Annyeong…
Selamat membaca… Semoga bisa suka dan terhibur.
Warning : typo sana sini,EYD kacau..
Author : Lynda_Lkim
Titlle : Second Chances
Genre : Yaoi
Rate : PG 15
Length : oneshoot- Molla^^
Cast : MyungYeol,and other ^^
Author POV
"lupakan kejadian ini. Anggap kita tidak pernah melakukannya." Ujar Myungsoo dingin pada Sungyeol. Sementara Sungyeol hanya menundukkan kepalanya sambil menahan airmatanya yang hampir jatuh.
"kalaupun kita akan bertemu lagi nanti. Anggap kita tidak saling kenal." Ujar Myungsoo lagi. Lalu beranjak meninggalkan kamar hotel.
Sedangkan Sungyeol masih terduduk di ranjang sambil menekuk lututnya dan menangis keras setelah mendengar pintu kamar yang ditutup dengan keras.
"hiks…. Hiks…" isak Sungyeol. "aku benar-benar membenci namja itu. Dia sudah menodaiku lalu pergi meninggalkanku begitu saja. Hiks… hiks… sampai kapanpun aku akan tetap membencinya." Ujar Sungyeol diantara isakannya.
5 year letter
"eomma…." Teriak balita dengan seragam TK,sambil berlari kearah namja yang merentangkan tangan untuknya.
"aku sayang eomma." Ujar namja kecil itu begitu sampai di pelukan Sungyeol. Ya,namja itu adalah Sungyeol,Lee Sungyeol.
"eomma juga sayang Myungyeol." Jawab Sungyeol. "mmmm.. kenapa tiba-tiba jagoan eomma mengatakan seperti itu pada eomma?" Tanya Sungyeol.
Myungyeol tersenyum "songsaemnim bilang,anak yang baik adalah anak yang sayang pada kedua orang tuanya eomma." Jelas Myungyeol dengan polosnya.
"mmm.. jagoan eomma memang pintar." Ujar Sungyeol sambil mencium pipi Myungyeol.
"hyung….." interuksi seseorang. Yang membuat Sungyeol dan Myungyeol menatap kearah Sumber suara yang sepertinya meredam kemarahan.
"eh… Sungjongie,waeyo?" Tanya Sungyeol dengan polosnya.
"Hyung…. Kau bilang padaku untuk menjemput Myungyeol." Ujar Sungjong sambil melototkan mata lebarnya sehingga makin lebar menyeramkan. "tapi,kenapa kau menjemputnya sendiri? Kau tau kau sudah menganggu kencanku dengan ." lanjut Sungjong sambil menghentakkan kakinya sebal.
"mianhae Jongie… aku lupa mengabarimu kalau ada yang mengantikanku. Mianhae Jongie." Jelas Sungyeol.
Sungjong memutar bolamatanya gemas,lalu berjongkok di depan Myungyeol "Myungyeol,aku harap kau tidak mewarisi sikap eommamu yang ini. Kau mengerti?" kata Sungjong pada Myungyeol.
"ne paman." Jawab Myungyeol,karena tidak mau mendengar ocehan pamannya yang cerewet ini.
"kajja…. Kita pulang." Ajak Sungyeol.
"ne eomma." Jawab Myungyeo,lalu menggandeng tangan Sungyeol. "Jongie,kau mau pulang atau meneruskan kencanmu?" Tanya Sungyeol pada Sungjong. Yang langsung mendapat deathgrale dari Sungjong.
"berhenti bersifat kekanakan seperti itu Lee Sungjong. Pantas tak kunjung bisa kau taklukkan. Kau mau ikut mobilku atau pulang naik bus?" ucap Sungyeol sambil memunculkan sifat aslinya.
"hyung…." Rengek Sungjong. Yang mulai merasa takut dengan munculnya sifat asli Sungyeol.
"eomma dan paman memang sama-sama aneh." Ujar Myungyeol,yang membuat duo Sung itu membelalakan matanya mendengar anak berusia 4 tahun lebih sedikit itu mengucapkan hal itu. Lalu berjalan mendahului Sungjong dan Sungyeol.
"hyung,dulu orang yang tidur denganmu sehingga menghasilkan Myungyeol,orang type yang seperti apa?" Tanya Sungjong.
Pletakkk…
Pertanyaan bodoh Sungjong menghadiahkan jitakan manis di kepalanya.
"jangan ungkit atau sebut namja bajingan itu di depanku." Ujar Sungyeol dingin,sambil melotot kearah Sungjong.
"ne hyung. Mianhae…"
Sungyeol POV
Benar… pria seperti apa appanya Myungyeol? Itu juga aku ingin tau. Meski aku sangat membencinya tapi mau bagaimanapun juga dia adalah appa Myungyeol.
Myungyeol,,tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tanggap dengan sekitarnya. Dia juga memiliki mata elang yang tajam seperti namja itu. Yang paling kuingat dari namja itu adalah mata elangnya yang tajam. Myungyeol sangat mengerti aku,sehingga dia hampir tidak pernah mengungkit siapa appanya,karena dia tau itu akan membuatku sedih.
"hehhh…" aku menghela nafas. Sambil menatap wajah damai Myungyeol yang sedang tertidur di pelukanku. Saat ini aku memang sedang menemani Myungyeol tidur siang.
Aku mengingat kejadian 5 tahun yang lalu. Saat itu aku dan keluargaku memang sedang berlibur ke Osaka,untuk merayakan ulang tahunku yang 17. Tapi apa yang aku dapat di hari sweet seventeenku.
Aku mendapatkan pengalaman pahit. Seorang namja yang tak aku kenal,yang kebetulan bertemu denganku. Namja yang sedang mabuk itu mengambil harga diriku,menghancurkan impianku dan membuatku memiliki Myungyeol. Aku mencium puncak kepala Myungyeol,sekarang Myungyeol adalah hartaku yang paling berharga.
Sejak saat itu aku sangat membenci namja itu,bahkan aku tidak berusaha mencarinya saat aku tau aku hamil karena dia. Aku benar-benar membencinya. Meski tidak sampai hati aku membencinya,karena walau bagaimanapun dia appa Myungyeol.
Tok… tok…
Klekkk..
Aku menoleh ke arah pintu dan mendapati Hoya,sahabatku menyembulkan kepalanya saja,tentu sambil menunjukkan senyum khas malaikatnya.
Kemudian perlahan dia memasuki kamarku,dan mendekati ranjangku dimana aku sedang berbaring. Lalu duduk di sampingku.
"ada apa?" tanyaku to the point.
"hehehe.. Dongwoo hyung memintaku untuk menemuinya. Karena inginmeminta bantuanku." Jawabnya. " lalu?" tandasku. "atarkan aku Yeol,please.." jawabnya lagi sambil menunjukkan angel gaze-nya.
Aku memutar bola mataku "kaukan bisa mengantarnya sendiri Hodori.." ujarku. Aku senang memanggilnya Hodori karena dia suka sekali dengan warna ungu. Seperti sekarang bajunya sampai sepatunya ungu.
"ayolah Yeol. Aku berjanji akan mengantar jemput Myungyeol selama seminggu di TK. Bagaimana tawaranku?" tawarnya. Aku terkekeh pelan.
"aku tidak sesibuk itu untuk mengurus anakku sendiri Hoya." Jawabku. Dia mempoutkan bibirnya.
"ayolahh yeoll…. Kumohon padamu." Mohonnya lagi.
Aku memutar bola mataku lagi. "baiklah." Jawabku akhirnya.
"yes… yes… yes… kau memang yang terbaik." Ujarnya girang.
"eommaa….." panggil Myungyeol. Sepertinya terbangun gara-gara percakapan kami tadi.
"kau bangun sayang?" tanyaku. Dia mengucek matanya.
"kita ajak Myungyeol,agar kau tidak bosan nanti." Ujarnya bahagia.
"yak… kau…"
"ajushi mau mengajakaku pergi?" Tanya Myungyeol antusias.
"ne~~~ mari bersiap-siap." Jawab Hoya.
Saat ini kami sedang berada di lobby Nam corp. kami sedang menunggu Dongwoo hyung,temanku juga pacar Hoya. Myungyeol tampak kagum dengan ikan besar yang ada di aquarium besar yang ada di lobby ini. Aku tersenyum melihat anakku,jarang-jarang dia seperti itu.
"Hobaby… Yeolli.." panggil sebuah suara yang sangat aku kenal Dongwoo hyung. Tentu saja.
"hyung.." sambut Hoya gembira.
Drttt… drttt…
Ponselku bergetar,aku mengeluarkannya dari saku dan melihat layarnya. Eomma….
"aku permisi angkat telepon dulu." Pamitku pada Hoya dan Dongwoo hyung. Mereka kalau sudah bertemu pasti akan lupa segalanya.
Author POV
Sementara Sungyeol mengangkat teleponnya,Myungyeol tetap asyik mengagumi ikan besar yang berada di aquarium super besar lobby perusahaan itu.
"apa yang bisa ku bantu untukmu hyung?" Tanya Hoya pada Dongwoo.
"ahh.. begini baby. Adik ipar dari bosku baru saja tiba dari Jepang. Dan bosku ingin agar aku mengantarnya keliling Seoul,tapi karena pekerjaan yang di berikan Woohyun,ahh maksudku direktur Nam sedang banyak maka aku meminta bantuanmu baby. Bagaimana? Kau mau membantuku kan?" jelas Dongwoo.
Hoya terlihat memikirkan itu. "ne,aku akan membantumu hyung." Jawab Hoya. "lalu,dimana orangnya?"
"sebentar lagi dia kemari…. Loh kemana Myungyeol?" jawab dan Tanya Dongwoo saat tidak melihat Myungyeol di depan aquarium itu. Hoya dan Dongwoo saling berpandangan.
Sedangkan Myungyeol yang memang dalam masa-masa penasarannya,ingin melihat gedung tinggi menjulang lebih jauh mulai meninggalkan lobby. Dia berharap menemukan ikan yang lebih menarik lagi. Dan tanpa sadar dia sampai di tempat yang tidak dia kenal.
Myungyeol mulai kebingungan karena sekarang dia tersesat,dan dia mulai mengeluarkan air matanya. Saat ia mencoba berlari.
Brukkk..
Myungyeol terjatuh karena menabrak kaki seseorang. Dan karena takut Myungyeol mulai menangis lebih keras.
"hiks…eomma…. Eomma…hiks…" tangis Myungyeol.
Myungsoo POV
Enak saja,memang dia pikir aku anak kecil apa. Tidak bisa keliling kota Seoul sendiri. Jangan mentang-mentang Nam pabbo itu sudah jadi kakak iparku dia seenaknya memperlakukanku. Meskipun aku ini orang Jepang tapi aku lahir di korea dan sempat tinggal di korea.
Drrtttt….. drrtttt….
Aku merogoh sakuku dan segera melihat siapa yang menelpon,kemudian aku menekan tombol hijau dan menempelkan ponsel ketelingaku.
"ne hyung. Waeyo?" jawabku langsung,begitu tau yang menelpon adalah hyungku sendiri,Sunggyu.
"yak… bisakah lebih sopan padaku sedikit Kim Myungsoo." Teriaknya. Aku menjauhkan ponselku. Dia memang bertambah cerewet sejak mulai hamil.
"ne,mianhae hyung. Ada apa?"
"kau sudah menemui Woohyun?" tanyanya. "ne,aku sedang di kantornya sekarang…"
Brukkk…..
Ada yang menabrakku. Aku melihat anak kecil terjatuh di depanku.
"hiks…. Eomma…eomma…. Hiks.." tangis anak kecil itu sambil memanggil eommanya.
"kau bersama anak kecil Myung? Siapa?" Tanya Gyu hyung.
"nanti aku telepon lagi." Ujarku lalu menutup sambungan teleponnya. Lalu aku berjongkok di bawah anak kecil yang ada di hadapanku ini.
"eomma…. Myungyeol mau eomma… hiks… eomma.." tangisnya. Aku mengamati wajahnya. Anak kecil ini mengingatkan pada diriku waktu aku masih kecil,hanya bedanya bibirnya yang mungil itu terlihat menggemaskaskan. Aku mengulurkan tanganku padanya.
"kenapa kau ada disini?" tanyaku. Dia menatapku,dan aku kaget karena matanya sama persis dengan mataku,dan benar-benar cerminan diriku saat seusianya.
"hiks…. Hiks… Myungyeol tersesat… hiks… Myungyeol mau eomma…. Hiks…" ucapnya sambil menangis lagi.
Entah kenapa,tiba-tiba aku mengulurkan tanganku dan menggendongnya. Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini pada anak kecil. Entah kenapa setelah aku menggendongnya aku merasa seperti ada getaran bahagia di hatiku karena bersentuhan dengan anak ini.
"jadi…. Myungyeol,itu adalah namamu?" tanyaku,dan dia menganggukkan kepalanya mengiyakan. "mmm… dimana kau berpisah dengan eommamu?" tanyaku sambil menghapus airmatanya.
"hiks.. di depan aquarium besar… hiks.." jawabnya. Aquarium? Apakah di lobby kantor ini. Eommanya sungguh lalai menjaga anaknya,ibu macam apa ibunya itu.
"bagaimana kalau kau berhenti menangis dan kita cari eommamu?" tawarku. Mata elang kecilnya menatapku,benar-benar sama persis dengan mataku.
"benarkah,paman akan membantuku mencari eommaku?" tanyanya. Aku menganggukkan kepalaku. Kemudian aku berjalan menuju lobby.
Saat tiba di lobby. Anak ini berontak dari gendonganku,minta turun. Aku menurunkannya. Dan kemudian dia berlari ke arah gerombolan beberapa orang yang sedang duduk di ruang tunggu lobby. Kupikir ibunya salah satu dari mereka. Aku melihat sekretaris Woohyun hyung yang berwajah Dino itu juga disana.
Aku berjalan menghapiri mereka,saat ini Myungyeol sedang memeluk namja yang kuduga ibunya. Tapi aku seperti pernah melihat namja itu.
"eomma….hiks…" aku bisa mendengar tangis Myungyeol.
"kau darimana saja sayang? Kami semua khawatir padamu." Ujar namja itu sambil mencium Myungyeol.
"Tuan muda Kim!" ujar Dongwoo saat melihatku,otomatis semua menoleh padaku. Dan saat pandanganku terarah pada namja berpipi chubby yang sedang menggendong Myungyeol.
DEG…
Seolah jantungku berhenti berdetak,seolah sistim syaraf di tubuhku berhenti dengan tiba-tiba.
"paman itu yang mengantarku kesini eomma." Kudengar samar-samar ucapan Myungyeol,dan ia memanggil namja itu dengan sebutan eomma. Mata kami tetap saling tatap. Apakah namja berpipi chibby itu adalah eomma Myungyeol.
Sungyeol POV
Namja itu terus menatapku,begitupun denganku. Aku terus menatapnya,apakah aku sedang bermimpi? Tolong bangunkan aku jika aku sedang bermimpi.
"paman ini yang mengantarku kesini eomma." Ujar Myungyeol. Aku mengalihkan pandanganku dari namja itu ke Myungyeol. Kemudian aku menatap namja itu lagi. Tatapan matanya benar-benar tajam.
"ekhem…" Dongwoo berdeham. Otomatis membuyarkan tatapan kami.
"apakah kalian sudah saling kenal?" Tanya Hoya. Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku. "tentu saja belum." Jawabku dingin. Karena aku ingat betul dengan apa yang namja ini katakan padaku dulu,kejadian itu tidak akan pernah kulupakan.
"Hoya... ini adalah adik ipar direktur Nam yang ku katakant ladi…. Tuan,ini Lee Howon kau bisa memanggilnya Hoya. Dia yang akan mengantar anda berkeliling nanti." Jelas Dongwoo hyung. "ah… dan ini Lee Sungyeol dan anaknya Myungyeol,anda tidak keberatan kan kalau mereka ikut berkeliling dengan anda?"
Aku menatap Dongwoo hyung tajam. "maaf…hyung sepertinya cukup Hoya saja yang mengantar tuan ini berkeliling." Kataku dingin. " aku dan Myungyeol permisi pulang dulu." Lanjutku lalu beranjak dari tempat ini.
"eomma… aku belum berterimakasih pada paman itu." Ujar Myungyeol di gendonganku.
"Sungyeoliiieee.." aku mendengar Hoya memanggil namaku tapi tak kuhiraukan sama sekali. Aku tetap meneruskan langkahku.
Kenapa? Kenapa kau pertemukan aku dengan namja itu ya Tuhan. aku berharap tidak akan pernah bertemu lagi dengan namja yang sudah menghancurkan masa depanku dan membuatku seperti ini. Membuat Myungyeol tumbuh tanpa adanya appa disampingnya.
Sekarang aku mendudukkan diriku di bangku taman yang tidak jauh dari gedung perusahaan itu. Kemudian aku menangis sambil menutup wajahku,aku tidak peduli ada Myungyeol disampingku yang melihatku seperti ini.
"hiks… hiks… eomma… kenapa eomma menangis?" kudongakkan kepalaku saat mendengar Myungyeol yang bertanya sambil terisak. Aku membawanya kepelukanku.
"apakah eomma marah pada Myungyeol? Hiks.." tanyanya lagi. Aku mengusap airmataku lalu menatap wajahnya dan mengusap air matanya lalu aku tersenyum.
"anni.. eomma tidak marah pada Myungyeol. Jadi kenapa Myungyeol menangis juga? Mmm" tanyaku pada Myungyeol.
"Myungyeol tidak mau melihat eomma bersedih." Jawabnya polos. Aku mencium pipinya,entah kenapa meski usianya baru menginjak 5 tahun. Dia sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya.
"eomma tidak akan pernah marah pada Myungyeol kalau Myungyeol selalu menjadi anak yang baik." Kataku.
Dia menatapku. "ne eomma. Myungyeol janji akan menjadi anak yang baik. Jadi,eomma jangan menangis lagi ne?" katanya.
"ne,eomma janji." Jawabku. "kajja.. kita pulang,sudah sore."
"ne eomma. Kajja." Ujar Myungyeol,lalu menarik tanganku agar berdiri bersamanya.
Saat ini aku sedang di pinggir jalan karena mobilku mogok,padahal aku harus segera menjemput Myungyeol. Aku tidak punya banyak waktu. Aku terus menempelkan pobsel ketelingaku. Tapi tak kunjung ada jawaban dari Sungjong.
"aishhh… Lee Sungjong kemana kau ha?" desisku. Apa boleh buat aku akan naik bus saja. Tapi saat aku baru melangkah.
Tinn…tinn…
Aku melihat mobil hitam,berhenti tepat di depanku. Aku terheran mobil ini sangat mewah kenapa berhenti di depanku seingatku aku tidak punya teman yang mempunyai mobil semewah ini. Lalu kaca mobilnya turun,dan aku lumayan terkejut saat Hoya yang ada di balik kemudinya.
"ada masalah Yeol?" tanyanya. Seingatku mobil Hoya berwarna ungu dan tidak semewah ini.
"be..begitulah." jawabku. "dan kau mobil siapa ini? Ah,…. Aku pergi dulu. Aku hampir terlambat menjemput Myungyeol." Kataku.
"ehh… bagaimana kalau kau kami antar?" Tanya Hoya. Aku berfikir saat ia menyebut kaya 'kami' apa maksudnya? Aku memberikan tatapan bingung.
"bolehkan kita mengantar Sungyeol menjemput anaknya terlebih dahulu sebelum kita melanjutkan perjalanan kita?" Tanya Hoya pada seseorang di jok belakang,kemudian senyum lebar mengembang di bibir Hoya.
"naiklah Yeol." Suruh Hoya. Aku ragu,tapi aku tidak bisa membiarkan Myungyeol menungguku lebih lama lagi. Maka aku memutuskan untuk naik.
DEG
Aku mematung setelah aku duduk di jok depan saat kulihat namja itu ternyata yang duduk di jok belakang. Harusnya aku ingat kalau Hoya sedang mengantar namja itu keliling kota Seoul.
Author POV
Myungsoo hanya menatap keluar jendela. Awalnya dia tidak ingin mengijinkan Hoya untuk mengantar Sungyeol. Tapi begitu mendengar nama Myungyeol disebut entah kenapa ada kerinduan ingin bertemu anak kecil yang sangat mirip dengan dirinya.
Sungyeol hanya terdiam sambil tetap menatap kedepan,sementara Hoya yang merasakan atmoser yang tegang. Hanya bisa membatin 'ada apa dengan mereka?' lalu Hoya menggelengkan kepalanya dan kembali memfokuskan diri pada jalan.
"gomawo." Ujar Sungyeol langsung bergegas keluar dari mobil ketika sampai di TK. Sementara Hoya hanya bengong.
"selalu seperti ini." Gumam Hoya.
"ekhem… kalau boleh tau Hoya. Kemana suami temanmu itu?" Tanya Myungsoo.
"mmm… itu… sebenarnya…. Sungyeol single parent." Jawab Hoya. Myungsoo membelalakan matanya mendengar jawaban Hoya.
"maksudmu?" Tanya Myungsoo lagi.
"hehhh.." Hoya menghela nafasnya. "sekitar 5 tahun yang lalu waktu Sungyeol berlibur ke Jepang bersama keluarganya. Dia bertemu dengan namja yang sedang mabuk,lalu namja itu menodainya dan meninggalkannya begitu saja. Satu bulan kemudian barulah Sunyeol sadar kalau dia hamil." Hoya menghentikan ceritanya.
"setelah itu hidup Sungyeol tidak mudah. Orang tuanya sempat mengusirnya dari rumah. Dia juga pernah hampir kehilangan nyawanya dan bayinya. Untunglah dia masih bisa di selamatkan. Kalau aku bertemu dengan nappeun namja itu pasti akan membunuhnya." Jelas Hoya. Mengakiri kalimatnya dengan memukul setir.
"lalu apa yang terjadi sekarang?" Tanya Myungsoo. Sekarang pikirannya sudah melayang kemana-kemana.
"untunglah sekarang semua sudah membaik,sejak Myungyeol lahir. orangtua Sungyeol mau menerima Sungyeol kembali. Dan sekarang Sungyeol tinggal berdua dengan adiknya. Ah… kenapa jadi membicarakan Sungyeol. Kau ingin kemana sekarang?"
Tanpa basa basi Myungsoo langsung keluar dari mobil. Sementara Hoya hanya terdiam,karena dia tau percuma karena Myungsoo sudah berlari lumayan jauh ke dalam halaman TK.
"ada apa sih? Sungyeol dan Myungsoo aneh." Ujar Hoya sendiri. Kemudian Hoya berfikir. "kalau kulihat Myungsoo dan Myungyeol wajahnya hampir sama,apalagi mata elang mereka. Myungsoo berasal dari Jepang,sedangkan appa Myungyeol menurut Sungyeol adalah orang Jepang juga." Hoya menghentikan gumamannya. Lalu membelalakan matanya….
Myungsoo POV
Aku berlari kedalam halaman TK,setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan Hoya barusan. Apakah benar Myungyeol adalah anakku?
Aku berusaha menemukan mereka. Aku menghentikan lariku saat aku melihat Myungyeol sedang duduk di ayunan sambil meneuk wajahnya. Sementara Sungyeol berjongkok di depannya. Kelihatannya Myungyeol sedang ngambek karena Sungyeol telat.
DEG
DEG
DEG
Aku berjalan mendekati mereka,dan sejak melihat mereka aku merasa detak jantungku benar-benar tak beraturan.
"maafkan eomma ne sayang? Eomma janji eomma tidak akan terlambat lagi… ne?" bujuk Sungyeol. Sementara Myungyeol hanya diam. "Myungyeol…."
"huweee… hiks… Myungyeol benci eomma… hiks…" tangis myungyeol. Entah kenapa hatiku berdesir.
Aku berdiri di hadapan mereka,Sungyeol mendongakkan kepalanya dan langsung membelalakan matanya begitu tau aku yang berdiri di depannya. Aku menatapnya sebentar,lalu berjongkok di depan Myungyeol.
"Myungyeol…." Panggilku. Myungyeol menatapku. Aku menyentuh pipinya dan menghapus air matanya.
"hiks.. ajushi.." panggil Myungyeol padaku. Kemudian entah dorongan dari mana aku langsung mengangangkat Myungyeol dari ayunan dan menggendongnya. Entah kenapa aku merasa bahagia saat aku memeluk Myungyeol. Benarkah? Benarkah kalau anak ini adalah anakku?
"mmm… ajushi.. sesak.." keluhnya. Aku langsung melonggarkan pelukaku,dan menatap Myungyeol. Lalu tersenyum kepadanya.
"annyeong…. Kenapa kau menangis?" tanyaku lembut.
"eomma.. terlambat lagi menjemputku ajushi." Jawab Myungyeol.
"eomma kan sedang sibuk,jadi Myungyeol jangan marah sama eomma ne?" jawabku. Myungyeol terlihat sedang berfikir. Anak ini pasti cerdas.
"tapi… eomma sering terlambat menjemput Myungyeol. Myungyeol sebal." Jawabnya sambil memanyunkan bibir mungilnya yang menggemaskan. Aku tersenyum.
"mulai besok.. aku janji kalau eomma pasti tidak akan terlambat menjemput Myungyeol. ne?" kataku. Aku menatap Sungyeol sekilas,dan dia tetap menatapku heran. Tapi aku melihat sedikit kilat kebencian dimatanya. "bagaimana kalau aku belikan es cream? Myungyeol suka es cream?" tanyaku. Aku melihat senyum mengembang dibibirnya.
"Myungyeol suka sekali.." jawabnya dengan suara yang bahagia,sepertinya es cream adalah salah satu makanan favoritnya. "ayo..paman kajja… kajja.." ujarnya antusias sambil bergoyang-goyang di gendonganku.
Aku membalikkan badanku dan berjalan.
"tunggu…." Cegah Sungyeol. "kau pikir kau siapa tuan? Seenakknya saja mengajak anakku tanpa seijinku." Ujarnya dengan nada dingin.
Aku menatapnya. "kupikir aku juga punya hak Sungyeol-ssi." Jawabku lalu berjalan meninggalakn Sungyeol. "kajja.. jika kau ingin ikut." Ajakku.
Author POV
Sungyeol sebenarnya ingin marah-marah dan mengambil paksa Myungyeol tapi karena memikirkan Myungyeol yang masih kecil maka dia lebih memilih diam dan mengikuti Myungsoo.
Selama perjalanan,mereka semua hanya diam,apalagi Hoya. Hoya sibuk dengan pemikirannya dan duga menduganya ada apa di antara Sungyeo dan Myungsoo. Secara bergantian mata Hoya melirik Sungyeol-Myungyeol-Myungsoo. dan tetntu saja matanya menangkap kemiripan yang ketara diantara mereka apalagi pada mata Myungyeol yang sama persis dengan mata Myungsoo,serta bibir Myungyeol yang sama persis dengan bibir Sungyeol.
"kau ini kenapa sih? Menatapku seperti itu?" ujar Sungyeol yang risih Hoya menatapnya dengan pandangan seperti itu. Membuat Hoya tersadar dan segera memakan es cream yang ada di hadapannya.
"an….anniyo…" jawab Hoya tergagap.
Sungyeol menatap Myungyeol dan Myungsoo yang sedang bermain di arena bermain anak-anak. Tanpa sadar bibirnya membentuk senyum kecil.
Saat ini suasana di dalam mobil Myungsoo hening tidak ada pembicaraan. Myungsoo terfokus pada jalan sedangkan Sungyeol menepuk-nepuk pelan punggung Myungyeol yang tertidur di pelukannya. Hoya pulang bersama Dongwoo,jadi akhirnya Myungsoo yang harus mengantar Sungyeol. Dan Hoya memang sengaja merencanakan ini.
"gomawo." Ujar Sungyeol singkat padat dan jelas,lalu membuka pintu mobil dan turun tanpa memandang Myungsoo. dengan cepat Sungyeol memasuki gedung apartmentnya.
Myungsoo keluar dari mobilnya dan mengikuti Sungyeol,kemudian dia berhenti di depan pintu dimana Sungyeol masuk. Myungsoo berdiri di depanya,dan berfikir.
Tok.. tok… tok…
Myungsoo menggetuk pintu. Dia menunggu…
Klekk…
Sungyeol membuka pintunya,dan matanya memebelalak ketika melihat Myungsoo yang berdiri di depan pintu rumahnya. Dan Sungyeol bergegas menutup pintunya tapi Myungsoo menahannya.
"kumohon… ijinkan aku masuk dan bicara." Ujar Myungsoo.
"tidak ada yang perlu kita bicarakan. Aku tidak mengenalmu tuan." Jawab Sungyeol. Tapi karena tenaga Myungsoo yang lebih kuat dari Sungyeol akhirnya Myungsoo berhasil masuk.
Sungyeol menatap Myungsoo dengan pandangan dinginya. Untuk beberapa saat mereka saling pandang. Hingga Myungsoo membuka suara.
"apakah benar….. kalau Myungyeol adalah anakku?" Tanya Myungsoo.
"anakmu?" ejek Sungyeol. "bahkan kita tidak saling kenal. Kenapa anda bisa beranggapan seperti itu?" jawab Sungyoel ketus. Mendengar Sungyeol menjawabnya dengan ketus seperti itu membuat Myungsoo naik darah dan mencengkeram lengan atas Sungyeol dengan kuat.
"katakan yang sebenarnya?" geram Myungsoo. Sungyeol mulai ketakutan sekarang. Dan mulai mengeluarkan airmatanya.
"kau menyakitiku…" cicit Sungyeol. "jawab pertanyaanku. Apakah aku appanya Myungyeol?" tandas Myungsoo.
Sungyeol terdiam dan menatap Myungsoo tapi airmatanya terus mengalir. Myungsoo tetap menatap Sungyeol tajam. Sebenarnya dia tidak setega itu untuk menyakiti Sungyeol untuk kedua kalinya tapi dia pikir ini cara untuk mendapatkan kebenarannya.
"katakan?" desak Myungsoo lagi.
"hiks… kau benar-benar menyakitiku… lepaskan…" isak Sungyeol. Karena iya merasakan sakit di lengannya dimana Myungsoo mencengkeram tangannya.
"katakan sekarang…"
Sungyeol diam dan menatap kearah mata Myungsoo ada kilat kebencian dimatanya. "kalau iya kau mau apa? Bukankah dulu kau yang menginginkan untuk menganggap kita tak saling kenal." Sungyeol membuka suaranya. Lalu menghempaskan tangan Myungsoo yang mencengkeram lengan atasnya. "kuminta kau segera pergi dari rumahku." Ujar Sungyeol dingin,lalu berjalan kearah pintu. Bermaksud membuka pintu rumahnya.
Greppp….
Sungyeol membatu saat myungsoo memeluknya dari belakang. Myungsoo memeluk Sungyeol erat. Cukup lama juga mereka dalam posisi ini.
"mianhae…" ujar Myungsoo lirih. "aku tidak tau harus bagaimana meminta maaf padamu dan menebus kesalahanku. Tapi aku mohon maafkan aku." Sungyeol hanya terdiam.
Myungsoo merasakan basah di tangannya yang melingkar di perut Sungyeol,dia kemudian membalik tubuh Sungyeol. Dan memegang wajah Sungyeol lalu menghapus airmata Sungyeol.
Plakk….
Sungyeol menampar Myungsoo. Myungsoo terkaget dengan apa yang dilakukan Sungyeol. Sungyeol menatap Myungsoo tajam.
"kau pikir maaf bisa membuat segalanya kembali seperti semula? Bisa mengembalikanku agar aku bisa menggapai impianku untuk menjadi seorang dokter? Kau bisa mengembalikan masa-masa SMA ku. Kau bisa mengembalikannya?" ujar Sungyeol setengah berteriak.
"kau tau gara-gara kau,aku tidak bisa menyelesaikan SMA ku. Aku juga harus membuang jauh-jauh impianku untuk menjadi seorang dokter. Hiks… lalu sekarang kau meminta maaf dengan mudahnya." Cecar Sungyeol. "ahh.. lalu kau membuatku harus menanggung aib ini sendirian,mendengarkan orang mengatakan kalau anakku adalah anak haram. Kau tau betapa sakitnya hatiku."
"kau menodaiku lalu pergi begitu saja… kau adalah manusia paling menjijikan di dunia ini." Ujar Sungyeol dingin.
Myungsoo yang mendengarkan penuturan Sungyeol itu hanya bisa diam dan merasakan rasa bersalah yang sangat.
"jadi,karena sekarang hidupku dan Myungyeol sudah bahagia. Kuhomon tinggalakan kami. Berpura-puralah tidak mengenal kami saat bertemu kami lagi nanti." Ujar Sungyeol mengulang kata-kata Myungsoo 5 tahun yang lalu.
END
HEHEHE….
Gomawo for read….