Bazar Bujangan

Summary : Bazar Bujangan telah berhasil menyatukan GaaSaku. Mungkinkah SasuNaru akan juga berhasil disatukan? Ganti summary

DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Friendship dan Romance

WARNING

Buat yang jomblo diharap tidak mengikuti trik ini dalam mencari pasangan. Bagi yang nekat, kesalahan ditanggung sendiri. Typos, OOC, AU, fem naru, Republish, and many mores.

Pair : SasuNaru always, slight GaaNaru, GaaSaku

Author Note: he he he maaf update lama. Nah teka-teki para reader terjawab semuanya pada the last chapter.

Don't Like Don't Read

Chapter 9

Shika termenung di ruang sel, tempat dia ditahan. Ia mengingat-ingat kembali awal pertemuannya dengan Naruto. Ketika itu ia masih mahasiswa baru UK. Ia diajak temannya melakukan gokon alias kencan buta di sebuah tempat karaoke. Di sanalah dia bertemu dengan Naruto yang saat itu masih duduk di bangku KHS. Ia duduk seorang diri di ujung bangku, merasa salah tempat dan tak nyaman.

Mungkin karena penampilannya yang tergolong biasa saja, dia tak begitu diperhatikan teman-temannya. Tapi Shika beda. Dia bisa melihat gadis itu kelak akan menjadi bunga yang sangat cantik. Dia memberanikan diri berkenalan dengannya.

Potongan ingatan Shika tentang Naruto

"Hai, namaku Ao." Kata Shika bohong dengan namanya. Dia jengah didekati para gadis matre hanya karena menyandang nama Nara di belakang namanya. Siapa tahu saja gadis ini juga matre seperti gadis yang biasa dia kenal.

"Aku Namikaze Naruto."

Sejak itu mereka pun jadi dekat. Mereka sering jalan bersama. Ternyata meski masih sekolah di KHS, dia memiliki pengetahuan yang luas dan supel. Rasa tertarik Shika berubah menjadi suka. Lama kelamaan bibit-bibit cinta tumbuh di hatinya. Hal itu terus tumbuh subur dalam hatinya hingga dia nekat nembak gadis itu di sebuah taman suatu hari nan indah.

"Aku suka kamu sejak acara gokon dulu. Maukah kamu jadi pacarku?" tembaknya sungguh-sungguh.

Naruto tertunduk malu, tangannya mencengkeram tas tangannya gelisah. Dengan isyarat kepala berupa anggukan, akhirnya ia menerima pernyataan Shika. Lidahnya terlalu kaku dan sangat malu hingga tak sanggup mengiyakan secara langsung.

Sayang kebahagiaan itu hanya berlangsung sejenak. Sifat posesif Shika muncul. Dia selalu curiga pada Naruto jika dia terlihat bersama dengan seorang pria.

"Laki-laki itu siapa?"

"Dia teman sekelasku."

"Bohong. Teman kok mesra."

"Sungguh Ao. Percayalah padaku."

Itu awal ketidak percayaan Shika pada Naruto. Naruto selalu bersikap hati-hati karena tak ingin membuat kekasihnya itu marah. Ia membatasi diri nyaris tak mau berteman dan bertegur sapa dengan laki-laki. Suatu hari ada seorang pria dewasa berumur akhir 20an, aka Sasuke bertubrukan dengannya. Sasuke terlihat memegangi pinggangnya agar dia tak jatuh ke tanah. Shika melihatnya dan menarik tangannya kasar.

"Dia siapa?"

"Aku tak tahu. Aku baru pertama kali bertemu dengannya."

"Dasar pembohong. Itu selingkuhanmu kan?"

"Sungguh. Aku tak bohong. Aku tak…" kata-katanya terputus karena 'Plakkk' sebuah tamparan Shika layangkan tepat mengenai pipinya. Itu kekerasan pertama yang Naruto terima. Naruto menunduk sedih, tetes air mata menghiasi pipinya. Tak percaya kekasihnya tega berbuat kasar padanya hanya karena cemburu buta.

"Maaf maafkan aku. Apa itu sakit? Tapi mengertilah. Aku cemburu. Aku takut.. sangat takut kau akan meninggalkan aku." Katanya tertahan.

Naruto tercengang. Meski Naruto yang ditampar, Ao terlihat lebih menderita. Wajah terlihat sangat tak bahagia dan cemas secara bersamaan. Dan karena rasa cintanya yang besar pada Aolah yang membuat Naruto memaafkannya.

Tapi rasa cemburu Shika semakin menjadi-jadi. Ia beberapa kali tak hanya menampar, memukul, dan menendang perutnya. Shika juga pernah mencambuknya dengan ikat pinggang di bagian punggung tiap kali Naruto terlihat bicara dengan laki-laki, meski orang itu hanya seorang pelayan. Dan setelah melakukan kekerasan selalu Shika minta maaf dengan wajah miris. Akhirnya Naruto sudah tak tahan dengan perlakuan kasar Shika.

"Maaf Ao. Aku ingin putus." Katanya suatu hari.

Sekarang gentian Shika terperangah, tak percaya. Naruto berani minta putus. 'Berarti dugaannya selama ini benar. Ada pria lain dalam hatinya. Itu yang selalu dirasakannya saat ia mulai menjalin hubungan dengan gadis itu. Ia hanya tak punya bukti itu saja.' Batinnya emosi. Tangannya mengepal kuat.

Rasa cemburu membutakan hatinya. Dia selalu menganggap Naruto bermain mata di belakangnya alih-alih introspeksi diri. Dia terus menguntit kegiatan Naruto. Akhirnya dia menemukan bukti itu. Di sudut jalan sana, Shika melihat Naruto tersenyum pada laki-laki itu aka Uchiha Sasuke lagi, yang sudah di kenal baik Shika, kakak kelasnya sendiri yang sekarang sudah S2. Cemburu membakar hatinya. Ia menarik paksa Naruto.

"Dia kan selingkuhanmu selama ini. Ayo ngaku saja. Dasar jalang."

"Serendah itukah pandanganmu padaku?" katanya terluka. Mata Naruto mulai berkaca-kaca.

"Simpan sandiwaramu itu. Semua sudah jelas. Laki-laki itu kan orang ketiga yang membuatmu memutuskan aku." Plakkk. Tamparan kembali Shika layangkan dan membuat Naruto meringis sakit. "Dasar jalang. Murahan."

"Cukup Ao. Aku tak mau dengar. Kita sudah putus. Harap ingat itu." kata Naruto berusaha tegar. Dia menahan sakit di hati karena orang yang sangat dicintainya terus saja menyakitinya. Tak hanya berbuat kasar, sekarang dia bahkan memaki dan mengucapkan kata-kata kotor dan tuduhan keji padanya. Sambil menahan rasa sesak di dada, dia meninggalkan mantan kekasihnya, mematung seorang diri.

Tapi Shika tak kunjung sadar. Ia tetap menuduh hal-hal yang buruk pada Naruto. Apalagi setelah berhembus kabar Naruto akan tunangan dengan Uchiha, ia semakin yakin Naruto tidak setia. Dia akhirnya merencanakan penculikan itu bersama teman-temannya. Hal itu membuat Naruto sangat membenci Ao. Rasa cintanya hilang sudah.

Shika berkat uang yang dimiliki keluarganya berhasil berkelit dari jerat hokum. Dia pindah kuliah di Harvard. Dia kembali bertemu dengan Naruto, tapi Naruto tak mengenalinya karena dia merubah stylenya 180 derajat menjadi berambut panjang diikat ke atas seperti nanas dan selalu berwajah malas dan mengantuk.

Hal itu dijadikan kesempatan oleh Shika untuk kembali mendekati Naruto. Ia sama sekali tak tahu kalo peristiwa penculikannya dulu menimbulkan trauma yang mendalam pada gadis itu. Dia sulit berteman dengan laki-laki. Berkat perjuangan panjang akhirnya ia bisa cukup dekat dengannya.

"Kau sudah tunangan?" tanyanya pura-pura tak ingin tahu sambil nunjuk cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Ah tidak. Ini cincin tunangan alamarhum Ka sanku. Dengan ini aku merasa dekat dengannya."

"Ooh." Katanya.

"Memang kau tak ingin pacaran?" katanya santai seolah tak ada beban.

"Tidak, Shika." Tolaknya. Saat itu ia kembali pake nama asli bukan Ao. "Aku hanya ingin meneruskan perusahaan papa dan aku akan membuat Namikaze corp lebih hebat dari Uchiha corp."

"Uchiha corp? kau bersaing dengannya?"

"Mm. Mereka itu saingan berat perusahaan kami. Dan tou sanku entah kenapa sangat membenci keluarga Uchiha terutama yang namanya Sasuke."

"Oh ya?"

"Ya." Kata Naruto mantap. Shika lalu menyadari kebenaran gossip itu. Ternyata benar. Uchiha bermusuhan dengan Minato Namikaze. Isu tunangan itu bohong belaka. Sengaja dihembuskan oleh orang yang cemburu dengan hubungan mereka. Dia merasa sangat bodoh, telah salah sangka dan membuat gadis itu membencinya. Kali ini dia bertekat akan sungguh-sungguh membuat naruto kembali padanya dan kali ini dia akan membahagiakan gadis itu.

Setelah itu Naruto pindah ke UK karena ayahnya yang mulai sakit-sakitan. Dia bertemu dengan Ino dan Sakura. Mereka berteman akrab. Shika yang sudah lulus kuliah berniat menyusulnya. Tapi ia sulit menjalin hubungan yang lebih dari teman. Ada resistensi dari Naruto terkait traumanya itu.

Kesempatan itu terbuka lebar ketika ia melihat Minato dan Konohamaru terkapar di rumah sakit milik klan Nara. Ia pura-pura bilang kalo keduanya sudah tewas dalam kecelakaan karena ingin menyembuhkan keduanya dan membuat kedua orang itu berhutang budi padanya. Naruto yang kesulitan mengatasi perusahaannya sepeninggal ayahnya minta bantuannya.

Dia bekerja sebagai manager Naruto. Dia berusaha keras membuat keuangan perusahaan itu tidak bangkrut, tapi keuangan selalu kembang kempis agar suatu saat ia bisa menawarkan bantuan modal pada gadis itu dan bisa mengikatnya. Sayangnya aksiku kepergok oleh Kurenai. Untuk membungkam mulut ibu tiri Naruto, ia membocorkan rahasia bahwa Minato dan Konohamaru berada di tangannya. Kalo dia macam-macam maka ia akan membunuh keduanya.

Ulah Shika semakin menjadi-jadi. Ia merasa di atas angin hingga muncul Sasuke yang sering bertemu dengan Naruto. Dia khawatir Naruto terpikat padanya karena dari dulu ia selalu merasa mereka itu seperti pasangan takdir. Waktu seolah berhenti saat dua orang itu bersama, dan mereka selalu terlihat pas satu sama lain. Shika selalu membocorkan rahasia bisnisnya pada lawannya secara diam-diam agar rivalitas SasuNaru yang muncul ke permukaan alih-alih pacaran.

Semua rencananya buyar saat Naruto dkk mengadakan pesta sialan itu. Ia tahu amat sangat tahu para cowok yang hadir naksir Naruto dan Shika tak rela itu. Ia pun merencanakan agar kencan Naruto berantakan. Rencananya berjalan sempurna tanpa dia harus campur tangan. Ya Sasuke melakukan yang lebih baik lagi. Sayangnya semua tak berjalan sesuai keinginannya. Sasuke terlihat makin akrab dengan Naruto dan itu membuat Shika sangat tidak suka. Ia menekan Kurenai untuk membuat Naruto kencan dengannya. Semua berjalan sempurna hingga Uchiha bersaudara lagi-lagi mengacaukannya.

Saat melihat Naruto tertembak dan terjatuh di lantai, saat itu juga dia tahu. Naruto tak akan pernah menjadi miliknya selamanya. Harapannya musnah sudah. Hanya penyesalan yang kali ini bersemayam di dadanya.

End lamunan Shika

Polisi membuka pintu sel. "Nara Shikamaru, kau bisa bebas sekarang. Kasusmu sudah diP3K." katanya membuat Shika tersentak. Ia nyaris tak bisa bicara. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Apa ayahnya kali ini ikut campur lagi seperti kasus 10 tahun yang lalu? Shika mengikuti polisi itu keluar dari ruang tahanan. Di sana dia melihat Naruto berdiri dengan baju kantor, terlihat anggun. Matanya berkaca-kaca, gadis itu benar-benar baik hati. Meski sudah disakiti, tapi masih mau menemuinya.

"Aku sudah mencabut tuntutanku. Kau bebas." Kata Naruto.

"Kenapa?"

"Anggap saja itu ucapan terima kasihku karena kau menyelamatkan nyawa ayah dan adikku. Kau bisa bekerja lagi besok."

"Apa kau masih menerimaku?"

"Tentu saja. Aku masih yakin kau itu seorang manajer yang sangat bisa ku andalkan. Dan penilaianku belum berubah."

"Terima kasih." Kata Shika terharu.

"Tidak akulah yang harus berterima kasih dan maaf untuk semuanya. Kita mulai lagi awal yang baru. Kita berteman lagi seperti awal kita ketemu di Harvard."

Shika mengiyakan. Mereka lalu berpisah dengan perasaan berkecemuk di dada masing-masing. Shika merasa bahagia Naruto memaafkannya, meski tak ada lagi cinta di mata Naruto untuknya. Naruto merasa lega bisa terbebas dari masa lalu. Kini dia bisa menata masa depannya. Dia menoleh ke belakang. "Aku lupa memberi tahu. Aku menerima sekertaris baru untukmu." Teriak Naruto dari kejauhan. Shika mengernyit bingung, tapi ia yakin itu bukanlah hal yang bagus, melihat seringai tercetak jelas dibbir gadis itu.

Ya tepat dugaan Shika, Naruto tak segampang itu menerima Shika. Dia sudah memberi kejutan yang pasti akan membuat hidup Shika well merepotkan seperti trade marknya selama ini. Ya kehadiran Temari, mantan tunangan Shika. Dia yakin gadis tangguh itu bisa membuat hidup manajernya yang sangat malas jungkir balik. Dia akan menikmati penderitaan Shika. Itu hiburan yang luar biasa untuk menghilangkan setresnya dan dia berharap kedekatan ShikaTema akan membuat hati Shika beralih darinya. Dia yakin itu.

Tak ada tempat untuk Shika di sudut hatinya yang paling dalam saat ini kecuali sebagai teman, tapi ia berharap Shika bisa menemukan kebahagiaan yang selama ini dia cari yang dulu tak bisa Naruto berikan. Bagaimanapun Shika pernah mengisi relung hatinya? Wajar bukan jika dia berharap mantannya itu bahagia juga? Sekarang dia bagaimana? Dia tak punya cadangan cowok untuk diajak kencan. Semua dapat pasangan tinggal dia seorang yang jomblo. Nasib-nasib. Ah sudahlah suatu saat dia pasti dapat jo…

"Sedang apa elo di sini?"

"Lewat. Ya ngikutin elo lah. Gue khawatir waktu elo ke kantor polisi nyabut laporan." Katanya khawatir. Hal itu tercetak jelas di wajahnya. Naruto tertegun. 'Apa mungkin yang dikatakan ayahnya itu benar. Bahwa laki-laki ini….' Batinnya. Dia kembali teringat perbincangannya dengan ayahnya minggu lalu.

Flashback

"Karena apa ayah?"

"Karena anak Fugaku yang sudah berumur 10 tahun melamar kamu yang masih bayi."

"Hanya itu?" tanya Naruto tak percaya.

"Ini bukan hanya itu. Kamu satu-satunya putriku, segalanya bagiku. Aku hanya ingin kebahagiaanmu. Ayah tahu siapa Uchiha. Mereka tak akan berhenti berusaha sampai apa yang diinginkannya jatuh ke tangannya. Awalnya Ayah geli saja. Jarak umur diantara kalian sangat jauh. Dia seperti pedofili. Kau tahu itu sangat mengerikan." Katanya bergidik ngeri.

"Kau tahu ia terus mengulangi lamarannya tiap tahun saat kamu ultah. Dia menjadi stalker dan memotretmu di setiap kesempatan dan itu membuat ayah sangat takut. Makanya ayah memutuskan kerja sama sekarang pun dia masih menunggumu. Dia benar-benar gila."

"Tapi jika aku memilihnya. Apa ayah keberatan?" tanya Naruto lirih.

"Itu lain cerita. Ayah selalu mendukung keputusanmu, Nak. Lagipula dia telah menyelamatkanmu. Ayah yakin dia pasti bisa menjaga dan membahagiakanmu."

"Terima kasih ayah. Bagiku ayah adalah ayah no 1."

"Ayah tahu itu."

End Flashback

"Malam minggu nanti, elo ada acara?"

"Elo mau ngajak gue kencan? Mendingan tak usah."

"Lho kenapa?"

"Ya gue belajar dari pengalaman aja. Acara kencan gue selalu berakhir berantakan terutama yang terakhir. Apalagi ini dengan elo, cowok-nggak-punya-humor-dan-nggak-modis. Itu pasti akan berakhir mengerikan."

"Enak saja. Pokoknya elo harus datang. Nanti gue jemput."

"Siapa elo maksa gue."

"Gue calon suami elo."

"Bukannya elo lagi menjalin hubungan dengan Ino? Maaf ya gue bukan tipe pagar makan tanaman."

"Elo cemburu?" tanya Sasuke usil.

"Kagak. Ngapain juga." Kata Naruto. Mereka pun berpisah dengan tanpa kejelasan apa mereka akan berkencan. Yah si Mr. Uchiha ini payah sih. Bukannya merayu malah memberi perintah. Kayak nggak tahu aja Naruto tu nggak suka diperintah.

SKIP TIME

Shika berteriak frustasi. Naruto dan Temari benar-benar kombinasi yang mengerikan. Mereka bikin dia hidup merana, nyaris tak ada waktu buat berleha-leha tidur manis di kantor kayak dulu. Apa cewek pirang selalu begitu ya? Dan ia yakin Naruto menikmati semua penderitaannya ini.

"Naruto. Gue mau bicara ama elo."

"Apalagi? Kalo elo nyuruh gue mecat Temari. Gue nggak bisa. Kapan lagi gue dapat karyawan potensial tanpa gaji macam dia."

"Ini bukan soal Temari. Ini soal Sasuke."

"Kenapa memangnya dia?"

"Dia.." Shika membisikkan sesuatu ke telinga Naruto dan itu membuat gadis itu tersentak kaget. Awalnya ia menggigit bibirnya cemas sebelum kembali rileks.

"Itu kan bukan urusan kita. Err, gue ada perlu di luar. Elo gantiin gue di kantor ya." Kata Naruto tak yakin. Ia buru-buru mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan Shika.

"Elo mau melepas Naruto?" tegur Temari membuyarkan lamunan Shika yang masih tak beranjak dari tempatnya sejak kepergian Naruto.

"Ya. Sudah saatnya. Toh gue dah nggak ada harapan lagi." Kata Shika sedih. Hatinya bagai tersayat, tapi ia rasa ini yang terbaik untuk menebus segala kesalahannya.

"Tenang aja. Kan ada gue. Gue nggak bakal ninggalin elo."

"Ngarep loe. Kenapa sih elo ngejar-ngejar gue terus? Udah gue tolak mentah-mentah juga."

"Elo aja nggak pernah menyerah. Kenapa gue harus? Elo punya kesabaran. Gue juga. Gue suka ama elo tak perduli elo suka ama gue apa nggak." Kata Temari tegas. Itu membuat Shika tersentuh. Mungkin ada baiknya ia membuka hatinya untuk Temari. 'Ku rasa dengan Temari bagus juga, tidak buruk.' Pikirnya sebelum denger kalimat terakhir Temari. "Nah sekarang kita kerja lagi. Hari ini jadwal kita.."

"Hah, kerja lagi kerja lagi. Bisakah kita rehat sejenak. Aku capek." Kata Shika frustasi. 'Gue tarik kata-kata gue. Temari itu musibah. Bisa habis gue kalo dengannya.' pikir SHika nelangsa diseret ke sana kemari buat memenuhi schedulnya yang super padat.

SKIP TIME

"Baguslah. Senang bekerja sama dengan anda. Anda bisa menanda.."

"Hentikan." Kata Naruto mengintrupsi, tiba-tiba tanpa ijin masuk ke dalam ruangan Danzo. Dadanya kembang kempis menahan sesak karena lari-larian dari tadi. "Kau tak boleh menanda tangani kontraknya. Dia mau menjebakmu. Ini buktinya." Kata Naruto membeberkan kelicikan Dnazo dan putranya yang berniat menjebak Sasuke dan membuat Sasuke rugi besar.

Sasuke awalnya kaget sebelum amarah menggelegak, tapi dia masih bisa berkepala dingin. Danzo dan Sai yang takut diamuk Uchiha bungsu karena rencana kotornya ketahuan hanya bisa pucat pasi. Kali ini tamatlah riwayat mereka.

"Saya rasa saya tak bisa melanjutkan kerja sama bisnis dengan anda. Mulai sekarang kerja sama kita, saya batalkan seluruhnya. Permisi." Katanya sebelum menarik Naruto keluar ruangan.

Ia menarik Naruto, melewati lobi kantor perusahaan Danzo, lurus terus hingga tempat parkir. Dia memeluk Naruto erat, merasa terharu. Bolehkan ia berharap perasaannya selama ini disambut Naruto setelah sekian lama bertepuk sebelah tangan? Semoga ini awal yang baik untuk mereka berdua. penantiannya selama 25 tahun ini tidak sia-sia. Itu rentang waktu yang sangat panjang kan.

"Sas. Bisa elo lepasin gue." Kata Naruto lirih.

"Nggak. Gue nggak bakal ngelepasin elo lagi. Elo hanya milik gue. Besok kita langsung tunangan saja."

"Jangan bercanda. Gue nggak mau." Kata Naruto berusaha memberontak dari pelukan Sasuke.

"Elo nggak mau? Baiklah kita langsung nikah saja. Lebih cepat lebih baik."

"Kapan gue mengiyakan? Elo budek ya."

"Bukannya elo cinta sama gue makanya elo nolongin gue." Kata Sasuke keras kepala tak mau melepaskan pelukannya malah semakin mempererat. Aroma tubuh Naruto begitu memabukkan membuatnya bergairah.

"Hey gue nolongin elo karena elo kan kemarin sudah nolongin gue. Ingat kita ini masih rival. Keluarga kita masih… mmm" kata-kata Naruto terpotong karena Sasuke sudah mencium bibirnya lembut, mengecap bibir ranumnya, menelusuri tiap sudut bibir merekah itu.

"Elo berisik. Gue tahu elo cinta sama gue. Persetan dengan persaingan keluarga kita." Katanya sebelum kembali mengecap bibir gadis itu. Ia begitu ketagihan hingga tak mau melepasnya.

Naruto merasa sangat heran. Biasanya dia akan memberontak bahkan pernah dia memukul seorang pria karena itu membuatnya sangat takut. Tapi kenapa dengan Sasuke reaksi itu tak pernah muncul. Malah ia menikmati belaian bibir pria itu. Kepalanya dimiringkan untuk memberi akses semakin luas pada Sasuke dan mengijinkannya mengeksplorasi isi rongga mulutnya, mengabsen tiap deret giginya. Lidahnya berperan aktif bersilat lidah dengan ganas. Reaksi tubuh Naruto semakin tak terkendali. Ia terus merapatkan tubuhnya pada Sasuke seolah tak ingin ada jarak diantara mereka. Tangan lentiknya yang awalnya mencengkeram jas Sasuke, tanpa ia sadari sudah mengalungkannya ke leher Sasuke mesra.

Sasuke menyambutnya penuh suka cita, memeluk erat gadis itu agar dia tak terjatuh ke lantai yang keras. Karena kebutuhan oksigenlah, Sasuke akhirnya melepaskan ciumannya. Ia menghapus jejak saliva diantara mereka berdua. "Ini adalah bukti bahwa kita memang diciptakan untuk bersama."

Naruto tertunduk malu. Ia merasa senang pada Sasuke sejak pertengkaran mereka. Tapi kesetiaannya pada keluargalah yang mencegahnya dia berhubungan lebih dengan Sasuke. Terlebih sekarang Sasuke dengan Ino. Ia merasa sangat bersalah dan sangat murahan seperti tuduhan Shika dulu.

"Maaf. Ini tak akan terulang lagi. Selamat ting.."

Sasuke kembali memeluk gadis itu. "Jangan pernah ada lagi kata berpisah. Jangan-jangan, gue takut mendengarnya. Gue ingin selalu selamanya denganmu, melewati tiap waktu hingga maut memisahkan kita."

"Bagaimana dengan Ino?" kata Naruto sedih.

"Gue hanya menjalin hubungan bisnis dengannya tak lebih. Ino sudah dekat dengan Choji, cowok yang dikenalnya lewat Bazar Bujangan dulu."

'Eh' Tubuh Naruto menegang. "Elo su-su-sudah ta-ta-tahu?"

"Ya. Bukan hanya gue. Hampir separo bujangan di sana tahu tanpa harus gue beri tahu."

Naruto merasa sangat malu. Kepalanya tertunduk ke dalam dada Sasuke semakin dalam. "Gue kayak cewek yang lagi putus asa ya, ngadain acara kayak gitu. Pantas Neji melecehkan gue."

"Ssst itu nggak benar. Dianya aja yang otaknya eror, teracuni ide Barat. Banyak kok yang dapat pasangan sejak ikut acara itu. aniki, kakaknya aniki juga sukses dapat cewek berkat acara itu. Jadi please jangan merasa rendah diri. Terus maukah elo nikah sama gue."

Naruto tertunduk malu. Ia perlahan menganggukkan kepala dan berkata "Mau."

Sasuke bersorak senang. Kesabarannya selama ini berbuah manis. Dia mengangkat tubuh Naruto hingga pinggang dan memutarnya untuk menunjukkan rasa senangnya dan akhirnya mereka kemabli larut dalam ciuman manis, ciuman penuh cinta tanpa nafsu.

Terakhir END. Sampai jumpa di fic selanjutnya. Maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

THE END

Owari

Deidara menyenggol lengan tangan Sasori. "Sebenarnya kita lagi ngapain?" Katanya. Ia duduk merunduk di samping mobil bersama Sasori kekasihnya dan pasangan ItaKyuu.

"Ngasih tahu kelicikan Danzo dan anaknya pada Sasuke." Kata Sasori malas.

"Lalu kenapa kita berakhir di sini? Kita kayak tukang intip, kurang kerjaan, tahu." Tukas Kyuubi sebal.

"Mang elo bisa ke sana? Yang ada elo disembit Sasuke karena mengganggu suasana. Tahu sendiri kan seberapa Sasuke ngejar Naruto." Balas Itachi.

"Lalu sampai kapan kita sembunyi di sini?" Kata Deidara jengah.

"Sampai mereka pergilah. Anggap saja lagi nonton film romantic gratisan." Kata Pain dari tempat lainnya, sama-sama sembunyi juga.

"Gue ngerti sih itu. Tapi kenapa Kakuzu sibuk ngumpulin uang?" kata Kyuubi heran.

"Oh dia lagi ngumpul uang yang kalah taruhan." Kata Hidan.

"Jangan bilang elo jadiin adik gue taruhan. Awas ya.." rutuk Itachi sedikit keras yang langsung dibekap Sasori, Deidara, dan Kyuubi.

"Ssstttt… jangan berisik. Elo mau mampus di tangan Sasuke." Tukas Sasori mengingatkan. Akhirnya mereka nikmatin tontonan gratis sinet dadakan ala SasuNaru.

Di lain tempat Minato sedang pundung di pojokan rumah. Ia kalah taruhan. Ia tak menyangka putrinya sangat dikasihinya akhirnya menerima pinangan Sasuke. Ini bikin Kurenai geleng-geleng kepalanya. 'Dasar doughter compleks'. Masa putrinya mau nikah malah dia yang susah.' Batinnya. Di lain pihak Orochimaru merasa bangga ramalannya jitu. Akhirnya setelah sekian lama SasuNaru bersatu juga.

Di sisi lain pasangan FugaMiko hanya bisa menghela nafas lega. Akhirnya mereka bisa menimang seorang cucu. Mereka sudah putus asa, kayaknya nggak mungkin mengharapkan cucu dari kedua putra mereka yang seperti alergi pernikahan. Itachi sibuk jadi playboy, senang mematahkan hati kaum wanita, jadi tak pernah mau dan tak akan mau disuruh nikah. Parahnya putra bungsunya yang terobsesi anak gadis teman mereka aka Minato sehingga rela melajang dan puasa tak mau berhubungan dengan wanita demi menunggu gadis itu dewasa. Mereka sampai berfikir untuk menambah momongan demi memuaskan hasrat menimang seorang bayi.

Syukurlah penantian mereka tak sia-sia. Sekarang Sasuke akan menikah dalam waktu dekat sedangkan Itachi juga akan menyusul dalam waktu dekat. Siapa yang tak senang? Setidaknya klan Uchiha tak akan musnah.