Suasana malam ini sangat dingin dari biasanya, entah perasaanku saja atau semua orang merasakannya. Kutelusuri jalan didalam lorong istana dengan langkah pelan, dengan berbagai pertanyaan membayangi kepalaku, ada apa gerangan kakek jiraya ingin menemuiku semalam ini.

Sepenting apapun urusan ataupu tugas yang ingin dia berikan biasanya aku bertemu dengannya saat matahari masih bersinar dilangit. Kuterus langkahkan kakiku hingga berhenti tepat didepan pintu ruangan yang kutuju.

Tok tok tok... "permisi kakek jiraya"

Terdengar suara langkah cepat dari dalam ruangan kakek jiraya, dan tepat seperti yang kubayangkan, sosok penasehat kerajaan yang muncul.

" masuk lah Naru " panggil jiraya, dan diikuti langkah dari naruto memasuki ruangan.

Setelah memasuki ruangan sang penasehat, naruto agak terkejut karena melihat sang kepala tabib juga ada diruangan itu, tsunade sedang duduk di dekat meja kerja suaminya. Tidak seperti biasanya sang kepala tabib kerajaan bersama suaminya untuk menemui dirinya. Biasanya naruto hanya bertemu dengan tsunade saat ada keperluan dengan ino ataupun ada tugas untuk mencari tanaman herbal.

" duduklah naru " kata jiraya setelah menutup pintu ruangannya " apa ada yang mengetahui kamu kesini? " lan jutnya

" ga ada kek " jawab naruto

" bagus " tegas jiraya, sambil memperbaiki postur duduknya

" begini naruto, seperti yang kau tahu tadi siang jiraya melihat luka di tanganmu, dan dia sedikit khawatir dengan luka yang ada di telapak tanganmu itu. " kini sang tabib yang berbicara

" ahhh,, ini hanya luka kecil nona tsunade " jawab naruto kikuk karena luka kecil ditangannya yang dibahas.

" bolehkah aku melihat lukamu itu? " lanjut istri jiraya sambil berdiri dan melangkahkan kakinya mendekat menuju arah naruto duduk.

Melihat reaksi dari istri dari orang yang di anggapnya kakek itu sangat serius dan tegas naruto pun hanya berani mengangguk dan memberikan tangannya yang terluka ke arah sang tabib. Sesaat setelah tsunade membalikdan memperhatikan luka atau bisa kita sebut bekas luka yang berbentuk sebuah simbol di tangan naruto, tsunade membelalakkan matanya melihat itu, dan dia berbalik dan berjalan ke arah suaminya yang sedang membuka sebuah buku tua di atas mejanya.

" kau benar itu tanda yang sama persis seperti di buku ini, " ucap tsunade dengan wajah yang kaget bercampur senang

" naruto, apa kau tau apa yang terjadi dengan tanganmu itu? " tanya jiraya

" hmmm, aku tak tau kek, saat aku bangun tanganku sudah seperti ini, yang aku tau aku hanya bermimpi yang sangat sangat aneh." Jawab naruto sedikit kikuk tak mengerti arah pembicaraannya.

" apa kau memili tanda lain di bagian tubuhmu yang lain? " tanya jiaraya lagi

" ga ada kek, ada apa sebenarnya kek? " lanjut naruto

" luka yang ada ditanganmu itu adalah simbol yang hanya di miliki keturunan raja di kerajaan ini. " jawab jiraya tegas

" apa maksudnya tanda kerajaan? Aku kurang paham arah pembicaraan kita" balas naruto sangat bingung dengan suasana yang terjadi

" seperti yang aku bilang tadi kamu ada keturunan raja yang tidak lain kamu adalah anak dari minato raja dari kerajaan konoha sebelum dia mati." Jelas jiraya masih tegas

" apa maksudmu kek? Saya anak dari raja? Orang tuaku hanyalah seorang petani dan maka dari itu mana mungkin aku adalah anak raja " jawab naruto bingung dengan nada yang sedikit tinggi.

" simbol di tanganmu adalah buktinya nak " sela tsunade

" ini sebenarnya memang sulit dipercaya tapi buku ini adalah petunjuk dan bukti yang mengatakan bahwa kamu adalah keturunan dari raja di kerajaan ini. " jawab jiraya dengan sedikit penjelasan agar dapat membuat naruto mengerti.

" ta ... tapi.. tapi jika itu memang benar, aku tak bisa menerima semua ini begitu saja " balas naruto " ini semua seperti sesuatu yang tak bisa aku bayangkan, aku tak tau dengan kata dan penalaran seperti apa yang bisa membuatku menerima semua ini " lanjutnya

" pelan – pelan saja nak, memang semua ini tak dapat kita terima tapi tanda itu adalah bukti nyata bahwa kau adalah anak dari raja yang dulu hilang " jelas jiraya

" sebaiknya untuk saat ini hanya kita saja yang mengetahui tentang ini " sela sang tabib " akan sangat berbahaya jika jati dirimu sampai diketahui orang lain, apalagi iblis yang di bawah kuasa raja bangsat itu " lanjut tsunade

" baiklah sebaiknya buku ini aku kembalikan kepadamu dan kau harus membaca dan mempelajari semua isi dari buku ini dengan sangat serius " ucap jiraya sambil berdiri untuk menyerahkan buku tua yang tadi berada di mejanya.

" tapi bagaimana caranya aku bisa mempelajari isi dari buku ini? Bahkan akupun tak mengerti apa makna dari kata yang terkandung didalamnya kek, ' SAYAP CAHAYA YANG MENUNTUN JALAN DAN MENEMBUS KEINGINAN ' apa maksudnya dari kata ini? " tanya naruto dengan ekspresi bingung melihat setiap kata yang ada di buku tua itu.

" seperti kataku, pelan – pelan saja dulu, dan sebaiknya kamu pulanglah beristirahat dulu, hari sudah sangat malam dan sepertinya kau sangat lelah saat ini, sebaiknya kau langsung tidur " ucap jiraya melihat kearah luar jendela " besok datanglah lagi ke sini dan akan ku jelaskan semua dari awal dan mengajarkanmu cara untuk menguasai kekuatan yang ada pada dirimu. " lanjutnya dengan tersenyum ramah.

" apa kakek bercanda? Gimana caranya aku bisa tidur nyenyak dengan semua hal yang baru saja kakek sampaikan? AKU PANGERAN YANG HILANG DAN MEMILIKI ILMU GAIB YANG SAMA DENGAN RAJA IBLIS ITU! Coba jelaskan kek gimana aku bisa tidur nyenyak... " ungkap dengan nada yang sangat tinggi, narutomerasa dirinya saat ini sangat frustasi mengetahui keberadaannya. " haaaahhh,, tapi baiklah aku akan mencoba untuk menenangkan fikiranku. " lanjut naruto pasrah

" aku minta maaf naruto tapi semua ini adalah kenyataan, dan tidak kah kau tau seberapa bahagianya aku mengetahui bahwa kau masih hidup, kau.. kau anak dari minato dan kushina masih hidup tepat didepan mataku, setelah semua yang aku lihat dulu, setelah semua rasa bersalahku dulu yang mengakibatkan orang tuamu meninggal, aku minta maaf atas apa yang menimpamu naruto , aku minta maaf... " jawab jiraya dengan air mata yang telah mengalir di kedua pipinya. Rasa bersalahnya dulu yang dia selalu kenang hingga saat ini telah berganti dengan rasa bahagia karena telah menemukan anak dari murid sekaligus orang yang telah dia anggap anaknya sendiri.

"aku minta maaf kek " jawab naruto tertunduk.

" bailah sebaiknya kau pulang saja dulu naruto, dan kau berhentilah jadi cengeng seperti itu, lihatlah rambutmu sudah putih dan kau masih mewek seperti bocah umur 5 tahun " lera tsunade memberi semangat dengan sedikit ejekan kepada suaminya, walaupun dirinya pun tadi ikut menangis dan dalam hatinya pun merasa sangat bahagia karena telah menemukan pangeran yang telah lama hilang.

" besok kita akan melanjutkan semuanya dan panggil juga kedua orang tuamu kesini, kami memerlukan informasi tentang semua awal dari kejadian ini. " lanjut sang tabib kerajaan.

" baiklah nona tsunade, kalau gitu aku pulang dulu. " jawab naruto seraya beranjak menuju keluar dari ruangan besar itu.

Semua ini terasa sangat membebani fikiran naruto, dan sepanjang perjalanan dari istaa menuju rumahnya di isi dengan lamunan tentang apa yang baru saja diketahuinya, kenyataan bahwa siapa dirinya sebenarnya, kenyataan bahwa orang tuanya bukanlah orang tua sebenarnya, dan kenyataan bahwa dia kekuatan hebat didalam dirinya. Dia berjalan dengan fikiran yang campur aduk. Dia memegang erat buku yang ada ditangannya. Dan berjalan makin cepat menuju rumahnya. Naruto merasa saat ini dia benar – benar membutuhkan tempat untuk meluruskan pinggangnya.

0

0

0

Pagi yang sangat gersang di kerajaan yang dulunya rindang oleh pepohonan yang hijau. Suara kicauan burung terdengar di pagi ini. Dan seperti biasa tokoh utama kita masih terlelap dengan mimpi indahnya (mungkin indah).

Sang calon pangeran yang lama menghilang telah selesaidengan ritual paginya, dirinya kini telah bersiap – siap untuk menceritakan semua hal yang telah terjadi kemarin kepada kedua orang tuanya. Meskipun dia tahu bahwa kedua orang itu bukanlah orang tua kandungnya, naruto tetap menyayangi mereka layaknya orang tua kandungnya, skedua sosok itulah yang telah membesarkannya dan memberikan kasih sayang yang tiaa tara kepada dirinya. Dirinya terlalu egois jika menganggap kedua orang itu telah membohongi dirinya tentang jati diri naruto yang sebenarnya. Naruto tidaklah bodoh bahwa kedua orang tuanya itu juga tidak mengetahui siapa jati diri naruto yang sebenarnya, maka dari itu dirinyapun bertekad untuk mendapatkan penjelasan dari kedua orang tuanya hari ini.

" pagi ayah," ucap naruto sesaat dia keluar dari kamarnya dan mendapati ayahnya telah duduk di kursi meja makan.

" pagi naru, tumben kau gak telat pagi ini " balas iruka

" hehehe,, aku harus berubah, dan gak boeh malas-malasan " jawab naruto

" wah sepertinya pagi ini kita akan makan enak yah " lanjut naruto

" kemarin ayahmu mendapatkan beberapa daging lebih, maka dari itu kita bersyukur bisa memakan soup daging pagi ini " kali ini sosok perempuan yang dari tadi berkutat dengan kerjaannya di kompor yang angkat bicara. " nah tolong ambilkan roti di lemari penyimpanan, naru " lanjut ibu naruto menyuruh naruto.

Suasana makan keluarga sederhana itupun terasa sangat hangat, memang sudah jarang sekali mereka bisa berkumpul seperti ini, diarenakan mereka semua selalu sibuk untuk mengumpulkan uang dan bahan makanan yang akan mereka gunakan sehari-hari.

mereka kini telah selesai melakukan ritual mereka di atas meja makan, dan suasana tak mengenakkan pun mulai nampak saat naruo memulai pertanyaan itu.

" ayah, ibu, siapa aku sebenarnya? " tanya tiba-tiba naruto.

" apa maksudmunaru? " jawab ibunya bingung.

" apakah aku anak kandung kalian? ": tanya naruto membuat mereka berdua kaget

" apa maksud mu naru? Kau adalah anak kami " ucap ibunya dengan nada tinggi.

" ada apa naru? Kenapa kamu bertanya seperti itu? " kali ini iruka bertanya dengan lembut.

" aku Cuma ingin tahu ayah, ibu. Aku ingin tahu siapa diriku ini? Kemarin aku bertemu dengan kakek jiraya dan istrinya, mereka berdua berkata bahwa aku adalah anak dari raja minato dan ratu kushina, aku adalah pangeran yang dulu hilang " jawab naruto kecewa

Seketika suasana gaduh tadi akhirnya pecah, mereka berdua kaget dengan apa yang di ucapkan naruto barusan. Bukan maksud mereka untuk menyembunyikan apa yang saat ini di bahas oleh naruto. Mereka berdua tahu suatu saat pasti semua ini akan di ketahui oleh naruto. Mereka Cuma tidak ingin menyakiti perasaan naruto. Naruto sudah mereka anggap sebagai anak kandung mereka sendiri.

" jadi kau sudah tau bahwa kau bukanlah anak kami? " iruka kali ini yang angkat bicara.

" ... " naruto diam dengan suasana hati yang tak karuan.

" tapi kami berdua tak tahu bahwa kau adalah anak dari raja minato dan ratu kushina. " Lanjut iruka " yang aku dan ibumu tahu, kamu adalah sesosok bayi yang saat itu menangis dengan keras, bayi yang mengigil kedinginan di atas beberapa ranting pohon yang hanyut di sungai yang deras, kau adalah bayi yang kami temukan di pinggir sungai saat aku dan ibumu sedang mencari kayu bakar di hutan, kau adalah bayi yang kelaparan dan membutuhkan kehangatan pelukan dan susu dari seseorang " ungkap iruka yang sudah tak bisa menyembunyikan semuanya, air mata sudah tak terbendung lagi dan keluar dengan bebas bersamaan perasaan yang dia sembunyikan selama ini.

" kau kami temukan di sungai yang sangat jauh dari kerajaan konoha dan kami pun tak menyangka bahwa kau adalah anak dari raja dan ratu naru, saat itu kami mendengar bahwa anak mereka telah mati dibunuh oleh iblis yang menculik anak raja. " kali ini ibu naruto lah yang bicara " kau adalah sesosok bayi yang dikirimkan tuhan kepada kami naru, kau adalah anak kami, anakku, satu-satunya anakku. " lanjut haku ikut menangis.

" maaf ayah, ibu " balas naruto " aku Cuma tak tahu harus berbuat apa saat ini " tiba-tiba saja kepalaku dipenuhi oleh banyak pertanyaan. Tapi kalian tidak perlu khawatir, karena naruto yang sekarang tetaplah naruto yang dulu kalian kenal. Aku tetaplah anak kalian berdua dan akan terus seperti itu. " jawab naruto dengan senyum tulus memandang kedua orang tuanya.

" terima kasih naruto, terima kasih. " balas iruka dengan senyum bahagia di wajahnya.

Semua perasaan yang telah campur aduk kini telah sirna digantikan dengan senyum kebahagian di kediaman keluarga naruto. Yang telah terjadi biarlah terjadi. Mungkin ini semua sudah ditakdirkan oleh yang kuasa.

0

0

0

Kini naruto tengah berjalan menuju tempat kerjanya. Fikiran yang membebaninya kini sudah agak berkurang. Sekarang dia tinggal melanjutkan pembahasan tentang kekuatan yang ada pada dirinya. Satu hal yang pasti kini narutosudah memiliki tujuan pasti, bukan hanya tujuan biasa, melainkan tujuan besar yang harus dia emban. Yaitu dia harus menyelamatkan kerajaan ini.

Tak terasa naruto sudah sampai di gerbang istana, disana naruto telah melihat banyak pekerja yang telah sibuk dengan tugasnya masih-masing. Ada beberapa kesatria kerajaan yang sedang melakukan patroli, dan 2 orang gadis cantik yang sedang berkeliling istana. Dan sosok gadis itu kini tersenyum penuh arti menatap dirinya. Dan lambaian dari tangan gadis itu memperkuat duga naruto.

" NARUTOOOOOO... " ucap atau bisa dibilang teriak gadis cantik itu menatap naruto dari kejauhan.

Dan selanjutnya naruto melihat gadis itu kini memanggilnya untuk mendekat. Sebelum dirinya mendapat ceramah dari kepala pelayan, naruto berpura-pura seolah tidak mendengar teriakan dari gadis tersebut. Dan mulai berjalan dengan lankah agak cepat menuju halaman belakang istana.

Sedangkan gadis yang merasa dirinya dicuekin oleh naru, tak terima dan mengumpat dengan menghentakan kakinya beberapa kali.

" sepertinya kau tak akan dapat omelan hari ini naruto. " ucap seseorang mengagetkan naruto tiba-tiba.

" haha lucu sekali kiba, itu bukan kemauanku untuk telat asal kau mau tahu itu " balas naruto berbalik dan melihatsiapa yang menyapa atau bisa diatakan mengejeknya.

" ada apa naruto? Tidak biasanya wajahmu cerah seperti itu? " lanjut kiba memulai percakapan

" emang kau pikir wajahku ini kusut setiap hari " omel naruto tak terima

" lah bukannya wajahmu emang kusut terus yah mendapat ceramah setiap hari dari nenek sihir? Hahaha " sindir kiba dengan telak

" enak saja, ngomong – ngomong akamaru kemana? Tumben ga ada disampingmu. " balas naru sambil memandang kesekeliling mencari sosok anjing putih besar yang selalu mengekor didekat kiba.

" dia sedang aku tinggal di kandangnya. Aku gak mau nanti di omeli nenek sihir itu kalau ketahuan membawa akamaru ke dapur. " jawab kiba

" ya sudah aku mau lanjut kerja dulu, sampai ketemu nanti saat makan siang " lanjut lanruto masuk kealam istana, dan ingin melanjutkan aktifitasnya.

Kegiatan naru hari ini sama halnya dengan apa yang dilakukannya sehari-hari. Membersihkan dan merapikan rumput dan menyapu halaman. Tapi kali ini dia melakukan pekerjaannya dengan beberapa rencana yang akan dia lakukan untuk menentukan masa depannya. Saking seriusnya dengan apa yang ada di fikirannya, naruto tak mengira dirinya akan disergap dari belakang oleh orang yang selalu dia taksir. Penjagaannya lepas, dan tak berhasil menghindar dari sergapan ino seperti biasanya.

" ino aku sedang berkeringat jadi bisakah kamu melepaskan tangannmu, aku tak mau bau badanku meracuni dirimu " tegas naruto dengan sedikit mengejek.

" kok kau bisa tau kalau ini aku sih?, lagi pula aku suka bau badanmu kok naru " balas ino dan ejekan ke naruto

" yasudah kalau kau suka bau keringat ku, kesini kau inooooooo... " balas naruto dan mulai mendekat ke arah ino dengan ancaman pelukan keringat dari naruto.

" ja - jngan narru... tadi aku hanya bercanda " balas ino panik dan berlari menghindari sergapan naruto.

Kecerian pasangan yang saling tau rasa perasaan mereka masing-masing walaupun mereka memendam perasaan mereka atau bisa dikatakan narutolah yang memendam perasaannya terhadap ino, karena perbedaan status mereka. Kecerian mereka berdua sedikit menambah kebahagian di kerajaan yang masih dilanda keterpurukan.

end