"Truth or dare?"

"Dare."

"Ambil hati sang primadona sekolah."

"Siapa? Primadona sekolah kita itu banyak bodoh!"

"Kris, atau…. Jongin mungkin?"

DEG!

Wtf. I hate this dare!

ㅡo00oㅡ

©byuncrackers

Warning! Typo(s), plot pasaran, gajelas, aneh, berantakan, gembel, blablabla.

Berani baca berani review!

.

.

.

Chapter 1

Tap! Tap! Tap!

Seorang namja berambut pelangi tersebut terus menelusuri lorong sekolah dengan tergesa-gesa. Ia lupa kalau ada janji dengan Suho juga Tao jam enam disekolah. Dan sekarang? Jam enam lewat sepuluh. Matilah kau Oh Sehun!

"Hah..hah.."

Sehun mengatur nafasnya didepan pintu 'aula' mereka. Lebih tepatnya sebuah ruangan disekolah yang tidak dipakai lagi.

"Pabo! Kenapa kau terlambat?" Omel Suho. Sehun menyengir kuda.

"Aku lupa jika ada janji dengan kalian hehe."

"Benar-benar pabo. Sudah sini cepatlah! Jangan lupa kunci pintu."

Sehun duduk disebelah Tao. Suho mengeluarkan sebuah tongkat yang lumayan panjang dengan tanda di salahsatu ujungnya.

"Kita akan main Truth or dare dan membolos pelajaran olahraga 2 jam. Aku sudah izin pada Siwon saem jika kita ada keperluan penting. Aku tidak bohong pada Saem. Jadi kalian tidak perlu takut nilai akan dikurangi."

Sehun dan Tao mengangguk. Suho perlahan memutar tongkat itu. Melambat-melambat lalu semakin melambat dan tanda merah itu berhenti didepan Suho.

"Aku truth." Ucap Suho santai.

"Aku pernah dengar dari Luhan jika kau pernah berhubungan intim dengan kekasih kakakmu sendiri, dengan Zhang Yixing. Apa benar?"

Suho membulatkan mata saat mendengar pertanyaan nista dari Sehun. Bagaimana bisa aib yang setengah mati ia tutup-tutupi bisa diketahui oleh namja kecil sepolos Oh Sehun? Memalukan.

"Eum... Yea... TAPI KAU JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA APAPUN YANG TERJADI!" Suho memasang death glare pada kedua sahabatnya terutama Tao karena ia tau, Tao pribadi yang licik.

"Arraseo. Truth dariku, mantan pacarmu berapa?" Tanya Tao. Suho mengacungkan sepuluh jari tangannya. Sepuluh mantan dalam satu tahun pelajaran. Tao melongo.

"Halah tak usah dipikirkan. Lanjut saja ya."

Suho kembali memutar tongkat itu. Melambat dan terus melambat danㅡ

"KAU!"

"Ah? Aku?!"

Suho bersmirk ria saat Sehun yang mendapat tanda merah itu.

"Truth or dare?"

"Dare."

"Nonton film 17+ setelah pulang sekolah. Harus kuat. Tidak ada protes."

Glek.

Suara telanan ludah Sehun terdengar oleh Tao. Lalu Tao tertawa. "Dare darimu adalah dare paling nista, Tao-ah."

"Dare darimu, Suho?"

"Ambil hati sang primadona sekolah."

"Siapa?"

"Kris, atau…. Kai mungkin?"

DEG!

"DARE DARIMU JAUH LEBIH MENYUSAHKAN!"

Suho tertawa. "Sudahlah, mengambil hati Kai sangatlah gampang kau tau?"

"Bzzzz sudahlah tak usah difikirkan kalian terima jadi aja. Dan sekarang giliran kau, Tao-ssi. Truth or dare?"

"Truth aja deh."

Sehun menepuk dahinya. Ronde pertama hanya ia yang memilih Dare. Dasar namja namja licik. Batin Sehun.

"Kalau kau kalah taruhan denganku. Apa hukuman yang kau pilih, menjadi babuku dalam satu bulan atau di yadongin olehku?" Tanya Suho dengan ekspresi menahan tawa.

"Dasar bodoh. Lebih baik aku menjadi babumu daripada yaoi-an dengan mu Suho." Kesal Tao.

Sehun memutar kedua bola matanya, bingung apa yang harus ditanyakan kepada Tao. "Pacarmu atau mantan pacarmu yang terindah siapa?"

"Sialan kau Hun. Hm.. Mantan pacarku yang terindah... Kris gege." Tao menjawabnya lalu menghela nafas.

"Hehe mianhae Tao-sshi."

Dan tak terasa ini sudah memasuki jam kedua pelajaran Siwon saem. Mereka lalu membeli makanan dikantin, sarapan sebentar setelah itu ke lapangan untuk mengikuti satu jam pelajaran sisa Siwon saem.

ㅡo00oㅡ

Sehun merapihkan buku-bukunya didalam loker, mengambil tas nya lalu berjalan menuju keluar sekolah. Ia segera pulang karena hari sudah sore.

Ditengah perjalanan, ia benar-benar bosan dan frustasi dengan dare yang diberikan oleh Suho. Mengambil hati Kris atau Kai? Itu sangatlah sulit.

Sehun hanya berjalan dengan tatapan kosong, menatap sepatu birunya yang sudah sedikit usang. Tiba-tiba...

BRUK!

"Awh.. Aish mengganggu pikiranku saja!"

Sehun mengelus bokongnya yang baru saja dicium oleh aspal.

"Ah! Maafkan aku. Akuㅡ"

DEG!

DEG!

DEG!

"JONGIN! / SEHUN!"

Namja yang disebut Jongin tadi yang semula berjongkok didepan Sehun langsung jatuh terduduk 3 langkah menjauhi namja kecil itu. Sehun berdiri dengan susah payah sambil mengusap-usap bokongnya yang masih sakit.

"Aku permisi dulu."

Sehun berjalan menjauhi JonginㅡKai yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

ㅡo00oㅡ

"Kenapa mesti menabrak Sehun coba!" Desah Kai kesal. Kenapa?

Sehun adalah mantan kekasihnya saat masih sekolah dasar. Mereka berpacaran karena alasan yang aneh dan hanya berjarak kurang lebih satu minggu. Awalnya baik-baik saja hingga Kai menganggap namja bernama Oh Sehun itu adalah namja pengganggu. Setiap melihat tingkahnya yang agak over dan terkadang sok polos itu, Kai selalu enek dan ingin membantingnya.

Dan hal yang tidak ingin terjadi pun terjadi. Mereka satu sekolah lagi saat SMP. Yaa walau tidak satu kelas. Tapi tetap saja masih didalam satu lahan yang sama.

Sehun awalnya menganggap biasa saja sampai akhirnya kata-kata Kai saat mereka mengobrol dengan teman-temannya selalu menyakiti batinnya. Tidak bisa respect pada teman sama sekali, menurut Sehun.

"Apa mesti aku pindah sekolah?"

"Tapi itu terlalu berlebihan. Aish."

Kai melempar bantalnya kearah meja belajarnya.

PRANG!

Kai menelan ludahnya. Pasti pigura diatas meja belajarnya ada yang pecah. Pasti. Kai melihat pigura yang pecah adalah foto kelasan mereka saat sekolah dasar yang pada saat itu mereka masih berpacaran.

Lagi dan lagi Kai hampir meremas foto itu. Hampir. "Kenapa dia selalu mengganggu kehidupanku hih. Pria lugu harus pergi dari kehidupanku."

Kai turun menuju ruang keluarga, lebih tepatnya ruang TV. Sebelumnya ia telah mengambil cemilan kesukaannya dan soda.

"Tak biasanya kau menonton TV. Apa ada masalah?" Usik Chen, kakaknya.

"Hanya bosan."

"Yakin? Tak ada hubungannya dengan namja kecil bermarga Oh itu?"

Kai menoleh kearah Chen yang sedang memakan makan siangnya. "Diam kau Kim Jongdae. Atau nyawamu akan habis detik ini juga." Ancam Kai geram.

Chen tertawa terbahak-bahak sampai akhirnya sebuah remote beserta batu batrainya mengenai tepat di pelipisnya. "Sudah kubilang nyawamu akan habis jika tak diam."

Kai masih memakan snack dan menyeruput sodanya dengan santai. Tidak peduli dengan ocehan dari mulut Kim Jongdae.

ㅡo00oㅡ

Kai berjalan pelan menuju kelasnya di ujung lorong sekolah ini. Ia terus mendengus kesal saat para gadis ataupun priaㅡlebih tepatnya para fans yang terus meneriaki namanya.

"Berisik. Untuk apa meneriaki namaku, hanya membuat tenggorokan mu sakit, kau tau? Telingaku juga lama-lama bisa tuli." Desah Kai pelan.

Para gadis juga pria itu tetap teriak-teriak. Tapi dari semua teriakan yang menghantui telinganya, ada suara yang ia kenal. Park Chanyeol.

"YAK KAU CEPAT KESINI JONGIN!"

Kai memutar kedua bola matanya lalu mempercepat langkah menuju kelasnya.

"Apa?" Tanya namja tan itu sambil menaruh tasnya diatas bangkunya.

"Kau tau? Sehun dan dua namja menyebalkan disekolah kita itu bermain truth or dare." Kai mendengarkan kata-kata Chanyeol.

"Sehun, Suho dan Tao maksudmu? Lalu apa masalahku? Itu tidak penting."

Chanyeol terus berbicara tapi Kai menutup kupingnya terus dan terus, sampai bel masuk berbunyi. Kai membuka kedua telinganya.

"Terserahlah."

Hanya itu kata yang keluar dari mulut Chanyeol yang berhasil ia tangkap. Sisanya? Author juga tidak tau.

"Annyeong murid-murid."

"Nado annyeong saem."

"Ada kabar baik loh! Kita akan melakukan pertukaran kelas untuk sementara. Nah, semua daftar namanya sudah ada dipapan mading. Kalian bisa melihatnya saat istirahat nanti. Dan akan di jalankan besok." Ucap Jung saem. Murid-murid mengangguk lalu mengikuti pelajaran seperti biasa.

ㅡo00oㅡ

"Lagi-lagi pertukaran kelas. Aku bosan." Ucap Kai. Chanyeol hanya mengangguk. Mereka berdua berjalan pelan menuju papan mading dilantai bawah.

"Aku masuk ruangan B. Kau?"

"Ruangan A. Haha kita terpisah lagi bung." Kata Kai lalu ia menarik Chanyeol menuju kantin.

"Sehun! Tao! Kita satu ruangan!"

"Benarkah?! Kita ruangan apa?!"

"Ruangan A !"

Kai menghentikan langkahnya perlahan. Ia mendengar jelas teriakan Suho pada Tao dan Sehun. Dan mereka bilang mereka ruangan... Ruangan...

"RUANGAN A?! APA ENGGAK SALAH?!"

.

.

.

-TBC-

Annyeong! ^o^

Kali ini byuncrackers beneran niat bikin chapt-_- mungkin updatenya agak-sangat-lama karena nyari endingnya itu susah bgt geez. Kalo misalnya byun ga sanggup ya byun hapus ff ini. Yakan? /?

Eum, btw anyway, makasih untuk review-review kalian di ff sebelum2nya byuncrackers. Beneran deh lopelope sangadz:*

Untuk yg satu ini, minimal 15 reviews aja baru deh byun lanjutin;)

Udh ya! Makasi udh mau baca:* mind to review?;))