Jaejoong hyung karena membuat dapurnya berantakan? Tidak terima kasih." Kyuhyun mendeatglare Changmin yang memasang wajah memelas padanya.

"Oh, ya. Aku lupa ada titipan dari dorm EXO untukmu."

Changmin mengambil kantong kertas yang diberikan, matanya langsung berbinar saat menemukan sekotak cupcake di dalam sana.

"Tao yang memberikannya padaku, hanya saja aku sedikit curiga karena panda kecil itu tersenyu manis. Jadi lebih baik jangan dima—"

"Cupcake~ ittadakimasu." Changmin tak memperhatikan perkataan Kyuhyun dan meraup rakus enam buah cupcake itu. Memindahkan tempatnya dari kantong kertas ke dalam lambungnya.

"—kan. Kau kenapa, Min?" tanya Kyuhyun khawatir melihat wajah Changmin yang tiba-tiba berkeringat dingin. Bahkan tangannya kini memegang perutnya.

"Toileeettt!"

Dan Kyuhyun hanya menggeleng melihat ulah ajaib namja pemilik suara tinggi tersebut. Tak peduli kalau teriakannya akan membangunkan orang-orang di apartemen ini.

Tertarik, Kyuhyun mengambil sepotong kertas kecil yang berada di dalam kantong kertas tersebut. Kertas yang berisikan pesan untuk Changmin. Dan senyum Kyuhyun terukir membacanya. Meletakkannya di atas meja dan beralih ke konter milik Jaejoong, Kyuhyun mencoba membuat teh pahit untuk Changmin. Karena bisa dipastikan sahabat evilnya itu akan sibuk beberapa jam ke depan—bolak balik toilet.

"Dasar panda nakal."

.

TBC

.

"Changmin sunbae ini hadiah kecil karena sudah membuat gege Tao sedih. Selamat menikmati ne^^~.

Tao

.

A/N:

Ini Twoshoot last chapternya bakal dipublish bertepan dengan ultah Kris nanti ya^^~ mian buat nc-an yang rada absurb …. Mizu lagi gak connect banget buat ngetik ff tapi maksain juga karena kepala Mizu malah tambah sakit mikirin yang terjadi akhir-akhir ini apalagi kalau jauh-jauh dari ff.

Dan maaf buat updatean multichapter yang bakal telat banget. Kalau urusan Mizu udah kelar Mizu balik kok dan nyelesain semua multichapter Mizu jadi jangan lupain Mizu ne ;_;

Special Thanks fo Last Chapter Our Story^^

Meyla Rahma| kyuelf| Chyun| Juli Constantine| Re| askasufa| Kim Eun Sob| Ekasudaryadi| Loli93| miszshanty05| MimiJJW| Sholania| PandaMYP| MinnieChangkyu56| The Biggest Fan of YunJae| Meyminimin| riredhana| OhSooYeol| Zheyra Sky| OktaLuvJaejoong| Desty Cassie

Sampai jumpa lagi

Mizuno

_Thanks for Reading_