standard disclaimer applied – [inspired and mentioned '10080' by exobubz]


|| 0068 || 779910 || 217 || 61412 || 9488 ||

"Author ini berhasil menggambarkan karaktermu dengan baik—" komentar dari pemuda tinggi itu berjeda ketika netra pemiliknya mengikuti kursor di layar laptop di depannya yang digerakkan oleh sosok yang bertubuh lebih mungil di sisinya. "—terutama bagian kau menangis karena menonton drama."

"Kau juga."

"Hei! Aku tidak sejahat itu."

"Aku juga tidak secengeng itu."

"Kau bahkan menangis ketika membaca fanfiction."

Sosok mungil itu terdiam dan menoleh menampilkaniris yang telah basah miliknya.

"Demi Tuhan. Ini hanya sebuah fanfiction, Byun BaekHyun."

"Tapi ini terlalu menyedihkan, Park 'Giant' ChanYeol."

Dua sosok itu, member yang menyandang sebagai duo moodmaker boyband EXO; Park ChanYeol dan Byun baekHyun.

"Kita sudah sering membaca fanfiction, Hyung," desis ChanYeol. "Bahkan kita pernah membaca yang lebih parah."

Saat ini, EXO tengah menikmati jeda setelah comeback mereka dengan repackaged album 'Growl' sekaligus libur untuk menyambut ChuSeok. Anggota lain tengah menikmati acara mereka sendiri di ruang tengah dorm, minus LuHan dan Yixing yang memutuskan untuk mengunjungi kampung halaman mereka di Cina. Sementara BaekHyun dan ChanYeol, well, mereka tengah berada di kamar mereka dengan laptop yang window-nya menunjukkan sebuah situs AFF. Terima kasih untuk seorang author asal Korea yang mau menerjemahkan sebuah fanfiction yang tengah terkenal di kalangan fans mereka ke dalam bahasa Korea. Sebuah fanfiction berjudul '10080' dari author ber-penname EXObubz.

Setelah jeda linimasa yang terjadi beberapa saat—yang terisi dengan isakannya atau desisan menolak ChanYeol—salah satu dari main vocal EXO K itu menegakkan tubuhnya.

"Kau tahu? Aku memang sering menangis saat membaca fanfiction yang menyedihkan tentang diriku, aku juga suka Matematika, walau aku tidak terlalu mengerti binary. Aku juga keras kepala dan ya, kau tahu nyaris semua isi dalam fanfiction ini benar-benar kenyataan yang ada, 'kan?"

ChanYeol terdiam. Ia tak mengerti batas imajinasi seorang author. Bagaimanapun ia salut dengan author ini. Bukan hanya cara menulisnya ataupun karena pair yang ia pilih adalah BaekYeol. Tapi, isi dari fanfiction ini. Apakah author yang menulis fanfiction ini memiliki telepati? Karena jika iya, ChanYeol tidak akan heran dengan fanfiction-nya yang berisi—

"BaekHyun?"

Keduanya menoleh dan menemukan wajah SuHo a.k.a JunMyeon, leader mereka di pintu kamar.

"Ya?"

"Kau sudah minum obatmu?" Angelic eyes milik JunMyeon menemukan netra bulan sabit BaekHyun. "Jangan lupa, nanti sore Manajer-hyung juga akan mengantarkanmu ke rumah sakit."

kenyataan. BaekHyun tersenyum. Pemuda cantik itu mengangguk singkat pada sang Leader sebelum JunMyeon menarik kepalanya dan menutup pintu pelan.

.

.

.

.

.

.

Kanker otak.

Adalah penyakit yang diderita BaekHyun dalam fanfiction itu. Dan kanker otak jugalah yang tengah dideritanya saat ini.

Byun BaekHyun, member EXO K sekaligus main vocal dari grup yang baru saja selesai melakukan promosi comeback, telah bertahan di atas panggung dengan penyakit yang bisa membunuhnya kapan saja itu. Tidak ada yang tahu jika selama jeda setahun setelah mini album pertama sekaligus album debut mereka 'MAMA', saat mereka bersiap untuk promosi album ke dua, vonis dari dokter itu datang. Menjawab pertanyaannya soal migrain yang sering muncul. Kankernya memang belum memasuki tahap akhir, tapi vonis tersebut sudah menjadi hukuman mati bagi Byun BaekHyun. Petinggi SM, SooMan-sajang-nim bahkan berniat untuk mengganti Byun BaekHyun dengan salah satu trainee, sebelum EXO comeback. Tapi, Byun BaekHyun dan seluruh member tentu saja menolak. Walau niat Lee SooMan adalah demi kebaikan BaekHyun, pemuda keras kepala itu tetap menolak. Baginya, menjadi member EXO adalah satu-satunya mimpi terindah yang saat ini digenggamnya.

Jika waktu hidupnya tak lama lagi, bukankah itu berarti Byun BaekHyun tak punya kesempatan untuk memikirkan mimpi yang lain?

Lee SooMan pun menyerah. Ia memberi waktu hiatus yang lama untuk EXO sejak MAMA agar persiapan comeback mereka semakin matang, sekaligus memberi waktu bagi Byun BaekHyun agar melakukan terapi dan berbagai macam pengobatan yang bisa memperpanjang waktunya untuk tampil bersama di atas panggung dengan member lain. Dan sekarang, alasan jeda panjang setahun yang diambil EXO untuk comeback menjadi masuk akal.

Selama ini, BaekHyun telah melakukan perannya dengan sangat baik. Dikenal sebagai moodmaker di EXO. Ia banyak tertawa. Ia ceria. Ia bernyanyi dengan baik. Tersenyum dan sangat mengerti di mana posisi kamera. Ia sempurna. Ya, Byun BaekHyun telah menyembunyikan penyakitnya dengan sempurna.

Tak akan ada yang menyadari wajahnya yang terlalu pucat bahkan setelah BB cream dari make-up noona menutupi wajahnya dengan ketebalannya yang luar biasa. Ia justru akan terlihat dengan kulit susunya yang memesona. Atau tubuhnya yang terlalu kurus dan semakin kurus. Hei, dari awal ia memang bertubuh kecil. Selalu di sisi KyungSoo yang sama-sama bertubuh kecil membuatnya mampu menyembunyikan tubuhnya yang semakin kurus. Atau bersama Park ChanYeol, kekasihnya itu juga akan membuat orang memandang ChanYeol-lah yang terlalu tinggi dan akhirnya tidak menyadari perubahan Byun BaekHyun. Beruntung ia berbeda dengan MinSeok, hyung-nya di EXO M yang berpipi chubby, membuat perubahan sekecil apapun pasti akan segera terlihat di tubuh pemuda manis itu.

Byun BaekHyun melakukannya dengan baik. Teramat sangat baik. Tak akan ada yang curiga. Termasuk dengan dirawatnya JongIn saat sang main dancer EXO itu cedera di tengah promosi 'Wolf'. Fanaccount yang beredar saat itu KyungSoo-lah yang menunggu JongIn. Tak ada yang tahu bahwa Byun BaekHyun pun tengah di berada di rumah sakit yang sama. Sekalipun ada yang curiga, pasti orang-orang akan berpikir bahwa ia mengunjungi JongIn. Itu saja. Karena memang selama comeback, ia menghentikan terapinya. Ia hanya tak ingin fans tahu tentang semua ini. Ia tak ingin fans kecewa, itu saja.

Biarlah mereka mengenalnya sebagai Byun BaekHyun yang biasanya. Byun BaekHyun yang—menyembunyikan sakitnya dengan—sempurna.

Lalu, setelah promosi comeback ini selesai, BaekHyun beniat untuk melanjutkan terapinya, satu hal yang ia coret dari daftar selama promosi comeback ini berjalan.

Byun BaekHyun akan mengambil liburan ChuSeok di rumah sakit.

"Kau tahu ketakutan terbesarku, Yeolie?"

ChanYeol terdiam, hanya fairy eyes-nya yang menatap BaekHyun memberi jawaban non-verbal bahwa ia sudah tahu atau—sok tahu?

BaekHyun menggeleng dan tersenyum samar. "Tidak, Yeol. Aku tidak takut pada kematian. Karena pada akhirnya kematian itu pasti akan datang pada setiap manusia. Aku hanya takut—"

ChanYeol menahan napas.

jika para fans mulai menyadari apa yang sebenarnya terjadi."

ChanYeol tercekat. Ia tak pernah memikirkan ini sebelumnya. Saat ini, BaekHyun memang masih terlihat baik-baik saja. Tapi, suatu hari nanti—

—suatu hari nanti akan tiba hari di mana pemuda itu tak akan bisa menyembunyikan semuanya. Hari itu cepat lambat pasti akan tiba...

Diraihnya bahu mungil itu dalam peluknya. Ia tak mampu mengatakan apapun. Bahkan julukannya sebagai 'happy virus' pun seakan tercabut begitu saja saat ini. Sebuah belati tak kasat mata seakan mencongkel berbagai kalimat hiburan, menenangkan, dan apapun yang ingin ChanYeol sampaikan untuk Byun BaekHyun. Tapi, pada akhirnya, sang raksasa hanya terdiam memeluk kurcaci di dadanya.

"Jika efek dari penyakit sialan ini adalah seperti ini, seperti dalam fanfiction ini, maka akan tiba saatnya aku tak bisa menari lagi, Yeol. "

"..."

"Aku tak bisa menyanyi lagi, suaraku tidak akan sekuat sekarang ini."

"..."

"Aku tidak bisa mengikuti gerakan kalian yang lincah di atas panggung."

"..."

"Aku akan terbaring di penjara rumah sakit sementara kalian saling berpelukan di atas panggung."

"..."

"Gerakanku akan melambat. Dan keberadaanku pun pasti hanya akan merepotkan kalian."

"...hentikan."

"Aku tidak akan mengikuti konser kalian lagi."

"Kumohon berhentilah, Byun BaekHyun."

"Pada akhirnya ingatanku yang berkurang akan membuatku melupakan kalian! Melupakan EXO, melupakan para fans."

"Tidak. Kau akan sembuh."

"Aku akan mati, Park ChanYeol. Aku bahkan yakin para fans akan melupakanku lebih dulu sebelum aku melupakan keberadaan mereka. Aku akan dilupakan. Sekalipun mereka mengingatku pasti itu sebagai member EXO yang tidak berguna dan penyakitan."

"Diam!" ChanYeol memaksa wajah itu menatapnya. Tangan lebarnya menangkup kedua pipi yang kini basah teraliri sungai air mata, menahan wajah itu pada posisinya. Memaksa mata basah itu menemukan matanya.

"Tidak. Kau salah, Byun BaekHyun. Kau salah!"

"Park—!"

"—tidak. Dengarkan aku, Byun BaekHyun! Kau akan hidup selama apapun kau mau. Kau akan bersama kami selamanya. Kau akan bernyanyi dan menari di panggung yang sama dengan kami. Kau akan ikut kemanapun EXO mengadakan konser. Kau akan mendengar para fans meneriakkan namamu. Para fans tidak akan melupakanmu. Mereka akan selalu mengingatmu. Mereka akan selalu mencintaimu, Byun BaekHyun."

"Aku akan lumpuh. Aku tidak bisa menari atau berjalan lagi. Aku—,"

"—aku akan menggendongmu, Byun BaekHyun! Aku akan membawamu kemanapun kami pergi. Aku akan memastikan kau aman di punggungku dan berada di panggung yang sama dengan kami. Aku akan melakukannya, Hyung. Aku akan melakukannya."

"Tapi—"

"Kaupikir aku sama dengan Park ChanYeol yang ada di fanfiction ini? Aku berbeda. Aku memang bodoh dan tidak peka. Tapi, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja."

"Ini nyata, Park ChanYeol! Penyakit sialan ini nyata. Apa yang akan terjadi padaku nanti, semua itu nyata."

"Karena itulah aku akan melakukan apapun, Byun BaekHyun."

BaekHyun terdiam. Sebuah kehangatan yang aneh menelusup dalam dirinya. Ya, selama ini ia bertahan dengan segala obat-obatan dan terapi yang menyakitkan hanya untuk impiannya, orang-orang terdekatnya, dan para fans-nya. Ia telah mampu bertahan sampai sejauh ini. Ia berharap fans-nya tetap mencintainya, apa pun yang terjadi padanya. Ia berharap jika nanti ia kehilangan ingatannya, para fans dan orang-orang yang dicintainya akan berbaik hati untuk mengingatkannya. Dan untuk saat ini, ia akan kembali bertahan dan berjuang untuk hidup yang akan segera terengut darinya. Selama dan sekuat apapun yang Byun BaekHyun bisa. Sampai hari itu tiba, ia akan berusaha tetap menjadi Byun BaekHyun yang ceria dan selalu tertawa.

"Kau tahu, Yeolie. Semua isi dari fanfiction ini benar. Tapi, aku hanya ingin satu hal yang aku harap bukan kebenaran."

Dua pasang permata itu bertemu. "Apa?"

Jemari BaekHyun meremas kaus putih yang dikenakan ChanYeol pelan. "...KyungSoo.'

Dahi Chanyeol berkerut, tak mengerti.

"Aku berharap kau tidak benar-benar berselingkuh dengan KyungSoo saat ini."

ChanYeol terkesiap. Pemuda tinggi itu terdiam. Tanpa suara, direngkuhnya pelan BaekHyun kembali ke dalam pelukannya.

Sayang sekali...

Byun BaekHyun tak melihat gurat penyesalan di wajah Park ChanYeol.

Mungkin—

—mungkin tidak dengan Kyungsoo, tapi...

.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG...