Kyuhyun menatap seorang namja yang kebetulannya duduk tepat di hadapannya. Ini perpustakaan umum, dan duduk berhadapan dengan orang yang tidak dikenal bukan suatu keanehan. Sesekali kedua matanya yang tadinya ia fokuskan untuk membaca melirik orang itu. Tidak ada yang menarik sih, itu mungkin yang dikatakan orang lain. Tapi ada sesuatu yang justru malah membuatnya tertarik pada orang itu.

Namja itu mengenakan kacamata berframe hitam, membingkai iris gelapnya yang terkesan dingin. Surai hitam kecoklatan menghiasi kepalanya, dan satu-satunya yang paling diingatnya mungkin adalah seragam yang selalu dikenakannya. Itu seragam sekolah yang ada di dekat perpustakaan ini. Ia lupa namanya, tapi kalau tidak salah ingat sekolah itu punya prestasi yang sangat baik di bidang akademik—

—yang artinya, namja di hadapannya ini termasuk orang yang cukup pintar kan?

Tapi, bukan itu yang membuatnya tertarik… ng, yah itu juga termasuk sih walau mungkin tidak seberapa. Yang membuatnya tertarik adalah kesan yang ditinggalkannya. Aura yang dikeluarkannya agak suram dan dingin. Yah, hal itu bisa ditebak sih kalau melihat bagaimana raut wajah stoicnya itu yang selalu menghiasi dirinya.

Dan itu benar-benar terlihat menarik!

Kyuhyun tidak sengaja bertemu dengannya satu minggu yang lalu ketika ada tugas dari sekolahnya dan kebetulannya ia duduk di tempat ini. Awalnya ia tidak menganggapnya ada. Tapi tiga hari berturut-turut selalu ke perpustakaan, di jam yang sama dan meja yang sama akhirnya mau tidak mau membuatnya malah jadi tertarik. Karena orang itu selalu duduk di tempat ini.

Dan hari-hari berikutnya, ia memang sengaja ke perpustakaan hanya untuk bisa menatap sosok itu di balik buku—yang sebenarnya tidak ia baca sama sekali.

Grek.

Namja itu berdiri. Kelihatannya sudah selesai dengan apa yang dikerjakannya. Dan Kyuhyun hanya bisa melengos dalam hati. Orang itu lagi-lagi pergi—tanpa melihatnya atau menganggapnya ada.

Selalu seperti itu!

.

.

FORTUNE COOKIE IN LOVE—

Chapter 1

Author: RiN

Cast: KiHyun (Kibum – Kyuhyun) slight YeHae, MinWook, HoMin, ZhouRy (as always xD)

Warning: Crack Pair (as usual ^^), OOC, Uke!Kyu, Seme!Bum, Shonen-ai, semi-fluffy.

.

Inspired by Koisuru Fortune Cookie by AKB48/Fortune Cookie in Love by JKT48

.

DON'T LIKE? JUST DON'T READ OR GIVE COMMENTS!

.

.

Pagi yang seperti biasanya di kediaman keluarga Cho. Maksudnya pagi yang benar-benar biasa. Hanya ada Kyuhyun dan noonanya saja. Umma dan appanya berada di luar negeri, urusan pekerjaan—walau Kyuhyun tahu kalau itu sekalian liburan juga untuk kedua orang tuanya. Dan otomatis di meja makan pun hanya ada dua orang yang menggunakannya.

Kyuhyun fokus dengan sarapannya, begitu juga dengan Cho Ahra—itu nama noonanya. Tapi pikirannya sebenarnya melayang kemana-mana. Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati kalau Ahra hampir menyelesaikan sarapannya.

"Noona~"

"Ne?" Ahra menjawabnya, walau perhatiannya tidak tertuju ke arah Kyuhyun. Entahlah, mungkin karena seluruh hidupnya harus melihat wajah adik semata wayangnya ini, jadinya kadang ia merasa bosan hanya dengan menatap wajahnya saja. -_-

"Apa noona percaya cinta pada pandangan pertama?"

Satu detik. Ahra diam, roti panggangnya ia letakkan kembali di atas piring.

Lima detik. Ia masih diam, tapi kini menatap Kyuhyun yang malah jadi salah tingkah.

Sepuluh detik—

"Kau sedang jatuh cinta, Kyuhyunnie?"

Kyuhyun bersyukur ketika akhirnya noonanya itu memberi tanggapan, kalau tidak, mungkin ia akan menyiram wajah Ahra dengan air yang ada di meja—

—err, lupakan itu, melakukan hal nekat seperti itu hanya akan membangunkan singa yang sedang tertidur.

Tapi…

Mwoya? Jatuh cinta? Kenapa noonanya itu langsung menembaknya dengan kalimat itu?

"A-ani. Aku sudah selesai dengan sarapanku. Aku pergi duluan, noona. Annyeong~"

Kyuhyun bergegas pergi dari tempat itu, menenteng tasnya sambil menggigit roti panggang. Apapun itu, yang penting ia segera pergi dari tempat ini dan menyembunyikan wajahnya yang agak memerah.

Dan melihat itu, Ahra hanya mengendikkan bahunya. Tidak peduli. "Aku kan hanya bertanya, kenapa dia malah jadi panik seperti itu?"

.

.

Kyuhyun berjalan menyusuri trotoar menuju sekolahnya. Ini masih terlalu pagi. Jalanan masih lengang, dan ia tidak perlu terburu-buru pergi ke sekolah. Salahkan obrolan dengan noonanya tadi di meja makan hingga ia terpaksa harus pergi sepagi ini.

Ia memilih untuk tidak naik bus, toh jam masuk juga masih satu setengah jam lagi. Ia bahkan tidak yakin apa jam segini ada siswa sekolahnya yang sudah hadir di sana.

Kyuhyun bersekolah di sekolah khusus namja yang memiliki asrama, tapi ia tidak tinggal di sana. Selain karena rumahnya yang cukup dekat dari sekolah, juga yah… ada hal lainnya juga sih. Itu bukan sekolah dengan reputasi yang bagus—bukan dalam artian jelek. Maksudnya sekolahnya itu hanyalah sekolah yang biasa saja. Tapi yang namanya sekolah khusus namja, selalu ada hal-hal yang membuat sekolahnya itu dipandang negatif oleh orang-orang di sekitarnya.

Dan hal itu jelas berbeda dengan sekolah orang itu.

Iya, iya. Jadinya apapun yang selalu dipikirkannya pasti kembali berhubungan dengan orang itu lagi kan?

Kyuhyun menghela nafasnya. Yang seperti ini apa namanya coba? Kalau cuma tertarik bukannya aneh? Atau jangan-jangan malah suka?

Ani, ani. Ia menggelengkan kepalanya. Mana mungkin kan?

"Ah…"

Kyuhyun menghentikan langkahnya. Halte bus. Tadinya ia memang berniat untuk berjalan kaki saja, tapi seseorang yang sedang berdiri di halte bus itu membuatnya langsung mengubah pikirannya. Orang itu ada di sana, berdiri sambil bersandar pada tiang halte dengan sebelah tangannya yang memegang buku. Kelihatannya sedang menunggu bus. Tanpa disadari, ia pun melangkahkan kakinya ke tempat itu dan berdiri, hanya berjarak dua meter dari namja itu tapi tetap saja cukup untuk membuat dadanya berdegup kencang.

Sungguh, bahkan sensasi berdiri bersebelahan dengan orang ini jauh lebih membuat jantungnya berolahraga dengan sangat cepat jika dibandingkan dengan ketika mereka berada di perpustakaan. Mungkin karena di sini tidak ada siapapun selain mereka.

Dan Kyuhyun sungguh merutuki kenapa juga di saat seperti ini halte bus benar-benar kosong, padahal biasanya penuh dengan banyak orang.

Deg.

Kyuhyun menggigit bibirnya. Ingin sekali ia melirik namja di sebelahnya, tapi ia terlalu takut untuk melakukannya. Padahal orang itu jelas saja tidak mungkin peduli padanya kan?

"Kyuhyunnie~"

Sebuah tangan tiba-tiba melingkar di lehernya. Dan Kyuhyun hanya bisa melemaskan badannya mendengar suara itu. Entahlah, apa ia harus senang atau malah kesal dengan kehadiran namja yang dengan seenaknya merangkul dirinya itu. Tapi setidaknya ia tidak berdua saja dengannya.

"Lepaskan tanganmu, Changmin-ah, atau kupukul perutmu."

"Tumben sekali kau pergi jam segini, biasanya juga selalu mepet sepuluh menit sebelum bel berbunyi…" Changmin menghiraukan ucapan Kyuhyun, toh sahabatnya itu kadang tidak selalu serius dengan ancamannya. Kadang sih, kalau moodnya sedang benar-benar buruk ancaman itu masih terbilang ringan malah.

Namanya Shim Changmin—teman sekelasnya, yang juga tidak tinggal di asrama. Peraturan di asrama yang tidak memperbolehkan penghuninya pulang malam membuat orang itu memilih untuk tinggal di rumah saja, mengingat ia kerja part-time hingga hampir tengah malam.

Bugh!

"Aaawww!"

Changmin memegangi perutnya yang baru saja disikut oleh Kyuhyun. Namja bertubuh bak tiang listrik itu refleks melepaskan rangkulannya. Dan Kyuhyun sedikit menjauh dari orang itu, daripada ia harus disentuh lagi. -_-

"Kau serius, Kyu~" Ujar Changmin, sambil mempoutkan bibirnya—agak tidak cocok dengan postur tubuhnya sebenarnya.

"Memangnya sejak kapan aku tidak serius?" Kyuhyun memutar kedua matanya kesal.

Kyuhyun menoleh ke sampingnya, dan ia hanya bisa mendesah kecewa. Namja itu sudah pergi. Kelihatannya bukan bus yang ditunggunya, tapi mungkin hanya menghabiskan waktu saja. Lagipula sejak ia berdiri di sini, belum ada satu bus pun yang lewat.

Dan berkat kedatangan namja tiang listrik ini, ia bahkan tidak melihat ketika orang itu pergi dari tempat ini.

"Aish…"

Detik berikutnya, Kyuhyun bergegas pergi dari halte. Lagipula ia juga tidak ada niat untuk pergi sekolah dengan menaiki bus.

"Eh, Kyu, kau mau kemana?" Changmin menatap heran ke arah Kyuhyun. Bukannya tadi namja berambut coklat itu berdiri di sini, jadi artinya ia sedang menunggu bus kan? Lalu kenapa sekarang malah pergi begitu saja?

"Jalan kaki. Kalau aku terlambat, bilang pada sonsaengnim aku sedang terjebak di tengah kehampaan!"

"Hah?"

Ia yang salah dengar atau memang Kyuhyun baru saja mengatakan hal yang sangat tidak jelas maksudnya?

.

.

Kyuhyun meletakkan tasnya di atas meja begitu saja, lalu menjatuhkan tubuhnya di kursi. Nyatanya ia sampai di sekolah tiga puluh menit sebelum bel berbunyi, sementara Changmin… ia hanya melihat tas anak itu saja, tapi pemiliknya entah berada di mana. Mungkin mengunjungi salah satu sunbae mereka… mungkin…

"Hhhh…"

Helaan nafas terdengar dari mulut Kyuhyun. Kelas masih sepi. Tentu saja, memangnya siapa yang mau datang cepat-cepat ke sekolah? Kecuali mungkin yang berurusan dengan sonsaengnim, anak yang terlalu rajin, atau ingin menyalin tugas temannya. -_-

"Jangan menghela nafas terus, kau mau kalau kebahagiaanmu berkurang setiap harinya?"

"Hm?" Kyuhyun sedikit mengangkat kepalanya. Di sebelahnya, seorang namja dengan ukuran tubuh sedikit lebih kecil darinya duduk dengan posisi yang sama dengannya, bedanya ia menghadap ke arah Kyuhyun. "Wookie-hyung…"

"Ne?"

"Apa yang kau lakukan di kelasku? Apa pelajaran matematikamu separah itu sampai kau mau mengulangnya lagi di kelasku?"

Plak.

Ia memukul kepala Kyuhyun, sambil memasang wajah facepalm. "Biarpun aku tidak sepintar kau, tapi aku tidak separah itu, Kyuhyunnie…" -_-

Kyuhyun mempoutkan bibirnya. Tapi ia terlalu malas untuk beradu argumen dengan sepupunya yang ini—apalagi dengan suasana hatinya yang sangat tidak mendukung.

"Hyung…"

"Apa?"

"Rasanya jatuh cinta itu bagaimana?"

Ryeowook diam, mengerjapkan kedua matanya sambil menatap Kyuhyun dengan tatapan horror. "…apa?"

"Aish… lupakan saja…"

Kyuhyun mengalihkan arah wajahnya, hingga ia mebelakangi Ryeowook. Sementara namja manis itu langsung menegakkan tubuhnya. "Kau sedang jatuh cinta."

Itu bukan pertanyaan, lebih kepada pernyataan yang telalu tegas.

"ANIYO~"

"Dengan siapa?" Ryeowook tidak mempedulikan sanggahan Kyuhyun. Ia malah segera beranjak dan langsung berpindah duduk di hadapan Kyuhyun. Lagipula ia lebih tertarik mendengar cerita Kyuhyun.

"Aku tidak sedang jatuh cinta, hyung. Aku hanya tertarik pada namja itu—tapi dia benar-benar tidak pernah memperhatikanku padahal hampir setiap hari kami bertemu~"

Tertarik juga kan bisa berubah jadi jatuh cinta, batin Ryeowook.

"Jelas saja dia tidak tertarik padamu. Kau itu namja kan—tidak manis pula. Apalagi kalau orang yang kau maksud itu juga tidak tertarik pada namja~"

Kyuhyun segera mengambil sesuatu yang berada di dekatnya—kalau tidak salah itu buku milik Changmin, tapi siapa yang peduli. Lalu melemparnya tepat ke arah seorang namja yang baru saja memasuki kelasnya.

"Aku tidak butuh pendapatmu, hyung." Kyuhyun mempoutkan bibirnya. Sementara orang itu berjalan mendekati Kyuhyun. Namanya Kim Jongwoon—atau Yesung, sama saja sebenarnya—siswa kelas tiga, dan ngomong-ngomong Ryeowook itu kelas dua. Pertanyaannya, apa yang dilakukan dua sunbae itu di kelasnya? Kurang kerjaankah? Atau apa? -_-

Yesung duduk tepat di hadapan Kyuhyun. Ia diam sejenak sambil memperhatikan wajah Kyuhyun. Detik berikutnya, ia langsung memegang dagu anak itu dan menariknya, hingga wajah keduanya saling berhadapan. "Hm~ Kau manis juga, Kyu~ Mau jadi selingkuhanku?"

"Yaakkk!" Kyuhyun langsung menginjak kaki Yesung. "Kukatakan pada Donghae-hyung, kau tamat saat itu juga, hyung!"

"Apa yang hyung lakukan di sini?" Ryeowook memutuskan untuk menghentikan keduanya sebelum dua orang itu malah menciptakan adu mulut tidak jelas. Dua orang ini tidak ada hubungan keluarga, tapi interaksi keduanya bahkan hampir menyamai saudara kandung—maksudnya pertengkarannya. -_-

"Ah…" Yesung sedikit tersentak, ia langsung menoleh ke arah Ryeowook. "Aku mencarimu."

"Hng…" Kyuhyun memandangi keduanya dengan kedua alis yang berkerut. "Jangan bilang kalau kalian berdua selingkuh? Aigoo, ini harus kulaporkan pada Minnie-hyung dan Donghae-hyung~"

Plak. Bugh.

"Bisakah kau diam, Kyuhyunnie? Kau tahu, teriakanmu itu bisa menimbulkan gosip tidak jelas." Ujar Ryeowook. -_-

"Datanglah ke rumahku nanti malam."

"Hah?"

Kalimat yang diucapkan oleh Yesung membuat dua saudara sepupu itu saling berpandangan. "Ke rumah hyung?"

"Ne~ Adikku baru saja pulang dari Amerika satu minggu yang lalu, dan umma kelihatannya ingin merayakan kepulangannya itu lalu menyuruhku untuk mengundang kalian berdua…"

Ryeowook diam. "Kibummie sudah pulang?"

"Begitulah." Yesung segera beranjak dari tempat itu. "Hanya itu yang ingin kukatakan. Sudah ya~"

Dan orang itu pun menghilang di balik pintu kelas Kyuhyun, meninggalkan Kyuhyun dan Ryeowook yang kebingungan.

"Kibummie itu siapa?"

Suara Kyuhyun menjadi pemecah keheningan, dan Ryeowook pun jadi beralih menatap Kyuhyun.

"Adik laki-laki Yesung-hyung, memangnya kau tidak tahu?"

Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Ng… tapi… apa cuma perasaanku saja, Yesung-hyung terlihat aneh barusan—maksudku… orang itu memang aneh sih, tapi waktu dia mengatakan hal itu dia jadi sedikit… bagaimana ya…"

Ryeowook menggigit bibirnya. Ia tahu bagaimana kelanjutan ucapan Kyuhyun, karena ia sendiri tahu soal itu. Tapi…

"Sudah ya, Kyu… sebentar lagi bel masuk… annyeong~" Namja bertubuh kecil itu langsung bergegas pergi dari kelas sepupunya itu, sebelum Kyuhyun mengeluarkan kalimatnya lagi—atau yang lebih parahnya spekulasi-spekulasi yang tepat sasaran. Biar bagaimana pun anak ini sangat pintar menyadari keanehan apapun yang sedang terjadi.

"Yakk! Hyung, aku belum selesai bicara!"

Namun Ryeowook telah lebih dulu menghilang di balik pintu kelasnya.

"Terserahlah, lagipula aku juga tidak tertarik untuk datang ke rumah Yesung-hyung…"

.

To Be Continued—

.

a/n saya kembali jatuh cinta sama crack pair pertama yang saya sukai dulu. Ini semi-fluff dengan sedikit unsur dark untuk beberapa cast—tapi bukan Kyuhyun pastinya. xD

Ini masih prolog. Saya cuma mau liat aja responnya dulu. ^^ Udah ini saya fokus ke Addicted. Dan buat yang nungguin ff TUTOR, itu masih dalam proses pengerjaan. By the way, ini terinspirasi dari Fortune Cookie in Love-nya JKT48 karena sebelum saya denger versi AKB48 saya lebih dulu denger yang versi JKT48. Lagunya lumayan, dan maknanya juga bagus. ^^

Okay, see you~ :D RnR?

.

BEST REGARDS

RiN—

.