IF IT'S LOVE
Main Cast : Xi Luhan (EXO M ) as Jung Luhan
Kris Wu (EXO M)
Jung Yunho
Kim Jaejung
Other cast
Rated : T
Genre: Family, Romance, Drama.
Disclaimer : Terinspirasi dari komik yang saya baca. Tapi saya kembangkan cerita dan karakternya sendiri. NO PLAGIARISM!
Warning : yaoi, boyxboy, boyslove, Gs buat sebagian cast, typo (s), OOC.
.
.
.
Happy Reading!
.
.
PROLOG
.
~~Luhan Side~~
Penikahan aktor terkenal Jung Yunho dan designer ternama Kim Jaejung akhirnya tinggal menunggu perceraian, padahal pasangan ini selalu terlihat bahagia. Lalu siapa yang akan mendapatkan putra tunggal yang sangat manis ini –Jung Luhan– .
.
.
Aku melemparkan surat kabar yang menampilkan gambar ku di headline utama. Sungguh lelucon yang sangat tidak lucu, mereka tidak memperdulikan bagaimana perasaanku sebagai seorang anak dan malah menjadikan berita perceraian orang tua ku sebagai topik yang sangat menyenangkan.
Seharusnya urusan keluarga menjadi hal yang privat, tapi karena status orang tuaku yang merupakan tokoh publik, berita ini menjadi heboh dan menyebar kemana-mana. Selama ini kami memang berpura-pura menjadi sebuah keluarga yang bahagia, jadi mungkin hal ini membuat mereka sedikit kaget. Bagi aktor hebat seperti ayahku ini sama halnya ketika dia berakting untuk sebuah peran dalam film yang sedang dia kerjakan. Dan bagi ibuku yang selalu tersenyum apa susahnya terus berpura-pura tersenyum dan berpikir kalau semua baik-baik saja.
Lalu bagaimana denganku, apakah perasaanku bukan sesuatu yang penting untuk mereka pikirkan. Menurut mereka ini adalah jalan yang terbaik yang harus di pilih, daripada setiap hari harus di awali dengan pertengkaran dan di akhiri dengan saling berdiam diri. Yeah... terbaik untuk mereka tapi tidak untukku.
Baiklah... ini memang tidak ada bedanya, mau bercerai atau tidak keluarga ini tetap bukan sebuah keluarga yang menyenangkan. Mereka mau hidup bersama atau tidak aku tetap sendirian, kesepian tanpa kasih sayang orang tua. Tapi pernahkan mereka berpikir untuk memperbaiki semuanya bukan mengakhirinya.
Aku laki-laki, aku terbiasa sendiri, aku mencoba menahannya sendiri selama ini tapi aku tetap seorang anak yang belum dewasa.
.
.
.
~~~Jaejung Side~~~
Pada akhirnya pernikahan yang selama ini coba aku pertahankan tetap harus berakhir. Aku sudah tidak sanggup menahannya. Lagi pula percuma kami hidup bersama bila itu hanya sebuah status, pada kenyataannya aku dan suamiku tak pernah hidup layaknya sepasang suami istri. Kebahagiaan yang sering kamu tujukan pada media hanya sebuah kepalsuan.
Jung Yunho, suamiku lebih sering bersama aktris-aktris lawan mainnya dalam film ketimbang denganku yang istrinya. Dulu aku masih bisa bersabar melihat kemesraannya dengan wanita-wanita itu dan mempercayainya kalau itu hanyalah sebagian dari akting, namun kepercayaan itu telah mencapai ujungnya sekarang.
Kim jaejung bukanlah wanita yang lemah yang akan mengemis pada laki-laki, aku akan menunjukan padanya kalau aku bisa hidup tanpa dirinya. Aku akan mengurus anakku –Luhan– sendiri, aku tidak akan menyerahkannya pada dia. Aku yakin Luhan akan lebih bahagia bersamaku.
Aku tahu Luhan akan memilih ikut denganku dari pada dengan ayah yang tidak bertanggung jawab seperti Jung Yunho yang bisanya merayu perempuan. Aku tahu selama ini Luhan merasa tertekan mendengar pertengkaran kami setiap hari dan dia harus berpura-pura tersenyum saat para wartawan itu bertanya tentang berita kebejatan ayahnya sendiri dan berusaha menutup-nutupinya.
Luhan, tenang saja sebentar lagi ibu akan membebaskanmu dari keadaan ini. Kau akan hidup tenang bersama ibu dan anggap saja ayahmu sudah mati. Itu akan lebih baik untuk hidup mu. Kau adalah anak yang baik tidak boleh tumbuh menjadi laki-laki player seperti ayahmu.
.
.
.
~~~Yunho Side~~~
Haruskah berakhir seperti ini, aku harap semua ini hanyalah gertakannya seperti sebelum-sebelumnya. Kim jaejung aku masih sangat mencintaimu dan selamanya akan tetap begitu. Kenapa harus masalah yang itu-itu saja, aku sudah berulangkali meminta pengertianmu kalau semua yang aku lakukan sebatas pekerjaan. Satu-satunya wanita yang ada di hatiku hanyalah wanita yang sekarang menjadi istriku dan itu sudah pasti dirimu Kim Jaejung. Yang sudah melahirkan anak kita yang sangat manis.
Aku harap kau bisa memikirkannya lagi, pikirkan Luhan. Aku rasa kau terlalu egois, kau menuduhku dengan berbagai alasan sedangkan dirimu sendiri tidak bercermin pada kesalahanmu. Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu dan mengabaikan kewajibanmu sebagai seorang ibu dan istri. Kau lebih mementingkan klien-klien mu di banding sekolah anakmu dan juga kebutuhan suami mu.
Selama ini aku memakluminya karena menjadi designer memang impianmu dari dulu, aku hanya berharap di setiap kesibukanmu kau selalu mengingat dua pria yang paling menyayangimu, Jung yunho suamimu dan Luhan anak kita.
Tapi jika memang keputusanmu sudah sampai pada titik akhirnya, perceraian ini bukan karena kesalahanku sendiri kau juga harus memikirkan kesalahanmu. Dan aku pastikan Luhan akan ikut denganku. Aku tidak yakin kau bisa mengurus Luhan dengan baik sedangkan dirimu sibuk dengan pekerjaanmu.
.
~~~~If It's Love~~~
.
.
~~~Luhan Side~~~
Hening, tidak biasanya suasana rumah di pagi hari setenang ini. Biasanya mereka sudah berteriak-teriak, maksudku hanya ibuku yang berteriak dan memecahkan sesuatu, gelas-gelas pajangan atau vas bunga atau apa saja yang bisa menimbulkan suara saat di lemparkan, kemudian akan terdengar suara debuman keras berasal dari pintu yang di banting oleh ayahku.
Bukannya aku senang mendengar mereka bertengkar, hanya saja sedikit aneh. Sudahlah, masalah ini benar-benar membuatku sangat pusing. Lebih baik aku bersiap untuk berangkat ke sekolah, huh sebenarnya aku malas pergi ketempat itu, tidak ada hal menyenangkan di sana.
Aku sudah berusaha menghindar dari para wartawan infotaimen yang berusaha mendapatkan berita tentang ayah dan ibuku, tapi aku tidak bisa menghindar dari teman-teman sekolahku yang selalu ikut campur urusan orang itu. Orang tuaku yang sedang bermasalah kenapa mereka yang repot. Well sebagian dari mereka adalah fansgirl dan fansboy ayahku dan sebagian lagi pegamum ibuku. Mereka pikir dengan ikut heboh bisa menolong kehidupan keluarga ku, yang ada malah membuatku pusing.
Jujur saja aku tidak punya sahabat atau teman dekat di sekolah, buat apa? Mereka mendekatiku hanya karena aku putra Jung Yunho dan Kim Jaejung bukan karena aku adalah Jung Luhan. Aku tidak butuh teman seperti itu, lebih baik aku sendiri saja,,, kesepian.
"Luhan kau tidak takut terlambat, lihat jam berapa sekarang?" suara ahjuma itu mengganggu ketenangan sementara ku saja.
"Ne ahjuma..." sahutku malas "Ngomong-ngomong appa dan eomma kemana?"
"Dua orang itu bahkan tidak pulang dari semalam"
"Begitu yah?"
Heechul ahjuma memeluk dan mengusap bahuku, dari kecil aku di asuh olehnya jika ibu ku sedang sibuk. Dulu ibu tidak sesibuk ini, tapi beberapa tahun belakangan ini ibu selalu pulang malam kadang tidak pulang sama sekali, hari-harinya di habiskan di butiknya. Kalau ayahku jangan di tanya, semenjak aku kecil bisa di hitung berapa kali aku bertemu dengannya selama sebulan. Aku lebih sering melihat dia di layar kaca.
"Ahjuma , hari ini aku pergi sekolah sendiri, bilang pada Kangin ahjusi hari ini dia libur"
"Wae, bahaya kalau kau naik bis. Kau bisa bertemu paparazi di jalan"
"Tenang saja ahjuma aku akan menangani mereka. Aku sudah punya jurus untuk menghindari orang-orang itu"
"Terserah kau saja, kalau begitu cepat berangkat sekarang kau mau di hukum kerena terlambat"
"Mustahil, guru ku itu penggemar Jung Yunho mana mungkin dia berani menghukumku"
"Aishh,, biar begitu dia ayahmu, jangan panggil dia seperti itu" Heechul ahjuma memukul lenganku pelan. Aku hanya memajukan bibir bawahku mencibirnya.
.
.
.
Sebenarnya hari ini aku tidak berniat pergi kesekolah, aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar lalu ke game center menghabiskan sepanjang hari ini dengan bersenang-senang. Tidak akan ada yang melarangku karena ayah dan ibu sudah tidak peduli denganku, jadi hidupku adalah milikku, kau bebas Luhan.
"Hey, bukankah kau Jung Luhan?"
Siapa mereka, sok akrab sekali.
"Kau putra Jung Yunho dan Kim Jaejung kan?"
Sudah kuduga, sudah abaikan saja
"Hey, kenapa kau sombong sekali. Kami hanya ingin menanyakan sedikit pertanyaan padamu"
Apa, tadinya aku mau pergi meninggalkan orang-orang iseng ini tapi aku malah berbalik dan memperhatikan penampilan mereka. Mereka membawa kamera dan tas besar, wartawan yah. Pantas saja, jadi ingin mengorek berita tentang Jung Yunho dan Kim Jaejung dari ku, jangan harap.
"Aku rasa kau buang-buang waktu kalau berharap akan menjawab pertanyaan tidak penting dari kalian" ketusku. Mereka memang menyebalkan. Membuat suasana hatiku semakin buruk.
"Aigoo, kalau di lihat dari dekat ternyata kau cantik juga, benar-benar anak Kim Jaejung"
Berani sekali dia menyentuh wajahku, dasar wartawan yadong.
"Kau buta, aku ini namja . Babo"
"Jangan galak-galak, kami tahu kau pasti sedih karena perceraian orang tuamu. Lebih baik kau bersenang-senang dengan kami"
Sialan orang-orang ini. lebih baik aku pergi.
"Kau mau kemana, aku tahu kau pasti membolos sekolah. Dari pada menangis sendirian lebih baik main bersama kami"
"Aisshh, lepaskan tanganku, wartawan sialan"
Bukkk,, Bagus tinjuku tepat mengenai hidung salah satu dari dua wartawan jelek itu.
"AAAA Brengsek, jangan mentang-mentang kau anak Jung Yunho dan Kim Jaejung kau sombong"
Mereka yang brengsek "Hhhh, Dengar yah! Aku bukan Putra Jung Yunho dan Kim Jaejung. Aku Luhan, ingat itu" mereka membuatku emosi saja.
"Bukankah itu sama saja, kau adalah Jung Luhan"
"Kau harus menerima balasan dari kami, sudah menbuat hidung ku berdarah"
"Hey, kalian mau apa. Lepaskan kataku"
Brukk. Sialan, aku malah terjatuh. Seragamku jadi kotor.
"BERHENTI"
Eh suara siapa itu?
"Cepat lepaskan anak itu" Seorang laki-laki tinggi menghampiri dengan kamera di tangannya. Dua wartawan gadungan itu segera melepaskan tangan mereka dari tanganku.
"Aku akan mencetak negatif film ini, dan membuat berita tentang dua wartawan yang melakukan pelecehan pada siswa SMU" ujar laki-laki tinggi itu.
"Berani sekali kau?" bentak salah satu wartawan gadungan.
"Kau pikir aku takut?" laki-laki tinggi itu tersenyum, eh tidak menyeringai menurutku.
"AISH, dasar bocah sialan. Kita pergi saja"
Akhirnya mereka pergi juga, aku selamat. Jadi jurus yang aku katakan pada Heechul ahjuma untuk menghindari paparazi itu sebenarnya tidak ada, akhirnya aku di tolong seseorang. Di tolong? Sepertinya tidak, dari penampilannya saja aku bisa pastikan. Dia membawa kamera pasti salah satu dari mereka, keluar dari mulut buaya masuk mulut singa, apes.
"Kau tidak apa-apa?"
"Tidak usah basa-basi. Kau ingin aku mengatakan apa untuk imbalan kau menyelamatkanku dari mereka?"
"Apa maksudmu?"
"Jangan pura-pura"
"Kau ini, tidak bisa mengucapkan terima kasih yah pada orang yang sudak membantumu"
"Terima kasih apa, sebenarnya kau juga ingin mendapatkan informasi dari ku kan?"
"Apa maksudmu? Sudahlah. Bersihkan baju mu yang kotor!"
Plukk
Laki-laki itu melamparkan sapu tangan tepat di wajahku lalu pergi begitu saja. Tidak sopan.
Eit, apa ini. di dalam lipatan sapu tangannya ada kartu mahasiswa, ternyata seorang mahasiswa.
XOXO University
Nama : Kris Wu
Jurusan : Computer Engineering
TBC
A/n : Ini Cuma prolognya, lanjut atau tidak tergantung riview readers-nim. Saran dan kritik di terima dengan tangan terbuka. ^^
Di tengah2 ke-galau-an saya, padahal ff 'Princess LULU' masih jauh dari kata complete, malah muncul dengan ff baru... Pairing tetep Krishan (Couple favorit) plus Yunjae (favorit juga). Pokoknya mohon riview'nya... XD
Gomawo... Annyeong ^^ *lambai*