_READING CLUB_

.

Length : Chaptered

Author by:

Mrs. Evil aka Avery Cho

.

Cast :

Wu Yi Fan (Kris) EXO M

Huang Zi Tao EXO K

Kim Jaejoong

Jung Yunho

Haruko Mizuki as ghost

(mian Evil nyempil xD #lol tapi gpp cumin jadi hantu kok :p)

And other cast nyusul

Pair : KrisTao

Disclaimer : semua cast disini milik Tuhan dan diri mereka sendiri. Except Kyuhyunnnie is MINE! And always belong to me!

Genre : Horror, Mystery, Romance

Warning : YAOI! Boy x Boy/ BL (Boys Love) /Shonen Ai, gaje, dan pastinya TYPO menjadi bumbu penyedap rasa dalam ff diluar nalar ini #-_-

Summary : Wu Yi Fan dan Huang Zi Tao menemukan sebuah buku aneh di perpustakaan sekolahnya yang sudah tidak dipakai selama sepuluh tahun. Ternyata buku itu adalah buku yang sudah dikutuk. Siapa saja yang membacanya akan mati, termasuk salah satu guru disekolah mereka. Polisi mengira kejadian ini murni bunuh diri, tapi ternyata bukan… setelah kejadian itu Yi Fan akhirnya menceritakan kejadian buruk yang menimpa keluarganya ketika dia masih kecil pada Tao.

A/N : Fanfic ini merupakan REMAKE dari sebuah Manhwa dengan judul sama bergenre Horror karya Jo Joo-Hee dan Seo Yun-Young. Bagi yang penasaran silahkan mencari di toko buku terdekat -_- Bye! #pulang

Note : Yang di BOLD adalah flashback, sengaja Evil gak make kata 'flashback' sebagai keterangan soalnya noona Evil si Qhia503 megang remote sebagai pentungan kalo Evil make kata flashback -_- katanya sih ngerusak feel ceritanya, YESUNGdahlah mari kita melangkah(?)

And then, please just call me Evil-san, Mizu-chan, or ONIK! (Soalnya kata Kkamjjongin oppa dan Hyunseung B2ST nama Onik itu unik dan terdengar lucu waktu di fansign mereka *^_^*) . The author or thor called is too good(?) for me, I'm newbie here.. ngerasa belom pantes buat Evil dipanggil gitu…

PLEASE, IF YOU DON'T LIKE MY PAIR JUST CLICK [X] TO CLOSE. DON'T BASH MY PAIR, bash saja saya karena saya laah trouble makernya! Yohohoho...

NO COPAS NO PLAGIAT!

NGE-FLAME SIH BOLEH BOLEH AJA ^_^

Me-review itu hak kalian masing-masing

DON'T LIKE DON'T READ

So,.

HAPPY READING *^_^*

.

.

_Haruko Mizukiyoshie Present_

.

.

Chapter 1

,

,

Sang yeoja menahan lengan sahabatnya yang hendak beranjak pergi, kedua iris hazel menatap sendu sahabatnya dengan penuh harap.

"Ku tunggu disini, ya.."

Sahabatnya melirik kesal sang yeoja, ia menyentakkan lengannya dengan kasar hingga pegangan sahabatnya terlepas.

Angin sore mulai berhembus pelan, menimbulkan gemerisik perpaduan dedaunan yang tengah menari. Nada pelan yang seolah tengah menemani kesendirian sang yeoja.

Haruko Mizuki menatap punggung sahabatnya yang mulai menjauhi gerbang sekolah. Haruko berbalik, seolah ia tengah mengambil arah yang berlawanan dengan sahabatnya. Memasuki gedung sekolah yang sunyi.

Langkah kaki beradu dengan marmer, menimbulkan alunan statis yang menggema diseluruh koridor yang gelap. Kemilau sinar senja yang meredup tak menyurutkan langkah Haruko, pencahayaan yang minim tak menyurutkan langkah pasti yeoja berambut hitam arang tersebut.

Kaki jenjang nya mulai menapaki satu demi satu anak tangga yang menjulang, hentakan yang tegas memenuhi penjuru koridor. Langkahnya terhenti didepan sebuah ruangan tatkala iris hazel kelam tersebut menatap huruf Hangeul yang tertera pada papan disamping pintu. Perpustakaan Sekolah.

Haruko duduk disebuah bangku yang terdapat diujung ruangan, sang yeoja mengabaikan keadaan perpustakaan yang suram dibalut sinar mentari yang mulai terbenam. Kedua iris hazelnya menatap sendu keluar jendela yang tidak tertutup tirai, tersenyum miris meratapi kesendiriannya diruangan tanpa pencahayaan tersebut.

Satu-satunya sumber pencahayaan diruangan itu hanyalah sinar senja yang menyelinap dari balik tirai jendela yang tergerai. Seiring dengan meredupnya sinar sang surya, sorot mata Haruko turut meredup hingga akhirnya terpejam ketika kegelapan mulai menyergap.

'Hei…'

'Hei Haruko!'

'Heii… ayo lihat kesini!'

Iris hazel Haruko terbuka perlahan kala sosok ceria sang sahabat melintas diujung retinanya, mengulang kembali memorinya ke masa masa paling bahagia dalam hidupnya. Saat tertawa lepas bersama sang sahabat.

Matanya memanas meyaksikan kepingan-kepingan memori masa lalu yang tercipta dalam benaknya, menimbulkan perasaan nyeri saat menatap senyum cerah yang dilayangkan sang sahabat untuknya..

Kedua iris hazel tersebut terpejam kala liquid bening memenuhi pelupuk matanya. Liquid tak terbendung yang menyusuri pipi bulat penuh Haruko hingga isakan kecil mengalun perih dari bibir mungilnya.

"Dia tidak datang…"

_READING CLUB_

Huang Zi Tao menatap serius buku usang dalam genggamannya, potongan kata demi kata seakan menariknya untuk membaca buku itu lebih jauh. Mengabaikan suasana suram yang menyelimuti ruangan tempatnya berpijak, Zi Tao mengedepankan rasa ingin tahunya.

'Sepertinya buku ini adalah wujud pikiran seseorang'

"Hhhsshhh…."

'Eh?' Tao tersentak saat indera pendengarannya menangkap suara aneh.

'Suara apa itu?'

"Hhaahsshh…."

'Seperti suara nafas penuh penderitaan'

Kedua tangannya mencengkeram erat pinggiran buku saat suara itu kembali terdengar, lebih jelas dan lebih menakutkan.

Ia menatap setiap sudut ruangan yang suram, tapi tidak ada orang lain selain dirinya disana. Perpustakaan ini benar-benar sepi.

'Suara itu, seperti penuh dengan kesedihan dan ketakutan, seolah seluruh jiwanya tenggelam dalam kegelapan'

Tao terbelalak kaget saat buku yang digenggamnya mengeluarkan sinar keunguan yang kelam.

"Kalau kau.. tidak.. punya.. keberanian.."

Ia semakin ketakutan mendengar untaian kalimat lirih dari buku usang tersebut, suara lirih penuh tekanan itu seolah mengirimkan angin yang menembus raga. Menyeret jiwa dalam ketakutan penuh terror dan kegelapan. Hingga tangan yang menggenggam buku tersebut bergetar hebat.

"TUTUPLAH BUKU INI!"

Sesosok wajah dengan sorot kebencian dan tatapan membunuh muncul dipermukaan buku tersebut, bersamaan dengan bayangan hitam yang mencengkeram erat pergelangan tangan Tao, tangan dingin tanpa jiwa yang seakan memaksanya untuk masuk kedalam buku.

"HYAAAAAAA! ARGGHH!"

Tao merasakan nyeri yang luar biasa pada pergelangan tangannya. Seolah kulitnya tersayat oleh ratusan jarum kecil tak kasat mata, matanya menatap ngeri buku yang ia lempar –beberapa meter dihadapannya.

"K-Kenapa..." Tao bergetar takut.

"K-Kenapa 'dia' membaca buku seperti ini sembunyi-sembunyi?"

.

.

"Apa kau tahu Perpustakaan Alexandria?"

Tao menoleh, menatap namja berambut blonde yang berdiri tak jauh darinya. Tangannya kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat terhenti –menarik sebuah buku dari rak teratas.

"Para petinggi berusaha mengumpulkan buku-buku dari seluruh dunia"

'Matanya selalu bersinar hanya kalau dia membicarakan buku' Tao tersenyum dalam hati.

"Tapi itu saja tidak cukup kan?" Kris menelusuri rak buku disisinya, jemari tirus sang namja blonde dengan lihai memilah beberapa buku yang menarik perhatiannya.

Kris berbalik, membawa setumpuk buku lalu menyerahkannya pada Tao.

"Para turis yang mengunjungi Alexandria akan digeledah dan harus menyerahkan buku atau naskah pada perpustakaan"

Tao terkejut menatap tumpukan buku ditangannya. Beban ditangannya terlalu berat, dan ia tak dapat memungkiri bahwa tangannya terasa kaku akibat kram.

"Kalau ada naskah yang ditemukan, mereka akan menyimpan yang asli dan mengembalikan salinannya"

Kris tersenyum manis pada Tao, tak ayal senyuman itu mampu membuatnya melupakan rasa pegal ditangannya. Ia yakin wajahnya pasti memerah sekarang.

Namanya Wu Yi Fan, tapi teman-temannya lebih suka memanggilnya Kris. Julukannya adalah pangeran kutu buku yang dingin. Dia tidak suka apapun yang tidak ada hubungannya dengan buku.

"Perpustakaan itu adalah perpustakaan terbagus"

Kris berbalik sambil terus mengoceh, tidak memperhatikan Tao yang mulai kehilangan keseimbangan karena membawa tumpukan buku yang menggunung di belakang sana.

"Para turis yang membaca buku disana akan lupa untuk pulang"

"E-Eh… K-Kris ge…"

"Tapi perpustakaan termegah dan terbesar selama berabad-abad itu hancur karena konflik agama" ia memasang kembali kacamata bacanya tanpa memperhatikan tubuh Tao yang limbung dan-

"GEGE!"

BRAAAK

Kris akhirnya berbalik kearah Tao dengan memasang tampang polos. Pemuda panda itu sudah terkapar dilantai dengan buku yang berceceran disekitarnya, bahkan ada satu yang menutupi kepalanya.

"Apa perpustakaan ini juga hancur karena konflik agama?" Tao bertanya asal.

Seperti inilah keadaan perpustakaan sekolah kami. Tapi sepertinya lebih tepat disebut gudang penyimpanan buku sih daripada perpustakaan.

Kris berjongkok disamping Tao. Tadinya ia mengira pangeran tampan itu akan membantunya berdiri, tidak tahunya…

"Loh? Buku ini… Jules Verne"

Tanpa merasa berdosa, dia hanya mengambil buku yang menutupi kepalaku. Menjengkelkan, kalau boleh aku ingin sekali menghajar tampang naganya itu.

"Woah… Benar-benar luar biasa!"

Tao menatap kesal tubuh jangkung Kris yang membelakanginya, ia benar-benar telah tenggelam dalam bacaannya. Akhirnya Tao memutuskan bangkit sendiri, ia membersihkan debu yang menempel diseragamnya dengan kesal.

Beginilah kenyataannya, keadaan perpustakaan di Seoul of Art and Culture High School ini tidak terurus dan tidak diperhatikan.

Pihak sekolah memakai sebuah kelas dan mengumpulkan buku-buku disitu. Lalu menyerahkan pengaturan pada pengontrol perpustakaan. Kenyataan yang lebih menyedihkan tentang ini adalah, hanya kami berdua yang bersedia bertugas sebagai pengontrol perpustakaan.

Pikirannya menerawang, mengingat hal yang membuatnya harus ada disini. Waktu Kris mengajak Tao menjadi petugas pengontrol perpustakaan, namja bermata panda itu sampai kaget setengah mati.

"Maksud gege… Kita berdua?"

"Iya… Kau…"

"APA? KENAPA AKU?" Tao kelabakan, berusaha menutupi rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya.

"Apa kau tidak suka membaca buku?"

Tao memanggil Kris dengan sebutan gege, karena kenyataannya ia yang paling muda di kelas ini. Tao juga sering melihat pemuda berambut blonde ini di pojok kelas sedang membaca buku. Tapi tetap saja…

"Tapi aku sering melihatmu diperpustakaan"

"Eh, oh ya?"

'Itukan karena aku membaca komik' batin Tao.

"Kecuali kita berdua, aku rasa tidak ada lagi murid yang membaca buku di perpustakaan. Bagaimana?"

'Apa ini kesempatan? Berduaan di dalam perpustakaan hanya dengan Kris-ge?' pikirannya dengan cepat memikirkan hal yang 'iya-iya' saat berduaan dengan namja pujaan hatinya itu di perpustakaan.

Dan kemudian…

"Tolong bantuannya ya anak-anak…"

Tao memandang shock ruangan didepannya. Keadaannya benar-benar mengenaskan. Kris sampai mengerutkan dahi saking terkejutnya.

"Sudah bertahun-tahun tidak ada satupun murid yang mau membantu. Terima kasih ya…"

Lee Sun Kyu, atau biasa dipanggil Sunny seonsangnim. Salah seorang guru di sekolah kami yang berperawakan imut dengan tingkah menggemaskan terlihat begitu bahagia dengan kehadiran KrisTao.

Matanya memandang penuh harap pada dua murid namja dihadapannya, mau tak mau membuat mereka berdua –khususnya Tao merasa tak enak untuk mengundurkan diri.

Itulah kenapa kami ada di gudang ini sekarang.

Tao menjatuhkan buku yang baru ia susun di sudut ruangan. Melakukan sedikit perenggangan setelah mengangkat bertumpuk-tumpuk buku. Ia meringis saat gendang telinganya seolah mendengar 'bunyi patahan' saat Tao meluruskan tulang punggungnya.

Kalau dipikir-pikir mungkin karena Kris-ge mengira aku adalah orang yang sangat kuat makanya dia memilihku. Berduaan? Kesempatan? APANYA YANG KESEMPATAN!

Tao menyeka peluh yang mengalir di keningnya. Tanpa sengaja ekor matanya melirik Kris yang lagi-lagi tengah terhanyut membaca buku. Tubuh jangkung Kris duduk bersandar pada sebuah rak buku disudut ruangan, seolah menciptakan dunianya sendiri dengan perisai tak kasat mata yang tak mampu ditembus siapapun.

"Hei gege…"

Seperti hantu Tao tiba-tiba muncul dihadapan Kris. Memerangkap tubuh yang lebih besar darinya diantara rak buku dan tubuhnya sendiri.

"BISA-BISANYA GEGE MEMBIARKAN AKU BEKERJA KERAS SENDIRIAN SEMENTARA GEGE SANTAI-SANTAI SEPERTI INI?"

Hening..

"Benar-benar bagus sekali, hebat!"

Kris beranjak dari duduknya, tanpa mengindahkan Tao yang masih bertumpu pada rak tersebut. Aura kelam menguar dari tubuh Tao, iris black pearl-nya mendelik kearah namja naga yang baru saja berpindah tempat tersebut.

"Waah, hebat sekali…"

Pada saat yang sama. Tao meninju keras rak buku tempat Kris bersandar sebelumnya, melampiaskan kekesalannya pada pemuda tersebut. Ia bahkan tak menyadari, jika rak yang ia tinju kini terjatuh kearahnya.

BRAKK

Dan menimpa tubuhnya.

'Aku menyerah membereskan semua ini! Aku tidak tau tujuan Kris-ge yang sebenarnya mengajakku menjadi petugas perpustakaan hanya untuk membaca buku disini'

.

.

Setelah itu, Kris gege mulai tidak masuk kelas karena terlalu hanyut membaca buku-buku di perpustakaan. Seperti hari ini.

"Sepertinya ada satu orang yang tidak hadir, apa dia terlambat?"

"BIAR AKU YANG MENCARINYA PARK SEONSAENGNIM!" Tao mengacungkan tangannya cepat, suara lantangnya sontak menjadi pusat perhatian seisi kelas.

"E-eh… tidak, sebenarnya tidak perlu Karena-"

BRAKK

"Ha-ah…" Guru ber-nametag Park Yoochun itu hanya menghela nafas melihat aksi 'anarkis' Tao yang membanting pintu kelas. "Sekarang jadi dua orang yang tidak masuk -_-"

.

.

"Kris-ge.. apa gege ada di dalam?" Tao berujar keras, berharap suara baritone partner kerjanya menyahut dari dalam ruangan yang Nampak sunyi tersebut.

Tao mengernyit mendapati suasana sunyi di sekitarnya. Iris black pearl sang namja panda menyusuri koridor tempatnya berpijak, entah mengapa suasananya jadi terasa mencekam.

Jemarinya meraih gagang pintu ruang perpustakaan, rasa dingin menyapa indera peraba Tao saat menyentuh benda berbahan besi tersebut. Tubuhnya bergetar merasakan sensasi mencekam dari ruangan yang dipijakinya.

Kaki jenjang Tao melangkah ragu, menimbulkan alunan nada statis dari sol yang beradu dengan mahoni. Derit halus yang menggema diseluruh penjuru ruang perpustakaan membuat sang namja panda meremang, perpaduan harmonisasi yang apik dari semilir angin lembut yang menyapa tengkuk Tao membuat ia ingin beranjak dari ruangan suram tersebut.

"Ssshhh…. Sshhh.."

"K-Kris ge..?"

Tao memberanikan diri menyusuri rak-rak buku saat mendengar suara desisan seseorang –atau sesuatu lebih tepatnya.

'Astaga'

Tubuh Tao membatu. Ia menatap ngeri tubuh Kris yang tengah membaca. Tubuh jangkung Kris terduduk membelakanginya, sementara iris black pearl nya menangkap bayangan hitam yang menyelimuti tubuh Kris.

"Ssshhh… ssshhh… ssshhh…"

'A-Apa itu?'

Tao merasakan kaku disekujur tubuhnya, rasa dingin menyergap tubuh sang namja panda. Kakinya seolah terpaku ditempat itu, bahkan dadanya terasa sesak hanya untuk menarik nafas. Lidahnya kelu, tenggorokannya serasa tercekik, dan kedua iris kelamnya hanya mampu menatap lurus kearah namja yang mulai ditelan kegelapan..

Sesosok makhluk muncul dihaadapan Kris, seringai mengerikan Nampak dari sang makhluk kegelapan. Sementara bayangan kegelapan semakin melingkupi tubuh jangkung sang namja blonde.

Sosok itu menyeringai kearah Tao, melayangkan tatapan penuh kebencian, dendam, dan hasrat membunuh yang kental.

'Mengerikan… terlalu mengerikan'

Tao menahan nafas saat jemari kelam sang makhluk mendekati tubuh Kris, Tao terperanjat saat jemari kelam tersebut mencengkeram leher Kris.

"KRIS-GE!"

,

,

,

TBC OR END?

_READING CLUB_

.

HEYAAAAAAAAAAAAAHHHHHH….. Ada yang bingung dengan penggambaran Evil diatas? Evil juga bingung -_- mian ne? kalau kurang jelas, soalnya ini pengalaman pertama Evil nge-REMAKE Manhwa -_- huuft… jeongmal Kamsahamnida kepada : QHIA503! Noona, you're the best! , gomapta atas saran dan masukannya! Entah apa jadinya ff ini tanpa bantuanmu~ #lambai2

Gomawo buat yang udah menyempatkan diri meluangkan waktu untuk merivew karya Evil ini, review kalian benar2 berharga buat Evil karena setidaknya Evil bisa tau bagaimana tanggapan kalian terhadap karya karya Evil…

Akhir kata..

YunJae's Aegya

'

'

Kyuhyun's selir! xD #LOL (istrix Kyu si Umin)

'

'

Evil aka Avery Cho

'

'

Mind to Review please?

And thanks to all of my silent reader! ^_^