YOU GAY ! ADMIT IT!

CAST :

# Choi Siwon

# Cho Kyuhyun

And other casts

.

By : Cherry

.

.

Summary : Choi Siwon menganggap Cho Kyuhyun, namja yang terpaut 2 tahun lebih muda darinya sebagai dongsaeng kesayangannya. Mereka berteman sejak kecil. Namun Kyuhyun mencintai Siwon melebihi cinta seorang adik. Dan bagaimana jika tanpa sengaja Siwon mengetahui perasaan Kyuhyun yang sebenarnya? /"Im not a Gay oke!" / A Story about Wonkyu / BL / TwoShoots

.

.

"Kyuhyunnie…." Lengkingan suara cempreng setengah berteriak itu terdengar di tengah keramaian pasar Namdaemun, Seoul. Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun terlihat tengah berlarian ke sana kemari. Menerobos keramaian pasar sembari memanggil nama "Kyuhyunnie" berulang kali. Choi Siwon, namja berusia 8 tahun dengan balutan kaus biru polosnya tengah mencari Kyuhyun, namja kecil berusia 6 tahun yang telah dianggapnya sebagai dongsaengnya sendiri yang secara tiba-tiba menghilang dari jangkauan arah pandangnya.

Hari ini adalah hari Minggu, dan mereka –Choi Siwon dan Cho Kyuhyun— memutuskan untuk mengisi hari libur dengan berjalan-jalan ke pasar tradisional Namdaemun, pasar khusus yang menjual barang-barang khas dan tradisional Korea. Mereka berencana untuk membeli beberapa mainan dan souvenir.

"Kyuhyunie.. kau di mana?" lagi, suara teriakan Choi Siwon terdengar. Raut kekhawatiran terukir jelas di wajahnya. Peluh senantiasa mengalir membasahi wajah tampannya. Siwon terus berlari. Mencari keberadaan Kyuhyun, dongsaeng yang sangat disayanginya.

Siwon mengedarkan arah pandangannya ke seluruh penjuru dan sudut-sudut pasar. Hingga pandangannya berhenti pada satu titik. Di sudut pasar di samping toko ikan hias. Seorang namja kecil dengan surai brunette sedikit ikalnya tengah duduk meringkuk sembari memeluk kedua lututnya. Seulas senyum simpul terukir jelas di bibir joker Siwon.

"Kyuhyunnie..!" Siwon segera melangkahkan kakinya mendekati sosok yang tengah meringkuk itu. Merasa terpanggil, Kyuhyun, namja kecil dengan balutan kaus birunya itu dengan segera mengangkat wajahnya. Kedua manik onyxnya nampak memerah, sedikit bengkak. Sangat amat kentara jika bocah kecil berusia 6 tahun itu menangis.

Siwon segera memeluk dongsaeng kesayangannya itu erat. "Kyuhyunnie~ apa yang kau lakukan di sini huh? Aku mencarimu kemana-mana" tukasnya dengan nada sarat akan kekhawatiran.

"Ciwonnie hyung~..Kyunnie takut.." bocah kecil itu menjawab dengan nada bergetar. Tubuhnya tampak bergetar hebat. Bulir bening melesak keluar dari pelupuk matanya dan membasahi kedua pipi chubbynya.

"Kyunnie jangan takut, ada hyung di sini."

"Ciwonnie hyung.. jangan tinggalin Kyunnie lagi." bocah kecil itu semakin mempererat pelukannya. Menyembunyikan wajah mungilnya di perpotongan leher Siwon. Siwon mengangguk, "Kyunnie tenang ya! Hyung tak akan meninggalkanmu. Tadi kau kemana eoh? Mengapa pergi begitu saja?" tanya Siwon lembut seraya mengelus sayang punggung Kyuhyun.

"Tadi Kyunnie ngeliat ada penjual yang nawalin makanan glatis buat dicoba, telus kyunnie nyampelin dan nyobain makanannya. Pas Kyunnie nengok lagi, Ciwon Hyung udah gak ada. Kyunnie nyaliin Ciwon Hyung kemana-mana tapi gak ketemu. Kyunnie takut hyung…." jelas bocah kecil itu panjang lebar. Menginjak usianya yang ke 6, ia masih cadel dalam berucap. Siwon turut mengeratkan pelukannya. Merasa menyesal telah lalai menjaga Kyuhyun. "Maafin Siwon hyung ne Kyunnie~ Siwon hyung janji gak akan ninggalin Kyunne lagi! Ayo kita pulang."

Kyuhyun menggeleng kasar, "Kyunnie macih takut hyung." rengeknya.

"Kyunnie gak usah takut, kan ada Hyung di sini."

"Hyung janji ya gak akan pernah ninggalin Kyunnie."

Siwon mengangguk sejurus kemudian, "Hm~ Hyung janji."

"Calanghae hyung"

"Nado Kyunnie. Kajja! Kita pulang! Hari sudah sore! Hyung sudah membelikanmu mainan yang kau inginkan."

"Whoah benalkah hyung? Tapi kyunnie macih lemes hyung, gak bica jalan."

"Kau manja sekali eoh? Ayo sini Siwon hyung gendong." Siwonpun menggendong namja kecil yang hanya terpaut usia 2 tahun di bawahnya itu dengan sayang. Dengan tangan kanan yang menggenggam mainan, mereka berjalan kembali menerobos keramaian pasar dengan hati yang gembira. Kyuhyunpun memamerkan tawa karena Siwon terus saja membicarakan hal-hal lucu.

Janji… adalah sebuah kalimat sakral yang terucap

Mampukah Siwon menjaga janji yang telah dibuatnya?

Akankah Kyuhyun tetap menggenggam janji Siwon? Janji bahwa Siwon tak akan pernah meninggalkannya?

.

.

10 tahun kemudian…

"Kyunnie~ kau belum makan eoh?" suara bass terdengar mengalun lembut. Menginterupsi seorang namja dengan balutan piyama birunya yang tengah mengatupkan kedua matanya. Berbaring di atas tempat tidurnya. Kyuhyun, namja dengan surai brunette sedikit ikalnya itu membuka kedua matanya perlahan. Siluet tubuh Siwon adalah hal yang pertama kali dilihatnya. Kedua alisnya mengernyit, "Siwon hyung?"

Siwon mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang Kyuhyun. "Ne, ini aku. Eommamu bilang kau tak mau makan?" tanya Siwon seraya mengacak lembut surai Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk lemah, "Hmm~ aku tak punya selera makan Hyung~" jawabnya dengan suara sedikit serak. Kedua manik onyxnya nampak sayu. Bibirnya terlihat pucat. Dan suhu tubuhnya sangat tinggi. Siwon menempelkan punggung tangannya ke dahi Kyuhyun, "Astaga! Ini panas sekali Kyu~" raut kekhawatiran terlukis jelas di wajahnya, membuat Kyuhyun terkekeh kecil.

"Tak usah berlebihan seperti itu Hyung~ Aku kan sudah biasa sakit." Tukas Kyhuhyun seraya menyingkirkan tangan Siwon di dahinya.

"Hey, apa maksudmu terbiasa sakit huh? Itu karena kau yang malas menjaga kesehatanmu! Akhir-akhir ini aku sedang sibuk dengan kegiatan Osis, seharusnya kau bisa menjaga pola makanmu sendiri tanpa harus aku ingatkan."

Yap, daya imun tubuh Kyuhyun memang lemah, sehingga ia mudah sekali terserang penyakit. Ditambah lagi Kyuhyun sangat membenci sayuran dan dia sama sekali tak pernah mengkonsumsinya. Namun Siwon, selalu menjaganya. Mengingatkannya agar menjaga pola makannya. Dan akhir-akhir ini memang Siwon sedang sibuk mengurusi kegiatan Osis di sekolahnya –sekolah yang sama dengan Kyuhyun. Mengingat jabatannya sebagai Ketua Osis, tentu ia memiliki pengaruh dan tanggung jawab yang besar di sana. Sehingga ia sering lupa mengingatkan Kyuhyun untuk menjaga pola makan dan mengkonsumsi vitamin yang sudah ia belikan untuk Kyuhyun.

"Aku lebih memilih sakit daripada sehat tapi tak mendapatkan perhatianmu Hyung~" ujar Kyuyun sembari mempoutkan bibirnya. Siwon mengernyitkan kedua alisnya, "Hey, apa maksudmu?"

Kyuhyun menghela napas dalam, "Kau terlalu sibuk dengan kegiatan Osismu. Tak pernah sekalipun menanyakan keadaanku akhir-akhir ini. Tak pernah berangkat dan pulang sekolah bersama lagi 2 minggu terakhir ini. Malah menyuruh Donghae hyung untuk mengantar jemputku. Aku hanya merindukan perhatianmu."

Seulas senyum simpul terukir di bibir joker Siwon. Tangannya kembali mengacak lembut surai brunette Kyuhyun. "Kau tahu kan aku ketua Osis? Aku bertanggung jawab penuh dengan kegiatan Osis yang akan dilaksanakan. Lagi pula kau bukan anak kecil lagi kan Kyunnie? Kau sudah besar! Seharusnya kau bisa menjaga dirimu sendiri."

"….." Kyuhyun terdiam. Matanya terlihat berkaca. Tangannya disilangkan di atas dada. "Jika sudah selesai memberikan ceramah, lebih baik kau keluar hyung! Pintu keluar ada di sebelah sana!" ujarnya dengan nada yang sarat akan kekesalan sembari menunjuk pintu kamarnya. Kembali Siwon tersenyum, "Kau masih dongsaengku yang mudah sekali marah ya Kyunnie~. Baiklah, Hyung janji tak akan lupa memberimu perhatian lagi. Sekarang kau harus makan ya! biar hyung yang mengambilkan makanannya."

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, "Kau selalu berjanji hyung! Apa kau tak takut jika kau tak bisa menjaga janjimu itu huh?"

"Hey, mengapa dongsaeng hyung menjadi sensitive seperti ini eoh? Sudahlah, Hyung akan mengambil makanan dan kau harus makan, oke?"

Kyuhyun menghela napas kasar, "Terserah kau saja." Ucapnya seraya memalingkan wajahnya. Siwon tertawa renyah. Kyuhyun masih sama seperti dulu. Dongsaeng yang selalu merengek meminta perhatian darinya. Dongsaeng yang selalu menurut padanya. Dan dongsaeng yang selalu… mencintainya.

Siwon dan Kyuhyun sudah lama saling mengenal. Siwon menganggap Kyuhyun layaknya dongsaeng yang selalu ia manjakan. Rumah mereka berdekatan dan orang tua merekapun merupakan sahabat karib. Tidak salah bukan jika Siwon amat sangat begitu dekat dengan Kyuhyun? Siwon dan Kyuhyun merupakan anak tunggal. Usia Siwon yang terpaut 2 tahun di atas Kyuhyun membuatnya selalu memanjakan bocah dengan surai brunettenya itu. Kyuhyun yang sangat manja dan Siwon yang perhatian. Membuat keduanya saling melengkapi satu sama lain.

Selalu bersekolah ditempat yang sama, membuat keduanya semakin tak terpisahkan. Siwon begitu amat sangat menjaga dan melindungi Kyuhyun. Setiap hari berangkat dan pulang sekolah bersama. Bahkan Kyuhyun belajar dengan sangat tekun hanya agar dapat loncat kelas dan menjadi satu tingkat dengan Siwon. Dengan didukung otaknya yang brilliant, Kyuhyun mampu mencapai targetnya. Hingga merekapun berada di tingkat yang sama.

Cinta. Ya, Siwon mencintai Kyuhyun. Begitupun sebaliknya, Kyuhyun mencintai Siwon dengan segenap hatinya. Namun, apakah cinta yang mereka rasakan hanyalah cinta seorang adik kepada kakaknya dan begitupun sebaliknya? Tidak. Kyuhyun telah menyadari ini. Menyadari jika rasa sayang yang menderanya bukanlah sayang untuk seorang kakak. Rasa ini melebihi itu. Dan sudah sangat lama Kyuhyun menyadarinya.

Namun apa yang dapat ia lakukan? Mengatakan pada Siwon bahwa ia mencintainya melebihi seorang kakak? Hey ayolah, Kyuhyun tak sebodoh itu. Dia masih punya logika. Tak mungkin ia memberitahu Siwon tentang perasaannya. Yang mampu ia lakukan hanyalah menyimpannya seorang diri. Dan menunggu keajaiban datang. Keajaiban yang akan membuat Siwon mencintainya melebihi seorang adik.

Ketika hati telah memilih tujuannya…

Tak ada yang bisa dilakukan akal untuk mencegahnya..

Sebuah perasaan tak mampu terkalahkan oleh sebuah logika..

Meski terkadang logika memiliki tingkat keakuratan yang luar biasa benarnya..

Namun sebuah perasaan, mampu mengalahkannya..

Meski berjalan di atas takdir yang salah sekalipun…

.

.

"Hyung…." suara bass itu terdengar parau. Menginterupsi kegiatan seorang namja yang tengah merengkuh tubuhnya erat –di atas tempat tidur-.

"Hmm?" jawab namja berpostur tinggi itu sekenanya

"Apa kau tidak lelah seperti ini terus, eoh?" Tanya Kyuhyun, namja yang tengah berbaring di atas ranjangnya dengan Siwon, namja yang tengah merengkuh tubuhnya erat di sampingnya.

"Tidak, aku tak akan pernah lelah, Kyunnie" Ujar Siwon meyakinkan.

"Tapi ini sudah malam hyung, apa kau tidak bosan?"

"Aku tak akan pernah bosan."

"Kenapa kau memelukku terus? Aku kan hanya demam, Hyung." Kyuhyun mencoba sedikit meregangkan pelukannya pada tubuh Siwon, ia tatap wajah Siwon yang tengah mengatupkan matanya.

Siwon kembali menggerakkan tubuhnya, merengkuh tubuh namja di hadapannya.

"Jangan lepaskan pelukan ini, Kyu~ Kau tahu,? Kalau pelukan itu mampu menghangatkan tubuhmu, melebihi hangatnya sebuah selimut tebal sekalipun. Karena hawa panas tubuh manusia itu menguar saat tubuh mereka saling bersentuhan."

Kyuhyun mengernyitkan alisnya. "Oh ya? Lantas itu alasannya kau memelukku sedari tadi? Supaya aku tetap hangat?"

"Hmm, beberapa hari yang lalu aku baru membaca artikelnya. Dan aku kira tak ada salahnya jika aku mempraktekkannya dengan dongsaengku sendiri."

"Kau kira aku kelinci percobaan hyung?" Kyuhyun mempoutkan bibirnya lucu. Hal yang senantiasa dilakukannya saat merasa sedikit kesal dengan Siwon.

Siwon hanya membalas dengan mengacak lembut surai Kyuhyun. Semakin mengeratkan pelukannya. "Hyung, apa kau sudah makan? Dari sepulang sekolah tadi kau hanya menyuapiku dan menemaniku di sini. Aku belum melihatmu makan." tanya Kyuhyun masih dalam dekapan hangat Siwon.

Siwon menggeleng lemah, "Itu tidak penting Kyu~ yang terpenting adalah kesehatanmu untuk saat ini."

"Tapi kau juga harus menjaga kesehatanmu Hyung. Kegiatan osis di sekolah semakin banyak, dan kita juga sudah berada di tingkat akhir tahun ini. Bagaimana jika nanti kau sakit?" Ujar Kyuhyun mengingatkan. Wajahnya berada tepat di depan dada bidang Siwon. Hangat. Ya, perasaan itu yang selalu dirasakannya saat berada dekat dengan Siwon.

Siwon megulum senyum, "Daya tahan tubuhku kuat Kyunnie~. Kau tak perlu khawatir. Jika kau sehat, maka aku juga akan sehat. Sudah, tidurlah! Ini sudah malam. Besok kau harus masuk sekolah."

Kyuhyun hanya mampu mengangguk. Menuruti permintaan Siwon. Siwon selalu seperti ini. Selalu hangat dan perhatian. Ia selalu mementingkan Kyuhyun di atas segalanya. Bahkan seharusnya tadi siang ia harus memimpin rapat Osis untuk kegiatan pentas seni yang akan diselenggarakan sebentar lagi. Namun Eomma Kyuhyun menelepon Siwon dan berkata bahwa Kyuhyun tak mau makan dari pagi. Ia segera bergegas pulang dan meminta ijin tidak mengikuti rapat. Siwon tak pernah seperti ini jika bukan karena Kyuhyun. Kyuhyun, satu-satunya alasan baginya untuk meninggalkan kewajibannya.

Dan Kyuhyun selalu bersyukur pada Tuhan karena telah mengirimkan pangeran setampan dan sebaik Choi Siwon ke dalam hidupnya. Hidupnya sempurna jika Siwon di sampingnya, menemaninya. Hidupnya berwarna jika Siwon selalu menggenggam tangannya. Berdua, berjalan bergandengan tangan menghadapi realita dunia.

Namun sampai kapan? Harus sampai kapan hubungan ini akan terus seperti ini? Bukankah hubungan mereka hanya sebatas kakak-adik? Harus sampai kapan Kyuhyun memendam segalanya? Memendam perasaannya. Bagaimana ia mampu menghindar jika Siwon selalu menunjukkan kasih sayang dan perhatian yang begitu besar terhadapnya? Ia tahu, statusnya hanya sebagai 'dongsaeng' di mata seorang Choi Siwon. Namun, apakah salah jika ia berharap lebih?

.

.

Kyuhyun terbangun dari tidurnya. Dilihatnya Siwon yang masih terlelap sembari memeluk tubuhnya erat. Tersenyum simpul sebelum pada akhirnya, merenggangkan pelukan Siwon dan beranjak bangkit dari tempat tidurnya. Kyuhyun melangkahkan kakinya ke meja belajar yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Setelah mendudukkan tubuhnya di atas kursi belajar, Kyuhyun mulai membuka sebuah buku. Buku dengan sampul biru yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Di dalam buku itu terdapat seluruh rahasia. Rahasia yang berhubungan dengan perasaannya terhadap Choi Siwon. Buku Diary, ya buku itu adalah buku hariannya.

Kyuhyun menghela napas dalam kemudian mulai menorehkan tinta ke atas kertas putih di dalam buku tersebut

Seoul, 1 Oktober 2013

Aku tak tahu apa yang harus aku tuangkan di sini. Tapi hari ini aku begitu amat sangat bahagia. Choi Siwon kembali membuatku terbang. Dengan perhatian yang selalu ia berikan kepadaku, membuat perasaan ini semakin nyata. Aku tak bisa akan pernah bisa. Apa yang harus aku lakukan? Hatiku berdenyut hebat saat dia berada di sampingku. Ia selalu membuatku tertawa, namun terkadang ia juga sering membuatku menangis. Tidak, bukan karena dia menyakitiku, tapi karena perasaan ini yang begitu menyiksaku. Ingin rasanya aku berteriak di hadapannya dan berkata bahwa aku mencintainya. Tapi dia hanya menganggapku dongsaeng, dan tak lebih dari itu.

Lagipula aku tak ingin membawanya ke dalam jurang kesesatan. Dia adalah namja baik hati yang sangat taat beribadah. Bahkan setiap akhir pekan ia tak pernah lupa mengajakku untuk pergi ke gereja. Dia bukan gay. Mencintai sesama jenis adalah hal paling laknat yang dilarang Tuhan. Dia tak mungkin melakukannya. Dan ini, semakin membuatku sakit. Apa yang harus aku lakukan? Lari dan menghindar? Aku tak mungkin bisa. Aku begitu amat mencintainya. Cinta ini tumbuh tanpa mampu aku cegah. Tuhan….maafkan aku.

Setetes air matapun jatuh membasahi kertas di bawahnya. Kyuhyun menangis. Entah untuk keberapa kalinya ia menangis karena perasaan terlarang yang dirasakannya kepada Choi Siwon. Yang mampu dilakukannya hanya menunggu. Menunggu kebahagiaan yang diharapkannya akan hadir di dalam kehidupannya.

.

.

.

Mentari pagi bersinar begitu cerah. Menyelimuti suasana di pagi hari ini dengan penuh kehangatan. Kyuhyun, namja dengan balutan seragam sekolahnya itu terlihat tengah berlari melewati koridor sekolah. Peluh senantiasa mengalir membasahi wajahnya. Wajahnya memerah. Entah karena lelah atau marah. Tak henti-hentinya ia menggerakkan kakinya untuk mengejar seorang namja tinggi dengan balutan seragam serupa dengannya yang juga tengah berlari menuju ke suatu tempat yang berada di lantai 2.

"Heechul Hyuuuunnnggg! Apa yang kau lakukan? Kembalikan buku harianku!" teriak Kyuhyun saat kedua kakinya berhenti melangkah di bawah tangga. Namun teriakkannya sama sekali tak berhasil membuat Heechul menghentikan langkahnya. Ia terus berlari menuju ke sebuah kelas di mana seseorang yang ingin ditemuinya berada.

Kyuhyun membungkukkan tubuhnya dengan kedua tangan yang bertumpu pada kedua lututnya. Berulang kali ia berusaha untuk mengatur napasnya. Setelah berhasil mengatur napas, Kyuhyun kembali melangkahkan kakinya, meniti satu persatu anak tangga guna menyusul Heechul yang secara diam-diam telah mencuri buku hariannya.

"Heechul Hyung!"

.

.

.

Seorang namja tampan dengan bibir joker indah terlihat tengah asyik membaca bukunya. Ia duduk di bangku barisan ke dua dari depan. Sedangkan murid-murid yang lain tengah asyik dengan aktivitas mereka masing-masing. Changmin, namja dengan kacamata yang membingkai itu terlihat tengah asyik mendengarkan alunan music dari headphone yang dikenakannya. Ia merupakan teman sebangku Siwon, namja tampan yang tengah fokus membaca bukunya. Saat ini waktu baru menunjukkan pukul setengah 7. Itu berarti masih tersisa 30 menit lagi untuk melakukan aktivitas lain sebelum memulai belajar di jam pelajaran pertama.

BRAK!

Suara gebrakan pintu terdengar begitu sangat jelas. Membuat seluruh murid yang berada di dalam kelas mengalihkan pandangannya ke asal suara, tak terkecuali Siwon. Tampak seorang namja cantik dengan surai lembut kecoklatannya itu tengah berdiri sembari mengatur napasnya yang tersengal dengan sebuah buku di tangannya.

"Ah…ku puh….nya beritaa untuk kalian." Ujarnya sedikit tersendat. Peluh mengalir membasahi wajahnya. Seluruh murid di dalam kelas hanya mampu mengernyitkan alis mereka. Masih belum mengerti dengan apa yang barusan dikatakan oleh Heechul, namja cantik yang tengah berdiri di depan pintu itu.

"Ada apa?" tanya Donghae sejurus kemudian. Donghae duduk di barisan pertama dekat dengan pintu. Jadi wajar saja jika ia bertanya lebih dulu.

"Ahku…..hhhhhh…." Heechul kembali mengatur napas, "Aku punya sebuah rahasia." Lanjutnya.

"Rahasia? Rahasia apa? Hey, ayolah Chullie jangan main-main seperti itu!" kini giliran Eunhyuk yang angkat bicara.

Heechul melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas dan berdiri di depan kelas, "Rahasia bahwa di dalam sekolah kita ini terdapat pasangan GAY!"

Ucapan yang baru saja dilontarkan Heechul sontak membuat seluruh murid di dalam kelas terlonjak kaget. Hubungan Gay memang wajar dan sering ditemui di Korea. Tapi untuk di sekolah ini? Terdengar sangat aneh jika ada yang menjalani hubungan sesama jenis itu.

"Apa maksudmu?" Changmin melepaskan headset yang terpatri di kedua telinganya kemudian bertanya.

"Aku bilang, ternyata di sekolah kita ada pasangan Gay!" ucap Heechul penuh keyakinan.

"Lalu apa maksudmu berkata tentang hal itu di sini? Kau tak lihat ini sudah jam berapa? Lebih baik kau kembali ke kelasmu sebelum guru pelajaran pertama datang." Siwon berusaha menasehati. Menurutnya, sungguh sangat tidak penting Heechul mengumumkan hal seperti itu di dalam kelas.

Heechul tertawa renyah sebelum pada akhirnya melangkahkan kakinya mendekati sosok Siwon. "Aku mengumumkan hal ini di dalam kelas ini bukan tanpa maksud." Ujarnya mantap.

"Lalu? Apa tujuanmu?" kembali Siwon bertanya.

"Karena pasangan gay itu ada di kelas ini." Heechul meletakkan buku kecil digenggamannya ke meja Siwon. Siwon hanya mampu mengernyitkan kedua alisnya menanggapi Heechul, mantan teman sekelasnya saat duduk di bangku tingkat 2.

"Apa maksudmu?"

Heechul menghela napas dalam, sebelum pada akhirnya angkat bicara, "Karena pasangan Gay itu adalah….."

Seluruh murid nampak memfokuskan arah pandangan mereka pada Heechul dan Siwon.

"Pasangan gay itu adalah….Kau dan Kyuhyun."

Siwon terhenyak. Membulatkan kedua matanya. Apa maksud dari semua ini? "Apa yang baru saja kau katakan huh?" tanya Siwon berusaha setenang mungkin.

"Kau masih belum mengakuinya eoh?" Balas Heechul seraya menatap kedua obsidian Siwon dengan tatapan menyelidik.

"Dia aku anggap sebagai adikku! Mengapa kau bicara seperti itu?"

"Oke, Baiklah akan aku jelaskan…." Heechul mulai membuka buku yang terletak di atas meja –buku harian Kyuhyun yang berhasil dicurinya— dan mula membacakan tiap deret kalimat yang tertoreh di dalamnya.

"Aku…telah menjadi pendosa besar. Aku mencintai seorang namja. Choi Siwon, aku mencintainya. Tidak, rasa ini melebihi rasa cinta seorang adik terhadap kakaknya. Rasa ini tumbuh tanpa aku tahu kapan aku memulainya. Rasa ini tumbuh tanpa aku sadari. Semakin hari aku semakin mencintainya. Aku mencintainya sebagai seorang pria. Pria tampan yang selalu ada saat aku membutuhkannya. Tuhan, apa yang harus aku lakukan?"

Heechul tersenyum, kemudian membalik kertas dan kembali membacakan isi di dalamnya.

"Hari ini dia terlihat tampan dengan kemeja hitam yang dikenakannya. Ah, dia memang selalu terlihat tampan di mataku. Dan hari ini adalah hari yang paling bahagia di antara hari bahagiaku yang lain. Dia menciumku. Mencium pipiku. Wajahku memerah padam. Aku berharap ia tak menyadarinya. Hari ini adalah hari ulang tahunku, oleh karenanya kami merayakan hari spesialku ini di sebuah taman yang terletak di pinggir kota Seoul. Aku mencintainya Tuhan.. Tolong biarkan waktu tetap berjalan seperti ini."

Heechul kembali tersenyum. Seluruh murid yang berada di dalam kelas terhenyak. Suasana hening melanda. Sebelum Heechul berhasil melanjutkan kegiatannya, Siwon menghalaunya dengan berkata,

"SUDAH CUKUP! HENTIKAN!" ucapnya dengan tingkat oktav suara yang ditinggikan. Membuat seluruh siswa yang berada didalam kelas terlonjak kaget. Heechul tertawa, "Jadi benarkan Ketua Osis? Kalian itu…."

Siwon menghentak meja dengan tangannya kasar. Urat-urat halus tercetak jelas di wajahnya. Ia sungguh merasa harga diri dan wibawanya sebagai ketua osis tengah diinjak-injak saat ini. "Dengar! Aku bukan namja seperti itu!" ujarnya mantap.

Heechul memicingkan matanya, "Benarkah?"

Siwon melangkahkan kakinya ke depan kelas. Menghela napas untuk beberapa detik sebelum pada akhirnya berkata, "Dengar! Tolong jangan ada yang salah paham dengan ini semua! Aku adalah namja normal, dan selamanya akan terus seperti itu! Kyuhyun adalah namja yang sudah aku anggap sebagai seorang adik! Aku mencintainya layaknya seorang kakak yang mencintai adiknya. Dia hanya salah mempersepsikan perasaannya. AKU BUKAN GAY! DAN SELAMANYA BUKAN SEORANG GAY! I'M NOT A GAY OKE?" jelasnya panjang lebar. Seluruh mata tertuju padanya. Tak terkecuali kedua manik onyx indah yang tengah memperhatikannya dari balik jendela kelas.

DEG! DEG!

Bulir bening dengan sangat cepat mengalir indah dari kedua pelupuk matanya. Hatinya berdenyut sakit. Perih, terluka, entah kata apa lagi yang mampu mendeskripsikan perasaannya kini.

"Ya selamanya Choi Siwon memang bukan seorang gay." Lirihnya pelan.

Dan tubuh itupun terjatuh dengan bertumpu pada kedua lututnya.

.

.

A/n : Annyeong readers ! Its me, Cherry. Ini ff yang tiba-tiba muncul di otak dan langsung Cherry salurin. Insya Allah akan dibuat 2shoots aja ^^ dan lanjutannya akan Cherry publish untuk merayakan Wonkyu Day 13 Oktober nanti ^^. Semoga aja lanjutannya bisa cepet kelar. Ff ini Cherry bikin super kilat dan tanpa edit lebih dulu T_T belum sempet. Jadi mohon maaf jika ada typos banyak di dalamnya dan cerita yang aneh bin ajaib. Semoga kalian suka ^^

Sign,

Cherry