SIXTEEN SEASON 2

Chapter 1

Author: ByunnaPark

Genre: Family/Romance/little bit Hurt/Comfort (maybe)

Rate: T

Cast: LuHan ,WuFan/Kris, Zhang Yixing, Kim Suho

Other Cast: Huang Zitao

Pair: SuLay, KrisTao/Taoris, HunHan

Slight: KaiSoo, ChanBaek, ChenMin, dll

Disclaimer: ff ini milik saya, member EXO milik kita semua #plaaaak

Warning: OOC, GS, typo(s), gaje, sinetron mode on, ngebosenin, don't like, don't read.

Summary: Ketakutan akan masa lalu, membuat Yixing menjadi seorang ibu yang overprotective. Akankah masa lalunya terulang kembali pada anaknya? (Bad Summary)

Let's Start

Happy Reading

Author Pov.

Yixing menitikan air matanya, terharu saat melihat putranya berdiri di atas panggung menerima surat kelulusannya dari SMP serta sebuah piala penghargaan karena ia berhasil menjadi lulusan terbaik di sekolahnya. Semua undangan terlihat bertepuk tangan melihat ketiga juara yang sedang berdiri di atas panggung. Begitu juga dengan Suho yang terlihat bangga melihat putranya membawa sebuah piala. Berkali-kali namja itu mengacungkan kedua jempolnya pada Wufan.

Wufan tak henti-hentinya tersenyum ke arah kedua orang tuanya yang terlihat sangat bangga padanya. Sebenarnya ia bahagia bukan karena mendapat piala, tapi ia bahagia karena bisa membuat kedua orang tuanya bangga. Wufan memang mewarisi otak cerdas Suho. Dari SD hingga SMP ia selalu mendapat peringkat tiga besar dikelasnya. Sebelumnya Wufan memang berjanji pada Yixing dan Suho, akan menjadi lulusan terbaik saat kelulusannya nanti. Dan Wufan memang tidak main-main dengan janjinya.

Di sebelah Suho terdapat seorang anak laki-laki kira-kira berusia 10 tahun tak henti-hentinya bertepuk tangan lalu mengikuti Suho mengacungkan jempolnya ke arah sang kakak. Wufan.

Di sebelah anak laki-laki itu duduk lah Luhan yang terlihat lesu sambil sedikit mengerucutkan bibirnya saat melihat Wufan berdiri di atas panggung menerima piala kelulusannya. Bohong kalau ia tidak iri dengan Wufan. Dalam hati, ia juga ingin sekali berdiri di atas panggung tersebut dengan predikat lulusan terbaik. Tapi itu mustahil baginya. Bukan Luhan bodoh, sebenarnya ia sama pintarnya dengan Wufan tapi mengingat dirinya yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal sehingga kelulusannya pun hanya ia rayakan bersama keluarganya saja di rumah tanpa teman-teman yang mengelilinginya.

Luhan menghela nafasnya sejenak. Tapi akhirnya ia sadar, ini hari bahagia Wufan, tak seharusnya ia memasang wajah kusut seperti ini karena ia tau Wufan tidak akan menyukainya.

Perlahan ia ikut bertepuk tangan dan sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Wufan anakku, eomma bangga padamu" seru Yixing seraya memeluk tubuh tinggi putranya yang sudah turun dari panggung.

Wufan tersenyum sambil membalas pelukan ibunya,"ne eomma, terima kasih"

Setelah melepaskan pelukan ibunya, mata Wufan beralih menatap Suho yang ada di samping Yixing.

"selamat bung, appa juga bangga padamu" ucap Suho sambil menepuk-nepuk bahu Wufan.

"appa tidak lupa dengan janji appa kan?" tanya Wufan memastikan kalau Suho tidak melupakan janjinya membelikan motor untuk Wufan jika berhasil menjadi lulusan terbaik.

"kau tenang saja, appa bukan tipe namja yang suka mengingkari janjinya, bukan begitu yeobo?" tanya Suho sambil mengerlingkan matanya ke arah Yixing. Sedang sang istri malah memutar bola matanya.

Wajah Wufan cerah seketika mendengarnya,"gomawo appa" ucapnya sambil memeluk Suho.

"ne, pertahakan terus prestasimu, arraseo?"

Wufan melepas pelukannya dan mengangguk mantap. Setelah itu terlihat Tuan dan Nyonya Huang datang mengahampiri Yixing dan Suho sehingga mereka larut dalam obrolan keluarga yang sangat membosankan bagi remaja seperti Wufan.

"hyung kau hebat" seru adik bungsu Wufan. Joonma atau lebih sering dipanggil Joonnie.

"kau juga hebat bro" ucap Wufan sambil mengacak-acak rambut Joonma.

"hyung boleh aku pinjam pialamu?"

"tentu saja"

Wufan pun menyerahkan pialanya pada Joonma, dan terlihatlah raut kegirangan adik bungsunya tersebut. Namja cilik itu lalu mengambil tablet pc nya dan setelah itu ia sibuk mengambil selca dengan piala sang kakak.

Wufan terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adik bungsunya tersebut. Joonma memang suka sekali mengambil selca dengan barang-barang miliknya, karena namja cilik itu ingin terlihat seperti kakak nya jika sudah besar nanti.

Merasa masih ada yang kurang, Wufan mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang belum memberi selamat untuknya. Pandangan namja itu terhenti saat menemukan sosok yeoja dengan rambut dark brown memakai mini dress warna peach sedang duduk di kursi tamu undangan sambil melipat tangannya di dada dan jangan lupakan wajahnya yang terlihat tidak bersemangat.

Wufan tersenyum dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah yeoja tersebut.

Sang yeoja yang tidak lain adalah Luhan itu pun beranjak dari duduknya saat melihat Wufan berjalan ke arahnya.

Namun bukan senyuman yang diterima Wufan, ia malah mendapati wajah datar saudaranya. Wufan tahu kenapa Luhan memasang wajah seperti itu, maka dari itu sekarang otaknya berpikir bagaimana membuat raut wajah Luhan kembali nornal.

PUK

Wufan melepas topi kelulusannya dan mendaratkannya di kepala Luhan.

"kita sambut lulusan terbaik tahun ini, Kim Luhan, selamat" ucap Wufan menirukan pembawa acara kelulusan tadi.

Luhan terlihat mendengus kesal, segera saja ia lepas topi Wufan dan memukulkannya di kepala saudara kembarnya itu. Wufan pun terlihat meringis sambil mengusap kepalanya.

"ck, kau menyebalkan Wu"

"kenapa? aku hanya ingin berbagi topi kelulusanku denganmu"

Luhan mengerucutkan bibirnya.

"apa kau tidak ingin memberi ucapan selamat kepada saudaramu yang paling tampan ini Lu?" tanya Wufan sambil sedikit merentangkan tangannya menyambut pelukan dari saudaranya sebagai ucapan selamat.

Luhan memutar bola matanya malas, tapi tidak lama kemudian ia pun memeluk tubuh tinggi Wufan.

"chukkae"

Wufan pun tersenyum,"gomawo, selamat juga atas kelulusanmu"

"ne, tapi kelulusanku tidak special sepertimu"

"aku rasa dengan hanya adanya appa, eomma, Joonma, nenek dan kakek sudah lebih dari special"

"tapi dengan adanya teman jauh lebih special Wu"

"kau kan juga punya teman, apa kau lupa dengan panda impor yang selalu menempel dengan mu itu"

Seketika itu juga Luhan melepas pelukannya, tangannya terkepal dan meninju dada Wufan pelan.

"Ya! dia bukan panda impor Wufan" Luhan lagi-lagi mengerucutkan bibirnya kesal saat Wufan mengatai sahabat satu-satunya itu 'panda impor' ... sedangkan sang tersangka pun hanya terkekeh melihatnya.

"LULU~!" teriak yeoja bersurai hitam yang berlari ke arah Luhan.

"panjang umur" gumam Wufan.

"ZIZI!" teriak Luhan girang saat mendapati sahabatnya itu berlari ke arahnya.

GREB

Kedua sahabat itu pun berpelukan seolah-olah tidak pernah bertemu, membuat Wufan memutar bola matanya malas.

"selamat atas kelulusanmu" ucap Luhan

"gomawo, selamat juga untukmu"

Terlihat Wufan sedang mencibir. Bahkan tanpa diminta Luhan langsung mengucapkan selamat kepada yeoja itu, sedangkan tadi, ia harus memintanya terlebih dahulu, padahal ia adalah saudara kembarnya.

"Lu, kajja aku kenalkan pada teman-temanku!" ajak Zizi atau lebih lengkapnya adalah Huang Zitao.

Dengan semangat Luhan menganggukkan kepalanya menerima ajakan Zitao. Tapi tidak dengan Wufan, namja itu malah memelototkan matanya.

"kau tidak boleh membawanya sembarangan" cegah Wufan dengan nada dingin sambil menarik tangan Luhan.

"YA! jerapah, aku hanya ingin mengajak Lulu berkenalan dengan teman-temanku apa itu salah" Zitao pun kembali menarik tangan Luhan.

"tidak bisa, kau harus meminta izin eomma ku terlebih dahulu"

Zitao mendengus kesal pada saudara kembar sahabatnya itu. Zitao dan Wufan memang tidak pernah akur sejak lahir (?). jika bertemu mereka selalu saja bertengkar dan biasanya Luhan yang menjadi penengahnya.

Tidak ada pilihan lain, dengan kesal Zitao menarik tangan kiri Luhan dan berjalan ke arah Yixing yang tengah asik berbincang-bincang dengan ibunya. Luhan hanya pasrah saat Zitao menariknya dan berharap Yixing mengizinkannya berkenalan dengan teman-teman Zitao.

Wufan mengikuti kedua yeoja itu dan berdiri di samping luhan.

"eomma boleh aku mengajak Lulu bergabung bersama teman-temanku?" tanya Zitao pada Yixing. Gadis itu memang biasa memanggil Yixing dengan sebutan eomma.

Yixing mengerutkan keningnya,"tidak Zizi, biar Lulu disini saja" larang Yixing.

"ayolah eomma, sebentar saja ne, tidak akan lama, aku janji" mohon Zitao dengan panda eyes-nya (?).

Namun Yixing menggelengkan kepalanya,"tidak bisa, Lulu tidak terbiasa dengan keramaian sayang"

Zitao terlihat tertunduk lesu sambil mengerucutkan bibirnya dan beralih melirik Luhan yang terlihat menggigit bibir bawahnya. Ia tau Luhan ingin sekali mempunyai teman-teman baru.

Wufan menatap iba raut wajah Luhan yang terlihat ingin sekali berbaur dengan teman-teman sebayanya. Bahkan ia juga bisa melihat mata Luhan yang sudah mulai berkaca-kaca.

"eomma tenang saja, biar aku yang menjaga Luhan" ucap Wufan kemudian, membuat Zitao dan Luhan menoleh kearahnya.

"eomma bilang tidak, tetap tidak Wufan"

"Yixing, biarkan Luhan mengenal teman-teman baru, kau jangan mengekangknya terus seperti ini" bela nyonya Huang.

"tapi eon_"

"Zizi, Wufan ajak Luhan berkeliling sekolah, dia pasti bosan disini terus dari tadi" potong nyonya Huang menyuruh Zitao dan Wufan untuk mengajak Luhan jalan-jalan.

Zitao pun mengangguk semangat, begitu juga dengan Luhan yang juga terlihat sangat senang.

Segera saja Zitao menarik Luhan berjalan menuju kearah teman-temannya yang sedang bergerombol di dekat lapangan basket. Wufan pun mengikuti mereka, berjalan di belakang Zitao dan Luhan.

"berilah kelonggaran sedikit pada Luhan, apa kau tidak kasian melihat putrimu hanya berdiam diri dirumah dan kurang pergaulan?" tanya nyonya Huang sekaligus berusaha menasihati Yixing.

"ani, lebih baik seperti itu, Luhan lebih aman jika berada dirumah, lagi pula pergaulan anak jaman sekarang jauh lebih mengerikan eonnie, aku tidak mau masa laluku terulang pada Luhan, aku tidak mau membuat kesalahan untuk yang kedua kalinya" jelas Yixing panjang lebar.

"tapi bukan begini caranya Yixing, kau bisa memberi pengertian pada Luhan tentang pergaulan yang harus ia hindari bukan malah mengurungnya 24 jam dirumah..."

Nyonya Huang menghela nafasnya sejenak,"...kau harus tau Yixing, Luhan bukan anak-anak lagi yang menurut saat kita memberi iming-iming hadiah, dia sudah beranjak remaja sekarang, butuh bersosialisasi dengan lingkungan luar, kau tidak tau kan bagaimana perasaan Luhan saat melihat Wufan bermain bersama teman-temannya, berangkat kesekolah setiap hari, pergi kemanapun yang ia mau...Luhan juga ingin merasakan itu semua Yixing, cobalah sedikit mengerti akan putrimu, yang terbaik menurutmu bukan berarti yang terbaik untuknya" nasihat nyonya Huang panjang lebar.

Yixing menundukkan kepalanya mencoba merenungkan nasihat nyonya Huang. Selama ini ia memang mengurung Luhan di rumah, melarangnya bergaul dengan orang-orang asing. Teman satu-satunya yang dimiliki putrinya adalah Zitao karena memang Yixing melarang Luhan berteman dengan siapapun kecuali Zitao. Apa dia terlihat berlebihan? Apa ia terlihat membedakan anaknya? Ya, perbedaan itu terlihat sangat jelas. Yixing membiarkan kedua putranya menjalani kehidupan normal, menjalani pendidikan formal dan bisa bermain dengan teman-teman sebaya karena menurutnya, anak laki-laki bisa menjaga dirinya sendiri.

Salahkah kalau ia ingin melindungi putrinya? Luhan adalah cucu perempuan satu-satunya yang dimiliki keluarga Kim jadi Yixing tidak mau bunga satu-satunya itu hancur.

~SS2~

Dengan semangat Zitao menarik Luhan, berjalan menuju lapangan basket dimana terdapat 3 orang yeoja yang tengah asik mengobrol di bawah ring.

Sadar akan kedatangan Zitao, ketiga yeoja itu pun menoleh dan seketika itu juga terlonjak kaget. Mata mereka membulat tak percaya, bahkan sampai ada yang mulutnya menganga.

"perhatian semuanya, aku membawa teman baru untuk kalian" seru Zitao pada teman-temannya tapi sepertinya ia tidak mendapat respon dari ke tiga temannya, karena faktanya ke tiga temannya itu masih dalam keadaan terbengong menatap lurus ke depan lebih tepatnya melihat namja yang berdiri dibelakang Zitao dan Luhan.

"Lu, ayo perkenalkan dirimu"

Luhan semakin gugup, ini pertama kalinya ia menemui orang-orang baru.

"an-annnyeonghaseyo Ki-Kim Lu...Han imnida" ucapnya tebata memandang takut-takut ke arah 3 yeoja di depannya.

Bukannya balik memperkenalkan diri, yeoja bermata sipit malah menarik Zitao menjauh. Dan setelah itu Luhan melihat yeoja itu berbicara setengah berbisik pada Zitao. Sedangkan 2 lainnya masih dalam mode semula.

Kegugupan pun semakin menyelimuti Luhan. Ia takut sekarang. selama ini ia tidak pernah berinteraksi dengan banyak orang, apalagi dengan orang asing.

Dengan langkah pelan ia pun berjalan mundur, merapat ke arah Wufan dan menggapai satu tangan saudaranya itu untuk ia genggam agar ketakutannya berkurang.

"gwenchanna" bisik Wufan memberi ketenangan kepada saudaranya itu agar tidak gugup. Terlihat sekarang wajah Luhan yang mulai pucat.

Zitao Side

"Ya! kau mantrai apa Wufan sampai mengikutimu kesini?" tanya yeoja bermata sipit ber-nametag Kang Sooji.

Pletak

Zitao pun menjitak kepala Sooji,"babo, buat apa aku memantrainya? Cih yang benar saja" Zitao memutar bola matanya malas akan tuduhan temannya.

"lalu bagaimana bisa pangeran Kim membuntutimu? Bahkan dia seperti pengawalmu saja, apa kau sudah berdamai dengannya?" tanya Sooji tak percaya, karena ia tau...ah tidak, bahkan seluruh penghuni sekolah pun tau kalau hubungan Zitao dan Wufan tidak baik, tapi apa penyebabnya? Entahlah mereka juga tidak tau.

"cih, berdamai? Jangan harap, dia membuntutiku karena yeoja yang bersamaku tadi" jelas Zitao.

Mata Sooji terlihat membulat,"Omoo... apa jangan-jangan yeoja itu pacarnya Wufan? Haaaah andwaeee... pupus sudah harapanku untuk menjadi pacarnya huweeee"

Zitao sweatdrop melihat kehisterisan Sooji.

"eeh, tapi bagaimana cara yeoja itu bisa meluluhkan Wufan yang sedingin es dan irit bicara itu, 3 tahun aku sekolah disini aku jarang sekali melihat Wufan bicara dengan yeoja, yah kecuali saat sedang bertengkar denganmu"

Pletak

Lagi-lagi Zitao menjitak kepala Sooji.

"YA! kenapa menjitak kepalaku lagi aish" umpat Sooji sambil mengusap kepalanya.

"jangan berpikir macam-macam, dia itu kebarannya Wufan, asal kau tau saja"

Setelah mengucapkan itu, Zitao langsung pergi meninggalkan Sooji yang mulutnya semakin menganga dengan mata sipitnya yang mebulat sempurna.

"MWO?"

Zitao kembali mengahampiri Luhan dan menariknya kembali mendekat ke arah teman-temannya.

"Ya! kalian berdua! Apa kalian sudah memperkenalkan diri kalian pada Luhan?" tanya Zitao pada kedua temannya yang masih terbengong di tempat.

Pletak

Pletak

Zitao menjitak satu-persatu kepala ke dua temannya, sehingga sang korban terlihat meringis sambil mengusap kepalanya.

"apa yang kau lakukan Huang Zitao? Aiissh kepalaku" protes yeoja ber-nametag Shin Hyeri.

"seharusnya aku yang tanya apa yang kalian pikirkan sehingga mengabaikan Luhan yang sedang memperkenalkan diri"

Dan seketika itu juga kedua yeoja itu pun sadar.

"aah, jeosonghamnida Luhan-ssi, eengg perkenalkan Shin Hyeri imnida" ucap Hyeri sambil membungkuk lalu menjabat tangan Luhan. Luhan pun terlihat sangat senang menjabat tangan teman barunya.

"Kang Sooji imnida" ucap Sooji yang tiba-tiba datang.

"Song Jaemi imnida, eumm apakah Luhan-ssi adalah yeojachingu Wufan?" tanya Jaemi frontal mengakibatkan ia mendapat deathglare dari ketiga temannya.

Luhan sedikit tersentak kaget mendengarnya, ia sedikit bingung akan pertanyaan Jaemi. Tapi tidak lama kemudian, ia pun terkekeh pelan.

"ani, Wufan adalah saudaraku lebih tepatnya saudara kembarku" jelas Luhan.

"ooo... kembar"mereka manggut-maggut mengerti, tapi tidak lama kemudian,"MWO? KEMBAR?" koor teman-teman Zitao minus Sooji, membuat Zitao menutup telinganya.

~SS2~

Wufan tersenyum tipis melihat Luhan yang terlihat mulai bisa beradaptasi dengan teman-teman barunya. Belum pernah ia melihat Luhan tertawa lepas seperti itu. Ia tau Luhan pasti sudah lama menanti saat-saat seperti ini. Mengingat setiap hari ia hanya dikurung dirumah oleh ibunya.

Wufan kadang bosan melihat perlakuan orang tuanya yang sangat berlebihan terhadap Luhan. Tidak kah mereka mengerti sedikit saja perasaan Luhan. Bagaimanapun juga Luhan pasti ingin melewati masa remajanya bersama teman-teman sebayanya. Beruntunglah ada Zitao yang masih setia berteman dengan Luhan sampai saat ini. Dalam hati ia juga sangat berterima kasih pada Zitao, karena yeoja itu selalu berusaha mengenalkan Luhan dengan dunia luar walaupun berkali-kali juga gadis itu terkena omelan Yixing.

"Hey yoooo Kim! Ternyata kau disini aku mencarimu dari tadi" seru seorang namja pada Wufan.

Wufan pun menoleh, dan setelah itu ia sedikit menyunggingkan senyumnya melihat teman sebangkunya. Lee Taeyong.

"kenapa mencariku?" tanya Wufan.

"tentu saja aku ingin mengucapkan selamat untuk teman sebangkuku ini, aku tidak menyangka kalau otakmu bisa berfungsi dengan sangat baik teman, ku kira kau hanya bisa meninggikan badanmu saja haha, chukkae" ucap Taeyong setengah menggoda seraya merangkul bahu Wufan.

Wufan terlihat memutar bola matanya malas menanggapi sahabatnya yang ajaib itu.

"gomawo, selamat juga untukmu"

"ne, oh iya, ayo kita ke markas, teman-teman sudah membuat pesta sendiri disana" ajak Taeyong.

"maaf, katakan pada teman-teman aku tidak bisa ikut"

"Ya! wae?"

"aku sed_" Wufan tidak meneruskan kata-katanya saat ia tidak mendapati Luhan bersama Zitao dan teman-temannya.

Ia pun terlihat panik seketika. Kemana Luhan? kenapa Zitao membiarkan Luhan pergi sendiri?

(?)

Bwahahaa gak tau kenapa saya ngakak liat judulnya 'Sixteen Season 2' #ngeeeeek demi ape mengingatkan saya sama sinetron terfenomenal sepanjang masa #eeeewwww

Gimana sequelnya? Jelekkah?gak sesuai harapan? Layakkah untuk dilanjut? Ya sudah, kelanjutan terserah kalian semua, kalau banyak yang minta lanjut maka sebisa mungkin akan saya lanjutkan #plak

Dan yang penasaran sama adeknya WuHan...jreng jreng this is it... Kim Joonma #ditipuk sendal. Kenapa saya pilih Joonma, yang tidak lain adalah OC dari babe Suho sendiri? karena emang saya bingung soalnya udah gak ada lagi member EXO yang sisa, semua udah dapet jatah #ngeeek...bayangin aja wajah babe suho waktu pre-debut, kurang lebih Joonma kayak gitulah #apa sih ini #digorok readers

Untuk peran pembantu saya juga bakal gunain OC, karena emang saya gak terlalu tau member dari BB atau GB lain jadi dari pada nanti salah ya sudah saya gunain OC aja ya. maklum beb, saya hanya seonggok EXOstan, Directioner, Lovatic, and Smiler #banyak ameeett -_-...jadi masak iya saya masukin member One Direction atau Demi Lovato atau parahnya lagi Miley Cyrus ke situ, kan gak nyambung -_-" #di gaplok Vicky Gotix #eh?

Oh iya makasih banget saya ucapkan buat reviewers Sixteen ending chap, review kalian bener-bener sesuatu buat saya #halah

Oke deh bacot saya udah kepanjangan #disumpel... kalau gitu, sampai jumpa lagi kawan, Sayonara pay pay #gossip girl^^