Yunho dengan berani menjulurkan tangannya hendak memukul sosok dibelakang Jaejoong, namun seketika sosok itu hilang. Jujur dia takut melihat wanita dengan wajah hancur itu dibelakang Jaejoong. Namun rasa kesalnya lebih besar, dia menduga sosok itu pasti yang selama ini menghantui orang yang dicintainya.
"Ada apa Yun?" suara Jaejoong membuat ekspresi Yunho yang awalnya keras menjadi lebih tenang.
Yunho mengecup bibir Jaejoong singkat, "Kita bicarakan besok. Ini akan sangat panjang."
Saat Yunho hendak menarik Jaejoong kepelukannya, Jaejoong meghentikan pegerakannya, "Ceritakan sekarang. Apa yang kau lihat!" Jaejoong yang pada awalnya enggan mengatakan apa yang dia alami akhir-akhir ini, menjadi terpancing. Dia curiga Yunho melihat sesuatu yang selama ini menghantuinya.
Jika pada awalnya Jaejoong menutup diri, dan berusaha menanggungnya semua, kini dia sudah berada di titik dimana ingin menghancurkan apa yang selalu menghantuinya.
Yunho menghela nafas, sangat hafal dengan sifat Jaejoong yang mudah sekali berubah-ubah, "Aku melihat seorang wanita di belakangmu. Wajahnya hancur, rambutnya panjang. Seperti kebanyakan orang Jepang."
"Jepang?" desis Jaejoong.
"Yeah…" dengan lembut Yunho mulai memeluk Jaejoong dan mengajaknya berbaring, "Kau pernah sebelumnya tinggal di Jepang, kan?"
Jaejoong hanya mengangguk pelan. Dia memeluk Yunho.
"Sekarang ceritakan apa saja yang kau alami selama ini sehingga meminta pindah rumah beberapa kali."
Mendengar penuturan Yunho, Jaejoong terdiam sesaat. Memilah-milah apa yang harus dia ceritakan, "Aku selalu mendengar derap langkah seseorang mengelilingiku."
Yunho mendengarkan secara seksama apa yang Jaejoong katakana sembari memikirkan jalan keluar untuk keduanya.
"Awalnya kupikir rumah kita yang sebelumnya berhantu sehingga aku memintamu pindah. Tapi suara langkah itu terus menghantuiku. Hingga kemarin aku juga mendengar suaranya juga. Aku setuju jika kau bilang dia orang Jepang. Dia memanggilku dengan sufik –kun, kemarin."
Yunho terdiam lama. Terasa sedikit kekecewaan dalam hatinya, "Kenapa kau tidak cerita sejak dulu? Kalau dari dulu kau cerita, mungkin masalah ini cepat selesai…"
"Kau akan menanggapku gila jika aku bercerita seperti itu. Bahkan pada awalnya aku merasa diriku terlalu banyak pikiran dan stress sampai bisa seperti itu! Tapi makin lama itu terasa nyata! Ada yang menghantuiku!" Jaejoong berbicara cepat. Meluapkan banyak hal yang tidak Yunho ketahui.
Tidak ada gunanya jika berdebat. Yunho hanya semakin mengeratkan pelukannya terhadap Jaejoong, "Besok kau ikut aku ke kantor saja Jae. Sekarang tidurlah."
Entah kenapa seketika perasaan hangat mengisi Jaejoong. Mempunyai pasangan yang pengertian seperti Yunho sangat membuatnya lega.
.
.
.
Step
chapter 2
-Z-
.
.
.
Jaejoong merenggut bosan dan berputar-putar di atas kursi kerja, ruangan Yunho. Dia bosan setengah mati, sedari tadi mata Yunho fokus ke komputer yang menampilkan banyak komentar konsumen perihal game yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat Yunho bekerja.
Jaejoong melipat tangannya di atas punggung kursi dan menyandarkan kepalanya, "Aku bosan."
"Mau bermain dengan game dari perusahaan ini?" tawar Yunho tanpa menoleh ke arah Jaejoong dia tau pria ini pasti tidak betah duduk diam.
Seperti mendapatkan mainan kesukaannya Jaejoong menegakkan punggungnya dan memasang wajah tertarik. Membuat Yunho yang melirik Jaejoong dari sudut matanya tertawa geli. Pria itu membuka lacinya dan mengeluarkan kaset game dan memberikannya pada Jaejoong, "Pakai saja PS3 di situ," tujuk Yunho pada TV yang berada di pojok ruangan.
Tanpa berkata-kata lagi Jaejoong bangkit dan berjalan. Tidak lupa menyapa Jimmy yang duduk di meja yang bersebelahan dengan Yunho.
"Eh Yunho…" Jimmy menyikut lengan teman karibnya, "Tumben kau membawa Jaejoong kemari."
Yunho menoleh sebentar ke arah Jimmy, "Ceritanya panjang. Mungkin selama 1 minggu kedepan Jaejoong akan terus mengekoriku," membayangkan Jaejoong akan terus mengikutinya seperti anak ayam membuat Yunho tertawa geli.
"Hutang ceritamu banyak sekali, dude. Aku tidak akan sanggup mendengarnya," canda Jimmy sambil menepuk pundak Yunho.
Yunho menyahut dengan tawa ringan. Setelah itu keduanya kembali fokus kepekerjaan masing-masing. Hingga tiba-tiba Jimmy menyeletuk, "Kau sangat mencintainya, hmm?"
"Pertanyaan macam apa itu?!" Yunho protes dan memukul punggung Jimmy.
"Hey, aku hanya bertanya. Habis kau terlalu memanjakan dan menjaganya, sih," dengus Jimmy.
Yunho menyeregit, "Kau terdengar seperti perempuan yang sedang menstruasi dan cemburuan."
"Maksudmu aku cemburu padamu?!" Jimmy menyipitkan matanya, "Hell no! Mary jauh lebih cantik."
Yunho kembali tertawa lepas, temannya ini ada-ada saja. Selalu punya cara untuk menghiburnya, "Jaejoong itu lebih dari cintaku, Jim," senyuman tipis terpampang di bibir Yunho, "Dia jiwaku."
Hening sejenak. Jimmy memandang Yunho lama.
"Dude, kau tiba-tiba seperti pujangga ya—"
"YUNHOO!"
Ucapan Jimmy terpotong dengan jeritan keras Jaejoong. Yunho segera menoleh dan panik saat mendapati Jaejoong tidak berada di depan TV. Dia menerka-nerka datang asalnya suara. Suara itu terdengar seperti dari toilet.
Buru-buru dia bangkit dan berlari ke arah toilet dan membuka pintunya dengan kasar. Jantungnya sempat terhenti saat mendapati Jaejoong berdiri di sudut ruangan dengan raut ketakutan. Selanjutnya detak jantungnya menggila. Rasa khawatir membuatnya segera menghampiri Jaejoong dan mendekapnya erat.
Dengan penuh rasa takut Jaejoong balas mendekap Yunho, "A-aku baru saja selesai buang air kecil," dengan suara bergetar Jaejoong menceritakan apa yang dialaminya, "Suara derap langkah itu muncul dan tiba-tiba lampu mati," perlahan Jaejoong mulai terisak, "Saat lampunya nyala wanita itu berdiri di depanku. Memanggil namaku… aku takut sekali. Dia berusaha menyentuhku, Yun. But, Thanks God, kau datang. Terima kasih, Tuhan…"
Yunho hanya diam mendengar cerita Jaejoong. Dia hanya diam mengelus punggung Jaejoong.
Di sisi lain Jimmy hanya melihat keduanya dalam diam dari ambang pintu, "Dude, kalian berdua harus menceritakan apa yang terjadi kepadaku."
.
Setelah mendengar cerita panjang tentang apa yang selama ini menghantui Jaejoong, Jim mengelus dagunya berfikir keras, "Aku punya kenalan paranormal."
"Siapa?" Jaejoong antusias.
Jimmy melihat Yunho dan Jaejoong bergantian, "Aku akan memberikan nomor mereka."
.
.
.
.
Sabtu pagi kediaman Yunho dan Jaejoong kedatangan tamu—sang paranormal. Wanita cantik dengan dandanan gotik dan asisten pria mengekorinya.
Melihat Jaejoong membuatnya tersenyum tipis. Pria itu memiliki mata yang teduh, "Kau yang menelfonku, kan?"
Jaejoong mengangguk dan mengajak wanita itu masuk. Memperkenalkannya dengan Yunho dan kini mereka berempat duduk di ruang tengah rumah mereka.
"Namaku Kim Jaejoong. Boleh kutahu namamu?"
Paranormal itu berfikir sejenak, "Panggil saja aku Megan. Nah sekarang kalian bisa mulai bercerita."
Jaejoong mencari posisi nyaman untuk duduk dan hendak bercerita. Namun sang asisten menarik lengan Megan dan membisikan sesuatu.
Setelah mendapat informasi dari asistennya, Megan kembali menatap Yunho dan Jaejoong, "Ada seorang wanita berdiri di belakang Jaejoong…" ucapnya mengantung. Membuat Yunho dan Jaejoong sontak menoleh ke belakang. Namun keduanya tidak menemukan siapapun.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Yunho buru-buru berbicara saat tidak mendapati siapapun dibelakang Jaejoong.
Megan menatap asistennya sejenak, "Asistenku memiliki indra keenam. Sosok dibelakangmu kah yang menghantuimu, Jaejoong?"
Keduanya mengangguk mantap.
"Sudah berapa kali dia menunjukan sosoknya?" tanya Megan lagi, "Apa dia pernah menyentuh salah satu dari kalian?"
"Dua kali. Sekali dihadapanku dan sekali dihadapan Yunho," ucap Jaejoong, "Kemarin dia hampir menyentuhku namun Yunho berhasil mengagalkannya."
"Jangan sampai dia menyentu kalian!" seru Megan, "Dia akan menjadi parasit jika kau mengizinkannya untuk menyentuh kalian."
"Parasit?" gumam Yunho.
Sang asisten mengangguk. Dia tampak ingin berbicara sesuatu namun tak sampai ditelinga Jaejoong dan Yunho. Sang paranormal gemas dan menjitak asistennya, "Kau diam saja," setelah itu ia balik menatap Yunho dan Jaejoong yang bingung, "Dia tidak bisa berbicara dengan bahasa manusia. Beruntung telingaku memiliki kelebihan dan dapat menangkap suaranya."
Puas dengan jawaban Megan, Yunho dan Jaejoong mengangguk.
"Ehem" Megan berdeham, "Jadi, jika sosok itu menjadi parasit, mereka dapat mengambil alih tubuh kalian. Memang awalnya tidak akan sadar, tapi kalian akan menjadi sering pusing dan sering dihantui mimpi buruk. Setelah itu sering lupa dengan apa yang telah kalian lakukan. Hingga pada akhirnya mengambil alih hidup kalian."
Jaejoong bergidik ngeri, dan Yunho menyadari itu. Dia berinisiatif memegang tangan Jaejoong erat. Berusaha membantu Jaejoong mengatasi rasa takutnya.
Sang asisten merenggut tidak setuju. Dia kembali menarik lengan Megan dan mengucapkan sesuatu yang tidak jelas.
"Tunggu. Dia bukan tipe parasit?" Megan menyerengit, "Dia tidak ingin menjadi parasitmu, Jaejoong. Dia ingin dirimu! Kau pernah berhubungan dengan hantu itu semasa kau hidup, Jaejoong?"
Jaejoong berdesis, "Aku tidak tahu dia yang mana, aku tidak kenal…"
"Heuk! Heuk! Heuk!" asisten itu berteriak.
"Jaejoong! Jaga ucapanmu. Kau membuatnya marah!"
Jaejoong segera membungkam mulutnya. Tanpa dia sadari tubuhnya merapat kearah Yunho. Mencari perlindungan.
Sang asisten itu kembali berbicara sesuatu.
"Dia bilang, dia akan berbicara dengan sosok dibelakangmu…"
.
.
.
.
"Kau kenal Yamada Yuuki?"
Jaejoong menautkan alisnya. Berusaha mengingat-ingat.
"Dia adik kelasmu saat di Jepang. DIa telah meninggal dan sangat terobsesi padamu."
Jaejoong masih terus berfikir. Yunho dan Megan menunggu dengan sabar.
"Aku ingat," celetuk Jaejoong pada akhirnya, "Dia yang menyatakan perasaannya padaku, sekitar 3 bulan sebelum pindah kemari."
Yunho tampak tertarik, "Lalu?"
Jaejoong mengangkat bahu, "Aku tidak tahu, aku menolaknya pada saat itu."
"Kata asistenku, dia bunuh diri setelah kau menolaknya. Arwahnya jadi mengikutimu sampai sekarang."
Yunho menghela nafas dan menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa, "Jadi bagaimana? Kau paranormal kan? Punya ide?"
Megan mendelik ke arah Yunho, "Aku sedang berfikir."
Jaejoong menopang tangannya dan ikut berfikir. Sampai dia merasa ada hembusan di belakang telinganya. Jaejoong terkekeh geli. Bisa-bisanya Yunho sempat bercanda padanya disaat seperti ini.
"Heuk! Heuk!"
Semua seketika menoleh kepada sang asisten yang tampak ketakutan, hingga…
Sreet
"AAARRGH!"
Tepat dihadapan mereka, tubuh Jaejoong terjatuh dari sofa dan terseret kebelakang. Seolah-olah ada yang menarik tubuh pria itu.
Yunho bergerak cepat, menahan tubuh Jaejoong. Sementara itu ketakutan luar biasa terlihat dari wajah Jaejoong. Dia bisa merasakan ada yang mencekik lehernya dan menariknya kebelakang, namun tidak ada siapapun disitu!
"Hurt!" Jerit Jaejoong keras. Lehernya tertarik kebelakang sementara Yunho menahan kakinya. Tubuhnya sudah terlentang di lantai dengan bagian punggung keatas sedikit melayang.
Megan bergerak cepat. Dia mengeluarkan kitab suci serta salib, menatap sosok yang berada di belakang Jaejoong walaupun kasat mata. Namun dia dapat melihat seberkas bayangan gelap, "Terus tahan dia, Yunho!"
Sementara Megan merapalkan sesuatu, Yunho berada dalam dilema. Dihadapannya Jaejoong menjerit kesakitan, lehernya serasa akan dibelah. Sudut matanya sudah tergenang air mata. Yunho tidak suka ekspresi itu. Tapi jika dia melepaskan Jaejoong, dia tidak mau kehilangan pria ini!
'TAKUT' hanya satu kata itu yang terus melintas di kepala Jaejoong. Tubuhnya serasa mati. Ada seseorang memeluk lehernya keras namun seseorang itu tidak terlihat! Bagaimana kau bisa percaya dengan yang seperti ini?!
Cekikan dilehernya semakin keras, Jaejoong hampir tidak bisa bernafas. Hingga tiba-tiba dia merasakan sosok dibelakangnya berguncang keras, membuat tubuhnya ikut tergoncang. Dan sedetik kemudian Megan berteriak mengusir hantu yang mengincarnya.
Dan cengkraman di lehernya menghilang.
Tubuhnya terjatuh ke lantai.
Dan semua gelap
"Jaejoong!"
.
.
.
.
.
.
Yunho baru menutup pintu kamar mereka setelah merebahkan Jaejoong yang masih pingsan di atas kasur. Megan mendatanginya dengan tampang awut-awutan. Setelah mengusir hantu yang mengikuti Jaejoong, Megan terlalu syok mendapati Jaejoong pingsan secara mendadak.
"Terima kasih banyak, Megan…"
Megan mengibaskan tangannya, "Selama kau membayarnya sesuai perjanjian, tidak masalah," jeda sejenak, "Bercanda. Ngomong-ngomong bagaimana Jaejoong?"
"Ah dia masih tertidur."
Megan melirik jam tangannya sejenak, "Aku masih ada klien. Awalnya aku mau mengucapkan selamat tinggal pada Jaejoong," ucap Megan. Ia lalu mengabil tangan Yunho dan meletakan kalung salib kecil, "Suruh Jaejoong gunakan itu. Mengantisipasi hantu wanita gila itu tidak menggangunya lagi."
Yunho menatap kalung itu lama, "Baiklah. Kau mau pulang sekarang?"
Megan mengangguk.
"Akan ku antar sampai depan."
.
~Epilog~
Hatinya yang patah telah membuatnya bunuh diri. Jaejoong pernah menolaknya.
Namun kini kembali hidup di dunia yang berbeda. Berambisi besar untuk mendapatkan Jaejoong kembali.
Sosok wanita yang meninggal dengan melempar dirinya ke rel kereta api mengikuti Jaejoong hingga ke Amerika. Dia tidak akan gagal. Cintanya kepada Jaejoong begitu besar.
Setelah pengusiran dirinya terhadap Jaejoong, Jaejoong diberikan kalung suci yang membuatnya tidak bisa mendekat. Namun malam ini Jaejoong ceroboh. Dia melepaskan kalung salib itu dan tertidur dengan nyaman di pelukan Yunho.
Wanita itu berlari ke arah kasur dan menatap Jaejoong yang tertidur, "Jejung-kun~"
Dia menyentuh pria itu, "Aku ada di sebelahmu…" lalu tawa pelan keluar dari bibirnya. Membuat Jaejoong terbangun dan menatap horror dirinya.
Bagaimana tidak Jaejoong terbangun dan wanita dengan wajah hancur dekat sekali dengannya.
"AAAAAARRRGHHH!"
END
.
Uhuk, ending ceritanya aneh.
Tepat janji, update seminggu kemudian.. Hahaha!
.
BIG THANKS TO;
JeJeSalvatore
kyoarashi57
giaoneesan
duvypanha Happy birthday ya, btw… Pas dong, wks
kim sang hyun ; Yoi, judul Step itu berasal dari setiap langkah yang sering Jae denger.
Himawari Ezuki
nunoel31 ; Innocentnya di tunggu ya ^^
YunHolic
jema Agassi
lipminnie
TiGarini ; Chapter ini nggak terlalu horror, kok. WKs
Mimi-ah
jae sekundes
Silver Bullet 1412
Mrs Kim
Vic89
RyGratia
okoyunjae
missjelek
putryboO ; Berasa saskia gotik? Hahaha (nulis namanya gimana, sih?)
Youleebitha
ifa.
js-ie
Yzj84
ismiemimie
jema Agassi
Nannaba ; Sip! Thanks fave :D Wks
leny
RarasParkcassieYJS Just call me Z, pake huruf besar. Wks. Perpanjang fiksi ini? Hahaha, takut malah jadinya kececeran kayak fic lain :D
Aaliya Shim
riska0122
cminsa Innocent & CHANGE? Ditunggu, ya.. wks
Princess yunjae
sienna-w5
Kim RyeoSungHyun
Taeripark
HISAGIsoul ; yoi, latarnya di daerah Amerika. Sebenernya pengennya Korea, tapi kayaknya lebih nyambung kalau dari luar. Byw, Hisagi-san, hahaha aku sering liat namamu di review. Thanks banget sering ngikutin fanfic gue. B)
kuroi katana
.
And thanks juga buat semua GUEST dan yang sudah membaca fanfiksi ini. Love you. Thanks juga buat yang nge-fave atau pun follow #titikduabintang
Fanfiksi lain kuusahakan update sebisanya.
.
Kritik & Saran?
-Z