PROLOG ; Kupu – Kupu


Chanyeol telah merasa lelah; lelah menangis; lelah mengingat.

Chanyeol merasa ketakutan; Takut untuk menutup matanya, karena sekarang dia hanya melihat kegelapan saat ia melihat sesuatu.

Pemuda cantik dengan suara seperti malaikat, mata yang berbentuk bulan sabit kala gelak tawanya mengema di udara dan butiran air mata seperti mutiara yang menuruni pipinya karena ia begitu rapuh.

.

.

.

.

.

Byun Baekhyun.

.

.

.

.

.

Yang diinginkan Chanyeol hanyalah dapat memeluk Baekhyun, tapi dia tak bisa.

Kehangatan yang melandanya, akan hilang untuk selamanya. Degup jantung yang cepat saat pemuda itu memutuskan untuk menciumnya dengan bibir tipisnya yang lembut. Dan air mata dari keduanya.

.

.

.

.

.

Tidak ada lagi.

.

.

.

.

.

Dia tidak tahu jam berapa sekarang, atau dimana dia berada sekarang.

Yang dia tahu hanyalah Baekhyun; pemuda itu telah tiada.

Chanyeol merasa dia seperti Zombie, berkeliaran tanpa arah.

Semenit-pun rasanya seperti satu jam, satu hari terlihat bagaikan sebulan dan satu tahun terasa sangat hampa tanpa sinar matahari kecilnya.

Dan di kaki nisan Baekhyun, saat ia menggunakan tangannya untuk menyusuri ukiran kupu-kupu yang indah di atas batu, yang Chanyeol dengar hanyalah kehancuran hatinya yang sudah sekarat.


"Hai, Yeol."


"You're beautiful, curly butterfly , oke?"


- TBC -