FALL-FELL-FALLEN
Pairing:
Yunjae
Rated:
M
Genre:
Comedy, Romance
Warning :
YAOI, Yunjae…bagi yang tidak suka Yaoi dan Yunjae, silahkan klick back…maxy cinta damai.. ^^
Chapter pendek
Mungkin akan selesai pada chap 6 atau 7
Summary
Jaejoong selalu diputuskan oleh kekasihnya karena memiliki wajah yang jauh lebih cantik dari yeoja chingunya. Alasan yang aneh, tapi itulah yang selalu terjadi pada Jaejoong. bukan hal yang sulit bagi Jaejoong untuk menemukan seseorang yang mau menjadi kekasihnya. Muda, kaya, dan berwajah tampan sekaligus cantik, itulah Kim Jaejoong. Namun bukan hal yang mudah bagi Jaejoong mempertahankah hubungannya. Semua selalu berakhir. Hingga ia bertemu dengan seorang namja yang berusia 1 tahun lebih muda darinya. Dancer, pelatih dance sekaligus mahasiswa akhir di salah satu universitas ternama. Bagaimana kisah mereka? Ini Yaoi, Yunjae… bagi yang tidak berkenan boleh klik back… ^^
.
.
.
.
Part 1
Siang ini Seoul sungguh terasa panas, namun suasana hati seorang namja yang sedang duduk di kursi taman lebih panas daripada suhu di Seoul siang ini.
"Ck… selalu berakhir lagi… berapa kali lagi aku harus menjalin hubungan tanpa harus berpisah seperti ini" gerutu namja yang sungguh eye catching itu.
Jaejoong bak berlian ditengah gunungan batu. Semua yeoja bahkan ahjumma yang lewat ditaman menatap kearahnya. Jaejoong menyendiri di taman. Beginilah cara Jaejoong meredam sakit hatinya. Ya… baru 15 menit yang lalu hubungannya yang ke-12 kandas dengan alasan yang sudah muak ia dengarkan. Ya… lagi-lagi namja chingunya selalu protes dan tak kuat jika harus menerima celaan ketika sedang berjalan berdua dengannya. Apalagi kalau bukan cibiran orang yang melihat mereka tentang ketidakpantasan yeojachingu Jaejoong bersanding dengannya.
.
FLASHBACK
"Lihatlah pasangan disana, apa tak kau lihat ada yang aneh?" bisik seseorang yang tak sengaja lewat didepan Jaejoong yang sedang duduk di taman bersama Jihye.
"Iya… kau benar… aku rasa cowok itu jauh lebih cantik daripada yang cewek" timpal yeoja lain ikut berbisik.
Mendengar bisikan seperti itu, sontak membuat Jihye semakin meradang.
"Kau dengar… kau selalu membuatku seperti ini"
"Baby… abaikan saja mereka…"
"Sudah aku bilang kalau jangan berdandan berlebihan…"
"Mwo?"
"Tak berdandan saja kau sudah lebih cantik daripada aku, apalagi kalau kau berusaha sedikit tampil menarik seperti hari ini. kau semakin membuatku kesal"
Jaejoong tersenyum mendengar gerutuan kekasihnya, "Aku hanya ingin terlihat tampan didepanmu, Jihye-ah… tak ada niat lain". Ucap Jaejoong sambil mencoba mengelus rambut Jihye.
Dengan segera Jihye menampik tangan Jaejoong, sehingga membuat Jaejoong sedikit kaget. Jaejoong memandang penuh tanya ke arah Jihye.
"Kita putus saja" ucap Jihye dengan enteng.
"Mwo?"
"Aku sudah lelah seperti ini… kau baik, tapi kau memberikan tekanan batin tersendiri buatku."
"Jihye-ah… abaikan saja kata mereka… bagiku kau tetap yang paling cantik"
"Sudahlah… aku lelah"
"Jihye-ah"
"Kita putus Jae… aku harap kau mau mengerti" ucap Jihye sambil beranjak dari duduknya.
Tangan Jaejoong dengan sigap menahan Jihye yang hendak pergi.
"Aku mohon"
"Aku tidak bisa Jae" Jihye melepaskan genggaman tangan Jaejoong di pergelangan tangannya. Kemudian ia beranjak pergi, meninggalkan Jaejoong sendiri di taman.
Itulah yang terjadi seitar 1 jam yang lalu. dan sampai sekarang Jaejoong masih tak beranjak dari tempat duduknya.
FLASHBACK END
.
"Hufth…" Jaejoong menghela nafas panjang sekali lagi. Sungguh sulit baginya mempunyai seseorang yang menerima dia apa adanya. Ketika seseorang sedang heboh mempertampan diri, tapi Jaejoong sepertinya sedang sangat ingin memperjelek diri. Sungguh terlalu jelek bukan hal yang ia inginkan, tapi terlalu tampan juga membuatnya kerepotan.
Tampan
Tiba-tiba kata itu muncul dibenaknya
"Bagaimana kabarnya?" gumam Jaejoong yang tiba-tiba teringat seseorang yang pernah mengisi hari-harinya.
"Apa karena aku masih mencintaimu sehingga aku tak pernah berhasil menjalin hubungan dengan yeoja?" pikiran Jaejoong menyeruak. Mataya jauh menerawang kedepan, sepertinya ia sedang memikirkan hal yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
KRRIIINGGGGGG…
Jaejoong tersentak dari lamunannya ketika ponselnya berdering.
UMMA
Nama yang muncul pada layar
KRIIINGGGGGG….
Sekali lagi ponsel Jaejoong berdering
Klik
"Yobseyo…" ucap Jaejoong setelah menggeser tanda reply
"Honey…Kau sudah lama tak berkunjung ke rumah"
"Nanti umma… kalau aku sudah tak sibuk"
"Kau sibuk dengan gadis-gadis yang hanya menginginkan hartamu itu?" sindir Mrs. Kim
"Umma" keluh Jaejoong. ummanya selalu seperti ini.
Terdengar tawa renyah diseberang telepon.
"Arra.. arra.. berhentilah mempoutkan bibirmu sekarang Jae.." ucap Mrs. Kim masih sambil terkikik. Ia sangat tahu, putranya pasti akan mempoutkan bibirnya kalau sedang digoda seperti ini.
"Umma… jebbal… berhentilah…" Jaejoong enggan meladeni ummanya, maklum suasana hatinya sedang tak enak sekarang.
"Omo..omo… apa mereka meninggalkanmu lagi?"
"….."
"Ck… sudah aku duga…" tebak Mrs. Kim ketika tak mendapatkan respon dari Jaejoong.
"Sudahlah umma, aku akan segera kerumah.. mungkin besok atau besok lusa… sekarang aku sedang ingin sendiri"
"Aigooo… Jae… sudahlah… berhentilah bersedih dan segeralah mencari pengganti yang lain"
"Umma…"
"Segera cari penggantinya, dan menikahlah…"
"Umma tidak semudah itu… mereka selalu saja meninggalkanku bahkan di minggu pertama kita berpacaran.. bagaimana bisa aku menikah"
"Ahhahahahha.." tawa Mrs. Kim pecah
"Umma" protes Jaejoong.
"Ok, mian…" ucap Mrs. Kim sekuat tenaga menahan tawanya
"Sudahlah.. aku tutup saja telponnya" Jaejoong sudah semakin sebal
"Jae… eh.. sebentar… ingat pesan umma… segeralah mencari pengganti yeoja-yeoja bodoh itu.."
"tidak semudah itu umma" jelas Jaejoong sekali lagi
"heii… mudah kalau kau mau…"
"Ck… aku lelah jika harus dicampakkan yeoja lagi"
"Kalau begitu jangan dengan yeoja"
"Mwo?"
"Kau dengan namjapun juga tak jadi masalah bagi umma… asal kau bahagia Jae…"
"…." Jaejoong tak tau harus bagaimana menanggapi ummanya. Ummanya selalu berhasil membuat jantungan.
"Jae…" Panggil Mrs. Kim pelan
"mmm"
"Apa kau…. Apa kau masih mencintainya?" ucap Mrs. Kim hati-hati
DEG
"Siapa?" Jaejoong balik bertanya, takut jika ia salah menebak
"Siwon"
CRAP
Tebakannya sama persis dengan obyek yang ditanyakan Mrs. Kim
"Umma…"
"Arra..arra… umma tahu…. Ini tidak mudah…" Mrs. Kim sangat mengerti Jaejoong
Jaejoong hanya diam. Telepon masih tersambung tapi keduanya hanya terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Jja… jangan bersedih lagi… carilah pengganti semua orang yang mencampakkanmu… buatlah mereka menyesal karena tak mempertahankanmu"
"Mwo? Mencampakkan? Umma kalimat itu sungguh sangat menyakitkan.."
"Ahhahahaha" tawa renyah Mrs. Kim terdengar, menghapus perasaan gloomy yang baru saja mereka berdua rasakan.
"Move on Jae… dengan siapapun umma tak akan melarang. Asal kau bahagia"
"Ck…" Jaejoong berdecak dan tersenyum
"Ahhahaha… berhentilah putus asa… segeralah cari penggantinya Jae… yeoja OK, tapi namja tampan dan seksi menurut umma lebih PERFECT"
AHEEEHHHH
Pikiran liar ummanya terkadang membuatnya benar-benar speechless
"Ya.. ya.. terserah umma…" Jaejoong tak mau lagi mendebat pesan dari ummanya.
"Segeralah pulang dan bawa kekasihmu menemui umma"
"Aku bahkan baru putus dengan Jihye…" gerutu Jaejoong
"Kalau begitu segera ambil namja yang ada didekatmu sekarang juga dan bawa menemui umma" goda Mrs. Kim
"UMMA.." protes Jaejoong
Seketika Mrs. Kim tertawa "baiklah… baiklah…. Umma… akan menutup teleponnya… ingat segera cari yang baru"
"Iya umma aiisshhhh…"
"Love u baby…"
Klik
Sambunganpun terputus
Jaejoong menghembuskan nafas beratnya sambil bersandar di kursi taman. Ummanya benar-benar merusak moodnya.
"Aiishhh… umma membuatku semakin pusing saja… bagaimana bisa mengambil namja yang berada didekatku dengan sembarangan dan memintanya menikahiku… benar-benar ide gila" gerutu Jaejoong sambil mengacak rambutnya.
Tiba-tiba matanya tertuju pada pada dua orang, namja dan yeoja yang berada tak jauh dari tempat duduknya. Seorang namja yang hendak pergi, namun tangannya sedang di pegang oleh sang yeoja. Sungguh ironis… pemandangan yang berbanding dari apa yang ia alami sekitar 1 jam yang lalu.
Jaejoong terus memandang yeoja yang sudah sedikit menangis menahan kepergian namja. Sayup-sayup terdengar rengekan si yeoja.
"Yunho-ya… jebbal… jangan begini"
"Aku tidak bisa Ahra… kita hanya sahabat… aku tak bisa menganggapmu lebih"
"Tapi aku mencintaimu"
"Tapi aku tidak"
"Aku akan meninggalkan keluargaku… aku rela hidup sederhana denganmu"
"Jangan memaksakan dirimu… aku tak ingin membuatmu tersiksa"
"Aku tak akan tersiksa.. asal kau mau bersamaku"
"Lepaskan tanganku ahra… apa kau tak malu dilihat banyak orang" ucap Yunho sambil mencoba melepas tangan ahra dan tak sengaja tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Jaejoong.
Mereka saling tertegun satu sama lain. Masih saling memandang. Namun tak lama kemudian Yunho mengalihkan pandangannya ke yeoja yang barusaja menarik-narik tangannya, merengek meminta perhatian.
"Ahra.. aku mohon berhentilah"
"Yun… jebbal"
"Ahra.. aku tidak bisa… aku bukan yang terbaik untukmu… aku tidak mencintaimu… kita hanya bersahabat" kata Yunho dengan memandang tegas ke arah Ahra.
Mendengar ucapan Yunho, Ahra kemudian melepaskan tangan Yunho dan tak lama kemudian Yunho berjalan meninggalkan Ahra.
Jaejoong hanya bisa menghembuskan nafas beratnya, sungguh kejadian ini berbanding terbalik darinya.
"Beruntung sekali namja itu…" gumam Jaejoong
Sekilas ia terbayang saat matanya tak sengaja bertemu pandang dengan Yunho. Yunho memang namja yang tampan. Tubuhnya tegap dan proporsional, wajahnya kecil dengan rahang yang tegas, benar-benar namja yang tampan.
"Dia benar-benar beruntung" gumam Jaejoong sekali lagi.
.
.
.
Pagi ini Jaejoong berniat menemui Changmin, sahabatnya sejak kecil ini adalah seorang guru musik di salah satu sekolah musik ternama di Seoul. Ia hendak membicarakankerjasama dengan Changmin. Perusahaan Jaejoong akan mengadakan pesta ulang tahun perusahaan dan dia ingin Changmin terlibat didalamnya.
Jaejoong berjalan santai menuju ruangan Changmin, matanya memandang ke kanan dan ke kiri. Nampak beberapa orang sedang berlatih. Tak lama kemudian sampailah Jaejoong didepan ruangan Changmin, namun baru saja Jaejoong akan membuka pintu tiba-tiba pintu ruangan Changmin terbuka terlebih dahulu.
Jaejoong kaget setelah melihat orang yang membuka pintu, namja yang dilihatnya di taman kemarin. Yunho. dan sepertinya Yunho juga kaget, sama seperti dia.
Keduanya terpaku.
"Ehem…" Changmin berdehem, membuyarkan tatapan Yunho dan Jaejoong.
"Ah eh… Changmina" Jaejoong tersenyum kaku
"Wah… ada angin apa, sampai-sampai Presdir Kim kesini" canda Changmin sambil memeluk Jaejoong akrab.
Yunho memandang pemandangan didepannya itu dan sekali lagi bertemu pandang dengan Jaejoong. entah kenapa Jaejoong merasa ada yang aneh, dia melepaskan pelukan Changmin.
"Aku permisi Changmina…" ucap Yunho datar kemudian keluar ruangan.
Jaejoong berjalan masuk kedalam ruangan.
"Dia…"
"Maksudmu, Yunho?" tebak Changmin ketika Jaejoong mulai membuka mulutnya.
Jaejoong mengangguk, Changmin kemudian tersenyum. "Kenapa?"
"Sepertinya aku pernah bertemu dengannya" ucap Jaejoong sambil duduk di kursi yang menghadap ke piano. Jaejoong memandang piano itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa dia bersama dengan wanita yang sedang mengejar-ngejarnya?"
Jaejoong menghadap ke arah Changmin dan menaikkan kedua alisnya seolah berkata 'bagaimana kau bisa tahu?'
"Seperti biasa, dia selalu dikejar-kejar yeoja… dan seperti biasa, tak pernah ada yang mampu menjadi pacarnya."
"Sombong sekali dia" respon Jaejoong dengan nada yang terlihat kesal
Changmin terkikik, "Berbeda sekali denganmu kan hyung"
SKAK MATT
Jaejoong melotot ke arah Changmin. Changminpun tertawa.
"Apa dia sehebat itu?" gerutu Jaejoong
"Aku rasa mungkin, karena baru-baru ini dia membuat pelatih dance di sini bertengkar dengan pelatih vokal."
"Eh?" Jaejoong nampak semakin kaget. Apa benar Yunho bisa sampai menyebabkan hal seperti itu?
"Jangan memasang wajah seperti itu hyung. Lagipula ini bukan kasusnya yang pertama, satu tahun lebih aku disini, aku sudah melihat dia berganti jadwal berulangkali. Sepertinya para yeoja itu benar-benar menggilainya" jelas Changmin
"Dia pelatih disini?" Jaejoong bertanya lagi. Entah mengapa topik tentang Yunho sepertinya menarik sekali bagi Jaejoong.
"Yeah.. he's a dancer and instructor" angguk Changmin. "Aku dengar dari pegawai lain, bahwa dia sudah hampir 2 tahun bekerja disini. Dan dia sekarang juga sedang menyelesaikan studi S2nya, ekonomi bisnis"
"S2?ekonomi bisnis?" lagi-lagi ada hal yang menarik dari seorang Yunho
"Iya… tak perlu sekaget itu… dia sangat bekerja keras hyung meski dia masih berumur 24 tahun."
"24 tahun?"
"begitulah.. dia bahkan lebih muda 1 tahun darimu kan? Kau tua sekali hyung…" ledek Changmin
"Meskipun aku lebih tua, tapi wajahku jauh lebih muda darimu" ledek Jaejoong
"Aeh…aeh…." Protes Changmin
Jaejoong dan Changminpun tertawa.
"Keluarganya?"
"Kenapa? Kau tertarik kepadanya?"
"Sudahlah.. jawab saja.."
"yang aku dengar, dia dari keluarga yang biasa saja. Mereka tinggal di gwangju…"
Jaejoong mengangguk kecil. Setelah mendengar penjelasan Changmin.
"Sepertinya ada sesuatu yang menarik? Kau menyukainya?" selidik Changmin
PLAKKKKK…
Pukulan keras seketika mendarat di punggung Changmin, "Awww.. hyung…" rintih Changmin sambil tertawa.
"Majulah hyung… aku rasa kau ada kesempatan"
"Kau gila…"
"bukankah kau masih gay?" desak Changmin
"Tapi tidak dengan dia, dia…"
"Gay" potong Changmin
"MWO?" Jaejoong melotot sedangkan Changmin tertawa.
"Setidaknya itulah yang digosipkan para karyawan disini.. banyak wanita cantik ditolaknya, entah apa yang ada di pikiran Yunho. mulai dari model sampai pelatih disini, bahkan putri pemilik yayasan sekolah ini juga menyatakan cinta kepadanya. Dan semua ditolak.. padahal semua menawarkan kemewahan kepadanya.."
"Karena itu dia digosipkan gay?"
"mmm" angguk Changmin, "meskipun aku juga belum pernah melihat kalau dia pernah berpacaran dengan namja"
"Digosipkan bukan berarti dia gay" ucap Jaejoong datar
"Tapi aku baru saja merasa bahwa ia benar-benar gay"
Jaejoong mengerutkan alisnya, bingung
"karena saat ia memandangmu tadi, sepertinya ia ingin menerkammu" Changminpun tertawa terbahak-bahak
"YAH… SHIM CHANGMIN"
PLEETTTAAAKKKKKK
.
.
"Lalu kenapa dia tadi ke ruanganmu?" Jaejoong ternyata masih menyisakan pertanyaan seputar Yunho.
"Dia hanya memintaku membantunya menyelesaikan masalahnya dengan 2 model kegatelan yang akhir-akhir ini sedang mengejarnya dan bahkan putri pemilik yayasan seolah inipun juga sedang mengejarnya lagi"
"Ck" Jaejoong berdecak
"Kau pasti tak percaya kalau aku yang mengatakannya, tapi sungguh dia seperti magnet bagi para yeoja hyung…"
Jaejoong hanya menghela nafas panjang. Diam…. Memandang barisan tuts piano didepannya.
Changmin hendak menanyakan keperluan Jaejoong datang menemuinya, tapi ia terhenti ketika jemari Jaejoong mulai memainkan tuts pianonya.
Jaejoong merindukan bermain piano, ia juga berbakat dalam bernyanyi. Namun semua bakatnya itu harus ia kubur dalam-dalam karena ia harus menggantikan posisi appanya sebagai presdir di perusahaan mobil miliknya. Mr. Kim sudah meninggal hampir 2 tahun yang lalu. Semenjak itu dia sudah tak pernah menjamah piano ataupun bernyanyi lagi. Hidupnya disibukkan dengan kerja dan kerja. Dan sudah 1 tahun lebih ummanya selalu memintanya untuk segera memiliki pendamping. Mrs. Kim ingin Jaejoong menikah, setidaknya agar ada seseorang yang bisa diajak berbagi dengannya. Mrs. Kim tak ingin melihat putranya terlalu lelah dan memikirkan semuanya sendiri. setidaknya kalimat seperti itu yang terus didengar Jaejoong selama 1tahun lebih.
Tapi apa yang terjadi di kehidupan percintaan Jaejoong tidaklah semulus kulitnya. Jaejoong selalu gagal menjalin hubungan. Pernah sekali ia mencintai seseorang dengan sangat dalam, dulu, waktu ia baru masuk di International Senior High School. Ia mencintai putra kepala sekolah yang juga merupakan kakak tingkatnya, 2 tahun diatasnya.
Choi Siwon.
Itulah namanya.
Jaejoong mencintai Siwon, dia selalu melakukan apapun yang siwon minta, tak pernah sedikitpun Jaejoong menghianati Siwon dan mereka berpacaran hampir dua tahun lamanya. Namun hubungan mereka kandas begitu saja ketika 3 bulan setelah Siwon lulus, Jaejoong mendengar berita bahwa Siwon menghamili teman kuliahnya dan Siwon berencana menikah untuk bertanggung jawab dan menyelamatkan nama baik keluarga Siwon.
Jaejoong sungguh terpukul saat itu, untungnya Jaejoong mempunyai Changmin, sahabat terbaiknya. Meski 2 tahun lebih muda dari Jaejoong, tapi Changmin berada satu kelas dengan Jaejoong. Changmin memang cerdas. Setelah Jaejoong terpuruk, Changmin tak henti-hentinya mengajak Jaejoong traveling atau sekedar jalan-jalan, main game di mall atau shopping. Terserah apa yang diinginkan Jaejoong. Ia selalu ada didekat Jaejoong, mencoba menghiburnya. Dan sejak saat itu Jaejoong berusaha menjalin hubungan dengan yeoja namun sampai diusianya yang ke-25 sekarang, ia belum menampakkan keberhasilannya menjalin hubungan dengan yeoja. Mrs. Kim juga sangat tahu tentang hal ini.
Jaejoong masih memainkan piano, permainannya sungguh sangat perfect. Jaejoongpun mulai menggumamkan lyric lagu. Sungguh sangat serasi dengan permainan pianonya.
'Sungguh kau memang berbakat hyung' gumam Changmin
"EHEM…" suara muncul dari ambang pintu, menghentikan permainan piano Jaejoong.
Jaejoong dan Changmin menghadap ke arah suara.
Yunho
"Oh Yunho hyung… kemarilah…" ucap Changmin sangat friendly.
Yunho dan Changmin memang dekat sudah hampir 6 bulan belakangan.
"Mianhe…" ucap Yunho merasa tak enak karena telah mengganggu
"Aiisshhh…. Kau tak mengganggu hyung… oh iya kenalkan, ini Kim Jaejoong , sahabatku dari kecil" Changmin mulai memperkenalkan Jaejoong.
Jaejoong dan Yunho berjabat tangan, tanda perkenalan.
"Oh hai… aku Yunho, teman Changmin… atau bisa dibilang begitu" ucap Yunho sambil terkikik. Sungguh friendly sekali.
"Jaejoong… bisa dibilang sahabat Changmin" Jaejoong membalas ucapan Yunho, mereka bertigapun tertawa.
Saat tertawa, mata Yunho dan Jaejoong tak sengaja bertemu pandang. Mereka seketika berhenti tertawa, diam.
Hingga tak terasa mereka masih saling berjabat tangan dalam waktu yang lama
"Ehem…" Changmin menginterupsi
Seketika Yunho melepaskan tangan Jaejoong.
Keduanya terlihat canggung.
Changminpun tersenyum melihat tingkah keduanya.
"Oh… Changmina… ini… aku… aduhh.. sebentar… apa yang ingin aku katakan tadi?" Yunho mendadak gugup, lupa apa yang akan dikatakannya.
Changmin tertawa, "Yah hyung… kau ini kenapa? Calm down hyung… sini, duduk dulu" ucap Changmin sambil memberikan sebuah kursi kepada Yunho.
Yunho duduk dan tersenyum malu.
"Oh Changmina.. begini… Ahra mau kemari sebentar lagi. Tolong bantu aku, dia sungguh tak mau menyerah. Aku sudah menolaknya berkali-kali. Bahkan kemarin dia mengejarku sampai ke taman, dan aku sudah menjelaskannya berulangkali bahwa aku tak mencintainya. Tapi dia tetap saja"
"Oh itu, aku melihatnya kemarin." Sahut Jaejoong
"Eh? Jadi benar itu kau? Kau yang kemarin duduk sendiri di taman?"
NGEEKKK
Sendiri?
Menohok sekali.. Jaejoong hanya bisa menghembuskan nafas beratnya, ia memang sendiri, Jaejoongpun mengangguk.
Changmin menahan tawa, sungguh ucapan Yunho menusuk hati Jaejoong.
"Apa dia sudah dalam perjalanan kesini?" tanya Changmin kembali ke topik pembicaraan
"mmm" angguk Yunho.. "Aku rasa 5 menit lagi ia sampai. Karena ia barusaja menemui Mr. Go diruangannya."
Ahra adalah putri dari pemilik yayasan tempat Yunho dan Changmin bekerja. Setidaknya itu yang baru Jaejoong ketahui tentang ahra, yeoja yang kemarin sempat dilihatnya ditaman bersama Yunho.
"Dia tahu kalau kau ada diruanganku?"
"Tentu saja… karena aku tadi menolak bertemu dengannya dengan alasan sedang sibuk membicarakan hal yang penting denganmu tapi sepertinya ia tetap mau menemuiku"
Changmin diam.. sedang berpikir.
Jaejoong hanya bisa diam, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Sedangkan Yunho menggenggam tangannya sendiri dengan gelisah.
"Serahkan semuanya padaku, aku akan…." Ucapan Changmin terhenti ketika pintu ruangannya terbuka.
Nampak yeoja berparas cantik dengan baju seksi memasuki ruangan Changmin dengan mengembangkan senyum lebarnya.
"Apa yang sedang kau bicarakan dengan Changmin, sepenting itukah?" protes Ahra sambil bergelayut manja di lengan Yunho. ia tak peduli bahwa ada Jaejoong dan Changmin disana. Dasar memang kegatelan.
Jaejoong memandang jengah kearah ahra, 'pantas saja Yunho tak mau denganmu' gumamnya dalam hati.
"Ah itu.. aku sedang membicarakan…."
"Pernikahan" potong Changmin tiba-tiba
Jaejoong, Yunho, dan Ahra memandang kaget ke arah Changmin.
"Menikah?" tanya Ahra tak percaya
Changmin mengangguk pasti. Sedangkan Yunho hanya bisa melotot ke arah Changmin. 'Apa yang kau recanakan Changmina… aku bunuh kau kalau kau malah semakin memperparah keadaan' gumam Yunho dalam hati.
"Siapa yang akan menikah?" Ahra semakin penasaran
"Siapa lagi kalau bukan Yunho"
"Mwo? Yunho menikah? Apa kau mau menikahiku Yun? Wah… aku jadi tersipu.. kau so sweet sekali Yun… aku tak menyangkanya" cerocos Ahra panjang lebar dan semakin bergelayut manja di lengan Yunho.
"Denganmu? Kata siapa? Kau tak lihat calon pendampingnya ada disini?" ucap Changmin santai
Ahra terlihat celingukan, bukankah hanya dia satu-satunya yeoja diruangan ini. Lalu dengan siapa Yunho akan menikah?
"Maksudmu?" tanya Ahra semakin bingung
"Perkenalkan, dia Kim Jaejoong, kekasih Yunho yang sebentar lagi akan menikah" ucap Changmin tenang.
JETAARRRRRR
Perkataan Changmin bagai petir disiang bolong. Yunho dan Jaejoong melotot bersamaan kearah Changmin, sedangkan Changmin hanya memberikan senyuman dan berkedip seperti berkata 'percayalah padaku'.
"MWOOO?" Ahra semakin kaget, "Bagaimana bisa?" lanjutnya tak percaya
"Kau tak menyadarinya ahra-ya… bukankah kau juga sudah mendengar kalau Yunho gay?" ucap Changmin semakin memperkuat actingnya
"Aku… aku kira itu Cuma gossip"
"Aiiggooo… kau sungguh tak peka… bukankah kau kemarin juga sudah bertemu dengan Jaejoong?"
"Kemarin?"
"Iya… ditaman…"
"Oh… namja itu? Jadi Jaejoong adalah namja itu? Yang duduk disamping kursiku kemarin?" Ahra semakin kaget
"Kau mengingatnya?"
Ahra diam, sambil mengamati Jaejoong yang sudah tak mampu berkata apa-apa.
"Yunho hyung kemarin sebenarnya ingin menemui Jaejoong, tapi kau malah mengejarnya" Alasan Changmin sungguh sangat tepat. Sungguh semua suasana sangat mendukung. Waktu dan tempat sungguh sangat tepat.
Ahra speechless, "Tidak mungkin, katakan ini tidak mungkin Yun" desak Ahra menarik-narik lengan Yunho
"Ahra-ya…" Yunho tak tahu harus bagaimana, sungguh ia tak ingin Ahra bergelayut manja kepadanya seperti saat ini.. risih sekali… tapi ia tak cukup gila untuk berani mengiyakan semua perkataan Changmin. Meskipun ini cuma acting tapi ini tetap saja ide yang mengerikan. Bayangkan saja, menikah dengan orang yang baru saja bekenalan dengannya beberapa menit yang lalu. mata Yunho memandang Jaejoong yang juga sedang menatap kearahnya.
"Yun… katakan kalau ini tidak benar" rengek Ahra sekali lagi
Baru saja Yunho akan mengucapkan sesuatu, namun Jaejoong memotongnya.
"Lepaskan tanganmu dari kekasihku"
Sontak Changmin dan Yunho menoleh kaget ke arah Jaejoong. begitu juga dengan Ahra. Tak percaya atas apa yang baru saja didengarnya.
"Kau tak dengar ucapanku Ahra-ssi? Dia kekasihku, dan lepaskan tanganmu darinya." Ucap Jaejoong sekali lagi, lebih tegas.
Ahra melepaskan tangannya dari lengan Yunho. Changmin tersenyum, 'Perfect, bakat Jae hyung sepertinya tambah satu lagi, acting' batin Changmin puas.
"Dan kau masih disitu baby? Kau lebih suka berada didekat yeoja genit itu daripada disampingku? Kekasihmu ini? Bukankah kau tadi mengatakan kalau kau merindukanku?" ucapan Jaejoong penuh penekanan dimana-mana.
Yunho mendadak gugup, dengan segera ia duduk disebelah Jaejoong, dikursi piano yang memang cukup untuk digunakan duduk berdua.
"Pegang pinggangku sekarang juga" gumam Jaejoong kepada Yunho untuk membuat acting ini semakin sempurna.
Yunho memegang pinggang Jaejoong, namun apa yang dia lakukan selanjutnya sungguh diluar dugaan Jaejoong dan Changmin. Yunho mencium pipi Jaejoong dan berkata, "Mianhe baby… I love u"
Sikap Yunho membuat Shock 3 orang yang berada disekitarnya. Jaejoong seketika mengigit bibir bawahnya, menahan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak bagai bom yang mau meledak. Sedangkan Changmin hanya bisa menghembuskan nafas beratnya.
"Yunhoya.. kau…" Ahra mulai melemas… sungguh apa yang dilihatnya membuatnya benar-benar shock.
"Mian ahra… inilah mengapa aku tidak bisa menerimamu… aku sangat mencintainya… aku mencintai kekasihku… Kim Jaejoong" ucap Yunho kemudian mengeratkan pelukannya dipinggang Jaejoong.
Tanpa berkata apapun, Ahra kemudian keluar dari ruangan Changmin. sedangkan Suasana berubah menjadi sedikit canggung diantara 3 namja yang tetap berada diruangan itu.
Sungguh ide gila Changmin memang menjadi penyelamat Yunho. Tapi apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Ahra pasti akan terus membuntuti Yunho dan Jaejoong untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar sepasang kekasih dan akan menikah. Lalu apa yang akan Yunho dan Jaejoong lakukan selanjutnya?
.
.
.
=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=
Jang… jang…..
Maxy datang ….
Ide aneh maxy tiba-tiba muncul lagi… ehehehehe
Mian jika ada typo… maxy gak sempet ngecek, ide muncul n langsung diketik n posting mumpung lagi ada waktu. ehehhee
Tertarikkah untuk dilanjut? Adakah yang berminat?
Review pleasee…