"A-ano... U-Uchiha-san, b-bolehkah a-aku bertanya sesuatu?" tanya Hinata ragu. "T-tentang pelajaran. A-ada y-yang tidak k-kumengerti."
Hening.
"A-aku malu mengatakannya... S-Sensei di sekolah t-terlalu cepat m-memberikan materi, a-aku b-banyak tertinggal..." ujarnya lagi. "T-tapi s-sepertinya k-kau sedang sibuk. S-sebaiknya aku m-mencarinya di P-perpustakaan Kota saja," lanjutnya buru-buru saat melihat ketidaksukaan di mata Sasuke.
Ni-dome no chansu
Author: lullabby
Naruto © Kishimoto Masashi
Rated: T
Genre: Hurt/Comfort
Warning: DLDR
AU, AT, OOC (maybe) dan sodaraannya
Hinata menghela napas panjang saat menutup pagar rumah Keluarga Uchiha. Keberanian yang telah dikumpulkannya sejak tadi malam lenyap saat ditatapnya oniks itu.
Kenapa Sasuke tak menyukainya? Kesalahan apa yang telah diperbuatnya? Dan mimpi itu, lagi-lagi Hinata memimpikannya. Cecikan kuat pada lehernya semakin terasa nyata. Ada biru lebam di lehernya saat bangun pagi ini. Hinata semakin mengeratkan scarf sifon bermotif bunga biru yang sedaritadi melingkar manis di lehernya.
"Hei! Kupikir aku salah lihat, ternyata ini memang dirimu, Hinata-chan!" sapa Naruto dengan senyum khasnya. Pemuda itu ikut duduk di bangku tunggu halte.
"U-Uzumaki-san?" Hinata pangling. Pemuda itu mengenakan pakaian yang begitu kasual. Jaket klub basket ternama dengan kaos oblong putih di dalamnya, serta celana gunung pendek. Berbeda jauh dengannya yang menggunakan baju terusan di bawah lutut, lengkap dengan scarf dan cardigan.
"Kau sakit, Hinata-chan?" tanyanya melihat penampilan Hinata yang begitu... unik.
"T-tidak." Hinata menggelang.
"Syukurlah. Kau ada rencana hari ini?"
"E-eh i-iya... A-aku akan k-ke Perpustakaan Kota."
"Kebetulan sekali, aku akan ke sana juga."
"B-benarkah?" Hinata sangsi. Beberapa hari ini entah kenapa selalu saja berpapasan secara tidak sengaja dengan pemuda ini. Entah itu di swalayan, saat Hinata membeli keperluan pribadinya, ataupun di toko buku, saat Hinata ingin membeli komik untuk menambah koleksinya. Di pasar. Di persimpangan. Di bus. Di mana-mana. Benarkah ini kebetulan?
"Kau pasti berpikir aku sedang membuntutimu, kan?" tanya Naruto dengan intonasi yang membuat Hinata tak enak hati.
"B-bukan. A-aa, b-bagaimana j-jika kita ke sana b-bersama-sama?"
"Tentu saja!" sahut Naruto ceria.
"Aku bosan!" seru Naruto, yang dibalas dengan 'Ssssttttt!' panjang dari pengunjung lain perpustakaan. Sudah dua jam lamanya mereka ada di perpustakaan ini. Kukira ini akan menyenangkan, batin Naruto.
Hinata sweatdrop. "B-bukankah Uzumaki-san s-suka membaca b-buku?"
"Bukan buku ini yang kumaksud, Hinata-chan..." keluhnya. "Bagaimana jika kita jalan-jalan keluar?"
"T-tapi tugasku b-belum selesai."
"Ayolah, aku akan meminta Shikamaru untuk membantumu membuat tugas," ujar pemuda jabrik itu tak mau kalah. Ditariknya lengan Hinata dengan tak sabar.
.
.
.
"Apa yang ingin kau tonton, Hinata-chan?" tanya Naruto sembari melihat poster film yang sedang diputar.
He? Bukankah pemuda ini yang mengajaknya ke bioskop ini? Kenapa dia malah bertanya padanya? Meski begitu Hinata juga ikut melihat-lihat poster film yang ada di dinding. "A-ano... I-itu, Des—"
"Astaga! Ada Spider-man: Homecoming! Kukira ini tak akan diputar di kota ini. Konoha benar-benar sudah berubah! Kita nonton yang ini saja. Bagaimana?"
Hinata menatap poster judul film yang dimaksud. Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "B-boleh."
"Sip! Aku akan memesan tiketnya. Kau tunggu di sini saja, Hinata-chan," ujar Naruto mempersilakan Hinata duduk di bangku yang memang dipersiapkan bagi pengunjung yang sedang menunggu di lobby bioskop itu.
Hinata mengedarkan pandangan ke sekeliling. Pintu dan dinding luarnya terbuat dari kaca. Bioskop ini memiliki dua tipe studio: the premiere dan biasa. Lantainya dialasi karpet abu-abu tebal dengan corak kotak-kotak. Di seberangnya ada gerai yang menjual berbagai macam cemilan. Sementara di sisi kanannya ada loket pembelian tiket dengan 3 buah televisi layar datar tergantung di belakangnya. Selain jam analog super besar, berbagai poster dari judul-judul film terbaru ikut menghiasi dinding lobby itu.
Baru kali ini Hinata menonton di bioskop. Ayahnya tak pernah mengajaknya ke sini dikarenakan kesibukan orang tua itu di perusahaannya.
"Hinata-chan, nih, tiket masuk kita! Masih ada satu setengah jam lagi," ujar Naruto. "Kau yang simpan ya, aku agak ceroboh menyimpan barang. Dulu aku pernah blablabla..."
Hinata menatap takjub tiket bioskop di tangannya. Selama ini dirinya hanya bisa melihatnya melalui foto unggahan teman-temannya di media sosial yang memamerkan tiket bioskop dengan judul film yang lagi eksis.
"Teme!"
Hinata menoleh ke arah pandangan Naruto. Dilihatnya Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura berdiri tak jauh dari mereka. Sakura, si gadis merahjambu yang mengenakan atasan warna peach dengan rok pendek warna putih, terlihat melambai-lambaikan tangan.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Naruto pada dua sejoli itu, seakan-akan bisa membaca pikiran Hinata.
"Sasuke-kun tiba-tiba mengajakku kencan," ujar Sakura dengan senyum sumringah. Hinata menatap pemuda Uchiha—yang mengenakan blazer abu-abu tanpa kerah dengan dalaman kemeja hitam serta celana jeans biru—di samping gadis itu.
"Lalu kau meng-iya-kannya dengan mudah? Cih! Saat aku yang mengajakmu kau langsung menghadiahiku tamparan," cibir Naruto.
"Kau bukan levelku!" seru Sakura.
"Suatu saat kau akan mengakuiku," sergah Naruto.
"Terlalu cepat seribu tahun bagimu mengatakan itu! Sekalipun hanya kau yang tersisa di bumi ini—Eh? Hyuuga-san? Kenapa ada di sini?" tanya Sakura yang baru menyadari kehadiran Hinata di antara mereka.
"Memangnya hanya kalian yang bisa kencan?" jawab Naruto dengan senyum mengejek.
"Kau pasti memaksanya untuk mengikutimu," tebak Sakura.
"Apa bedanya? Yang penting kami ada di sini," jawab Naruto sekenanya.
"Baka!" Sebuah tinju besar melayang ke perut pemuda tan itu. Hinata kaget bukan main. "Tenang, sudah biasa," ujar Sakura.
Kedua pasangan itu berpisah karena berbeda judul film yang ditonton. Film yang Sasuke dan Sakura tonton yang duluan diputar.
"Kau ingin kubelikan popcorn?" tawar Naruto. Belum sempat Hinata menjawab, pemuda itu sudah ada di konter penjual popcorn.
"A-arigatou, Uzumaki-san..."
.
.
.
20 panggilan tak terjawab.
SMS from: Hanabi-san
Tou-san mencarimu! Kuharap ia akan menghabisimu!
.
.
.
.
tbc
.
.
July 29th, 2017
"abby"
Author's Corner:
Ahh... Ilham bertubi-tubi datang dan hanya kusimpan di dalam hape. Btw, udah berapa lama ini ya? Phew, semoga masih ada yang ingat dengan fanfic ini /sweatdrop
Maaf jika masih ada yang kurang di sana-sini /sweatdrop
Baiklah, dengan semangat menahan dismenore ini, kuucapkan Selamat membaca!