Kyuhyun menatap heran sepupunya ini. Sedari tadi yang dilihatnya adalah bahwa Ryeowook kini punya kebiasaan dadakan. Menggigit bibirnya sambil mengetuk jari-jarinya di atas meja. Ia jengah, dan juga risih. Ryeowook terus mengulang kegiatannya itu dan jujur, itu sedikit membuatnya terganggu.

Rasanya seperti ada sesuatu yang tengah dipikirkan olehnya, tapi ia tak diizinkan untuk tahu.

"Ayolah, hyung. Apa kau sedang galau gara-gara Minnie-hyung sekarang lebih sibuk dengan buku-bukunya atau bagaimana? Sejak pulang sekolah tadi, tingkahmu benar-benar membuatku gila—dan akan semakin gila kalau kau terus mengulang itu lagi sampai lima menit ke depan..."

Plak.

"Aku tidak sedang galau, maknae... Dan satu lagi, Minnie-hyung memang sibuk di sekolah tapi tidak kalau sedang di asrama..." Ryeowook memeletkan lidahnya. Dan Kyuhyun hanya bisa merengut kesal. Ayolah, ia sedang ingin meledek hyungnya tapi sekarang malah dibalas dengan tidak berperikemanusiaan. Siapapun tahu, kalau di antara dirinya, Ryeowook dan Yesung, hanya ia seorang yang belum punya pacar—sampai sekarang. Dan ucapan Ryeowook seperti mengindikasikan kalau ia benar-benar namja menyedihkan yang tidak punya sandaran—aish!

"Atau kau galau gara-gara akan ke rumah Yesung-hyung? Itu kan aneh…"

"Kau kan tidak tahu apa-apa, maknae…" Ryeowook berdiri dari sofa, "kajja…"

"Hah?"

.

.

—FORTUNE COOKIE IN LOVE—

Chapter 1

Author: RiN

Cast: KiHyun (Kibum – Kyuhyun) slight YeHae, MinWook, HoMin, ZhouRy (as always xD)

Warning: Crack Pair (as usual ^^), OOC, Uke!Kyu, Seme!Bum, Shonen-ai, semi-fluffy dan semi-angst #plak.

.

Inspired by Koisuru Fortune Cookie by AKB48/Fortune Cookie in Love by JKT48

.

DON'T LIKE? JUST DON'T READ OR GIVE COMMENTS!

.

.

Kyuhyun sedikit terpana, berdiri di depan sebuah rumah yang lumayan besar—walau sebenarnya tidak sebesar rumahnya, tapi tetap saja besar. Sebenarnya ia baru pertama kali ini ke rumah Yesung, lagipula mereka juga baru akrab ketika Kyuhyun sudah menjalani setengah dari semester pertamanya, jadi selama ini ia hanya mengunjungi Yesung di asramanya atau Yesung sendiri yang berkunjung ke rumahnya.

Dan kalau boleh jujur, sebenarnya ada sedikit hal yang mengganggu pikirannya.

Pertama, rumah sunbaenya itu bahkan tidak terlalu jauh dari sekolah. Ia yakin kalaupun berjalan kaki, paling hanya menghabiskan waktu tiga puluh menit—atau kurang, tergantung dari bagaimana cara berjalannya. Jadi… untuk apa ia tinggal di asrama? Fokus belajar jelas bukan jawaban yang tepat, karena hyung anehnya itu bahkan seperti anti dengan yang namanya membuka buku.

Kedua, kenapa selama ini Yesung tidak pernah bercerita kalau dia punya adik. Sedikit cerita tidak masalah kan? Justru malah terasa kalau ia dan Ryeowook-lah adiknya, kalau melihat bagaimana perlakuannya selama ini pada mereka.

Ting tong.

Kyuhyun tersentak, lamunannya terhenti ketika Ryeowook menekan bel rumah tersebut. Dan Kyuhyun kembali fokus pada dunia nyata, mengenyahkan pemikirannya yang mulai berjalan aneh.

Pintu terbuka dan seorang yeoja paruh baya terlihat dari balik pintu. "Wookie-ah, kau sudah datang?"

"Ne, ahjumma~"

Kyuhyun harus memuji kemampuan akting Ryeowook kali ini. Padahal sejak di rumahnya, namja bertubuh pendek ini terlihat galau sampai mungkin bisa saja ia malah bunuh diri. Tapi sekarang… malah terlihat polos seperti anak SD yang baru masuk. -_-

"Lalu dia?"

Ryeowook merangkul leher Kyuhyun, kembali menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya. Sebenarnya terlihat aneh karena tinggi Kyuhyun bahkan lebih tinggi dibandingkan dirinya, dan Kyuhyun harus sedikit merundukkan badannya hanya untuk menyesuaikan ia dengan tinggi Ryeowook. Benar-benar merepotkan…

"Ini Kyuhyunnie~ Aku sudah pernah cerita kan kalau aku punya sepupu yang lebih muda setahun dari aku tapi lebih tinggi. Yang kubilang kalau lidahnya itu sangat tajam~"

Kyuhyun mendeathglare Ryeowook. Sebenarnya apa yang sudah diceritakan oleh sepupunya ini soal dirinya pada… yeoja yang mungkin eommanya Yesung ini? Sedang memuji atau menjatuhkan?

Tapi sayangnya, mungkin entah karena Ryeowook itu terlalu polos atau yang bersangkutan sudah kebal dengan deathglare Kyuhyun jadinya ia tidak bereaksi apa-apa.

"Arraseo… cepat masuk, Jongwoon ada di dalam kurasa…" Dan wanita itu membuka pintu pagar—sedikit lebih lebar—hingga ia dan Ryeowook bisa masuk ke dalam.

Hanya satu yang sedikit mengganggu. Perasaannya sajakah atau memang barusan ia melihat ekspresi Ryeowook yang sedikit mengeras ketika yeoja ini menyebut nama 'Jongwoon'?

.

.

Kyuhyun ingin berteriak, sekalian juga meloncat kegirangan—kalau saja ia tidak ingat akan imagenya yang harus ia jaga dengan sangat baik. Inginnya juga sekalian memeluk Yesung dan mengucapkan terima kasih berkali-kali, walau ia tahu kalau ia benar-benar melakukannya Yesung akan menatapnya seolah ia adalah spesies baru dari golongan makhluk bernama manusia.

Ingin ia menganggap bahwa apa yang tertangkap retinanya adalah ilusi mata, tapi nyatanya itu adalah realita. Eksistensi yang benar-benar ada dan bukan merupakan halusinasi bodoh yang bisa saja mampir ke indera penglihatannya tanpa diundang.

Ini nyata.

Justru mungkin apa yang ia lihat selama seminggu terakhir adalah halusinasi—yang terlampau nyata dan indah.

Ia di sana.

Eksistensi yang berhasil merebut atensinya selama tujuh kali dua puluh empat jam belakangan ini.

Mungkin setelah ini Kyuhyun akan dengan senang hati memeluk Yesung erat, berterimakasih padanya dalam berbagai bahasa atau sekalian saja berjanji untuk menjadi dongsaeng yang penurut untuknya.

Tadinya ia ingin merutuki, untuk apa Yesung mengundangnya kalau toh ternyata ia sendiri sebenarnya tidak mengenal keluarga hyungnya itu.

Yesung tak pernah bercerita dan tak ada niatan untuk sekedar mengungkitnya menjadi bahan pembicaraan, ketika baik Kyuhyun dan Ryeowook kadang menceritakan perihal keluarganya. Entah itu Cho Ahra yang bisa menjadi noona yang sangat menyebalkan atau Kim Heechul yang… apa ya, sulit untuk terdeskripsikan mungkin?

Dan Kyuhyun tidak pernah menanyakan hal itu padanya. Toh itu adalah hal privasi dan ia tidak ingin mencampurinya—walau ingin, kecuali jika si empunya cerita yang memang ingin menceritakannya.

Setelah acara aneh ini berakhir mungkin ia benar-benar harus berterimakasih pada Yesung. Setidaknya ia satu langkah lebih maju untuk mendekati si perebut atensinya selama ini.

Kim Kibum adalah namdongsaeng Yesung, sekaligus juga eksistensi yang sudah memutarbalikkan dunianya belakangan ini.

.

.

Ini hanya acara makan malam biasa. Setidaknya itu yang Kyuhyun lihat di luar. Tapi faktanya, ia seperti melihat kalau kehadirannya dan Ryeowook menjadi semacam tameng bagi Yesung untuk melindungi diri. Masalahnya, dari apa?

Kyuhyun memang punya kepekaan di luar batas. Hampir sama seperti hyungnya Ryeowook atau kekasihnya Ryeowook. Dan ia jelas melihat ada sesuatu yang salah terjadi di sini. Ia tahu—tapi juga tidak tahu.

Atau mungkin karena setengah dari perhatiannya kini teralih pada namja yang duduk tepat berhadapan dengannya?

Makan malam berakhir dan ia dan Ryeowook pamit pulang. Hampir tidak ada pembicaraan. Kim Kibum sama dinginnya dengan apa yang ia lihat selama seminggu ini di perpustakaan atau kemarin di halte bus. Dan pembicaraan memang tidak tercipta kecuali dari Tuan dan Nyonya Kim yang—kelihatannya—mendadak punya banyak sekali pertanyaan yang ditujukan padanya. Ryeowook tak membantu sama sekali, karena namja itu telah lebih dulu meminta izin untuk lebih fokus pada ponselnya.

Dari Sungmin, eoh?

Logika yang baru saja lewat di otaknya, sekalipun mereka berdua ini orang terdekat Yesung, tapi acara ini harusnya private dan mereka tidak seharusnya termasuk ke dalam jajaran yang harus menghadirinya.

Lantas… apa yang aneh yang sebenarnya?

.

.

"Jongwoon-ah, apa kau menginap hari ini?"

Itu pertanyaan pertama yang ditujukan untuknya dari sang eomma sejak kedatangannya ke rumah ini. Karena sejujurnya ia baru tiba di sini hanya berselang lima menit dengan kedatangan Kyuhyun dan Ryeowook.

Yesung tidak terlalu mempedulikannya, dengan fakta bahwa posisi beberapa barang di kamarnya sedikit berubah atau ada tambahan barang lain yang bukan miliknya. Toh semua barang yang diperlukannya dan disukainya sudah berpindah dengan aman di kamar asramanya sejak lama.

"Kalau kau menginap, tidak keberatan kalau kau berbagi kamar dengan Kibummie?"

Berbeda. Panggilan itu berbeda. Seperti ada batas antara ia orang luar dan orang itu adalah orang dalam. Yesung masih memasukkan beberapa benda yang dibutuhkannya ke dalam tasnya. Itu memang salah satu tujuannya pulang ke rumah. Tapi telinganya masih dengan setia mendengarkan setiap suara yang tercipta.

"Tidak perlu repot, eomma. Aku akan menginap di rumah Kyuhyun."

Selesai. Yesung menutup tasnya. Perbedaan itu akan selalu ada, semakin besar terutama ketika ia lebih memilih sekolah itu.

Sekolah yang katanya berisi anak-anak yang bermasalah—walau pada dasarnya tidak.

Yeoja itu sudah pergi, tanpa mengucapkan kalimat apapun ketika Yesung selesai bicara. Tapi eksistensi lain telah lebih dulu masuk ke dalam kamarnya. Ah, atau mungkin lebih baiknya kalau ia bilang… bekas kamarnya?

"Kau punya dua dongsaeng yang baik, hyung."

Kalimat itu menjadi pembuka. Bukan pertanyaan, tapi pernyataan tegas. Yesung memilih untuk diam, sedikit menyibukkan dirinya dengan tas yang kini lumayan berat itu.

"Apalagi yang paling muda itu…"

Gerakan Yesung terhenti. Tapi ia masih enggan untuk mengalihkan pandangan matanya pada adik kandungnya itu.

"Dia menarik, dan juga tertarik padaku, kau tahu itu kan hyung?"

Genggaman tangan Yesung mengerat di tali tasnya. Tapi ia masih lebih memilih untuk bungkam. Lalu bergegas keluar kamarnya. Mengabaikan seringai dari bibir adiknya itu.

Satu yang harus dilakukannya sekarang adalah, menyuruh Kyuhyun untuk mengabaikan atensinya pada namja yang merupakan adiknya itu.

.

.

Ryeowook menatap sepupunya itu dengan tatapan seolah Kyuhyun adalah orang aneh dadakan dan ia ingin sekali berpura-pura untuk tidak mengenalnnya. Kyuhyun terlalu melayang—maksudnya, gerakannya benar-benar melayang dengan… aneh. Rasanya seperti melihat orang jatuh cinta yang tahu kalau cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Bahkan melihat Yesung dengan aura suramnya saja tidak semenyeramkan ini.

"Kyu~ Aku tidak tahu apa yang membuatmu terlihat melayang dengan tidak jelasnya ini—kurasa juga otakmu sudah terbang tak tentu arah sekarang, tapi bisakah kau sedikit lebih normal sekarang? Ini di tengah jalan, dan aku tidak mau kalau aku disangka sedang berjalan dengan orang stress…"

"Aku hanya sedang senang, hyung~"

Ryeowook merinding mendengar nada bicara itu. Itu menyeramkan. Jauh lebih menyeramkan jika dibandingkan dengan melakukan permainan cerita hantu atau ditakut-takuti oleh Yesung ketika mereka sedang menonton film horor.

"Dan kelihatannya aku sedang jatuh cinta~"

Ryeowook menghentikan langkahnya. Mulutnya menganga—tidak terlalu lebar, ia masih ingin menjaga imagenya sebagai namja termanis di sekolah. -_-

"MWO?"

Oh, tak tahukah kau, Kim Ryeowook kalau suaramu itu punya tingkatan oktaf di atas rata-rata manusia biasa, dan kau berteriak sekeras itu? -_-

.

.

"Apa anak ini terlihat melayang sejak tadi, Wookie-ah?"

Yesung tiba di rumah Kyuhyun, tiga puluh menit setelah si pemilik rumah dan sepupunya sampai lebih dulu. Dan ia langsung harus mengerutkan kedua alisnya ketika melihat yang termuda di antara mereka terlihat seperti orang gila. Senyum-senyum sendiri—bahkan tidak menyadari kehadiran Yesung di kamarnya, mungkin juga melupakan keberadaan Ryeowook di sekitarnya sejak tadi.

"Kyu?"

Kyuhyun menoleh, dan melihat kalau Yesung adalah orang yang memanggilnya maknae bermulut tajam itu langsung tersenyum lebar—terlalu lebar hingga Yesung yakin kalau semua bulu kuduknya kini tengah berdiri tegak.

"Hyungie~ Saranghae~"

Kalimat itu disertai pelukan—terjangan lebih tepatnya. Dan Yesung yang tanpa persiapan apa-apa otomatis langsung terdorong ke belakang. Beruntung di belakang mereka berdua itu adalah ranjang.

"Uhuk!"

Ah, ngomong-ngomong itu Ryeowook yang tersedak.

"Jadi yang kau maksud kau sedang jatuh cinta itu dengan Yesung-hyung?" Ryeowook menatap horor Kyuhyun yang kini posisinya menindih Yesung. Kalau orang lain melihatnya, mungkin mereka akan menyangka yang aneh-aneh, dan karena ia bukan orang lain sebenarnya ia biasa saja, toh Kyuhyun pernah melakukan yang lebih dari itu. Maksudnya, membuat hyung yang paling tua itu terkapar gara-gara ditindih tidak hanya oleh Kyuhyun tapi juga… dirinya, secara bersamaan. -_-

"Hah?"

Yang paling tua menatap heran keduanya, sedikit mengabaikan kalau sebenarnya ia sedang ditindih oleh Kyuhyun.

"BUKAN!" Kyuhyun melipat kedua tangannya di depan dada. Bibirnya juga mengeluarkan sebuah pout. Mana mungkin ia mencintai Yesung, sementara ia sendiri hanya menganggapnya sebagai hyung yang pengertian walau sedikit dingin.

"Lalu?"

"Rahasia." Kyuhyun memeletkan lidahnya. Sementara Ryeowook harus menahan dirinya yang kini sedang berhasrat untuk memukul kepala Kyuhyun. Kelihatannya sang maknae sedang melakukan pembalasan dendam pada sepupunya itu gara-gara kejadian sebelum mereka pergi ke rumah Yesung.

Yesung tak mengatakan apa-apa, tapi ia tahu siapa yang sedang dimaksud Kyuhyun barusan. Eottokhae?

.

.

Eksistensinya samar sebenarnya. Atensi akan dirinya mungkin hanya sekilas dan mungkin jadi tidak berarti apa-apa. Tidak, Kyuhyun tidak sedang membicarakan bagaimana pandangannya akan orang itu, karena atensinya sendiri sangat jelas, seperti melihat sebuah buku yang terbuka lebar tanpa ada gangguan seperti mata minus atau debu.

Ia sedang membicarakan seseorang yang sedang diperhatikannya belakangan ini.

Di mata orang itu, mungkin dirinya hanyalah sebatas teman hyungnya saja. Tak ada arti apa-apa, dan tak perlu diberi perhatian yang lebih banyak. Mungkin ibaratnya seperti ia debu yang walau terlihat jelas, selalu diabaikan.

Kyuhyun terlalu pagi pergi sekolah hari ini, menghindari pertanyaan Ahra-noona yang masih penasaran dengan masalah ia yang sedang jatuh cinta. Ryeowook dan Yesung tidak membantunya, karena dua orang itu malah dengan sadisnya pergi lebih dulu darinya.

"Ah… hee?"

Langkahnya terhenti. Di halte bus tempat ia biasa bertemu Changmin kembali berdiri seseorang yang sedang berputar-putar dalam pikirannya.

Dan mungkin berangkat terlalu pagi adalah sesuatu yang harus disyukurinya sekarang.

.

—To Be Continued—

.

a/n belum ada KiHyun momentnya ya, kan mereka berdua baru ketemu empat mata di sini ^^ Terus… saya selipin juga brothersipnya KiSung ya xD Berhubung saya emang hobinya nyerempet angst, boleh ya dimasukin angst dan saya bikin Kibum semi-antagonis ya xD #plak

Jujur lho, sebenernya saya sedikit bingung sama ff ini gara-gara saya juga bikin ff KiHyun lain yang TUTOR. Setingnya hampir ketuker masa -_-

Udah ya, buat yang review dan baca~ Gomawo~ :)

RnR?

.

BEST REGARDS

—RiN—

.