Title : Prince Hours
Author : Parkyoonhra
Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, and others
Genre : Family, Romance
Warning : Yaoi, MalexMale, Typos, Don't like Don't read
Autho's note : sambil menunggu review ff saya yg lain memenuhi target, saya kembali menulis ff yg agak diluar kemampuan saya. Yup, bertemakan Royal family atau keluarga kerajaan pdhl saya gatau apa2 ttg itu semua. Saya bkn penikmat drama korea. Tp entah kenapa saya pengen banget nullis ini. Ceritanya agak rumit dan sepertinya akan jd multichapter yg pjg jd harus sabar dan ekstra hati2 bacanya. Semoga aja ide ceritanya gak berhenti di tengah jalan. Doain aja ya. Hahay. Oya yg hrs diperhatikan disini adalah tanggalan diawal cerita. Akan ada dua jaman yg diceritakan disini. Utk prolog dan chap awal adlh jaman pas yunjae msh abg. Setelah itu tlg diperhatikan ya soalnya kisah sebenernya adalah yg thn 2013. Selain tahun ini berarti kisah semacam flashback gitu. Yasudahlah saya berdoa semoga reader semua mengerti maksud ff saya ini. Hahaha. Terus kalo ada kesalahan penulisan atau penceritaan tlg diperbaiki ya krn itu akan sgt membantu saya dlm pembuatan ff ini. So, Happy reading and Enjoy!
PROLOG
01 September 1995
Angin berhembus lembut membelai surai hitam yang agak panjang milik namja cantik yang sedang berdiri di atap sekolah sore itu. Jaejoong – sang namja cantik – juga tidak tahu apa yang membuat dirinya sampai datang ke atap sekolah seusai pelajaran hari itu. Ia menemukan sepucuk surat yang bahkan ia sendiri tidak tahu siapa pengirimnya di dalam loker miliknya.
'Sepulang sekolah datanglah ke atap sekolah'
Hanya satu kalimat yang tertera dalam surat itu. Jaejoong yakin itu hanya kelakuan iseng orang yang kurang kerjaan, tetapi entah mengapa ia tidak bisa mengabaikan surat itu begitu saja. Padahal hari ini ia harus segera pulang atau umma-nya yang cantik nan galak itu akan mengomel habis-habisan bila ia telat pulang.
Jaejoong menyadari keberadaan namja selain dirinya diatap sekolah. Seorang namja yang memiliki tubuh sedikit lebih besar darinya dan sedang berdiri membelakangi dirinya. Namja itu memandang jauh pemandangan halaman Cassiopeia School di bawahnya dari tepi atap sekolah.
Dengan membulatkan tekad untuk bertanya kepada namja itu apakah ia yang mengirimkan surat kepadanya, Jaejoong mulai membuka suara.
"A-anu … "
Suara panggilan kecil dari mulut Jaejoong ternyata membuat namja yang membelakangi Jaejoong itu menyadari kedatangan Jaejoong. Namja itu membalikkan tubuh tegapnya menghadap Jaejoong. Dan seketika membuat doe eyes indah milik Jaejoong membulat tidak percaya.
Tidak mungkin.
"H-hwangteja"
Segera setelah mengetahui siapa yang ada di hadapannya, Jaejoong membungkukkan tubuhnya.
"Joseunghamnida, Hwangteja. Saya benar-benar tidak tahu jika itu Anda" ucap Jaejoong dengan bibir yang sedikit bergetar karena takut berhadapan dengan Putera Mahkota Kerajaan Korea. Orang yang akan menjadi Raja Korea di masa depan.
Sang Putera Mahkota menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat kelakuan Jaejoong. Pasalnya Jaejoong terus membungkukkan tubuhnya berulang kali dan terus menerus.
"Angkat kepalamu, Kim Jaejoong" perintah sang Putera Mahkota.
Tanpa diperintahkan dua kali Jaejoong segera mengangkat kepalanya dan kini ia berdiri berhadapan dengan ahli waris kerajaan Korea. Meraka hanya dipisahkan jarak kurang dari lima meter. Astaga. Jaejoong tidak bisa tidak menggigit bibirnya. Gugup saat berhadapan langsung dengan Putera Mahkota.
Memang benar kalau Cassiopeia School merupakan sekolah kerajaan. Semua anggota keluarga kerajaan menuntut ilmu di sini. Dan murid-murid lainnya juga bukan orang sembarangan, mereka merupakan anak perdana menteri, sekretaris kerajaan atau orang penting lainnya. Jaejoong hanyalah segelintir orang yang beruntung karena bisa bersekolah di Cassiopeia School ini karena beasiswa yang ia dapatkan.
Jaejoong sering melihat Putera Mahkota di televisi – dan mengagumi ketampanannya – atau melihatnya dari kejauhan saat Putera Mahkota berada di sekolah. Tapi berhadapan langsung dengan beliau membuat tubuh Jaejoong gemetaran saking gugupnya.
Beberapa menit – yang bagi Jaejoong seperti berjam-jam – mereka lalui dalam kebisuan. Sang Putera Mahkota terus menatap Jaejoong melalui mata musangnya yang tajam. Sedangkan Jaejoong yang tidak berani menatap wajah sang Putera Mahkota hanya menundukkan kepalanya seakan sepatunya lebih menarik untuk dilihat dibandingkan dengan wajah tampan anggota keluarga kerajaan itu.
Merasa cukup kesal dengan kelakuan Jaejoong – yang tidak mau menatap wajah tampannya – membuat sang Putera Mahkota cukup tersiksa. Jaejoong terus saja menggigit bibir merahnya membuat sang Putera Mahkota harus mengeluarkan pengendalian diri tingkat tingginya.
Putera Mahkota berjalan mendekati Jejoong dan mengeliminasi setiap jarak yang memisahkan tubuh mereka berdua. Ia memegang kedua lengan Jaejoong. Sentuhan ini membuat tubuh Jaejoong sedikit tersentak dan berusaha menjauhkan diri. Namun sang Putera Mahkota tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia tetap memeganng erat lengan Jaejoong dan membuat pria cantik itu menatap bingung kearahnya.
Nafas Sang Putera Mahkota tercekat saat mata elangnya bertatapan dengan mata doe indah milik Jaejoong. Seakan ada magis yang menariknya untuk terus menatap mata indah itu. Sekali lagi ia jatuh dalam pesona seorang Kim Jaejoong.
"Kim Jaejoong, jadilah kekasihku"
End of Prolog