Title :The Way I`Am

Genre :Romance, Familly, Fantasy

Pairing :SasuNaru,ItaKyu,MinaFugaMiko,SaiNaru (Narutwins) Uchiha klan. dll

Rated :M ^^

Summarry :

Keluarga Namikaze dan Uchiha bersatu?. Kematian kushina membuat Mikoto menjadi seorang poliandri. Apakah benar?. Percintaan macam apa yang ada dalam keluarga Uchiha-Namikaze ini?. "Huh, energi ku meningkat. Bocah itu sudah melakukannya"/ "Waktu mu tak banyak madara-nii"/ "Lalu kenapa kau tidak memberi tahu aku?" tanya sasuke./ "Etto, kau tahukan, ini aga memalukan. Lagipula aku tak yakin setelah madara tahu semua tentang ku dia akan membiarkan ku hidup. Apa lagi aku –hn. Jadi kukira kau tak perlu –tahu" jawab Naruto kikuk.


Terinspirasi dari sejarah konoha dan konflik uchiha-senju. Tapi pastinya ceritanya beda jauh kok hehehe. Semoga kalian suka ^^

Etto. Tadinya ga mau masukin lemonnannya. Tapi seorang penulis mengatakan "Fanfic tanpa lemon itu kurang –asem " hehehe. :P

Catatan :

Uciha Madara usianya kurang lebih tiga ratus tahunan tapi karena suatu kutukan ia tidak bisa mati. Bahkan wajah dan tubuhnya tak berubah. Ia menjadi "Kakak Tertua" dan menjadi pemimpin klan Uchiha. Hingga keturunannya jadi uchiha elit. Yang terkuat dari yang paling kuat.

Kakashi, anak yatim piatu. Sahabat obito sejak kecil. Sebenarnya seumuran dengan Minato, Fugaku dan Obito sendiri. Tapi karena suatu alasan –yang author lupa apa– maka Kakashi diangkat menjadi anak Obito Uchiha.

One shoot. Yaoi story and they stuff. First long oneshoot. Au/typhoo and maybe MPREG. And there is me. with a pervet though i make this story. :p.

Disclaimer : Masashi Kishimoto-San.


~Ichi~

Pagi yang cerah di konoha. Sebuah Gedung yang terhiasi dekorasi-dekorasi mahal dan Elegan bergaya barat sedang dipenuhi para tamu undangan yang berasal dari pengusaha, pembisnis dan orang-orang kalangan atas lainnya.

Ada apa?.

Acara apa yang membuat semua pembisnis dan orang-orang kalangan atas berkumpul disini. Siapa yang mampu menarik perhatian mereka?. Orang penting macam apa yang sanggup mengundang kalangan atas seluruh konoha dan menyewa dekorasi elegan ini?.

Seorang bersurai pirang, berbadan tegap, tinggi dan mengenakan kemeja berwarna putih selaras dengan celana putihnya, sedang mengurut keningnya pertanda kesal.

Bagai mana tidak?.

Hari ini adalah hari pernikahannya –yang kedua – tapi anak-anaknya tidak ada yang mau hadir. Yang satu bilang sibuk dengan urusan kantor. Sementara yang kembar bilang sedang ada tur di Suna bersama sahabat mereka Gaara pangeran dari negri suna itu. Huh, sungguh menyebalkan.

Pria lainnya yang berjas hitam yang berwarna sama dengan rambut, mata dan celana nya menghampiri si surai pirang yang sedang frustasi itu.

"Minato, tak apa lah kalu mereka memang tak bisa hadir. Masih ada Itachi dan Sasuke kan?"

"Fugaku, Aku sangat malu. Anak-anak ku sulit sekali ku hubungi" keluh minato.

Si surai hitam Fugaku mengusap pelan Minato menenangkan. Sementara itu langkah kaki dengan segala keanggunannya menghampiri keduanya. Gaun serba putih yang indah dan hanya sebatas lutut nya menambah keindahan bentuk tubuh ramping putih lembut dan kaki-kaki panjangnya.

"Fugaku, Minato, ini sudah waktunya ayo cepat" yang di panggil menghadap ke asal suara. Mereka mengerjap-ngerjapkan mata beberapa saat sampai akhirnya keduanya tersenyum dan dengan kompak berkata.

"Waw, kau sangat cantik Mikoto"

Wajah Mikoto memerah sesaat tapi sepersekian detik berikutnya ia kembali ke wajah stoic ala Ucihanya.

Mikoto bertolak pinggang. Memalingkan wajahnya kearah lain dan berkata gugup menahan malu atau kesal atau entahlah. Perasaannyasedang bercampur aduk.

"Hah~ cepat angkat pantat kalian dari tempat ini dan lakukan tugas kalian dengan benar. Ingat gara-gara kalian sekarang semua orang menganggap ku seorang poliandri" Fugaku Dan Minato saling pandang dan kembali memandang Mikoto lalu tersenyum.

"Ia, maaf merepotkan mu Mikoto" ujar Fugaku.

"Tak terasa ini sudah lima tahun sejak aku kehilangan Kushina. Kuharap ia akan memaafkan ku" tutur Minato.

"Dia pasti memaafkan kita. Kushina sangat menyayangi kita bukan?. Aku yakin dia mengerti" Fugaku berusaha menenangkan.

"Ha-Ah~ Lagi pula dia sudah tahu ini akan terjadi" ucapan Mikoto sontak membuat kedua pria yang masih duduk di kursi ruangan ganti itupun terbelalak kaget dan menatap Mikoto penuh tanya.

"Ma-maksudnya?" Fugaku tergugup.

"Jauh sebelum anak-anak kita lahir dulu. Kushina menyadari sesuatu" ucap Mikoto menganang kembali masa-masa dimana ia dan Fugaku baru menikah sama halnya dengan Kushina dan Minato.

Mikoto menyilangkan tangannya di dada. Memejamkan mata dan membuang nafas pelan.

"Bahwa..." Mikoto menggantungkan kata-katanya.

"Sepasang kekasih yang saling mencintai.." Mikoto kembali menggantungkan kalimatnya.

"Terlalu pengecut untuk menyadari perasaan masing-masing. dan..." mata mikoto menyipit penuh ejek lalu memuang muka lagi dari kedua pria di hadapannya.

"Menguburnya dalam-dalam. Membuat lubang kosong di hati mereka. Bahkan.."

"Sekalipun saling tersenyum mereka terlihat seperti dua orang bodoh yang tak tahu caranya menutupi perasaan mereka hingga melukai orang yang mencintai mereka" baik Minato maupun Fugaku menunduk. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Yah. Mereka adalah orang bodoh. Bahkan mereka melukai dua sahabat baik mereka. Kushina dan Mikoto. Gadis-gadis yang baik yang telah belasan tahun menjadi sahabat mereka. Terutama kushina. Kushina yang hingga akhir hayatnya tak sempat Minato berikan rasa terima kasihnya selama ini.

Kushina telah meninggal lima tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan dan perampokan. Itulah yang diberitakan padanya. Setelah kepergiannya, Minato menjadi sosok yang pendiam dan mengurung dirinya dengan pekerjaan. Ia bahkan tak ada waktu untuk memperhatikan ketiga anaknya. Untung saja ketiganya sudah sangat mandiri sedari kecil.

Ironoi. Karena sejak usia kanak-kanak –saat SD tepatnya –Fugaku, Minato, Mikoto dan Kushina adalah sahabat. Menjadi lebih ironi karena faktanya jauh sebelum kedatangan Mikoto dan Kushina, Fugaku dan Minato sudah saling menyukai. sayangnya demi harga diri, keluarga dan masa depan klan mereka akhirnya mereka mengubur perasaan itu.

Setelah Kushina wafat, awalnya Minato yang sudah mulai mencintai Kushina enggan untuk berhubungan lagi dengan siapapun bahkan Mikoto dan Fugaku. Tapi sepasang suami istri sekaligus sahabat masa kecilnya itu terus berusaha mengembalikan cahaya kehidupan bagi sang Namikaze.

Dan yah Ironi, Sangat Ironi karena cinta lama pun bersemi kembali Fugaku-Minato alhasil Inilah yang terjadi. Pernikahan kedua seorang model cantik bernama Mikoto dengan pemilik Namikaze corp Minato demi menyembunyikan kisah cinta Fugaku-Minato sekaligus menyatukan keluarga Uchiha Namikaze. Hingga sekarang model cantik itu di sebut seorang poliandri.

Tak apalah di anggap poliandri. Selama Ia, Fugaku dan Minato beserta anak-anak mereka dapat hidup bahagia. Begitulah pikir mikoto saat minato dan fugaku memohon padanya tentang hal ini.

Tengah malam telah menunjukan akhir dari resepsi pernikahan mewah hari ini. Minato, Mikoto dan Fugaku duduk di ruangan mereka sambil mengistirahatkan diri. Sungguh lelah sekali hari ini. Minato menarik Mikoto untuk berbaring di sampingnya. Meskipun Minato mencintai Fugaku bukan berarti ia tak menyayangi Mikoto bukan?.

"Terima kasih Mikoto" katanya halus sambil menarik Mikoto kedalam pelukannya.

"Ah~ kemarilah" lanjut Minato yang menyadari tatapan cemburu Fugaku padanya.

Fugaku yang sebelumnya duduk di sofa pun melangkah bergabung dengan Minato-Mikoto setelah sebelumnya mendengus kesal. Menyamankan posisi tidurnya dalam pelukan Minato sama seperti yang dilakukan Mikoto.

"Hmm~ aku tak pernah menyangka akan begini jadinya" lirih Mikoto.

"Apa kau menyesal" Fugaku menimpali. Minato yang sedang memeluk keduanya hanya diam mengisyaratkan Mikoto untuk menjawab seakan menanyakan hal yang sama.

"Tidak, tapi... aku agak takut" seru Mikoto pelan di akhir katanya.

Minato mempererat pelukannya dan mengusap pelan kepala Mikoto.

"Takan ada yang meninggal kan mu Mikoto, kami beruntung memiliki mu dan Kushina" seru Minato kemudian.

"Yah, aku berjanji padanya akan menjaga dan mencintai kalian berdua apapun yang terjadi" Mikoto menahan air matanya yang hampir meleleh.

"Hnm, ia pasti senang di alam sana, kita berhasil Mikoto. Kita membawa Minato pulang" lanjut Fugaku membantu menormalkan perasaan Mikoto yang mendadak melow teringat sahabatnya –Kushina.

"Hei, kemana Sasuke dan Itachi? Sejak sore tadi aku tak melihat keduanya" seru Minato mengalihkan pembicaraan

"Kembali ke mansion mereka" seru Mikoto.

"Ah, padahal mansion kita cukup luas kan? Kenapa tidak tinggal bersama?" kata Minato. Dengan dahi berkerut binggung.

"Mereka takan mau. Sudah menjadi keputusan mereka untuk tinggal terpisah dari orang tua" timpal Fugaku.

Minato akhirnya ber–oh ria. Tau kalau keluarga Uchiha sangat sulit mengubah keputusan yang sudah mereka ambil. Minato melirik Mikoto yang terlihat sedang berfikir keras.

Mikoto melepas rangkulan minato di pinggangnya. Ia mendudukan dirinya dan mulai merenung sesaat.

"Ada apa Mikoto?" tanya minato heran.

"Bagai mana kalau Kyuubi dan si kembar kita pindahkan ke mansion Itachi dan Sasuke saja" seru Mikoto bersemangat. Minato dan Fugaku saling pandang.

"Bukan ide buruk" seru Fugaku.

"Tapi bagai mana membujuk mereka? Mereka punya kesamaan yang unik kan" kata Minato mengingat-ingat kelakuan anak-anak Uchiha dan anaknya sendiri yang notabenya pada egois dan keras kepala.

"Yah ini takan mudah. kurasa" seru Fugaku lemas.

"Hn, biar aku yang urus" seru Mikoto percaya diri.

Sementara itu di luar gedung resepsi seorang berbadan tegap serba hitam yang sedari pagi terus mengawasi jalannya resepsi mengambil hanphonenya dan menelpon seseorang.

"Tuan, mereka sudah selesai resepsi" lapor orang itu.

"Baik. Aku segera kembali" lanjut orang itu setelah mendapat perintah dari orang yang di telponnya.

Di tempat yang tak jauh dari pria tadi juga berdiri seorang pria kurus berkulit hitam yang juga melakukan hal yang sama. Yaitu melapor pada sang majikan tentang keadaan di tempatnya saat ini.

Siang dengan terik matahari yang sanggup melelehkan bongkahan es batu dalam sepersekian detik itu menambah rasa penat di kepala tiga Namikaze yang sedang duduk di ruang tamu apartemen mereka. Kyuubi yang sudah seminggu numpang di apartemen adiknya demi menghindari resepsi pernikahan ayahnya itu mengurut dahi binggung.

Ia binggung harus menjelaskan apa pada kedua adiknya saat sepucuk surat datang dari kediaman Uchiha yang notabene adalah keluarga baru mereka. Kenapa?.

Karena Naruto dan Naruko yang selama ini tinggal terpisah dengan kakak dan ayahnya itu sama sekali tak tahu apa-apa. Shock sudah pasti. Tapi rasa sakit menerima kenyataan bahwa ayah mereka menikahi seorang perempuan yang masih bersuami padahal lima tahun ini dia –Naruto – dan kembarannya selalu diabaikan oleh ayahnya sendiri. Dan oleh karena itulah mereka benar-benar tak mau menampakan diri saat sepucuk surat itu menyuruh mereka untuk pindah ke mansion saudara tiri mereka.

Wajar saja. Lima tahun ayah mereka begitu cuek pada mereka. Tak peduli apa yang terjadi pada anak-anaknya. Dan sekarang mencari mereka karena menikahi seorang wanita yang sudah dan masih bersuami. Mendapatkan ibu tiri sekaligus ayah tiri di satu hari. Yang benar saja.

"Hufff~ bagai mana ini Naru-nii Kyuu-nii" seru si gadis bersurai pirang panjang yang terikat dua di kedua sisi kepalanya.

"Yah tak ada pilihan lain. Jadi.. keluarga baru kita itu Uchiha ya? huh" timpal pemuda bersurai merah di depannya. Pura-pura tak tahu. Padahal hatinya bingung sendiri harus bicara apa pada kedua adiknya ini.

Sementara itu surai pirang lain yang masih terfokus pada surat dari ibu tirinya itu malah menggeleng-gelengkan kepala. Sungguh ia tidak menyangka akan berkeluarga dengan Ha-Ah Uchiha. Tak tahukah kami-sama terlalu banyak peristiwa antara Namikaze Uchiha.

"Ahh bagai mana bisa mereka tahu alamat kita sih ? ayo kita kabur saja" seru pemuda pirang itu frustasi.

"Terlambat " kata Kyuubi. Pendengaran dan insting tajamnya mengatakan bahwa jemputan mereka sudah datang. Maka si kembar di hadapannya pun ikut menunduk pasrah.

"ha-ah" keluh kedua Namikaze kembar bersamaan.

~Malam hari di kediaman Uchiha Itachi Sasuke.~

"Kuperingatkan Jangan buat masalah otouto" ucap itachi tegas.

"Hn" jawab sasuke malas.

Kedua pemuda itu sedang berada di balkon mengamati pemandangan malam sambil minum kopi. Suntuk menunggu keluarga baru mereka yang dititipkan di rumah ini.

Dititipkan?. Setidaknya itulah pemikiran duo Uchiha ini. Mereka berdua atau lebih tepatnya hanya Sasuke terlalu malas untuk melawan kemauan ibunya jadi yah beginilah. Kerena Itachi sih justru bahagia dengan kedatangan keluarga barunya. Kenapa? Yah kita lihat saja kenapa si Uchiha sulung ini malah bahagia.

"Mereka sampai, aniki" seru Sasuke setelah melihat dua mobil limo masuk ke halaman mansion.

"Hn, siapkan minuman, mereka pasti capek" seru Itachi bossy.

"He–"

"Jangan bertanya ataupun mencela. Sasuke, ku peringatkan lagi, JANGAN BUAT MASALAH" potong Itachi tajam.

"Ah hn" Sasuke akhirnya menurut. Yah ia tahu betul untuk tidak membuat anikinya marah. Jadi yah ia pasrah saja di perintah-perintah kakaknya. Kalau bukan kakaknya ia pasti sudah ngamuk saat ini.

cklek pintu terbuka ruang tamu yang dibuka kyuubi itu ada di lantai dua. Para pelayan dan bodyguard yang tadi menjemput para Namikaze sudah lebih dulu sampai dan menaruh barang-barang mereka dikamar para Namikaze masing-masing lalu kembali ke mansion utama keluarga Uchiha Fugaku yang letaknya jauh di kota sebrang. Yah Itachi dan Sasuke tak suka jika ada orang lain di mansion mereka. Bahkan pembantu atau bodyguard pun.

Kyuubi melangkah masuk lebih dulu. Sementara Naruto masih melamun sejak di perjanan tadi.

Melamun?. Ya, Naruto melamun. Salah satu hal yang jarang bahkan hampir tidak pernah Naruto lakukan. Membuat kembarannya agak khawatir.

"Naru-Nii kau tidak apa-apa?" tanya Naruko sambil memegang dahi sang kakak kembarannya.

"Hn tidak hanya agak aneh dengan kelakuan Kyuubi" sanggah Naruto sambil menurunkan tangan Naruko dari dahinya.

Kyuubi sudah ada didalam sementara kedua adiknya masih di depan pintu bercakap-cakap. Sesekali ia mendengar rengekan manja Naruko pada kembarannya. Ia tersenyum mendengar keributan kecil si kembar di pintu yang masih terbuka. Kyuubi cuek saja. Toh mereka tidak sedang bertengkar. Kyuubi masih diam sampai ada suara yang membuatnya mengarahkan pandangan pada suara itu.

"Ah kalian sudah sampai mau " kata-kata Sasuke terhenti saat dia melihat surai merah di hadapannya. 'Huh pantas saja Itachihah-ah, mendokusei' keluh Sasuke dalam hati.

Ia tidak melanjutkan kata-katanya hanya menghampiri si surai merah dan memberinya segelas jus apel sesuai dengan perintah sang kakak di nampan yang ia bawa, sisanya –jus jeruk– di taruh di meja. Kyuubi masih diam dan tak berkata apa pun. Sasuke tertarik untuk menggoda orang dihadapannya ini tapi tak jadi karena ia melihat sosok yang sangat di kenalnya dari arah pintu. Keduanya saling pandang. Surai pirang dan surai reaven. Onyx bertemu sapphire.

Gah... Naruto yang badmood semakin badmood sekarang.

'A-astaga apa dia penghuni mansion ini juga?. Kami-sama bunuh aku saja' batin Naruto frustasi. Sekarang mukanya yang masam semakin masam karena badmood tingkat tingginya itu.

'Ck! Naruto Jadi kau seorang Namikaze huh?. Sial, setelah aku menemukan orang yang aku cintai, kenapa malah harus menjadi saudara ku sih?'. Mata sasuke kedutan pertanda kesal.

'Tunggu.. ini.. kesempatan emas kan, Sasuke..fufufu' batin Sasuke disertai seringaian nya. Kyuubi yang ada di dekatnya pun sontak membelalakan mata. Kaget dengan seringaian Sasuke.

'Se..Seram' batin Kyuubi.

Atmosfir di ruangan itu kini terasa sangat dingin dan kelam. Naruko menarik Naruto masuk kemudian berhenti di hadapan Sasuke.

'Huh? Kembar?' batin sasuke setelah menyadari ada gadis yang mirip Naruto di hadapannya. Yah Naruto dan Naruko anak kembar dengan rupa, tinggi dan tekstur yang sama. Kalau Naruto tidak memotong pendek rambutnya ia pasti sudah disangka perempuan. Melihat badannya yang ramping dan kurus tak ada bedanya dengan gadis kembarannya Naruko.

Sebenarnya Naruto adalah anak baru di Konoha high school –sekolah Sasuke dan kebetulan satu kelas dengan Sasuke. Tapi Sasuke tak pernah menyangka kalau Naruto adalah adik seorang Kyuubi Namikaze yang menyandang status sebagai kekasih Itachi sang kakak Sasuke. Terlebih lagi gadis pirang yang sangat mirip Naruto ini. Sungguh tak pernah ia sangka Naruto memiliki kembaran.

"Hem maaf apa kau punya sesuatu seperti obat atau semacamnya? Naru-nii sedang tidak enak badan " kata Naruko membuyarkan lamunan Sasuke.

"Aku tak butuh obat Naruko. Aku tak sakit. Hanya sedikit mual oke?"

"Nah kalau begitu munggkin buah jeruk saja cukupkan? Bagai mana?" tanya Naruko

"Aku baik-baik saja Naruko, sungguh " jawab Naruto sambil melepaskan tangannya dari cengkraman gadis kembarannya itu.

"Naru-Nii jangan membantah" perintah Naruko. Ia kembali menatap Sasuke dengan pandangan 'kau punya tidak' nya itu.

"Hn"gumam Sasuke mengerti arti tatapan Naruko. Sasuke kembali ke kabinet dapur di belakangnya. Membuka kulkas dan mengambil beberapa buah didalamnya, kemudian berbalik untuk melihat ketiga saudara barunya itu.

Deg! Deg! Jantung sasuke berkedut-kedut.

'Pemandangan yang indah' batin Sasuke saat melihat Naruto yang senang duduk sambil mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya dengan kedua tangan yang di lipat di dada. Naruto sedang sebal karena kembarannya terus memperlakukannya seperti anak kecil. Terlihat dari tingkah Naruko yang mencoba ini itu pada kembarannya itu.

Sasuke menyipitkan matanya saat ia lihat Naruto kembali berwajah masam dan muram. Sasuke mengikuti arah pandang Naruto dan..

'Oh, khawatir pada kakak mu hm? Hah kenapa kakak mu itu harus si Kyuubi sih? Kalau orang lain pasti bisa kujadikan senjata untuk mendapatkan mu' batin Sasuke sebal. Ia berjalan ke arah sofa. Menaruh buah yang di bawanya dan ikut duduk di sofa. Bersebrangan dengan si kembar Namikaze.

"Kyuu, Itachi menunggu mu di balkon" kata Sasuke tanpa basa-basi. Membuat si kembar Naruto-Naruko heran melihat keduanya.

Astaga ternyata begitu. Kyuubi tak melawan karena itu. Hn. Itachi. Yah. Setelah beberapatahun hanya berhubungan jarak jauh dengan Kyuubi, Naruto banyak mendengar tentang seseorang bernama Itachi dari beberapa mata-mata yang dibayarnya untuk mengawasi sang kakak. Ia juga baru sadar akan keadaan saat ini setelah mendengar nama itu. Setelah beberapa hari lalu salah satu mata-matanya mengabarkan pernikahan ayahnya. Ia baru sadar akan keadaan yang mungkin sekarang sedang dicemaskan kakaknya itu. Karena selama ini Kyuubi tinggal di Konoha untuk mengurusi Namikaze Corp bersama ayahnya sementara ia dan adik kembarnya tinggal di suna bersama teman baik mereka Gaara. Tak ada yang memperhatikannya dan Naruko. Mungkin kyuubi ini khawatir. Jelas karena baik Kyuubi maupun ayahnya tak tahu kalau Naruto selalu mengawasi keduanya dari jauh.

Memang disini Naruto lebih bersikap seperti kepala keluarga ketimbang anak kedua. Ayahnya dan Kyuubi terlalu childish dan terjebak masa lalu. Sementara Naruto selalu mengawasi dari balik layar.

"Oh~ jadi begitu Kyuubi-nii" kata Naruto. Suaranya sangat mengajek.

"Maaf Naru, aku lupa memberi tahu mu" kata Kyuubi sambil berdiri. Kyuubi masih murung atau gugup lebih tepatnya. Ia yakin adiknya sudah mengerti. Jadi ia rasa adiknya tak perlu mendapatkan penjelasan apapun darinya. Ia kemudian berjalan kearah tangga menuju lantai tiga. Hendak menemui kekasihnya Itachi.

Kenapa Kyuubi murung?.

Sebenarnya Kyuubi sedang galau tentang adiknya ini. Yah saat Itachi memberitahu bahwa salah satu adiknya sudah bertemu dengan nya dan mengetahui hubungan dia dan Kyuubi. Juga saat diberitahu bahwa mata-mata adiknya tertangkap tangan sedang mengawasi pernikahan ayahnya beberapa hari lalu. Ia baru sadar kalau adiknya sangat hebat. Dan ia binggung untuk berkata apa pada adiknya ini.

Bukan.

Bukan karena takut adiknya akan mengamuk atau apa. Kyuubi hanya tak enak hati. Semenjak ibu mereka –kushina– meninggal, Kyuubi satu-satunya yang masih di perhatikan ayahnya walau hanya dalam masalah mengatur Namikaze corp dan pendidikan saja. Sementara kedua adik kembarnya selalu terabaikan oleh ayahnya. Dan dia. Dia bahkan tak membiarkan adik-adiknya mendapat sedikit celah untuk saling memberikan kasih sayang mereka padanya. Tapi ternyata adiknya jauh lebih dewasa daripada dia yang hanya bisa mengeluh pada sang ayah tapi tak bisa berbuat apa-apa.

Naruto hanya mendengus melihat tingkah kakaknya. Tapi wajahnya berubah. Jadi lebih... Lega. Dan saat ini instingnya bilang kalau dia tidak perlu khawatir akan urusan kakaknya itu.

"Nah Naru-nii sudah tenang ya?" tanya Naruko ditemani cengirannya.

"Hm begitulah" sahut Naruto dengan senyumannya yang spontan membuat jantung Sasuke yang melihatnya jadi berdetak tak karuan Lagi. Meskipun wajahnya masih stoic.

"Humm jadi setelah ini aku takan bisa tidur nyenyak yah" kata Naruto.

Jelas sekali. Kata-kata itu. Walaupun pandangannya masih kearah menghilangnya Kyuubi menuju lantai tiga. Tapi jelas kata-kata itu untuk si Uchiha di hadapannya.

Sasuke menunduk dan menyeringai. Akhirnya ternyata ia tidak diabaikan kehadirannya.

"Hmm aku akan mencoba berbaik hati pada mu, tenang saja" seru Sasuke dengan seringaian nya.

"Hah, tuan pantat ayam. Tolong jangan membuat ku harus turun tangan" kata Naruko sambil berkacak pinggang.

"Huh?" dengus binggung Sasuke.

"Jangan kira aku tidak tahu kau yah. Kau kan yang sering mengerjai Naru-nii di sekolah" lanjut Naruko dengan wajah kesal.

"Jangan heran Sasuke, kau mengikatnya di gudang minggu lalu" timpal Naruto.

"Oh, jadi kau minta bantuan adik mu untuk lolos dari ku hm?" kata Sasuke Mengejek.

"Fuhh" Naruto hanya membuang nafas. Tak peduli dengan tuduhan Sasuke.

"Aku yang minta tukar tempat dengan Naru-Nii." Bantah Naruko.

"Naru-nii maafkan aku membuatmu harus kerepotan karena si mayat hidup ya" kata Naruko dengan memegang kedua tangan Naruto teringat akan ulah seseorang yang selalu mengejarnya.

"Hah sudah lah aku ngantuk" kata Naruto yang langsung mengambil posisi tidur di sofa.

"Oy, dobe, tidur dikamar mu. Jangan di sini" perintah Sasuke.

Terlambat.

Naruto sudah ada di alam mimpinya. Sasuke heran kenapa Naru-dobenya itu sangat cepat sekali tidur. Tidak di sekolah. Dikantin. Bahkan saat dilapangan atau di klub. Naruto selalu cepat tertidur.

"Ne Sasuke-Nii" lirih Naruko.

'Huh Sasuke-nii? Tadi dia memanggilku tuan pantat ayam, dan sekarang ia memanggil ku Sasuke-nii?' Sasuke merutuk dalam hati.

"Bisa bantu aku mengangkat Naru-nii? Belakangan ini ia terlalu banyak bekerja keras" kata Naruko pelan. Sasuke mengerutkan dahinya. 'Bekerja keras?'

"Bekerja?" beo Sasuke mengikuti kata-kata dalam hatinya tadi.

"Ah hehe tidak lupakan" kata Naruko sembari memasang posisi hendak membopong Naruto. Melihat itu Sasuke mendengus. Menyingkirkan Naruko dan menggendong Naruto ala bridestyle. Naruko tersenyum lalu mengekori Sasuke menuju kamar Naruto.

'Hehe kau sangat menyukai kakak ku kan' batin Naruko nyengir.

Pelan. Sasuke menurunkan Naruto pelan-pelan hingga tanpa sengaja ia menyentuh sesuatu di pinggang Naruto. Tanpa pikir panjang setelah Naruto terbaring di ranjang nya ia memeriksa apa yang ia sentuh tadi. Dan...Astaga.

Mata Sasuke membulat. Perban. Luka apa ini? Sekujur tubuh Naruto di perban. Naruko yang melihat apa yang dilakukan Sasuke cepat-cepat menarik Sasuke dan menyelimuti Naruto. Membuang nafas sebentar dan berbalik memberikan pandangan 'ayo keluar' pada Sasuke.

"Apa itu?" Sasuke tidak sanggup menahan pertanyaan itu lagi. Setelah ia merasa cukup jauh dari ruangan Naruto.

"Naru-Nii menolong ku.. itu.. luka lima tahun yang lalu" mata Naruko berkaca-kaca. Buliran airmata perlahan turun melewati pipinya. Yang tentu saja tak dapat dilihat Sasuke karena ia membelakanginya.

'Lima Tahun?' tanya Sasuke dalam hati.

"Mana mungkin luka setelah lima tahun masih sesegar itu Naruko" bentak Sasuke tak habis pikir. Masa ia adik dan kakak sama dobenya sih?.

"Kau tak sadar? Kau yang membuat luka itu terbuka. Kau , kalau saja kau tidak mengurungku minggu lalu. Naru-nii tidak akan seperti itu. Hah tidak-tidak. Mungkin kalau saat itu aku tidak menjadi Naru-nii. Saat ini- saat ini pasti dia..dia" Naruko tak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Apa maksud mu semua salah ku. Mana ku tahu dia punya luka itu. Dan lagi yang aku sekap kan kau kenapa kau menyalah kan ku huh?" sanggah Sasuke teringat kejadian pengakuan naru kembar tadi.

"Huh, kau selalu mengerjainya kau selalu melukainya dan kau tidak merasa bersalah hah. Dia terluka saat mencoba mengeluarkan ku dari gudang" desis Naruko geram sambil berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang penuh air mata. Sasuke sontak bingung sendiri.

"Ha-Ah~ baiklah ok. Ia aku salah. Aku bersalah telah membuat luka itu terbuka. Jadi.." sasuke menggantung kalimatnya. Dia belum yakin apakah harus menanyakan ini atau tidak.

"Apa?" tanya Naruko ketus. Masih dengan air mata yang belepotan di pipinya. Sebenarnya sih itu bukan salah Sasuke. Hanya saja entah mengapa Naruko sangat senang mempermainkan Sasuke seperti ini. Hahaha.

'Huh dia sama dobenya dengan Naruto .' keluh Sasuke dalam hatinya.

"Ha ah, baiklah. Jadi kenapa si dobe punya luka separah itu hn?" tanya Sasuke.

Naruko diam. Menunduk dan berjalan ke arah jendela di ujung ruangan. Ia masih menimbang nimbang.

Haruskah?.

Haruskah ia minta tolong pada orang yang selalu mengganggu kakaknya itu?. Bukan Naruko tidak tahu kalau Sasuke sangat menyukai kakaknya. Tapi dia hanya.. hanya .. tak rela.

'hn tapi aku tak punya pilihan lain kan? Aku takbisa selalu ada di dekat naru-nii. Hanya dia' batin naruko.

"Ne Sasuke-nii" panggil Naruko. Sasuke berjalan menghampiri Naruko. Menunggu gadis itu melanjutkan kata-katanya.

"Ayah ku, Kyuu-nii, Naru-nii.. semua .. kalian Uchiha... mengambil mereka dari ku" lirih Naruko dengan air mata yang meleleh di pipinya.

Bukan hal buruk menyerahkan keluarganya pada semua Uchiha. Mereka bisa menjaga keluarganya. Tapi.. dia.. dia .. –Naruko.. Naruko hanya tak ingin menjadi yang di tinggalkan, di lupakan. Sama seperti ibunya yang belakangan ini tak pernah ada yang mengingatnya selain dia Naruko.

"Hn menggelikan bukan? Seluruh keluarga Uchiha jatuh cinta pada Ketiga Pria Namikaze?" balas Sasuke dengan suara pelan dan merendahkannya.

Bukan Sasuke tak sadar. Bertahun-tahun jauh dari keluarganya bahkan kakaknya membuat Sasuke tahu apa yang sedang dirasakan Naruko. Yah Naruko kesepian, sangat. Dan ia takut untuk di tinggalkan. Ia pernah merasakan hal yang sama. Tepatnya saat ia dengan tegas menolak mengikuti aturan klan Uchiha yang di tetapkan pemimpin tertinggi –Madara Uchiha. Membuatnya terlihat seperti anak buangan.

Sasuke mengusap pelan kepala Naruko. Entahlah mungkin karena Naruko mirip sekali dengan Naruto atau mungkin karena mereka pernah ada dalam situasi yang sama. Sasuke hanya merasa harus melakukannya.

"Takan ada yang meninggalkan mu" bisik Sasuke seakan bisa membaca pikiran Naruko. Sejenak Naruko terhenti dari tangis diamnya. Ia menatap mata onyx Sasuke.

"Bantu aku mendapatkan kakak mu, aku janji akan menjaga kalian. Kalian berdua" lanjut Sasuke.

"Apa kau benar-benar mencintainya?" tanya Naruko.

"Yah, sangat." lanjut Sasuke. Walaupun wajah nya sangat datar. Ada kehangatan di sana. Dan Naruko tahu sasuke bersungguh-sungguh.

"Jagalah Naru-nii. Ia sangat mudah lelah. Tubuhnya bahkan sangat lemah. Karena luka di tubuhnya itu"

"Dan Tak ada yang tahu kecuali aku, gaara-nii dan kau" Naruko menggenggam kedua tangan Sasuke.

"Hn pasti akan ku jaga." Jawab sasuke.

"Tapi kenapa tak ada yang memberi tahu yang lain?" tanya Sasuke.

"Naru-nii tak mau. Dia bilang itu salahnya. Ibu meninggal karena melindungi kami. Dan Naru-nii gagal menyelamatkan ibu. Tapi.. Tapi... Itu... Itu.." lagi, Naruko sangat ingin menjerit saat itu juga. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Tapi ia tak bisa terus tutup mulut kan. Ia ingin ada yang bisa melindungi sang kakak.

"Itu bukan salah kalian. Itu takdir. Belajarlah menerimanya." Kata Sasuke.

"Kau tahu aniki maksud ku Itachi. dulu dia hampir mati bunuh diri karena ia sangat mencintai Kyuubi. Ia dulu sangat benci mengetahui bahwa ia seorang gay. Melihat dia aku tak mau ikut bodoh untuk menolak takdir. Mencintai adalah salah satu takdir. Aku percaya itu. Hal yang tak kau inginkan tapi ada begitu saja. Itulah takdir, Naruko" ceramah Sasuke membuat Naruko tersenyum tipis. Yah ini takdir. Semua ini takdir. Ia akan menerima ini. Bahkan jika semua harus meninggalkannya pada akhirnya. Ia akan belajar untuk menerimanya.

"Tapi kau tahu, terkadang kita bisa merubah takdir" kata Sasuke kemudian.

"Eh?" Naruko tak mengerti.

"Cukup tunjukan seberapa layaknya kau menerima apa yang kau harapkan. Maka dengan sendirinya takdir akan berubah" senyum. Sasuke tersenyum hangat pada Naruko. Sangat damai. Perasaan Naruko sangat damai setelah mendengar kata-katanya.

"Ngomong-ngomong, siapa yang kau maksud mayat hidup huh?" tanya Sasuke.

"Seseorang yang mirip dengan mu, biasanya dia main dengan Shikamaru" jawab Naruko.

"Mirip dengan ku?" tanya Sasuke binggung. Tapi kemudian ia tak bertanya lagi. Yah jika ada yang mirip dengannya tak perlu bertanya lagi. Ia tahu jawabannya. Dan tentu saja ia akan membuat perhitungan. Biar bagai manapun. Gara-gara hal itu targetnya untuk mengerjai Naruto malah kena Naruko. Dan entah apa yang sebenarnya terjadi hal itu juga membuatnya disalahkan atas luka Naruto yang terbuka lagi.

Sasuke berjalan menuju kabinet dapur. Menyeduh teh dan menaruhnya di gelas-gelas di atas nampan.

"Sasuke-nii" panggil Naruko saat Sasuke sudah membawa nampan yang berisikan minuman ditangannya.

"Mau membantu ku mengganggu dua orang yang sedang pacaran di atas, Naruko?" ajak Sasuke. Naruko tertawa. Ia menghapus air matanya dan mengekori Sasuke yang sudah menaiki tangga.

Pintu terbuka. Menginterupsi obrolan Namikaze dan Uchiha sulung di balkon. Keduanya menoleh pada orang dari balik pintu. Sasuke masuk dengan nampan di tangannya dan Naruko di belakangnya.

"Apa kau tahu ini jam berapa Naruko?" uh nampaknya kali ini Kyuubi marah.

"Ah, adik mu ini tak bisa tidur karena kembarannya mendengkur, jadi ku ajak dia mengganggu kalian" bela Sasuke yang di timpali dengusan dari Kyuubi dan kikikan tawa Naruko. Hell yeah Naruto tak pernah mendengkur. Kyuubi tahu itu.

"Teh kesukaan ku?" tanya Itachi pada adiknya itu.

"Hn" Sasuke memberikan gelas Itachi lalu memberi satunya pada Kyuubi dan Naruko.

"Eh? Aku juga dapat ?" tanya Naruko.

"Yah karena sudah mau menemaniku kemari" jawab Sasuke masih dengan muka stoicnya.

"Baiklah setelah ini kalian kembali ke kamar kalian. Istirahat dan tidur." Saran Itachi pada semua yang dijawab anggukan dan gumaman 'hn' dari ketiga orang di kamarnya.

Malam semakin larut. Kyuubi dan Naruko sudah kembali ke kamar mereka di lantai dua. Sementara Sasuke masih diam sambil memandangi langit dan Itachi masih menikmati teh kesukaannya.

"Jadi otouto, apa yang mengganggu otak mu malam ini" kata Itachi santai. Seolah sudah biasa melihat adiknya yang sedang gundah –padahal baru kali ini sasuke terlihat galau .

"Kau seorang dokter kan aniki, bisakah aku mengandalkan mu?" tanya Sasuke.

"Siapa yang melukai mu?" tanya Itachi mengira adiknya itu terluka atau semacamnya.

"Bukan aku, tapi Naruto. Aku melukainya minggu yang lalu. Ternyata lukanya cukup parah" ungkap Sasuke panjang lebar yang tentu saja ada kebohongan dalam kata-katanya itu. Yah, ia hanya tak suka banyak omong saja.

"Hah baka otouto, melukai orang yang kau cintai itu sangat bodoh Sasuke" omel Itachi. Dan lagi-lagi caranya mengucapkan ucapannya itu masih santai.

"Ajari aku menjahit luka" pinta Sasuke to the point –yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari langit. Yah kali ini saja. Sasuke yang tak pernah meminta apapun dari siapapun dan terkenal melakukan segalanya sendiri itu akan membuang harga dirinya dan meminta sesuatu. Hanya demi Naruto. Itachi agak heran juga melihat adiknya saat ini. Sangat tak biasa.

"Bukankah kau takut jarum suntik Sasuke" ejek Itachi penuh makna di dalamnya.

Tidak. Tentu itu tidak benar. Itachi berkata begitu hanya ingin mencairkan suasana yang tiba-tiba saja jadi menegang. Itachi tahu betul dari suara dan kata-kata serius Sasuke. Saat ini Sasuke sangat merasa bersalah. Dan Itachi tak suka itu. Penyesalan tak pernah ada dalam kamus kehidupan keluarga Uchiha. Jika kalah kau harus berusaha menang. Jika salah kau harus berusaha benar. Itulah prinsip Uchiha. Dan dari semua itu tak ada yang namanya penyesalan.

"Ha-Ah~ aku kehilangan kontrol diri ku, maaf aniki" kata Sasuke menyadari tatapan kakaknya. Yah seorang Uchiha harus cepat berdiri setelah jatuh. Dan tak ada menyesal atau merasa bersalah dalam kamus hidup Uchiha. Yang ada adalah pembuktian. Hanya itu.

"Tidurlah. Akan ku ajarkan besok" Itachi tersenyum dan ia memandang adiknya. Sama halnya dengan sasuke yang memandang anikinya itu.

'Ingatlah sasuke kita ini Uchiha. Tak ada kata menyesal sekecil apapun rasa itu' kata Itachi dalam hatinya.

Tobecountinued~

Hai mina, thanks banget buat siapapun yang mau baca fic ku ini.

Sebenernya aku udah nulis 7chapter dan niatnya mau ku jadiin one shot. Tapi aku gak yakin itu akan selesai di 7 chap.

Thanks for read and please leave me some review.

Im not a pro writter, but i hope you guys like it.

See you next chapter