Show Time!

Cast: Kyungsoo, Jongin and rest EXO's members

Warning! BL, OOC, Typosssss.

T+ or M? '^' idk!

© aprilbambi

.

.

.

.

.

Kyungsoo tidak tahu kenapa Jongin bersama ribuan video dewasa yang dikoleksinya itu susah sekali untuk dipisahkan. Atau–dia curiga mungkin saja jika Jongin dihadapkan pada pilihan antara menikah dengan Kyungsoo atau koleksi video sialannya itu Jongin dengan mudahnya memilih video koleksinya tersebut.

Cara berpikir Kyungsoo akhir-akhir ini memang tidak masuk akal dan berlebihan.

Tapi bagaimana jika benar-benar hal itu sampai terjadi?

Bagaimana nasib Kyungsoo sendiri? Merana disisa umurnya sampai tua dengan mendengar Baekhyun dan Luhan yang mengoloknya 'Perjaka Tua' ?

Bagaimana jika tingkat kemesuman seorang Kim Jongin setiap harinya akan terus bertambah setelah menonton video-video dewasa tersebut?

Kyungsoo sedang dilanda kekhawatiran terhadap kekasihnya.

Seketika Kyungsoo menarik kesimpulan bahwa Jongin lebih mencintai menonton video sialan itu daripada mengupayakan sesuatu untuk hubungan mereka.

Seperti sekarang dimana Kyungsoo sedang mengamati Jongin yang memunggunginya ketika mereka pergi kencan di minggu ke dua liburan musim panas. Demi apapun itu Kyungsoo benar-benar kesal dengan Jongin kali ini.

Kyungsoo sedang mencoba untuk mengintip dari balik punggung Jongin apa yang tengah dilakukan kekasihnya itu dan ternyata benar...

"Jongiiiiiin. Berapa kali kubilang, hapus itu semua! Apa bagusnya sih. Aku kurang menggairahkan, ya? Begitu? Jawab, bodddoooohhhh?!" akhirnya Kyungsoo menjambaki rambut Jongin sedangkan Jongin langsung menyentuh menu home di ponselnya sambil melepas sentuhan mesra dari Kyungsoo. Terlalu mesra untuk disamakan dengan sebuah sentuhan.

"Jangat menjambak rambutku, ini lebih sadis dari penyiksaan yang diterima Shincan kau tahu! Penyiksaan yang… ad–aduh Kyungsoo-ya lepaskan..."

"Memang kau itu Shinchan! Sudah jelek, mesum dan menyebalkaaaan!"

Luhan dan Sehun yang duduk di hadapan mereka ikut meringis tanpa mencoba melerai satu sama lain.

"Kyungsoo-ya! Bagaimana kalau Jongin sekarat setelah ini? Kau sudah siap hidup sendiri ya?" tiba-tiba Luhan berucap sambil tertawa kecil setelah Kyungsoo melepaskan jambakannya di rambut Jongin.

Jongin mungkin akan meninju Kyungsoo kalau saja pemuda nermata besar itu bukan kekasihnya–Jongin rela membeli hair spray termahal dengan uang saku jatah sebulan agar terlihat keren saat double date tapi Kyungsoo dengan seenak jidat mengacak-acaknya. Sia-sia sudah usaha tidak jajan-nya satu bulan kemarin.

"Jadi bagaimana? Kalian jadi akan mengikuti lomba ciuman itu?" tanya Sehun setelah menaruh kembali bubble tea-nya. Dia menatap bergantian Jongin dan Kyungsoo sambil membuat jeda.

"Tidak!" / "Iya!"

Dua jawaban berbeda yang keluar dari mulut Kyungsoo dan Jongin.

Kyungsoo menatap Jongin yang sudah dulu menatapnya. Sudah jadi kebiasaan bagi Kyungsoo untuk memberikan Jongin sentuhan mesra, jadi Jongin hanya pasrah saat Kyungsoo menarik pipi kanannya gemas.

"Kau kemarin saja ketiduran bagaimana bisa bertahan untuk ciuman terlama haaaaaah?"

Sebenarnya bukan itu sih alasannya, melainkan Kyungsoo tidak mau dicap sebagai pengecut karena takut pada kemesuman Jongin yang tidak tanggung-tanggung.

"Melihatmu seperti aku menjadi terangsang dan semakin penasaran seliar apa kau saat malam pertama nanti."

"Kurang ajar!"

"Diam sebentar!" Luhanpun menarik Kyungsoo agar mereka kembali duduk manis sebelum kembali terjadi pertikaian. "Kata Baekhyun, kalau kalian membatalkan sepihak maka ada denda yang harus dibayar. Dan itu tidak sedikit, aku, Sehun, Baekhyun dan Chanyeol tidak mau membantu urusan patungan! Itu salah kalian."

Sehun mengangguk, mengiyakan ucapan kekasihnya. "Jadi Kyungsoo Hyung, menurutku akan lebih baik kalau kau ikuti saja apa kata Jongin."

Sebenarnya rencana Kyungsoo mengajak mereka double date untuk membantu membujuk Jongin membatalkan perlombaan itu berakhir sia-sia. Dan hasilnya nihil. Kyungsoo sudah berkonsultasi dengan orang yang salah.

Kyungsoo benci Jongin yang terlalu mesum tapi Kyungsoo juga benci Jongin yang terlalu cuek. Dan Jongin yang dibencinya kini adalah Jongin yang memberikan seringaian jeleknya karena merasa menang atas dirinya.

"Kau terlihat makin jelek."

"Lalu apa masalahmu?"

"YA! KIM JONGIINNN!"

.

.

.

.

.

Mungkin memang sudah seharusnya sebagai remaja yang bertanggung jawab harus menerika konsekuensi dari ajakannya tempo hari pada Jongin. Kyungsoo tidak masalah jika harus benar-benar mengikuti lomba tersebut, meski dengan sedikit berat hati. Tapi Kyungsoo sangsi mengingat dengan santainya Jongin malah tertidur saat sesi latihan ciuman minggu lalu.

Kyungsoo tidak mau hal itu terulang. Sama saja membuat malu dirinya dan Jongin di depan umum.

Jadi saat Baekhyun dan Chanyeol memberikan saran kepadanya untuk lebih sering berlatih ciuman agar Jongin terbiasa, Kyungsoo benar-benar mengiyakan. Mungkin kemarin-kemarin tidur adalah hal terindah–selain menonton video terkutuk sialan–yang bisa dilakukan seorang Kim Jongin, tapi tidak untuk ke depannya.

Demi melancarkan aksinya, di Minggu pagi, Kyungsoo sudah berdiri di depan pintu gerbang yang memagari rumah Jongin.

Jongin hanya tinggal berdua dengan Kim Joonmyeon, Hyungnya–karena kedua orang tua mereka sibuk mengurusi perusahaan dan sering pergi untuk menemui klien, jadi mungkin jam segini Jongin masih menyelami dunia mimpinya dengan bantal yang basah kuyup akibat hasil karyanya. Lagi pula Joonmyeon juga tidak pernah berhasil untuk membangunkan adiknya itu. Yaah, kira-kira Jongin sudah seperti koran yang mudah dibaca oleh Kyungsoo.

Saat bel ditekan untuk ke lima kalinya, Jongin belum juga muncul dari balik gerbang. Joonmyeon juga demikian.

Apakah Joonmyeon sedang pergi kencan dengan Yixing dan meninggalkan Jongin yang masih belum bangun? Mungkin.

Kyungsoo tahu, Jongin itu tidak mungkin mendengar suara bel ketika sedang tidur. Bahkan jika Kyungsoo membakar rumah tersebut juga Kyungsoo masih bisa bertaruh Jongin sama sekali tidak terusik. Maka Kyungsoo langsung saja berpegangan pada besi-besi gerbang itu dan memanjatnya untuk masuk ke rumah yang sudah seperti istana daripada terus-terusan menunggu Jongin untuk membukakan gerbang. Kyungsoo memang sering melakukannya tanpa sepengetahuan Jongin.

Dengan penuh kehati-hatian, Kyungsoo mulai menginjakkan kakinya pada tumpuan besi-besi yang aman untuk dipijak membuatnya tak sadar kalau Jongin sudah berdiri di ambang pintu dengan muka mengantuknya dengan bekas liur kering saat Kyungsoo sudah akan sampai di bawah. Tapi karena posisi Kyungsoo yang memunggungi Jongin jadi dia tidak tahu.

"Hei–maling! Maling! Tolong di rumahku ada maling! Tolong!"

Kyungsoo tidak bisa menahan saat darahnya mendidih sampai ubun-ubun begitu Jongin berteriak heboh sambil melemparinya kerikil.

"Nyawanya belum terkumpul. Sabar, Kyung." Ucap Kyungsoo pada dirinya sendiri.

Benar-benar keterlaluan!

.

.

.

"Kau benar-benar datang?!" Kyungsoo frustasi saat Baekhyun dan Chanyeol datang ke rumah Jongin. Dua makhluk kurang waras itu benar-benar niat dan serius dengan usaha untuk membantu Kyungsoo memenangkan lomba tersebut.

"Ya, Jongin itu masih amatir. Jadi perlu berguru denganku." Ucap Chanyeol percaya diri dan mencari Jongin yang ada di kamarnya. Sedangkan Baekhyun langsung berjalan ke dapur untuk mengambil minum setelah meletakan kantong plastik kecil di atas meja makan.

Hah gaya Sang Yang Mulia Baekhyun. Seperti di rumah sendiri saja.

Kyungsoo langsung saja mengekorinya dan mengintip isi kantong plastik di atas meja. Hanya sebuah bungkusan obat.

"Baek ini apa?"

"Itu obat penambah stamina untukku dan Chanyeol. Nanti malam jadwalnya, jadi ya supaya makin asik jadi perlu itu hehehe." jawab Baekhyun sambil cengengesan.

Kyungsoo mengangguk pura-pura mengerti.

HAH? Jadwal apa?

Kyungsoo sebenarnya tidak mengerti maksud Baekhyun, dia mengamati bungkusan tersebut selagi Baekhyun menegak airnya tepat di hadapannya. Melihat obat tersebut Kyungsoo ingat Meonggu yang sedang sakit flu. Ini obat penambah stamina, kalau dia mencuri satu dari Baekhyun, anak itu tidak akan sadar kan?

"Baekhyun aku minta satu. Hm.. ya ambil saja Kyungsoo tidak perlu sungkan." Kyungsoo bermonolog pelan seakan-akan dia meminta izin pada Baekhyun dan itu bukan masalah besar bagi Baekhyun.

Tidak boleh, ini tidak baik. pikirnya. Jadi Kyungsoo mencoba memintanya secara benar kepada Baekhyun.

"Baekhyun? Boleh aku memiliki satu darimu?"

BRUSH.

Baekhyun menyemburkan air dalam mulutnya ke wajah Kyungsoo kemudian terbatuk sampai air matanya keluar. Dia menatap Kyungsoo sahabatnya yang polos itu dengan penuh ketidak percayaan atas ucapan yang telah ia dengar. Sedangkan Kyungsoo tidak tahu mungkin setelah ini dia akan menggali kuburan untuk Baekhyun atau tidak.

"Serius? Kau–oh.. ini sungguh kemajuan!"

Alis Kyungsoo bertaut. Kemajuan apanya? Apa yang dimaksud kemajuan itu diteriaki maling oleh kekasihnya satu jam lalu kemudia dia mendapatkan sembur dari Baekhyun setelahnya? Kalau iya, prestasi tersebut tidak sama sekali membuat Kyungsoo bangga dan senang.

"Apa maksudmu? Kalau kau tidak mau kau bisa bicara baik-baik padaku bukan malah membasahi wajahku dengan liurmu!" Ucap Kyungsoo sewot kemudian pergi menginggalkannya sebelum Baekhyun bisa mengartikan kejadian semuanya.

Kyungsoo berjalan menuju kandang Meonggu yang ada di samping rumah Jongin. Dia memang sudah mencuri obat penambah stamina dari Baekhyun, kemudian melarutkan obat tersebut ke dalam segelas air minum yang di bawanya dari dapur. Sambil berjongkok, Kyungsoo memanggil Meonggu untuk mendekat tapi sebelum hal itu terjadi Jongin, Chanyeol serta Baekhyun sudah memanggilnya tiba-tiba dan menarikya untuk duduk ke atas sofa.

"Aku tidak mau! Kalian keras kepala sekali! Kepala kalian lebih keras daripada tembok rumah ini!" ujar Kyungsoo protes tapi Baekhyun malah menyuruhnya tetap duduk dan ikuti permainan.

"Langkah pertama. Ambil posisi yang paling nyaman." Dikte Chanyeol dan mengabaikan lemparan bantal sofa dari Kyungsoo.

"Paling nyaman." Ulang Jongin dan menarik Kyungsoo agar sedikit mendekat dengan posisi saling berhadapan. "Apa lagi?"

Kyungsoo hanya pasrah dengan raut wajah cemberut.

Chanyeol berpikir sebentar sambil mengingat. "Kalau bibir dalam keadaan kering biasanya ciuman kalian akan sulit jadi kalian harus membasahi bibir kalian dengan..."

"Oh minum!" Jongin menarik gelas yang dipegang Kyungsoo dan menegaknya sampai separuh.

Kyungsoo pikir itu hanya obat penambah stamina lagipula Baekhyun bilang dia akan menggunakannya untuk bermain. Jadi mungkin bukan obat yang berbahaya jika diminum dalam kondisi tubuh yang sehat. Dia juga meminum sedikit agar bibirnya tidak terlalu kering saja. Tetapi lama-lama dirinya dan Jongin merasakan ada hal yang salah dengan tubuh mereka.

"Aigoo kenapa sepanas ini." Jongin mengipasi tubuhnya yang bergerak gelisah, matanya terlihat sedikit sayu.

"Benar juga. ACmu tidak mati, 'kan?"

Chanyeol dan Baekhyun melirik bergantian, tidak mengerti atas tingkah Kyungsso dan Jongin. Baekhyun kembali mengingat obat yang dilarutkan Kyungsoo ke dalam air minum tersebut yang tidak sengaja dilihatnya. Cepat-cepat dia menarik Chanyeol untuk pergi dari sana.

.

.

.

"Jangan mendekat, Jongin!" Kyungsoo mati kelabakan dan terus-terusan berteriak.

Tapi Jongin tetap mengungkungnya di tembok dengan wajah yang dihinggapi rona. Tangan besarnya menjelajah jahil dan berhenti di saku celana belakang Kyungsoo.

"Bo–bokongku, bodoh! O–ooh! Bagaimana kalau aku hamil?!"

"Tidak akan, Sayang. Kalau hal seperti ini tidak akan sampai membuatmu hamil. Aku hanya ingin merasakannya di tanganku."

Jongin mencium bibir Kyungsoo dan sesekali Kyungsoo membalas kecupan tersebut. Kyungsoo merasa dirinya seperti melayang dan tubuhnya benar-benar ringan. Matanya terbuka waspada untuk melihat Jongin.

"Ashhh. Jongin, k–kau ti.. tidak akan tertidur, bukan?"

"Sudah sepenuhnya bangun seperti ini mana bisa tertidur lagi, Kyungsoo. Makanya, kau harus tanggung jawab."

Akhirnya Jongin membanting tubuh mereka ke atas ranjang.

.

.

.

"Memangnya apa yang Kyungsoo taruh di air minum itu?" Tanya Luhan begitu Baekhyun dan Chanyeol memaksanya dan Sehun untuk bertemu di kafé dekat rumah Jongin.

"Obat. Dan aku yakin, Kyungsoo benar-benar tidak tahu apa maksudku." Ucap Baekhyun pelan. Sedangkan Chanyeol, Luhan dan Sehun menatap Baekhyun waspada.

"Jangan bilang obat perangsang punya kita, Baek–"

Baekhyun meringis menatap Chanyeol dengan ekspresi bersalah. Luhan dan Sehun melempar tatapan tajam ke arah mereka.

"Oh Tuhan semoga Kyungsoo tidak menggantung kita berempat karena mencelakakannya."

"Kuharap juga begitu."

.

.

.

.

.

FIN

.

.

.

.

.

Omo omo jujur pengen banget bikin sampai adegan ranjangnya tapi nggak kuat tolonggg saya masih kelas sembilan tapi otak sekotor ini. Hahaha. Maaf kalau kacau banget. Ini sequel buat yang kemarin pada minta.

Oh ya big thanks buat yang sudah review di Puppy Kiss:

EarthTeleport, BaekYeollie, adindapranatha, OhSooYeol , Lee Yooki, Jaylyn Rui, Kyung064 , amaliaexotics, 12Wolf , Kim Hyunshi, Lalala Kkamjong , putchanC, siscaMinstalove ,

Brigitta Buka Brigittiw, ChangChang dan cloudy2301.

Makasih ya reviewnya, bener-bener bikin moodku naik. Aku suka loh review kalian. Serta yang sudah follow dan fav ff ini dan silent readers. Makasih juga.

So. Mind to Review?