Nan Mollayo
Foreword + Chapter 1. Beginning!
Author : Si k3cEh Ayane_Chan plakkk...
Cast : Sehun = suami saya?._.
Genre : YAOI, Comedy Romance, Friendship and Family.
Rating : T aka PG-15
Length : Chaptered
Warning : Typo bertebaran layaknya cinta saya pada Thehun... *Kibath poni... ˘˛˘
Jo's Talk : GENRENYA COMEDY ROMANCE KAN? JADI INGET YA, KALO INI EP2 BAKALAN GALAU KESANA KEMARI? TAPI GAK MENUTUP KEMUNGKINAN SUATU CHAPTER NANTI BERTEMU ANGST DIKIT? KENAPA SAYA AMBIL CAST UTAMA SEHUN DALAM EP2 INI? KARENA DEMI ALLOH, DEMI OH SEHUN, DEMI MPOK NORIIII? DIA ITU KECE, CETHAR MEMBAHANA, GILE, AJEGILE, MANIS, UNYU BIN CANTIK BIN SEMPURNA BIN UKE IDAMAN DAN TRALALALALA... YA MESKI BANYAK YANG BILANG SEHARUSNYA DIA JADI SEME SIH?._. TAPI CERITA INI GAK AKAN BAHAS SEHUN DAN KISAH CINTANYA SAJA. BUT, SEPUTAR LITTLE BIT HER(?) FAMILY AND BFF. SUDAHLAH DARIPADA SAYA BANYAK OMONG GAK JELAS MENDING LANGSUNG DI CUSSS... CYYYYNNNN... JANGAN LUPA COMMENT! CEEE YOUUUU... JAA MAAATTAAA... *digaruk sensei._.
Foreword:
Traits basic to the sims games by EA 3 ps: Adult have 5 traits and Teen have 4 traits. Their age basic to korean rule. (national age + 1 year)
Wu Sehun Excitable, Easily Impressed, Unlucky, and Friendly.
Kim Jongin Genius, Bookworm, Good, and Neurotic.
Kim Kyungsoo Natural cook, Neat, Frugal, and Clumsy.
Wu Yixing Genius, Artistic, Hot Headed, and Mean Spirit.
Kim Jong Dae Charismatic, Good, Genius, and Workaholic.
Wu Joo Myeon Neat, Natural Cook, Family Oriented, Over Emotional, and Artistic.
Wu Yifan Ambitious, Workaholic, Brave, Hot Headed, and Can't Stand Art.
Park Chanyeol Virtuso, Friendly, Good Sense of Humor, and Schmoozer.
Here we go... chappy 1! ٩(-̮̮̃•̃)
Sehun's POV...
Ini bukan hari minggu sehingga aku mempunyai alasan untuk tidur lebih lama, ini juga bukan jam pelajaran Jepang sehingga aku perlu membuat alasan konyol tentang tangan yang terkilir ataupun penyakit asma ku kambuh. Ekhemm... well, yang terakhir sebenarnya hanya mengada-mengada. Aku benar-benar tidak punya alasan untuk hal satu ini, kalian tau apa yang sedang ku permasalahkan? Ini tentang "SENIOR HIGH SCHOOL!" yuppp... aku sudah lulus dari JHS dan sekarang mamaku sedang kebingungan memilih SMA yang tepat untukku. Taulah, nilai ku memang sangat amat standar. Bahkan beberapa ada yang berada di bawah garis ketuntasan? Apalagi aku tidak mempunyai sertifikat atau piagam yang bisa membantuku lolos untuk ujian masuk, yah... tidak seperti si mata besar Kyung Soo, teman baikku yang punya segudang prestasi masak-memasak, merangkai bunga, menyulam... Eh, apa yang kukatakan itu sangat terkesan feminin ya? Ah entahlah, dia itu meski anaknya urakan sepertiku, tetapi tetap bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Huffftttt... tidak sepertiku, aku bodoh sekali Tuhaaan...
"Aissshh... apa yang harus kita lakukan?"mama menghembuskan nafasnya kasar, entah sudah yang keberapa kali semenjak beberapa jam yang lalu kami rebahan di bed ku.
"Kali ini SMA mana lagi Ma?"tanyaku santai, aku sih tidak perlu terlalu menyibukan diri seperti mama. Well, meski itu untuk masa depanku sekalipun._.
"Hyundai..."jawab mama santai. Hei... What the... kenapa membicarakan hyundai sih? Itu tidak mungkin, bahkan Kyungsoo dengan sepuluh sertifikat dan dua puluh delapan piagamnya gagal dalam ujian masuk di sana, apalagi aku?
"Ckk... cobalah yang sedikit realistis Ma... Jung Shik, Dong Gun mungkin. Mana mungkin aku bisa masuk sekelas Hyundai. Meski Mama memberi mereka seluruh koleksi panci serba guna Mama, mereka tak akan meloloskanku!"usulku tegas lalu menutup sejenak majalah Elle yang dari tadi kubuka-buka tidak jelas. Mama melirik kepadaku, dan memberikan ekspresi horornya seakan mengatakan, "SHUT UP!"*up... up... up... ~menggema._.
"Ah, terserahlah..."aku mulai jengkel sendiri lalu meninggalkannya dikamarku. Ah daripada melihat mama seperti itu terus, lebih baik segera menghubungi Kyung Soo, siapa tau anak itu bisa diajak masuk SMA yang sama. Tapi, kalaupun bisa, kemungkinan besar dia masuk ke sekolah koki bukan SMA, atau sekolah designer mungkin? ANDWWEEEE,,, aku tidak mau. Hu, hu, hu... meski banyak yang bilang aku ini cantik, tapi aku tidak sampai tahap sefeminin Kyungsoo...
"Yah, geser pantatmu sedikit aku mau duduk!"eh, orang ini sudah kembali?
Tunggu dulu... ◑.◑
jam berapa sekarang? ◔_◔
Apa aku mimpi?o_o
biasanya selalu pulang jam tujuh PM.
"Eh...?"
"Apa, kenapa kau bengong. Geser sedikit sana!"ishhh... dasar jelek. Kenapa aku malang sekali Tuhaaannnn... selain wajah putih, bersinar dan imut(?) kelebihan apa yang kupunya? Bahkan mempunyai seorang ani, seekor gege saja yang mempunyai kepribadian ganda!
'sreeettt...'aku menggeser posisiku sedikit dari sofa ruang keluargaku dan orang itu duduk di sebelahku. Tumben dia sudi bersebelahan dengan dirik...
ANI AKU YANG TIDAK SUDI MAKSUDKU! (‾‾‾.‾‾‾")
"Ge, kenapa sudah pulang? Jangan katakan kau mengamuk lalu menghancurkan sanggarnya?"tanyaku penasaran, dia masih dengan tatapan datarnya dan terpaku pada drama yang sejak aku keluar dari kamar ku saksikan.
"Bisa dibilang seperti itu..."
'glekkk...'ya kan, dia membuat kekacauan lagi.
"Apa yang kau lakukan?"tanyaku lagi, dia mengalihkan pandangannya padaku, dan itu berarti siaga satu. Ini benar-benar tidak baik, moodnya pasti sangat buruk!
"Kau mau tau urusan orang dewasa saja sih, sudah sana urusi ujian masukmu!"jawabnya sinis lalu menghempaskan tubuh kurusnya ke sofa.
"Malas. Aku pasrah saja,"aku mengikutinya, menghempaskan tubuhku ke sofa dan merapatkan mataku, rasanya nyaman sekali meski mama belum mencuci cover sofa ini selama dua minggu.
"Kemana saja kau saat seharusnya kau berdiam diri dirumah dan belajar, serta pergi ke gereja untuk berdoa?"ok, kali ini dia mulai menyindirku.
"Ah... jangan bahas masalah itu lagi. Kau lebih parah, otak cemerlang, prestasi menggunung tapi selalu berbuat onar!"
"Yakh, itu kau tau. Aku pintar, jadi sah-sah saja membuat onar, sedangkan kau..."dia menelaah ku dari ujung rambut sampai kakiku lalu mendecih, "Otak udang!"
"AKU TAU, AKU TAU!"aku sedikit berteriak kali ini, kenapa dia begitu menyebalkan sih?
"Sehunnie... setiap orang punya kelebihan. Kau tau kan?"ok, kali ini mungkin sebuah lalat berukuran hulk sedang menyumbat pendengaranku. O.o)"
Hey, sejak kapan dia berkata bijak? Dan poin pentingnya, orang di sebelahku ini sedang berbicara kepada ku!
"Lalu?"aku membalasnya ragu, dia menghembuskan nafasnya kasar lalu menegakkan posisi duduknya, drama yang sejak tadi tayang tidak kami hiraukan sama sekali.
"Kau juga, kau punya kelebihan itu!"ucapnya pelan namun bermakna sebuah ketegasan? sorot matanya menunjukan sebuah keyakinan yang begitu besar. Seolah membimbingku yang sedang berada di tengah zebra cross dengan berpuluh orang berlalu lalang didalamnya._.
"Kau putus dengan Jong Dae hyung ya?" (° ▽˚?)
'tik...tok...tik...'
'BUK, BAK, BIK, BUK, BAK...JDHAAARRRRR'
"Ya... aku tanya baik-baik kenapa kau memukulku?"protesku sambil menghindari lemparan-lemparan bantal sofa yang melayang dari tangannya.
"AKU MEMBENCIMU, AKU MEMBENCI JONG DAE, DASAR BUAYA...! SIAL, SIAL, SIAL!"
"Akhhhhh!"
'BUGH... DUGHHHH...'
"SEHUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUN!"
"Dasar poker, gila, tolol, apa-apaan sih!"mesti kemana lagi sekarang. Ah benar-benar harus menghubungi Kyung Soo sepertinya! Tunggu, jadi aku belum menghubungi Kyung Soo dari tadi?._.
'ceklek...'
"Eh, Kyungie. Kenapa kau ada disini?"tanyaku gugup. Ok, ini gugup bukan dalam artian seperti "ITU". INI KARENA, SAAT AKU MEMBUKA PINTU RUMAHKU SESOSOK MATA BULAT ITU MELOTOT KEPADAKU! Satu hal yang kubenci dan kutakuti dari Kyung Soo adalah, saat dia kaget dan menunjukan matanya yang membulat seperti itu! ITU BENAR-BENAR LEBIH MENAKUTKAN DARI HANTU SADAKO!
"Eh... emmm... aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."
"Oh... Diantar siapa?"tanyaku basa-basi, well meski kami sudah berteman semenjak SD kami tetap canggung jika sedang mengobrol, terkadang sih. Pasti materi obrolan kami akan selalu limit atau out of date. Karena kami memang benar-benar berbeda. Lebih tepatnya minat kami terhadap sesuatu.
"Sendiri, tapi hyungku menguntit,"jawabnya lesu lalu mengendikan kepalanya kearah sebuah scooter PINK! Dan sedan silver di belakangnnya. Nampak seorang namja, ekhem... tampan yang sedang menyandarkan dirinya di sana.
"Berarti kau berdua... dan kau membawa masalah besar karena membawa seseorang yang tak diundang."
"Maksudmu?"lihatlah, bagaimata volume pupilnya membesar dan seakan mau copot. Hihhh... mungkin bagi namja tampan di luar sana itu terlihat imut, tapi maaf sekali itu pengecualian untukku. Berarti aku tampan ya?._.
"Sepertinya mereka bertengkar,"bisikku sepelan mungkin.
"Lagi?"tanyanya malas.
"Sudahlah biarkan mereka menyelesaikkan urusan ORANG DEWASA mereka!"jawabku malas lalu menarik tangannya dan membawanya masuk. Tunggu bagaimana dengan Jong Dae hyung. Aishhh... orang itu... kenapa lelet sekali?
"JONG DAE HYUNG, GEGE MENUNGGUMU!"teriakku sangat keras supaya Yixing gege juga bisa mendengarku. Biar saja sih, orang itu sudah membuatku kesal hari ini.
"YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA... JANGAN BIARKAN ORANG ITU MASUK HUNNIE!"balas Yixing gege yang terdengar sampai halaman depan.
"KAU DENGAR HYUUUUUUNG? DIA MARAH PADAMU TUUHHH... SUDAH CARI PACAR LAIN SAJAA! AKU BISAAAA!"sambungku asal, yang membuat Kyung Soo terbahak-bahak.
"Apa yang kau katakan barusan?"
'glekkk'
"KAAAAAAAAAABUUUUUUUUUUUUURRRRRRRRR!"aku dan Kyung Soo segera menubruk Yixing gege yang entah semenjak kapan sudah berdiri di belakangku dan langsung menuju ke kamar. Masih bisa kudengar pelan Yixing gege yang tengah murka pada Jong Dae Hyung.
"Eh, Mama masih meneruskan yang tadi?"tanyaku sedikit terkejut saat kudapati mamaku masih berurusan dengan I-pad nya.
"Tidak, baterainya sampai habis karena tidak ada satupun SMA yang mama harapkan dapat kau masuki."
"Eh, maaf ya Ma..."aku menundukan kepalaku, rasanya aku adalah anak terburuk dalam sejarah per-anakan dunia? (˙▿˙?)
"Tidak papa. Besok kita cari lagi..."lagi? kenapa ngotot sekali sih, di komplek ini bahkan ada dua SMA yang tidak terlalu buruk, dan yang terpenting aku bisa lolos dalam ujian masuknya. PASTI, ITU PASTI. Soalnya keduanya berisi anak, ekhem maksudku orang-orang yang MENGULANG SMA MEREKA. (ʃ⌣ƪ)
"Tidak bisa, mama akan berusaha... meski akhirnya akan..."
"MA!"
"E... permisi sebenarnya aku datang untuk membicarakan masalah ini juga,"Kyung Soo menyela taku-takut lalu melirik ke arahku dan ke arah mama secara bergantian.
"Maksudmu SMA?"tanya mama memperjelas.
"Ne,"jawab Kyung Soo lalu tersenyum. Eh, kenapa dia tersenyum?
"Kenapa?"tanyaku lalu menatapnya.
"Eum begini..."
Ah... akhirnya... sekarang aku tidak usah ambil pusing mengenai high school... RASANYA? SEPERTI MENDAPAT BURGER JUMBO SETELAH KAU TIDAK DIBERI MAKAN SELAMA SATU MINGGU OLEH MAMA YANG PIRING KRYSTALNYA PECAH KARENA KECEROBOHANMU, BAGAI MENDAPAT ES KRIM VANILLA SESAAT SETELAH DICUBIT PULUHAN KALI OLEH YIXING GEGE, DAN BAGAI MENDAPAT NILAI SERATUS DI DALAM PELAJARAN JEPANG!*Hosh... hosh..~, ok, ok... kalau yang terakhir kejadian, itu berarti aku sudah berada di dalam surga. Kalian tau apa yang dikatakan oleh si mata besar yang sedang duduk di sampingku saat ini?
'tik-tok...'
'tik-tok...'
Dia bilang...
Dia mau aku ikut mendaftar di Seoul International High School!("w)
Kalian tau? Itu sekolah paling keren di kota ini! Dan kalian tidak akan bisa menebak kenapa Kyung Soo bisa berpikiran aku dapat masuk ke dalam sekolah itu...
KKN?
Pastinya, sedikit saja kok! Berkat papanya Kyung Soo yang menjadi donatur tetap sekolah itu. Tapi yang lebih mendasar adalah... ternyata sepanjang 17 tahun usiaku, aku baru tahu jika sekolah itu mengandalkan bakat secara langsung bukan nilai ujian... Hello... padahal Yi Xing Ge, juga salah satu alumninya. Kenapa dia tidak memberitahuku perihal seperti ini. Hu, hu, hu... tapi sudahlah... Asik... yuhu...! kalau begitu aku bisa mengikuti kelas musik. Meski aku tak pernah mengikuti lomba-lomba, aku cukup mahir memainkan beberapa instrument. Suaraku memang tidak terlalu bagus, tapi aku pintar menari, terutama balet... (ToT") Eomma mendaftarkanku sewaktu TK.
"Kyungsoo-ya... gomawo, berkat dirimu mamaku sudah tidak berisik lagi,"ujarku jujur sambil melirik mama yang kini sudah sibuk kembali dengan sebuah i-pad, kali ini milikku yang dipakainya. Dan situs yang dibukanya kini adalah...
PANCI SERBA ? dia itu maniak kalau kalian ingin tahu. Tapi tidak papa jugas sih, kalau begitu mama jadi sering praktek memasak masakan yang enak-enak, kecuali kalau mama sedang mengamuk pada papa, huh... jangan tanyakan kenapa panci serba guna itu beralih fungsi. Hu, hu, hu... tunggu dulu! Kenapa aku jadi curhat tentang mamaku? Lebih baik fokus kepada pengungkapan rasa terimakasihku kepada Kyungsoo kan?
"Eh, tidak usah berterimakasih Sehunie, sudah seharusnya sesama teman saling membantu. Tetapi, sebenarnya..."Kyungsoo nampak sedikit ragu untuk melanjutkan kalimatnya, jadi kurasa lebih baik aku menyelanya saja,"Sebenarnya?"aku meyakinkannya.
"Sebenarnya, lebih baik lagi kalau kau memberiku knife set keluaran terbaru dari lion star untuk menggantikan rasa terimakasihmu,"tambahnya malu-malu. What the?
"Eh... begitu ya?"tanyaku sambil menggaruk rambutku yang sepertinya harus segera kucuci hari ini juga.
"I... Itu juga kalau Sehun tidak keberatan,"ok, ok... sepertinya aku memang harus segera membelikannya.
"Baiklah janji. Akan kubelikan nanti. Memang berapa harganya?"tanyaku. Jujur yah, ini jujur... Kyungsoo itu anaknya sangat baik, kelewat baik malah tapi kebaikannya itu juga selalu mengandung modus. Tidak seperti aku, aku tidak pernah modus karena aku memang tidak pernah melakukan hal baik(?) -_-"
"150 dolar,"
'Apah 150 dollar?"
WHUUUUUTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTZZZZ? Hu, hu, hu... itu uang jajanku selama satu bulan tau... dan dengan teganya si jelek bermata besar seperti kodok itu mengucapkan sejumlah nominal tersebut dengan sangat amat tidak berperasaan. Ini benar-benar gila... hanya untuk satu set pisau, harus dibayar dengan uang jajanku selama satu bulan! Ini tidaaaaaaakkkkkkkkkk addddddddddiiiiiiiiiiiiiiillllllllllllll! Bahkan aku merasa lebih adil ketika aku hanya diberi satu telur di dalam mie rebusku sedangkan Yixing hyung dua!
"Ba.. baiklah..."ucapku lemas. Entah apa yang harus kulakukan sekarang. Apakah aku harus minta uang pada mama? Tapi aku sudah dibelikan sebuah tas dan sepatu baru keluaran gucci untuk masuk SMA. Apa harus minta papa? Aku sudah minta dibelikan ponsel baru minggu lalu, jadi tidak mungkin papa memberikanku uang lebih, apa pinjam kepada Yixing gege? TIDAAAAAAAAAAAAKKKK... meski diberikan, mau ditaruh dimana harga diriku?
AKU KAN BARU KEMARIN BERHUTANG KEPADANYA... (╥﹏╥)
"Hunnie... kau tidak papa? Kok mukamu pucat?"tanya Kyungsoo lalu mendekat kearahku.
"Tidak. Hanya sedikit mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk tidak jajan selama sebulan." (-''-)
Sehun's POV end.
Author's POV...
Jam telah menunjukan pukul 08.00 PM dan itu berarti akan ada sedikit keributan yang akan menyebabkan tetangga keluarga Wu menggerutu? Wu Yifan yang kini bekerja pada kepolisian negara itu baru saja kembali dari tempat kerjanya dan langsung disambut hangat oleh seyuman manis istrinya, Wu Joo Myeon. Sedangkan kedua anaknya tidak terlalu memperhatikan kedatangan sang papa, karena mereka kini sedang berebut remote TV untuk menonton channel kesukaan mereka. Dengan raut wajah yang sedikit kesal Yi Fan langsung menuju ke arah kamarnya, istrinya itu pasti sudah menyiapkan air hangat untuknya berendam. Sang istri kini tengah menatap tajam pada kedua anaknya yang kini sudah mulai saling tendang-menendang di ruang keluarga. Bahkan kini terlihat bahwa seorang namja yang lebih kurus kering diantara dua orang itu terjatuh dari sofa dengan tidak elitnya.
"Yaaaaaaaaaa! Gege, tidak usah pake kekerasan juga dong!"rengek namja manis itu, Sehun pada gegenya.
"Cih, siapa suruh menggangguku! Sudah sana bantu mama di dapur!"balas Yi Xing tidak terima lalu melempar dua bantal sofa sekaligus ke arah Sehun.
"Yah, ini kan giliranmu ge! Kemarin aku sudah membantu!"bantah Sehun lalu mencoba berdiri.
"Kau lupa, kau masih mempunyai hutang dua puluh ribu won kepadaku, dan sebagai jaminannya kau harus menggantikan tugasku!"jawab Yixing tanpa melirik sedikitpun kepada sang adik yang kini tengah memanyunkan bibir tipisnya. Tanpa perlu diberitahu lagi, Sehun yang nampaknya sudah kesal langsung berlari ke dapur dan membantu mamanya yang kini tengah membawa mangkuk sup ke meja makan.
"Kau membantu mama lagi hari ini?"tanya Joo Myeon heran.
"Iya, karena ada suatu hal yang menyebabkan aku menjadi budak gege,"jawab Sehun murung.
"Kalau tidak ikhlas lebih baik tidak usah membantu. Lihat, kau hampir memecahkan mug favorit papa!"kata Joo Myeon sambil menunjuk mug bergambar dragon yang digenggam Sehun dengan sangat kencang. Apabila Sehun adalah hercules mungkin nasib gelas itu akan sangat buruk.
"Ya, Ma, iya..."dengan amat terpaksa, akhirnya Sehun membantu mamanya juga menyiapkan meja makan.
"Sudah siap?"tanya Yi Fan yang kini sudah siap dengan baju santainya di ruang makan, Yi Xing mengikutinya dari belakang dengan senyum menggoda yang ditunjukan pada adiknya.
"Nde..."jawab Joo Myeon singkat lalu menarik sebuah kursi makan yang posisinya berada di samping kursi milik Yi Fan. Dan akhirnya makan malam pun dimulai, dengan berbagai menu masakan China yang sangat khas dan dibumbui pertengkaran-pertengkaran kecil antara Sehun dan Yi Xing. Menggambarkan keluarga yang hangat dan bahagia.
Jam masih menunjukan pukul enam pagi, tetapi Sehun sudah berada di dalam sebuah mini market kecil yang berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya. Dengan mata sipit yang masih sedikit layu, dan mulut kecilnya yang terus menguap ditambah dengan pakaiannya yang masih lusuh menunjukan bahwa sebenarnya remaja itu... jangankan mandi, cuci muka saja belum dilakukan olehnya... (-_-"). Jadi, sebenarnya sebuah keterpaksaan lah yang membawanya pergi ke mini market ini. Papa nya yang maniak coffe itu kehabisan stoknya, sehingga mau tidak mau Sehun lah yang harus membelikannya. Singkatnya sekarang Sehun sudah berada di deretan beverage, dan mengamati satu persatu jenis coffe di sana.
"Eh... mana yang harus kupilih? Tadi papa mengatakan ka... a... pu, cino atau mocacino? Eh mokacino eh, entahlah... molla... bagaimana aku bisa melupakan hal sesederhana ini!"keluhnya pada dirinya sendiri. Di kedua tangan mungilnya ada dua buah coffe dengan jenis berbeda yang membuatnya kebingungan. Salahkan saja otak babonya yang melupakan apa yang dikatakan mamanya.
"Chongsohamnida agashi, anda membuat coffenya berantakan."
"."
".."
"..."
"Agashi?"
"Ne,"Sehun menjawab seruan seorang namja tinggi yang tadi menghampirinya. Dengan senyum bodoh yang terpasang di wajah lusuhnya dia malah mengulurkan tangan kanannya sehingga membuat namja itu kebingungan.
"Mianhamnida, maksud saya... apa ada masalah? Agashi terlihat kebingungan sejak tadi, dan lihat... kemasan-kemasannya berceceran di lantai,"namja itu tersenyum kecil dan Sehun terus memandang wajah tampan di depannya. Ngomong-ngomong menurut Sehun namja tampan yang sedang berbicara dengannya ini mirip dengan aktor telenovela favorite Sehun yang sudah menikah sebanyak lima kali._.
"Eh, iya... eumm... begini sebenarnya papa ku menyuruhku membeli coffe instan. Tapi aku tidak tahu apa yang dipesannya,"jelas Sehun dengan mimik wajah dibuat seimut mungkin.
"Eh... kenapa bisa begitu?"
"Ya... bisa saja. Aku kan lupa,"Sehun kembali menjawab, kali ini dengan seratus persen mukanya yang selalu berekspresi, "AKU BENAR KAN?" Raut wajah yang sangat memaksa._. juga jangan lupakan kebiasaan sok akrabnya yang membuatnya melupakan tata krama tentang berbicara formal pada orang asing.
"Kalau begitu, lebih baik beli coffe ini saja. Ini coffe brazillia, rasanya sangat enak,"jelas namja tadi lalu mengambil sebungkus coffe instant di rak paling bawah.
"Benarkah? kau pernah mencobanya?"tanya Sehun ragu.
"Belum sih."._.
"Oh... aku bingung, jadi sekarang harus bagaimana? Kalau papaku tahu aku pulang tanpa membawa hasil, pasti uang sakuku akan dipotongnya lagi. Dan nanti aku tidak akan bisa membelikan satu set pisau yang Kyungsoo minta... hu, hu, hu..."keluh Sehun lalu tiba-tiba menubruk dada namja berkulit tan di depannya. MODUS.
"Kalau begitu kenapa anda tidak telepon saja?"namja itu berusaha memberi solusi kepada Sehun, dan itu berhasil membuat Sehun melepas pelukan modusnya. Dengan mata yang berbinar-binar, meski ada sedikit kotoran yang masih menempel di sudut-sudut matanya._. dia berekspresi seorah-olah menyerukan...
"YOU ARE MY HERO...
JAEJOONG?! -_-
"Benar juga yah, eh... tidak benar. Aku kan tidak bawa ponsel!"elak Sehun lagi. Namja tampan di depannya masih setia dengan senyuman manis dibibir penuhnya. Kali ini Sehun masih meluncurkan modus rupanya...
'Tidak papa, pembeli adalah raja bukan?'batin Sehun sambil mengamati namja tampan yang sepertinya, ekhem... Sehun yakini dia adalah seorang pramuniaga. Terbukti dari pakaian yang dikenakannya, sama dengan yang dipakai 'oppa-oppa' tampan yang sepertinya kasir di depan tadi.
"Saya akan meminjami anda ponsel,"lalu namja itu mengeluarkan ponselnya, dan memberikannya pada Sehun. Sehun mengambil ponsel itu sambil curi-curi kesempatan agar bisa menyentuh tangan lembut milik sang namja tampan.
"Aku tidak hafal nomor telepon siapapun... sungguh."
'Tik-tok-tik-tok'
"Ekhem..."
"Eh, sudah selesai hyung?"
"Siapa dia Jongie?"tanya seorang namja manis yang kini menghampiri Sehun dan namja tampannya? tiba-tiba. Dengan sekali lirik Sehun yakin namja itu benar-benar borjuis. Lihat saja cassio baby yang melingkari lengan kirinya, dan channel kulit yang menggantung di pinggang rampingnya. Kecuali semua itu KW atau imitasi._.
"Oh, dia... bukan siapa-siapa, hanya sepertinya dia sedang kebingungan untuk memutuskan membeli sesuatu, jadi aku membantunya."jelas namja tampan, yang kini sudah Sehun ketahui namanya Jongie, tunggu terdengar seperti panggilan khusus? Jangan-jangan namja manis di depannya kekasihnya._.
"Well, kau kebingungan membeli apa?"namja manis itu kini beralih kepada Sehun. Sehun yang daritadi sedang menelaah si namja manis itu kini terperanjat kaget.
"I... itu... coffe instant,"jawab Sehun singkat kemudian menundukan kepalanya. Entah mengapa rasanya sangat aneh ketika namja manis itu yang bertanya padanya.
"Oh, kalau begitu beli saja, paket ini. Ini, ambillah... semua jenis macam coffe sudah tersedia di dalamnya, kajja Jongie..."namja manis itu berlalu, sambil mengangkat keranjang belanjaannya. Sedangkan Sehun tengah memandang sekotak paket coffe yang berada di tangannya.
'Ini berlebihan...'
"Kalau begitu, saya permisi dulu... anyeong..."what? kenapa seorang pegawai bisa seenak saja pergi meninggalkan pembeli? Tapi tunggu, memangnya namja itu benar-benar pramuniaga?._.
"What the... ah... namja itu kan customer... bukan pramuniaga. Salah sendiri memakai pakaian yang mirip dengan pramuniaga. Ah sudahlah, memangnya dia beli baju dimana? Ah, kenapa aku memikirkan hal semacam itu..."
Author's POV end.
Jongin's POV...
Ah, hari ini terlalu panas. Semestinya di musim panas seperti ini, suhu normal hanya tertuju pada 38 derajat celcius diukur dari permukaan terendah. Tapi kenapa, sepuluh tahun terakhir suhu terus meningkat. Benar-benar, pemanasan global telah membuat bumi menjadi kacau. Dan sepertinya namja yang tadi, terkontaminasi pemanasan global juga, sehingga saraf-saraf motoriknya tidak bekerja dengan baik.
"Kau membantu orang?"Taemin hyung membuatku sedikit kaget ketika dia sudah duduk di kursi penumpang. Beberapa menit yang lalu dia nampak memasukan barang belanjaannya ke dalam bagasi.
"Ne? Ah... itu kebetulan saja,"jawabku lalu mulai memasang persneling. Taemin hyung masih sibuk dengan sabuk pengamannya sambil sesekali menggumamkan upatan-umpatan karena hal kecil itu. Dia mungkin akan menggumamkan, kenapa sabuk pengaman harus terbuat dari serat kasar yang mungkin dapat merusak kelvin klein terbaruku, atau kenapa pengait ini tidak bisa menyatu. Oh, astaga...
"Kim Jong In, sampai kapan kau akan terpaku seperti seorang pembalap yang kecolongan start?"Taemin hyung mengintrupsiku. Astaga, kali ini dengan tatapan menusuknya yang sangat menyeramkan.
"Ne, mian, he, he, he..."
Jongin's POV End.
Author's POV...
Meanwhile at Wu's household...
"SEHUUUUNNN... KENAPA KAU MENGHABISKAN UANG BELANJA SATU MINGGU KEDEPAN HANYA UNTUK MEMBELI KOPI?"teriakan itu terdengar sangat jelas di seluruh sudut rumah minimalis bernomor tiga belas itu. Bahkan satu blok perumahan mungkin bisa mendengarnya, meski hanya gemanya saja.
"Yixing, apa yang saengmu lakukan lagi kali ini?"tanya Baekhyun, tetangga Yixing yang rumahnya berjarak dua rumah dari rumah Sehun.
"Yang jelas, karena itulah aku datang,"Jawab Yixing lalu kembali asyik dengan video dance yang ditayangkan di monitor Laptopnya.
"Astaga... sebaiknya kita pindah saja dari sini Byunnie..."omel Sungmin sambil membawa sekeranjang penuh cucian kotor di tangannya.
"Well, sepertinya bukan kita tapi mereka,"jawab Baekhyun acuh tanpa melirik sedikitpun kepada ummanya. Sementara Yixing sendiri nampak tidak terlalu menggubris ocehan ajhumma itu.
"KENAPA UANG JAJANKU YANG MENJADI KORBAN? BAGAIMANA JADINYA AKU DUA BULAN TANPA UANG JAJAN? HU, HU, HU..."
TBC. ◜▿◝。