-Secretive J-

a YunJae fanfiction ©Cherry YunJae

.
Pairing : YunJae of course
Genre : Romance-School's Life
Rate : T-M
Length : Prologue
Warning! : Genderswitch! Out of Character, Typos

Adapted and remake from Kaori Sensei's manga, Himitsu no Ai chan ©2010 and now starring with YunJae

.

If you don't like my fanfic, just get off~ simple, rite ? ^^

.

.

.

Dakk
Dakk~

Suara pantulan bola basket terus menggema di gedung olahraga Hanyoung High School.
Terlihat keramaian di beberapa bangku penontot padahal yang sedang mereka saksikan bukanlah pertandingan besar, hanya latihan sebenarnya.

Lalu apa yang membuat tribune begitu ramai dan.. well, mayoritas mereka adalah siswi kelas awal sekolah itu.

"Yak! Jung Yunho! menyingkir kauu!" sebuah teriakan membuat para siswi yang menonton ikut berteriak histeris menantikan adegan seru ini.

Berhadapannya 2 sosok maskulin di tengah arena basket itu membuat mereka hilang kontrol.

Seorang pria dengan kaus adidas putih berdiri santai dengan tubuh tinggi dan tegapnya, mata musangnya meremehkan seorang pria imut berkaus biru yang tingginya hanya sebatas dadanya itu.

Pria kecil itu bernama Kim Jaejoong, melihat Jung Yunho-Pria bermata musang dihadapannya-tersenyum meremehkan, Jaejoong ikut menyeringai.

Mereka terlibat duel yang cukup sengit dalam perebutan bola.
Yunho menyerang, sementara Jaejoong mati-matian menghindar.
Dan harus disayangkan, karena Jaejoong berhasil mempertahankan bola basket itu di tangannya kemudian meloloskan diri dari Jung Yunho.

'Sedikit lagi..' tatapan Jaejoong terpaku pada ring yang sudah di depan mata.

Ia hampir merasakan kemenangan itu saat tiba-tiba tubuh tinggi Yunho menghadangnya.
Merebut bola Jaejoong dan dengan sigap berlari sambil mendrabble balik arah.

Tap!

Ssrakkk~

Lompatan tinggi Yunho membuat beberapa berdecak kagum.
ah, Yunho's dunk!

Bangga dengan keberhasilannya, Yunho mendekati Jaejoong yang mendecih.

"Tidak perlu pamer 'dunk'.. cih.." gerutu pria mungil itu.

Yunho mengambil bola yang menggelinding dekat kakinya.
"Kau lengah, terlalu fokus pada ring membuatmu lengah, Jaejae.. " kritik pria tampan itu sambil tersenyum penuh kesombongan.

"Shut up! aku tidak sudi kau kritik begitu.. huh!" tangan Jaejoong terulur untuk mengambil bola di tangan Yunho.
Tapi sepertinya Yunho belum puas bermain-main, ia membawa bola itu kebelakang kepalanya, otomatis saja Jaejoong tak mampu menggapai bola itu.

"isshh! Jung Yunhoo!"

Dan pria yang dibentak hanya tertawa melihat 'anak kecil' di hadapannya melompat-lompat.

.
.

.
"ah~ mereka bertengkar lagii~"

"Aku suka Jaejoong sunbae yang sedang mengamuk."

"Iya aku tahu, manis ya.."

"Tapi tetap Yunho oppa yang aku suka."

"Jaejoong sunbae juga keren~"

"ah, ne... andai saja Jaejoong sunbae itu laki-laki~"

.

.

.
Okey, ralat untuk penjelasan diatas, karena sebenarnya si kecil Kim Jaejoong adalah seorang perempuan.
Ia tercatat sebagai siswi kelas 2 Hanyoung High School.

Namun Kim Jaejoong berbeda dengan mayoritas siswi seumurannya.
Dimana jika siswi lain sibuk bingung ingin mengganti warna cat kuku atau nail-art mereka, Jaejoong sibuk mengumpulkan uang untuk membeli Game terbaru.
Jika siswi lain sibuk meributkan soal pasangan, Jaejoong justru sibuk memikirkan cara untuk mengalahkan Jung Yunho.

Kim Jaejoong yang selalu urakan, berpenampilan asal, dengan rambut pendek berwarna almond(Jaejoong di masa Kiss the Baby Sky), celana pendek dibalik rok seragamnya, Jaejoong selalu tampil nyaris seperti pria.
Yah, si tomboy Kim Jaejoong

Banyak fans-nya yang menyayangkan kalau kenyataannya Kim Jaejoong adalah perempuan.

ia populer terutama dikalangan siswi kelas awal sekolah itu.
Tapi tetap saja, yang paling populer disana adalah Jung Yunho dan itu alasan pertama yang membuat Jaejoong selalu menjadikan Yunho sebagai rival-nya.

"Jung Yunho... mati kau nanti.." desis Jaejoong.

sambil mengganti seragamnya kembali, Jaejoong terus saja mengumpat di ruang ganti itu.

"Jaejoongie ~ berhentilah terobsesi dengan Yunho..." tiba-tiba saja Junsu, sahabat Jaejoong menyahut.

Klang~

"Kau bercanda, Junchan.. aku bukan terobsesi pada beruang sial itu.. aku justru ingin membuatnya mengaku kalah padaku." jelas Jaejoong sambil menutup lokernya.

"kau ini kenapa selalu tidak mau kalah darinya ?" Junsu merapikan sedikit seragam Jaejoong yang terlihat berantakan.
ah, Jaejoong memang sangat membutuhkan orang seperti Junsu.

"aku bukannya tidak mau kalah~ tapi aku ingin membuatnya kalah sekali saja.. dia itu menyebalkan.. nilai selalu tinggi, populer, tinggi, dipuji guru-guru.. haishh~"

"itu sama saja kau tidak mau kalah, Jae." Junsu sweatdrop karena ucapan sahabat baiknya itu.

"Kurasa sifat tidak mau kalahmu itu akan bertahan seumur hidup." lanjut Junsu.

Merekapun melangkah keluar dari ruang ganti.
Karena hari sudah begitu sore, mereka berdua harus bergegas.

"Yo~! Jaejae!"

Jaejoong menoleh saat mendengar suara familiar itu.
Melihat Yunho, sang rival yang baru saja dibicarakan kini muncul.

"Berapa yang kau dapat hari ini ?" tanya Yunho yang mensejajarkan wajahnya di depan Jaejoong.

"Maaf saja, hari ini aku dapat 42.. Kau sendiri berapa tuan Jung yang tampan ?" jawab Jaejoong dengan nada meremehkan sambil menarik pelan dasi seragam Yunho.

Yunho terekeh mendengar itu.
Ia kembali berdiri tegap, "Oh, selamat nona Kim... tapi sayangnya hari ini aku dapat 74.." Yunho menepuk-nepuk kepala Jaejoong yang kini terlihat kesal, ia menepis tangan Yunho.

"Jangan terlalu senang Jung Yunho!"
Duk~!
"Arghh~!"

Setelah berhasil menendang kaki Yunho dengan innocent, Jaejoong menyeret Junsu menjauh.
sementara kini yang terdengar hanya gelak tawa penuh ejekan dari Yunho.

Yah, itulah ritual mereka setiap pulang sekolah.
Membandingkan jumlah surat cinta yang masuk ke loker mereka.
Sialnya sampai detik ini Jaejoong belum pernah bisa menandingi Yunho, padahal ia yakin jumlah surat hari ini adalah jumlah terbanyak yang pernah ia terima.

_

"Yunho-yah.. kapan kau akan berhenti mengejek Jaejoong seperti itu? Kau tahu, Tim kita dan tim yeoja jadi sering malas berlatih karena tidak ada kalian.. kalian justru sibuk berdua." kritik Donghae, si ketua basket tim laki-laki.

Yunho tersenyum menanggapi kata-kata sahabatnya itu.
"Mian, habisnya.. bukankah mengganggunya itu sangat menarik ?" Yunho terkekeh lalu merangkul Donghae.

"haishh.. Kau ini.."

"Kyaaa~ Yuchun oppaaa~"

Jaejoong menggaruk pelipisnya yang tidak gatal saat mendengar lengkingan khas ala lumba-lumba milik Junsu itu.

"Yoochun oppa tampan sekalii~"

dan Jaejoong hanya mampu mendengus.
"Apa bagusnya si mesum berjidat lebar itu ?"

"Kau tidak melihat pesonanya karena dia kakakmu, Jae.. tapi bagi wanita lain Yoochun oppa adalah yang terbaik."
Oh god.. Bagaimana bisa Junsu yang polos –Innocent ini bisa tergila-gila pada kakaknya yang mesum itu.

"Sesukamu sajalah..." Jaejoong melempar komik One Piece-nya ke lantai.

"Jun-Chan~ Jaejoongiee~ makan malam sudah siap." Jaejoong segera bangun dengan penuh semangat.

"Kajja, Su... umma sudah menyiapkan makanan hebat."

"Selamat makan~" seru keluarga Kim serta Junsu sebelum mulai mencicipi makanan yang sudah tertata begitu rapi diatas meja kayu itu.

Bagaimanapun Jaejoong bisa melihat Junsu yang terus-terusan menatap kakaknya, Yoochun.
Ternyata memang bocah polos itu tergila-gila pada kakaknya.

"Yoochunnie.. Kenapa tidak makan ?" tegur Kim umma.
Jaejoong dan Junsu baru menyadari sejak tadi y
Yoochun hanya mengaduk-aduk makanannya dengan wajah super-kusut.

"Yoochun oppa, apa ada masalah ?" frontal Junsu terdengar khawatir.

"Dia sedang kacau... Karena terlalu mencintai para 'maid' di cafe-nya sendiri ia justru 'ditinggalkan'." jelas Jaejoong membuat Yoochun menghela nafas.

"Mwoo ?" Junsu menatap sedih pada Yoochun.

"Aku masih butuh pegawai untuk membuka kembali cafe-ku itu.." Yoochun membuat nada dan ekspresi sesedih mungkin.

srett~
Junsu bangkit dari kursinya, membuat Yoochun, Jaejoong, dan umma Kim menatapnya.

"Tenang saja oppa... Aku bersedia kerja part-time sebagai pegawai-mu."

Dan mendengar itu, kontan saja mata Yoochun berbinar-binar, digenggamnya tangan Junsu dengan erat.
"Junsuiee... Kau sungguh hebat !" pujinya membuat wajah Junsu memerah.

"Tapi aku masih butuh satu pegawai lagi." Yoochun kembali duduk begitupun Junsu.

"Jangan khawatir oppa, bukankah ada seorang gadis lagi disini ?"
Junsu menunjuk kearah samping kanannya.

Yoochun menatap horror pada adik yang sungguh tak pernah ia anggap 'gadis' itu.
Sementara Jaejoong melotot horror pada sahabat bebeknya itu.

Dan si imut Kim Junsu, sang tersangka pencetus ide kini tersenyum manis dengan sejuta kepolosannya.

_

Cassiopeia cafe today.

Di salah satu ruang ganti khusus pegawai cafe itu tampak 2 orang yang sama-sama sedang sibuk.
Bedanya, jika yang satu sibuk merias, dan yang satu lagi sibuk menggerutu.

"Yak! Sabarlah sedikit, Kim Jaejoong!"
Junsu menepis tangan Jaejoong yang hendak mengusik pekerjaannya.

"Su~ jeball, ini benar-benar tidak nyaman!"

"Aishh.. Bertahanlah sebentar saja untuk membantu kakakmu sendiri."

Junsu mundur beberapa langkah dan Jaejoong bernafas lega karena sahabatnya itu sepertinya sudah selesai dari kegiatan yang sungguh membuatnya tidak nyaman.

"Jja, Joongie coba lihat dirimu sendiri.. Kau pasti kaget." Junsu tersenyum optimis.

Jaejoong dengan langkah malas-malasan berjalan menuju cermin di sudut ruangan.
"Cih~ mati kau Kim Junsu jika berani membuatku terlihat an–"

"eh ?"
Mata Jaejoong terbelalak melihat refleksi di cermin itu.

Sukses.
Junsu sukses membuat Jaejoong termangu.
"Eotthae, Kim Jaejoongie ?"
Junsu merapikan wig panjang Jaejoong di bagian punggungnya.

"Ju-Junchan... Aku.." Jaejoong menatap tak percaya pada pantulan di cermin.

Ia menunjuk cermin dan dirinya bergantian seolah memastikan bahwa pantulan itu benar dirinya.

"Kau sangat cantik, Joongie.. Padahal aku hanya memakaikan wig ini, merias wajahmu sedikit saja.. Aku iri, kenapa tidak setiap hari saja kau seperti ini di sekolah." Keluh Junsu.

Jaejoong masih kaget dengan penampilannya.
Ia raba sedikit bagian dadanya.

'b-bahkan seragam ini membuat dadaku terlihat lebih besar.. Cantik sekali..'
Dan sempurna, Jaejoong tak mengenal dirinya sendiri.

"Hoii mau berapa lama lagi kalian ?" teriakan Yoochun berhasil membuyarkan kekaguman Jaejoong akan dirinya sendiri.

"Kami sudah selesai oppa~ lihat ini..." Junsu berlari riang keluar dari ruangan kecil itu sementara Jaejoong mengekor di belakang.

Brushh~~!

Yoochun sontak menyemburkan kopi yang tengah ia minum saat melihat sosok adiknya.
"Jae-Jaejoongie ?" Yoochun menatap aneh pada adiknya itu sambil mengelap sendiri kopi yang mengotori dagunya.

"Cih~ Kau seperti melihat setan saja.." dengus Jaejoong masih dengan bahasa kasarnya yang khas.

"Damn you.. ternyata bagian dalamnya tidak berubah sama sekali.." Yoochun mengakhiri keterkejutannya.

"Joongie.. Kau harus bicara lebih sopan." nasihat Junsu.

"Arasseo.. Arasseo.."

Yoochun masih memperhatikan penampilan Jaejoong.
Mulai dari kakinya yang dihias stileto hitam ber-bowtie, dress pelayan ala cafe-nya yang sebatas lutut namun tanpa lengan mempamerkan bahu dan leher adiknya itu, wig hitam yang lurus dan panjang.
Well~ dia tidak menyangka kalau adiknya ternyata secantik ini.

"Seragam itu ternyata hebat juga, seingatku dadamu tidak menarik tapi sekarang terlihat jelas belahan dadanya.."

ctik!

Urat kesabaran Jaejoong putus.
"Mesum! Apa yang kau lihat?!"

Duakkh!

Jaejoong berhasil memberi satu tinju pada kakaknya itu.

_

"Terimakasih atas kunjungannya, silahkan datang lagi.." Jaejoong tersenyum begitu manis dengan gaya luar-biasa feminim.

Pelanggan itu melambai ramah pada Jaejoong dan Jaejoong membalasnya.
Setelah pelanggan tadi tak terlihat lagi, Jaejoong berbalik.

'keren~ Laki-laki manapun hanya kuajak bicara saja wajahnya sampai memerah seperti itu.. menyenangkan.. apa ini yang selalu dirasakan perempuan?' batin Jaejoong terkagum-kagum sendiri.
Reaksi pengunjung –yang mayoritas laki-laki itu membuatnya jadi semangat bekerja.
Siapa sangka pekerjaan itu begitu menarik bagi Jaejoong.

Ia hendak melangkahkan kakinya kembali ke counter untuk mengantar pesanan.
Namun mendengar bell diatas pintu cafe berbunyi, Jaejoong memutuskan untuk menyapa pengunjung yang baru datang terlebih dahulu.

"Selamat datang, tuan.." Jaejoong terpaku ditempat begitu melihat sosok yang familiar baginya diantara 3 sosok lain.

Jung Yunho!

Sontak saja rasanya Jaejoong tak mampu bergerak.
'Damn! kenapa dia datang?! bersama anak-anak klub basket juga..'

Yunho pun hanya menatap Jaejoong begitu juga ketiga temannya yang kini memuji pelayan di hadapannya.

eh ?
Memuji ?
Bukankah harusnya ia justru diejek habis-habisan ?
Terutama oleh laki-laki bermata musang ini.

"eh... Apa masih ada meja kosong?"
Dan inner Jaejoong merasa seperti disambar petir.

Mereka tidak mengenal Jaejoong ?

"oh, ne.. Mari kuantar.." Jaejoong bersikap semanis mungkin untuk semakin memperkuat aktingnya, dengan manis mengantar 4 tamu yang sangat ia kenal itu menuju meja di dekat kaca.

Setelah sampai di meja yang dimaksud oleh Jaejoong, mereka sibuk melihat-lihat menu.

Sementara Jaejoong menutup sebagian wajahnya dengan menu-list yang ia bawa, sedangkan matanya menatap lekat-lekat pria bermata musang yang sejak tadi tidak menunjukan gelagat aneh sama sekali.

Yunho yang merasa diperhatikanpun menatap balik Jaejoong yang kini salah tingkah.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Yunho dan Jaejoong refleks menggeleng berkali-kali.

Setelah mencatat pesanan keempat pria itu, Jaejoong buru-buru menjauh, mencari aman.
Ia takut semakin lama berdiri disana mereka akan mengenalinya, apalagi rivalnya itu.
ughh~
Mau ditaruh dimana reputasinya sebagai saingan Jung Yunho ?

.

.
"Ah, curang.. Kau sengaja bertanya pada maid itu ya supaya dia memperhatikanmu." protes Siwon, salah satu teman Yunho.

Yunho hanya tersenyum tanpa arti bagi mereka.
"Terlihat sekali maid tadi tertarik padamu, kenapa semua yang bagus-bagus selalu lari ke Yunho.." timpal Donghae.

"dan sialnya seorang Jung Yunho tak pernah sekalipun suka pada satu gadis. Apa kau tipe yang menunggu takdirmu datang ?" sarkas Heechul.

Yunho menatap keluar jendela sambil menjawab lirih.
"Yang benar saja, takdir itu bukan sesuatu yang harus kita tunggu tapi sesuatu yang harus kita raih sendiri.."

"Jae... antarkan pesanan ini ke meja tadi.." suruh Yoochun pada Jaejoong yang duduk meringkuk dibawah meja.

"Shirreo! suruh saja Junchan…"

"haishh.. Ada apa denganmu ?, Junsu sedang ada urusan dimeja itu juga.."

"Mwo ?" buru-buru Jaejoong bangkit dan mengintip dari balik meja counter itu, membuat Yoochun bingung dengan tingkah abnomal adiknya ini.
Benar, Junsu sedang 'ditahan' disana.

Mau tidak mau, Jaejoong harus mengantarkan pesanan tadi, mungkin sekalian menguping.
.

.

.

"Wah~ ternyata Junsu.. Kau kerja part-time ditempat ini ?"

Junsu terpaksa mengobrol dengan mereka karena bagaimanapun mereka kan saling kenal.

"Wait, jangan bilang Jaejoong juga ikut bekerja disini ?"

"Oh noo~ Dengan seragam manis ini? Huahahaha" gelak tawa mereka sungguh tidak nyaman bagi telinga Jaejoong yang sudah berdiri tak jauh di belakang mereka.
Junsu hanya 'sweatdrop' menatap pemandangan ini.

"Junsu, toiletnya dimana ?" tanya Yunho yang tiba-tiba berdiri.
"Ah disana.. Pintu dekat counter kami.."
Dan membiarkan Junsu mengobrol bersama teman-temannya, Yunho meninggalkan mereka.

Belum jauh Yunho berjalan sambil memperhatikan ponselnya, tak sengaja ia menabrak maid yang berdiri diam sejak tadi disana.

Brukh..
Praang~

Dan kesialan Jaejoong bertambah karena terlalu fokus pada pembicaraan teman-temannya itu membuatnya tak sengaja menabrak Yunho.
Jus yang dibawanya otomatis tumpah sempurna di kaus biru Yunho.

"Gyahhh! Maaf!"

'Sial! Kesialan macam apa lagi iniii?!'

Yunho hanya mampu menatap kausnya yang basah.

Di depan toilet cafe.

Jaejoong terlihat sedang sibuk membersihkan noda di pakaian Yunho.

"Maaf~ sungguh aku minta maaf karena kecerobohanku jadi begini..." Jaejoong kembali bersikap manis dengan menbersihkan baju Yunho.

namun inner-nya masih mati-matian memaki pria itu.
'cih~ kalau bukan karena sedang menyamar, mana sudi aku membersihkan bajunya.. Sial!' gerutu Jaejoong dalam hati.

"Aku akan menggantinya, aku akan membayar semua ongkos laundry-nya.."
Jaejoong masih fokus membersihkan noda dari jus itu tapi tiba-tiba gerakan tangannya terhenti karena Yunho yang kini memegang pergelangan tangannya.

"tidak perlu, tapi bolehkah aku meminta bayaran dengan yang lain ?" Yunho menatap penuh kelembutan pada gadis itu.
Jaejoong tak mengerti kenapa rasanya ia tak mengenal Yunho yang seperti ini.

"n-ne? a-pa?" Jaejoong tergagap nervous.

Yunho tersenyum.
"Beritahu namamu, dan kencanlah denganku.."

Jaejoong terbelalak.
Menatap wajah Yunho yang kini memasang senyum seduktif.

Ugh! Ia baru tahu kalau pria di hadapannya ini begitu mempesona.
Jaejoong tak sanggup menatap Yunho lebih lama, ia pun memalingkan wajahnya.

Tertunduk dengan pipi memerah.
Ah, manisnya~

.

" Aku.. Namaku Kim Jaekyung" tiba-tiba saja kalimat persetujuan samar terlontar dari bibir cherry itu.

.

.
. To Be Continued


Yo! ini project baru saya karena Your Love is all I Need udah mau selesai.
suka sama plotnya ? :D
then review pleaseee...

Your Love is All I Need chapter 4 masih owriting yah, bikin NC itu susah wehh.. TT^TT

Dan buat yang gak suka, mian.. begini cara penulisan saya so better you close the tab if you don't like.

give me feedback if you like this story..
See ya in the next chapter~