Nan Mollayo

Chapter 9. Complete

Author : Si k3cEh Ayane_Chan plakkk...

Cast : Sehun = suami saya?._.

Genre : YAOI, Comedy Romance, Friendship and Family.

Rating : T aka PG-15

Length : Chaptered

Warning : Typo bertebaran layaknya cinta saya pada Thehun... *Kibath poni... ˘˛˘

Talk2kan : Uhuyyy... update bro... Maaf yah... tapi Ef2 ini benar-benar harus end... soalnya... uhuhuhuhu... adalah alasannya*slappped... okay. Trims ya buat yang selama ini selalu menjadi ripiuwers(?) saya tahu kalian kok. *gak mau sebut nama... akh... pokoknya cintalah sama kalian semua... muach~muach...

...

...

...

"Kalau begitu, ayo kita berkencan."

...

...

...

Jongin dan Sehun sekarang sudah duduk berdua di dalam sebuah restaurant fast food. Ingat kan, bahwa Jongin mengajak Sehun berkencan? Oleh karena itulah di hari minggu yang tidak secerah hati Sehun ini, mereka memutuskan untuk berkencan. Tapi... sebelumnya, ekhm... karena kedua-duanya sama-sama tidak berpengalaman maka suasananya menjadi sedikit... ~krik~ dan juga aneh.

"Kita sedang kencan yah?"tanya Sehun yang kini sudah menyelesaikan cheese burger ukuran jumbonya, yang ditanya – Kim Jongin – hanya memangguk sedikit.

"Teorinya iya, tapi pada prakteknya... eum, mungkin hanya dua puluh persen iya,"jawab Jongin kemudian diam. Sehun mendengus kesal begitu mendengar jawaban ilmiah Jongin. Kenapa sih, jika sudah pacaran malah jadi biasa saja seperti ini.

"Kalau begitu kau harus membuatnya menjadi seratus persen Kim Jongin,"Sehun membuang mukanya ke arah lain.

"Kenapa harus aku?"tanya Jongin tidak terima. Sehun mendengus kesal untuk kesekian kalinya, kemudian menunjukan glarenya pada Jongin.

"Karena kau yang mengajakku berkencan!"Sehun mehrong dan Jongin mendecih dibuatnya. Huh... ternyata rasanya berpacaran seperti ini saja? Kalau tau seperti ini lebih baik juga berteman saja, eh... tapi tidak juga sih. Nanti kalau mereka terus berteman dan akhirnya Jongin dan Luhan malah jadian, bagaimana nasib Sehun dong?

"Baiklah, sekarang kita kemana?"tanya Jongin mencoba memperbaiki suasana. Sehun nampak berpikir sejenak dan kemudian wajahnya bersinar seperti baru saja mendapat pencerahan dari Tuhan.

"Lotte!"teriak Sehun cepat. Jongin mengernyitkan dahinya.

"Tidak mau, itu terlalu mainstream! Lagipula... demi Tuhan, Sehun... ini musim dingin!"Jongin kembali memberikan pendapat yang masuk akal dan terlalu ilmiah yang membuat Sehun langsung bungkam. Keduanya kemudian kembali terdiam.

"Lalu mau kemana?"tanya Sehun kesal.

"Bagaimana kalau kita pergi ke kuil?"tanya Jongin tersenyum senang. Sehun menatap Jongin tidak percaya... Oh Tuhan, dia baru tahu bahwa, ternyata selain jenius pacarnya ini juga seorang anak yang taat pada agama(?)

"Untuk apa ke kuil?"tanya Sehun bingung. Jongin tersenyum kemudian menarik tangan Sehun agar segera berdiri.

"Berdoa,"jawabnya singkat.

...

...

...

Mereka berdua telah selesai berdoa di kuil dan sekarang keduanya sedang duduk-duduk santai di bangku taman yang terletak tak jauh dari kuil tadi. Sehun meluruskan kedua kakinya yang terasa sedikit pegal karena baru saja digunakan untuk naik-turun anak tangga kuil yang berjumlah sangat banyak itu. Sementara Jongin sedang berperan sebagai tukang pijatnya, memijat kaki itu pelan-pelan lalu menanyakan apakah Sehun baik-baik saja setiap lima menit sekali.

"Tidak baik-baik saja... kakiku sakit!"Sehun mempoutkan bibirnya manja pada Jongin sedangkan Jongin hanya terkekeh pelan kemudian mengacak rambut Sehun.

"Itu berarti kau jarang berdoa di kuil dan jarang olahraga kan? Makanya kakikimu jadi sakit hanya dengan naik turun tangga satu kali,"oh yeah... Jongin mengorek keburukannya. -..-

"Iya. Aku mengaku..."bibirnya tambah maju ke depan dan Jongin sudah tidak tahan lagi untuk menahan tawanya.

"Ha, ha, ha... ya ampun... kau lucu sekali yah..."mencubit kedua pipi Sehun dengan gemas dan kali ini wajahnya di dekatkan ke wajah Sehun. Perlahan cubitan itu berubah menjadi usapan lembut yang terasa menggelikan bagi Sehun. Jongin mengadukan hidungnya dengan hidung Sehun, dan kini Sehun sudah lupa bahwa tadi Jongin telah mebuatnya kesal. Oh cinta...

"Tadi kau berdoa apa jongin?"Sehun berbisik pelan. Jongin tersenyum kemudian mengecup ujung hidung Sehun.

"Berdoa... eum, agar kita selalu sehat dan kau... dapat meningkatkan nilaimu,"jawab Jongin jujur. Sehun kembali mempoutkan bibirnya, dan nampaknya Jongin harus menahan hasratnya karena jarak bibir mereka terlalu dekat.

"Kenapa itu? Kanapa tidak berdoa agar kita bersama selama-lama-lamanya, atau untuk sepuluh tahun ke depan kita akan menikah?"protes Sehun. Jongin menempelkan kening mereka berdua. Posisi yang... ekhem... awkward, tapi untungnya tidak ada anak kecil di taman itu.

"Hey, bukankah kesehatan lebih penting dari pada apapun?"Jongin mencoba menjelaskan. Tapi itu justru membuat Sehun semakin kesal. Ugh... Jongin memang tidak romantis sama sekali!

SAMA SEKALI!

"Iya terserah kau saja,"jawab Sehun ketus. Jongin terkikik geli kemudian menarik tubuh kurus Sehun ke dalam pelukannya.

"Kau kedinginan yah?"tanya Jongin pelan, Sehun mengangguk sok imut padanya. Anak itu sudah berharap scene-scene di drama favoritnya akan muncul seperti... eum... karena Jongin bertanya dirinya kedinginan atau tidak, maka Jongin sebagai seorang dominan akan mengatakan... "Aku akan menghangatkanmu," atau, "Kenapa kau bisa kedinginan sementara cinta kita sangat hangat," Howeeekkkk.

"Kalau begitu ayo kita pulang,"mendengar jawaban Jongin yang sama sekali unpredictable membuat Sehun kesal dan melepaskan dirinya dari pelukan Jongin dengan kasar. Sementara Jongin yang kaget karena ulah Sehun hampir saja terjungkal dari kursi.

"Kau ini bagaimana sih? Kita kan baru pergi ke Mac Donald dan ke kuil saja, masa kau mengajakku pulang! Dan lagi... ugh... ini baru jam satu PM. Jika pulang sekarang, gege pasti akan menistakanku habis-habisan karena menagnggap kita gagal kencan!"dengan nafas yang memburu dan bibir yang sudah bergetar Sehun menatap Jongin penuh amarah.

"Aku tidak bilang kita harus pulang ke rumahmu kan? Eum... lagipula aku hanya takut kau saki, itu saja... ini musim dingin dan tidak baik jika harus pergi ke luar terlalu lama. Dan... bagaimana kalau pergi ke apartementku saja?"

Yeah... sekarang Sehun jadi mengingat adegan di manga 'Brush-a jab' chapter 23 dimana tokoh bad boy dan tentunya disini adalah Jongin, mengajak pacar imut, pintar(?), dan polos(?) nya yang tentu saja disini... EKHEM... Sehun, pergi ke apartementnya dan yang terjadi adalah. Satu minggu kemudian si tokoh imut menyerahkan sebuah benda aneh berwarna putih yang bernama testpack kepada si tokoh bad boy dan ternyata...

Dia hamil -..-

SEHUN BELUM MAU HAMIL!

"JOOOONGGGGIIIIN!"

...

...

...

Satu jam kemudian Sehun dan Jongin baru tiba di apartement Jongin setelah dengan usaha keras dan dengan penuh belas kasihan Jongin meminta Sehun menjelaskan maksud Sehun mereriakkan namanya seperti dirinya adalah seorang om-om mesum yang hendak mencabuli Sehun. Dan pacarnya yang ekhem... imut tapi bodoh itu mengatakan bahwa adegan seperti ini sudah pernah dibacanya di sebuah manga, dan mungkin saja hal tersebut berlaku untuk mereka berdua. Tapi saat meminta penjelasan lebih lanjut anak bodoh itu malah tidak bisa menjawab.

"Heh? Ada apa?"Jongin panik karena Sehun tiba-tiba meneriakkan namanya sangat keras.

"Jongin! Apa maksud dan tujuanmu mengajakku ke apartementmu?"tanya Sehun was-was.

"Hah? Kau bilang tidak mau pulang ke rumah, makanya aku menyarankan agar kita pergi ke apartementku saja,"jawab Jongin jelas. Sehun mengernyitkan dahinya. Eh... benar juga sih.

"Benar juga yah?"gumamnya pada dirinya sendiri.

"Memangnya kenapa?"tanya Jongin pelan.

"Eum... aku sudah perbah membaca scene seperti ini di sebuah manga, dan yeah... satu minggu kemudian tokoh utamanya HAMIL!"Sehun mengacungkan jari telunjuknya pada Jongin seolah memberi penegasan bahwa yang dibacanya adalah sebuah berita yang aktual.

"Hah, lalu?"Jongin jadi bingung sendiri.

"Iyaaaaa Jongin, kan aku sudah bilang. Mungkin saja scene seperti itu terjadi kepada kita, kau mengajakku pergi ke apartementmu kemudian eum... satu minggu kemudian aku hamil,"jelas Sehun sangat amat 'cerdas'. Jongin menahan tawanya yang kini hampir meledak. Ya ampuuun... selain bodoh ternyata Sehun juga kadang innocent yah?

"Kira-kira kau tahu tidak adegan diantara mengajak ke apartement dan mengaku kalau hamil?"Jongin sedikit menyeringai namun Sehun nampak tidak menyadarinya.

"Eum... tidak tahu, kan tidak ada di manganya! Jongin bagaimana sih... pokoknya sudah hamil, seperti itu saja!"

"Baiklahhh..."Jongin mendenguskan nafasnya kasar, kemudian menarik Sehun untuk berdiri. "Kalau aku berjanji bahwa kau tidak akan hamil kau mau pergi ke apartementku?"tanya Jongin meyakinkan. Sehun nampak berpikir sejenak namun akhirnya dia mengangguk.

Jadi sekarang mereka sedang duduk di sofa ruang tamu apartement sederhana milik Jongin. Sehun sedang menyenderkan kepalanya di bahu lebar Jongin sedangkan Jongin sendiri nampak mengutak-atik rubik ditangannya. Sehun mendengus kesal, dia bosan. Dari tadi Jongin terus bermain dengan rubiknya tanpa memperhatikan dirinya yang sudah beberapa kali memberi kode dengan berdehem atau mendengus kesal. Namun dasarnya Jongin memang tidak peka... huhhh dasar menyebalkan!

"Jongin, kalau seperti ini lebih baik antarkan aku pulang saja!"kesal Sehun sambil menghentakan kakinya ke lantai.

"Eh? Sudah mau pulang? Kau bilang gegemu akan mengejekmu jika kau pulang terlalu cepat dan juga... kita juga masih kencan kan?"heeeeh? yang benar saja, semenjak tadi hanya makan sebentar di Mac Donald kemudian pergi ke kuil dan duduk di taman lalu bersantai-santai di atas sofa polos saja, apa itu namanya kencan?

Setahunya kencan itu... eum...

Menginap di pulau Jeju atau pergi ke luar negeri selama beberapa hari dan hanya berdua saja seperti yang dilakukan mama papanya – dia tidak tahu kalau sebenarnya namanya adalah bulan madu._.

Atau... pergi ke pusat perbelanjaan dan membeli apapun yang diinginkan kemudian dengan senang hati Jongin mengikutinya, membawakan belanjaannya, dan yang terpenting membayarkan seluruh belanjaannya. -..- seperti Yixing gegenya.

Mungkin juga... pergi ke taman bermain dan menaiki semua wahana yang ada, lalu berfoto mesra di photo box, mungkin juga...

Atau pergi ke namsan tower dan menuliskan nama mereka berdua di gembok cinta!

Atau yang paling sederhana! Menonton film baru di bioskop atau mengajaknya pergi ke sungai Han!

Ya ampuuun... Jongin memang sangat bodoh!

"Kencan denganmu tidak asik!"Sehun membuang mukanya. Dan Jongin mengerutkan alisnya tidak suka.

"Kalau begitu cari saja pacar yang lain,"ketusnya kemudian melempar rubiknya ke sisi sofa yang lain. Sehun menatap Jongin tidak percaya, sudah tidak peka, kasar pula! Ugh... ini juga baru kencan pertama bagaimana jika kedua ketiga dan seterusnya. Atau bahkan ini adalah kencan terakhir mereka! Eum... memikirkannya saja jadi ingin menangis.

"Aku mau pulang,"gumam Sehun lirih. Kenapa dia jadi melankolis begini sih?

"Hem..."jawab Jongin singkat, kini dia mengambil remot TV dan menyalakan TV.

"Aku mau pulang,"gumam Sehun lagi kali ini sedikit emosi.

"Ya sudah sana pulang!"kesal Jongin tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar TV di depannya.

"HWEEE... ANTARKAN AKU BODOH! HIKS..."Sehun menagkupkan kedua tangannya di depan wajahnya. Dia menangis... sakit hati... iya, karena si bodoh Jongin yang tidak punya perasaan.

"KAU MAU PULANG ATAS DASAR INISIATIF SENDIRIKAN, KENAPA HARUS AKU YANG MENGANTAR?"kata Jongin lagi kasar. Tangisan Sehun semakin kencang, dan kini dia mulai sesenggukan.

"Antarkan aku pulang atau peluru papaku akan bersarang di kepalamu!"

'Glup~'

...

...

...

"Sudah sampai,"ucap Jongin ketus. Dengan pelan dan tangisnya yang belum reda Sehun mulai turun dari motor Jongin, dilepaskannya helm yang dipakainya kemudian diberikan kepada Jongin.

"Hiks... terima... hiks... kasih,"Sehun mengusap air matanya yang sejak tadi terus mebgalir dan itu membuat Jongin jadi merasa bersalah. Apa dia terlalu keterlalaluan yah.

"Eum Sehun... apa aku keterlaluan?"tanya Jongin pelan. Tangannya menarik pinggang ramping Sehun, membuat namja cengeng itu memandang Jongin sedih.

"Iya,"

"Keterlaluan, hiks..."

"KETERLALUAN SEKALI!"

"BODOH!"Jongin kaget begitu mendengar teriakan Sehun terhadapnya. Tangannya beralih ke arah pipi Sehun dan mencoba membersihkan air mata yang terus membanjiri wajah itu.

"Shhh... sudah yah jangan menangis aduh... maaf, aku sudah keterlaluan padamu,"

"HUWEEE! HIKS... TIDAK BISA, AKU HIKS... SUDAH SAKIT HATI!"ucap Sehun endramasitir.

"Tapi ka..."

"Jadi apa yang telah kau lakukan pada putera tercintaku?"

'Glup...'

"Papa..."

...

...

...

OH KAY! Jadi... karena kejadian pulang dengan wajah menyedihkan seperti habis menjadi korban perselingkuhan itu, Yifan jadi sedikit ekhem... keras pada Jongin. Well, sebenarnya sih sudah sebal dari dulu karena Jongin mirip selingkuhan imajinasi istrinya – Taylor Lautner – tapi, karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Sehun menangis di hari kencan pertamanya maka jiwa possesive Yifan sebagai seorang ayah tergugah. Hell, meski anak bungsunya ini tidak terlalu pintar dan eum... sedikit menyebalkan. Tapi kan Sehun juga tidak boleh disakiti! Enak saja, berani-beraninya dia menyakiti Sehunnya.

"Ma... papa kejam..."rengek Sehun yang kini tengah bergelung manja pada tubuh kecil mamanya. Joo Myun hanya mendesah kasar ketika mendengar rengekan anak bungsunya itu. Yah... suasananya memang jadi tidak baik semenjak kejadian kencan itu. Dimana papa Yifan selalu berkomentar pedas tentang Jongin dan Sehun yang akan selalu mengelak bahwa Jongin sudah minta maaf padanya.

"Itu juga demi kebaikanmu!"kata Yifan yang kini duduk di sofa seberang dengan sebuah buka tebal di hadapannya. Jika biasanya setelah makan malam keluarga ini akan bersenda gurau i ruang keluarga atau sekedar bercanda. Maka malam ini berbeda, si singa PMS aka Yixing sedang pergi ke camp dance untuk mengikuti pleatihan untuk satu minggu kedepan, tidak lupa sebelumnya mentertawakan kencan Sehun dulu. Dan karena sedang ada pertengkaran dengan kubu papa dan anak yang biasanya selalu akur itu maka keadaan jadi tidak harmonis seperti ini.

"Pa, kan Sehun sudah mengatakan bahwa Jongin sudah minta maaf. Lagipula... mereka juga masih berpacaran, wajarkan kalau ada masalah?"Joomyun berusaha menjadi penengah yang baik. Yifan menutup buku yang dibacanya dengan terpaksa begitu mendengar pembelaan yang dilakukan istrinya.

"Ma, jika Sehun sampai menangis itu namanya keterlaluan, jatuh dari pohon saja dia tidak menangis, tapi kenapa hanya karena anak bodoh hitam itu Sehun sampai menangis?"jelas Yifan sakrtis.

"Ya ampuun papa ini, seperti tidak tahu Sehun saja. Kalau berhubungan dengan fisiknya yang terluka dia memang tidak pernah menangis tapi jika sudah menyangkut perasaan dia kan memang sangat sensitif. Benar kan Hunnie?"tanya Jooyun pada Sehun yang masih meringkuk di pelukannya. Sehun menatap kedua orangtuanya bingung namun kemudian mengangguk cepat.

"Lagipula... ini bukan sepenuhnya kesalahan Jongin. Aku saja sudah bersyukur Jongin tidak sampai memukulku karena sifat kekanakanku,"kata Sehun pelan. Joomyun dan Yifan menatap Sehun horor. Ya ampunn... semenjak kapan anaknya bisa sedewasa ini?

"Eum... Tuh kan pa... apa mama bilang?"Joomyun berdiri dan menghampiri Yifan.

"Waktu masih pacaran saja kita juga bertengkar. Bahkan dalam seminggu, dua atau tiga kali, pasti aku menagis karenamu,"goda Joomyun pada suaminya. Yifan tersenyum, aduh... jadi ingat masa muda.

"Iya ma..."Yifan menarik tubuh istrinya dan memeluknya erat. Sehun mempoutkan bibirnya. Jadi kenapa malah sekarang dia yang dicuekin? Ah sudahlah... yang penting masalahnya sudah selesai!

...

...

...

Ini hari minggu yang cerah dan yahhh... terlalu cerah jika dilihat dari kediaman keluarga Wu. Pagi-pagi seperti ini... ekhem... kedua calon menantu sudah ada di teras depan. Jongdae, calon menantu pertama sedang bermain catur dengan calon papa mertua sedangkan Jongin sudah berdiri disana sampai kesemutan sebagai...

Penggembira -..-

Membantu papa Yifan menentulan langkah jika otak briliant Jongdae terlalu menyusahkan pergerakannya. Okay, mungkin Yifan masih sedikit dendam dengannya. Jadi yah... sudah lebih baik diam saja daripada protes.

Sang mama, Wu Joomyun sedang menyiapkan sarapan dibantu oleh anak pertamanya yang juga pintar memasak sedangkan anak bungsunya, berperan sebagai...

ASISTEN PEMBANTU -..-

Mencuci buah-buahan dan menyiapkan piring yang akan dipakai untuk sarapan. Jika kalian bertanya-tanya kenapa mereka – Jongdae dan Jongin – sudah berada di kediaman Wu sepagi ini adalah, karena mereka baru saja mengajak pacar masing-masing untuk jonging bersama. Dan yeah... saat mau pulang, sang calon mertua, mama Joomyun menawarkan untuk sarapan bersama. Jongdae langsung setuju saja well... dia sudah bosan makan sayuran terus di rumah, sedangkan Jongin yang notabennya tinggal sendirian ikut setuju juga. Ditambah, papa Yifan juga menahan mereka dan langsung menantang mereka bermain catur, - Jongdae sebenarnya, semenjak Jongin hanya sebagai penggembira – bahkan koran paginya dilupakannya begitu saja.

"Akh... aku menang!"pekik Yifan kesenangan. Jongdae tersenyum sedikit saja karena ternyata kalah dari Yifan sedangkan Jongin menatap Yifan aneh. Kan yang seharusnya berteriak kesenangan itu dirinya, well, dia yang berpikir dan Yifan hanya menjalankan pasukan saja. Tapi... masa bodohlah, yang penting Yifan senang. -..-

"Wah... sekarang kalian tahu kehebatanku kan?"tanyanya arrogan. Jongdae dan Jongin hanya tersenyum kikuk, bingung harus menjawab apa.

"Papa... Jongdae hyuuung, Jongin! Sarapannya sudah siappp!"teriak Sehun dari dalam rumah. Ketiganya kemudian masuk ke dalam rumah tidak sabaran.

...

...

...

"Kau ikut memasak tidak?"tanya Jongin pada Sehun. Kini keduanya sedang duduk di teras belakang sambil bermain ular tangga.

"Tidak, memnagnya kenapa?"tanya Sehun.

"Kalau kau ikut memasak aku ingin memujimu dan mengatakan bahwa masakanmu enak. Kalau kau tidak ikut memasak, ya sudah tidak jadi..."Sehun mendengus kesal begitu mendengar jawaban jujur Jongin.

"Eh Jongin... kemarin malam aku mendengar Jongdae gege mengatakan hal manis kepada Yixing gege... bisakah kau mengatakan hal yang sama padaku?"pinta Sehun.

"Seperti apa?"

"Eum... seperti kata-kata gombalan,"jawab Sehun semangat.

Jongin terdiam. Sehun kan pacar pertamanya, jadi dia tidak punya pengalam tentang hal seperti ini, dan juga dia bukan manga, drama, atau anime freak sehingga dia mengetahui hal-hal berbau romance.

"Kau tahu simile?"tanya Jongin tiba-tiba. Sehun mengerutkan keningnya begitu mendengar kata-kata naeh tadi.

"Tidak, apa itu? Makanan? Simile?"Sehun tersenyum lebar, dan Jongin justru tertawa.

"Hahaha... itu smile! Yang kumaksud itu simile..."kata Jongin lagi.

"Apa?"

"Sebuah majas yang digunakan sebagai perandaian,"jawab Jongin dan Sehun mengangguk saja.

"Itu ada di sastra lho..."

"Aku kan bukan anak sastra!"ucap Sehun membela diri.

"Aku juga bukan anak sastra, tapi aku tahu apa itu simile,"kata Jongin yang mebuat Sehun jadi kesal. Kesannya dia jadi bodoh sekali disini!

"Iya, iya... memangnya apasih yang tidak kau tahu!"ucap Sehun lalu cemberut. Jongin mengacak rambut Sehun gemas.

"Akan kubacakan sebuah simile tentangmu..."

"... Eum... Kau bagai angin yang berlalu di hadapanku..."

"Semerbak baumu menusuk ke dalam setiap inderaku..."

"Tunggu... tunggu... kau..."

"YA AMPUN! KAU MENGANDAIKANKU MENJADI KENTUT JONGIN!"Sehun menatap Jongin tidak percaya.

TEGANYA!

"Bukan... ya ampun... dengarkan dulu..."

"Tidak! Sudah jelas kok. Kalau tidak mau bilang saja, tidak usah menyamakan ku denagn kentut! Huh... dasar bodoh. Sudah tidak peka, menyebalkan, jangan-jangan kau tidak mencinta..."

Dan Jongin hanya tersenyum saat mendegar celotehan panjang lebar dari Sehun.

"Sehun,"Jongin berbisik pelan. Senyumnya mulai mengembang ketika meilhat Sehun yang mati gaya karena dirinya.

"Tuh kan? Sudah begitu kau juga tidak mendengarkan saat aku berbicara, juga malah menginstrupsi perkataanu padahal kan aku juga ing..."

"Sehun?"

"Apa Sih!"Sehun mendengus kesal.

"Aku mencintaimu,"

"Eh..."Sehun gelagapan. Aduh... apa-apaan sih Jongin tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. Aduh... baru tahu kalau ternyata terkadang Jongin romantis juga. Mengatakan kata-kata cinta ketika dalam keadaan seperti ini. Aduh senangnya...

"Kenapa berkata seperti itu?"

"Agar kau tidak berisik lagi." ._.

"JONGIIIIIING!"

END. :P

SAYA BEGO BANGEETTTT! TOT,,, TAU GAK SIH... SAYA SALAH PUBLISH FANFIC! YA ALLOH, YANG SASSY SEHUN ITUUUHHH! ADUHHHH, POKOKNYA YANG UDAH FOLLOW SAMA FAVORITE APALAGI REVIEW MAAF YAH. DAN KARENA ITU, JADI SAYA HARUS HAPUS FF NYA, DAN UNTUK FF SAYA YANG BYUN HOUSEHOLD, NAMPAKNYA JUGA AKAN SAYA HAPUS KARENA SAYA TAK KUASA UNTUK MELANJUTKAN. OK MAKASIH... DAN. EUM... MAAF.