Kinshi Matawa De…nai?

Prolog….

Sehun – Luhan

ELL

.

.

.

.

.

.

Siapkan bantal karna ini FF yang bikin ngantuk

.

.

"mama, mana mereka?"

"sabar sayang, mereka pasti datang."

Untuk kesekian kalinya Luhan mengehela napas bosan. Ia sudah duduk berjam-jam bersama mamanya di sofa café menunggu orang yang akan di perkenalkan sebagai calon baba barunya.

Luhan berpikir orang yang akan menjadi baba barunya adalah orang yang tidak pernah tepat waktu. Baru begini saja dia sudah membuat orang menunggu.

"sabar sayang, mereka tentu lama karna harus melintasi lautan untuk bertemu." Bujuk mamanya melihat tingkah Luhan yang bergerak sana sini karna bosan.

Memang benar, baba barunya harus melintasi lautan kalau ingin bertemu mamanya. Karna Luhan dan mamanya berada di China, sedangkan baba barunya berada di Korea. Luhan juga tidak tau, bagaimana cara mamanya bisa bertemu dengan calon baba barunya itu. Luhan tidak tertarik untuk bertanya.

Bocah berusia 12 tahun itu hanya mengangguk malas sebelum menghela napas yang entah keberapa kalinya. Ia tak perduli jika kata orang perbuatan itu membuat umurnya jadi pendek. Ia hanya terlalu bosan dan tak lama setelahnya ia mendaratkan pipinya di atas meja, jatuh tertidur

.

.

.

Luhan bangun dengan pemandangan asing di suguhkan indera penglihatannya. Berada di atas ranjang yang tentu saja bukan miliknya dan ruangan yang di dominasi warna putih, abu-abu serta hitam. Sangat elegan.

Ia ingat dengan jelas terakhir kalinya ia berada di café dengan mamanya menunggu seseorang yang tak tepat waktu atau mungkin tak akan pernah datang. Entahlah, Luhan tak tau apa yang terjadi setelahnya karna ia jatuh tertidur sakin bosannya menunggu calon baba tak tepat waktu itu.

Mulutnya bungkam, matanya berkeliaran mengitari isi ruangan hingga berhenti menatap seseorang yang baru saja membuka pintu kamar tempatnya berada.

"oh? Anda sudah bangun?." Menurut Luhan, orang dengan pakaian seorang maid itu menanyakan hal yang jelas ia tau jawabannya. Tidak mungkin bukan? Matanya terbuka lebar dan ia di anggap sedang tidur?

Tapi? Siapa maid ini?

"di mana aku?" ucapnya serak. Maid itu tersenyum dan berjalan mendekatinya. Luhan juga baru sadar kalau maid itu tidak sendiri, ada 2 maid lainya di belakang maid itu. Hanya saja, tadi Luhan tak melihat mereka karna terhalang pintu

"kami di perintah tuan besar untuk mempersiapkan anda, tuan." Bukannya menjawab, maid itu malah member penuturan yang berbeda dari hasil yang di inginkan Luhan. Dan meski tidak mengerti, Luhan menurut saja ketika maid-maid itu mulai menuntunnya.

"di mana, mama?" tanyanya ketika ia sedang di mandikan

"setelah ini, anda akan bertemu dengannya, tuan."

Luhan berpikir kalau maid lainnya tidak bisa bicara karna dari tadi, hanya maid bersuara cempreng khas yeoja itu yang terus bicara.

.

.

.

Dari tadi Luhan terus bertanya, apa yang sudah terjadi saat ia tidur. Apa yang maid-maid itu lakukan mendandaninya selayak orang-orang yang akan pergi ke pertemuan resmi. Dan bukankah, mereka berkata ia akan bertemu mamanya setelah mereka selesai? Lalu? Apa hubungannya dengan ia yang di antar seorang supir ke gereja? Apa mamanya ada di gereja? Tapi kenapa?

Luhan merasa seperti orang bodoh yang tak tau apa-apa. Mungkinkah ia berjalan saat tidur dan tersesat entah kemana? Karna jujur, selama perjalanan, ia tak tau tempat-tempat yang di lihatnya dari luar kaca mobil. Semua begitu asing. Ia coba bertanya pada sang supir tapi, supir itu diam saja hingga mereka sampai di sebuah gereja dan orang dewasa berjas hitam langsung menyambutnya, membukakan pintu dan menuntunnya keluar, memasuki gereja. Luhan hanya mengikuti tuntunan orang dewasa itu. Seperti tokoh dalam cerita yang hanya mengikuti jalan cerita sang penulis.

Luhan bukanlah bocah polos atau terlalu bodoh untuk menyadari kalau saat ini, gereja itu tengah mengadakan sesuatu yang besar. Ini bukan ibadah seperti biasa dan Luhan tidak ingat kalau tanggal china menetapkan hari ini sebagai hari yang bersejarah. Orang-orang di sana menoleh saat ia memasuki gereja, namun Luhan tak terlalu perduli. Ia hanya terus mengikuti orang dewasa yang menuntunnya hingga ke barusan kursi paling depan.

Beberapa orang dewasa yang terlihat sama dengan pria dewasa penuntunnya berdiri dan membungkuk hormat padanya. Jelas Luhan terheran-heran. Mereka bukan orang yang bekerja di gaji oleh mamanya, tapi, kenapa bersikap seperti itu?

Setelahnya mereka kembali berdiri tegak, orang yang menuntunnya tadi menyuruhnya duduk tepat di sebelah seorang namja kecil bertuxedo serba putih yang Luhan yakini, namja itu lebih muda darinya karna tubuhnya lebih kecil dari Luhan. Sadar sedang di tatapi, namja kecil itu menoleh sekilas dengan ekspresi datar. Luhan pikir ia bocah kecil tak tau sopan santun, di lihat dari manapun, bocah itu pasti tau kalau Luhan lebih tua darinya.

Tapi, Luhan tak ambil pusing dan segera duduk di sebelah namja kecil itu.

"di mana mama?" Tanya Luhan pada orang yang menuntunnya tadi "kau akan melihatnya, duduk saja dengan manis." Luhan menjauhkan kepelanya yang hendak di tepuk orang itu. Ia tak suka orang asing berbuat seperti itu padanya. Orang itu sedikit kaget, tapi kemudian tersenyum dan menghadap ke depan.

Luhan juga baru sadar ada seorang namja dewasa berdiri di depan altar. Apa ia terlalu bingung dengan apa yang terjadi hingga tak menyadari keberadaan orang yang tengah menatapnya di depan altar itu ? Orang itu tersenyum padanya namun Luhan diam saja. Tak berniat sama sekali membalas senyumman pria berwajah tampan itu

Tak lama, semua orang berdiri. Luhan menampakan ekspresi bodoh karna bingung dengan apa yang terjadi, tapi ia juga ikut berdiri. Telinganya menangkap suara yang mengalun indah berasal dari seorang pianis yang duduk di depan piano tak jauh dari tempatnya. Musiknya, terdengar seperti…iringan music pernikahan.

Otaknya sedang mencerna dan menyimpulkan sesuatu saat matanya menangkap pemandangan yang membuat mulutnya menganga. Ia tak perlu lagi berpikir dan menyimpulkan pemandangan yang adalah seorang wanita dengan balutan gaun pengantin berjalan serta sempat tersenyum ke arahnya sebelum pria yang dari tadi berdiri di atas altar meraih tangan wanita itu—mamanya

Ia memang setuju kalau mamanya menikah lagi. Tapi, apa harus ia bertemu baba barunya dengan cara seperti ini?

Eh? Tidak! Sebenarnya kalau ia tak tertidur saat di café. Mungkin baba barunya akan berbasa-basi dulu sebelum mengajaknya dan mamanya ke sini. Sekarang Luhan tau, ia berada di korea. Pantaslah hanya beberapa orang yang bicara padanya karna sebagian tidak mengerti bahasa China.

.

.

.

Luhan kembali di buat bingung saat pulang ke rumah tadi yang ia yakini rumah baba barunya dan mendapati namja kecil berwajah datar, tak tau sopan santun yang tadi duduk di sebelahnya saat di gereja.

Ia ingin bertanya pada orang yang sedari tadi mengikutinya tentang siapa namja kecil itu. Hanya saja, ia terlalu lelah dan ingin cepat-cepat beristirahat sepulang dari resepsi mamanya dan baba barunya di sebuah hotel seusai perikraran janji di gereja.

Luhan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tak perduli dengan pakaian resmi dan sepatunya yang masih lengkap. Ia hendak menutup mata saat mendengar pintu terbuka. Luhan menoleh dan mendapati namja kecil tadi berdiri di ambang pintu menatapnya datar. Sungguh Luhan tak mengerti kenapa ia terus melihat namja kecil itu.

"siapa kau?" Tanya Luhan dalam bahasa China.

"ini kamarku, kamarmu di sebelah." Bukannya menjawab, namja kecil itu malah memberi penuturan yang membuat Luhan merasa malu. Hei! Kamar ini benar-benar mirip dengan kamar tadi, tapi, nyatanya ia salah kamar. Dan apa tadi? Ini kamar namja kecil itu? Berarti namja itu juga tinggal di sini? Dan lagi, namja itu berbicara bahasa China? Siapa dia sebenarnya?

Luhan turun dari ranjang dan keluar kamar, namun saat ia melewati namja kecil tadi, ia kembali bertanya dan kali ini namja kecil itu menjawab sesuai pertanyaanya

"aku Oh Sehun. Adik tirimu."

Prolog END

Ell note :

Anyeong, ini FF barunya Ell.

Silahkan protes karna Ell belum nuntasin FF yang lain tapi udah buat yang baru. Yahh.. abis gimana, udah puny aide. Cuma kalau di tampung, entar keburu di post sama orang lain lagi ide yang sama kkk~

Ah, ya ini baru prolog. Ngebosanin yah? Hehe… makannya udah di warning