Chapter awal rada panjangan, dan saya baru pertama kalinya bikin cerita tentang Marriage Life jadi harap dimaklumi kalau ceritanya kurang ngena atau gimana -_-v
Untuk Castnya biar kalian tebak sendiri, tapi tetap main cast disini adalah Chanbaek. Saya ga bisa menjamin ff ini bagus karena saya masih sangat baru dalam dunia per-fictionan(?)
sekian pidato dari saya *bow
Main Cast
• Park Chanyeol
• Byun Baekhyun
Other Cast
• Find it yourself
Gendre : Romance, Hurt/Fluff
Rating : T menjurus M
DISCLAIMER : STORY BELONG TO AUTHOR, CAST SEUTUHNYA MILIK SM !
DON'T BE SIDERS !
WARNING : TYPO MENGHANTUI ANDA XD !
•
•
•
•
•
IT'S YAOI FICTION
•
•
•
- CHANBAEK STORY -
•
•
•
DON'T LIKE DON'T READ
STORY BELONG TO AUTHOR !
•
•
•
- HAPPY READING -
BAEKCHANNIE PRESENT
•
•
•
•
•
"ONE MISTAKE ONE REGRET"
Baekhyun POV
Dengan malas ku gerakkan tubuhku membiasakan cahaya pagi yang menyeruak masuk melalui jendela, aku menoleh ke samping dan tersenyum memandang lelaki yang sudah hampir tiga tahun ini mengisi hari-hariku dia adalah Park Chanyeol. Dalam diam aku tersenyum dan mengagumi wajahnya yang rupawan, rahangnya, hidungnya yang mancung, bibirnya yang kissable dan jangan lupakan suara beratnya, tiba-tiba tubuhnya bergerak akupun buru-buru memalingkan wajahku dan segera bangun.
"Good morning yeobo," tukas suara berat yang saat ini memelukku dari belakang.
"Channie aku sedang memasak," tukasku sambil melepaskan pelukannya dan berbalik menatapnya.
"Setidaknya kau jangan lupakan morning kiss untukku!"
"Tidak mau, kau pasti belum sikat gigi."
"Ayolah Baekkie, aku merindukan bibirmu."
"Aish.. apa kau belum puas kemarin menciumku semalaman penuh hmm?"
"Tentu saja belum, kau adalah candu bagiku dan aku tak akan pernah bosan menciummu," ia melingkarkan tangannya di pinggulku.
"Berhentilah menggombal Park Chanyeol!"
"Aku tak menggombal chagi, ayolah give me one kiss!"
Aku terkekeh melihat wajah memelasnya, perlahan aku melingkarkan tanganku di lehernya, mempersempit jarak di antara kami lalu mencium bibirnya lembut dan melumatnya pelan.
"Sudah sana mandi, bukankah hari ini kau ada meeting bersama klien appa?"
"Baiklah ayo kita mandi bersama!" tukasnya lalu menarik tanganku.
"Shireo, kau mandi saja sendiri lagipula aku masih harus memasak dan menyiapkan baju kantormu."
Ia mempoutkan bibirnya. "Baiklah Park Baekhyun, tapi sebagai gantinya aku akan menciummu."
Belum sempat aku membalas perkataannya, bibirku kembali dibungkam olehnya.
"Saranghae.." tuturnya nyaris berbisik dan mencium keningku selama beberapa detik lalu berjalan menuju kamar mandi.
Dapat kurasakan wajahku memanas dan jantungku berdegup kencang mendengar pernyataannya barusan, memang Chanyeol kadang berkata hal manis seperti itu padaku, ia termasuk orang yang mengekspresikan perasaannya dengan cara yang berbeda dan itulah yang membuatku jatuh cinta padanya dan bersedia menjadi pasangan hidupnya.
Selesai memasak aku mengatur baju kantornya dan menyiapkan file-file pentingnya. Chanyeol bekerja di perusahaan ayahnya sendiri, keluarga Chanyeol bisa dibilang termasuk keluarga yang sangat berkecukupan dan bisnis ayahnya berkembang pesat hingga memiliki beberapa cabang besar, untuk itu ayahnya memintanya untuk bekerja di perusahaan agar dapat meneruskan bisnis yang dibangun ayahnya. Aku dan Chanyeol bertemu ketika kami berada di universitas yang sama, saat itu ia termasuk orang yang terkenal bukan hanya di kalangan mahasiswa tapi juga di kalangan dosen-dosen, prestasinya yang membanggakan serta keluarganya yang kaya membuat banyak yeoja yang mengejarnya namun aku tak pernah menyangka bahwa pada akhirnya ia memilihku.
"Ah kau sudah selesai mandi? Cepatlah ganti baju, aku akan menunggumu di ruang makan," tukasku sambil menatapnya.
"Gomawo chagi," ia tersenyum dan mencubit hidungku pelan.
"Ne chagi, itu sudah kewajibanku." Kemudian aku mengecup bibirnya lalu beranjak pergi menuju ruang makan.
Baekhyun POV end
Author POV
Sepeninggalnya Baekhyun, Chanyeol langsung mengganti bajunya, tiba-tiba ponsel miliknya bergetar ia mengecek Caller IDnya sebelum mengangkat telponnya.
"Yeobseo,"
"Kau dimana? 30 menit lagi meeting dimulai.." tukas suara di seberang telpon.
"Aku masih dirumah, 15 menit lagi aku kesana." jawab Chanyeol sambil merapihkan rambutnya.
"Mwo? Yak apa kau gila? Kau akan terlambat bodoh, cepatlah kemari!"
"Ne arraseo, ah Kai lebih baik kau coba presentasikan proyek yang kau ajukan padaku kemarin kepada mereka, aku yakin pasti mereka akan menyukainya. Oiya katakan pada ayahku mungkin aku akan terlambat 5 menit."
"Yak bodoh kau jangan ..."
PIP
Chanyeol menutup telefonnya dan langsung memasukan ponselnya kedalam saku dan menyusul Baekhyun yang saat ini menunggunya di ruang makan.
Keheningan menyelimuti ruang makan saat ini, namun bukanlah keheningan canggung melainkan keheningan yang diliputi kehangatan, hanya sesekali pembicaraan yang terlontar di antara mereka.
"Baekkie, aku pergi dulu." tukas Chanyeol terburu-buru, ia tahu bahwa ia pasti akan sangat terlambat saat ini.
"Tunggu dulu.. lihat dasimu belum rapi, sini kurapihkan dulu aku tak ingin klien appa menilaimu jelek," tukas Baekhyun sambil merapihkan dasi Chanyeol "Aku tahu kau terlambat meeting, mianhe seharusnya tadi aku membangunkanmu lebih awal." Baekhyun menundukkan wajahnya.
"Hei gwenchana baby, lagipula aku sudah meminta Kai untuk mempresentasikan proyek miliknya." Chanyeol menangkup wajah Baekhyun dan memandangnya lekat-lekat.
"Mianhe, appa pasti akan memarahimu."
"Sudahlah kau tak usah merasa bersalah seperti itu, appa tak akan memarahiku. Percayalah chagi." Baekhyun menatap mata Chanyeol mencari kebenaran, ia pun mengangguk dan tersenyum tipis.
"Yasudah.. cepatlah kau pergi, aku tak ingin kau semakin terlambat."
"Siap tuan Baekhyun." tukas Chanyeol sambil berpose hormat, tak lama iapun terkekeh dan mengecup bibir Baekhyun "Saranghae.."
"Nado," Baekhyun tersenyum dan mengelus pipi Chanyeol "Kau berhati-hatilah dijalan."
"Arraseo nyonya Byun Baekhyun."
"Yak pabo!" Baekhyun terkekeh mendengar penuturan Chanyeol.
- One Mistake One Regret -
Saat ini suasana kantor Park Coorporation terlihat ramai, tak lama kemudian muncul seorang namja tinggi yang memakai tuxedo hitam berjalan dengan sedikit tergesa-gesa.
"Selamat pagi tuan Park," tukas seorang karyawan membungkuk hormat kepada Chanyeol yang hanya dibalas anggukan dan senyuman tipis olehnya.
Dengan langkah tergesa-gesa Chanyeol menuju lift dan menekan lantai 20 tempat dimana rapat yang harus dihadiri olehnya, ia melirik alrojinya dan sedikit berdecak begitu mengetahui bahwa ia sudah terlambat 7 menit.
TING
Lantai lift terbuka di lantai 20, dan iapun segera menuju ruang rapat.
"Oleh karena itu saya berniat untuk mempresentasikan proyek ini kepada perusahaan anda, karena saya bisa menjamin bahwa saham yang akan didapatkan oleh perusahaan anda sekitar 60-70%," tukas Kai menyudahi presentasi miliknya.
Chanyeol mengetuk pintu dan membungkuk hormat "Maaf saya terlambat."
"Akhirnya kau datang juga, untunglah rapat belum dimulai.. Aku bisa saja memberikan poin minus padamu Chanyeol-ssi." tukas Presdir Park -ayah Chanyeol- bagaimanapun juga Presdir Park tak pernah memperlakukan hal khusus kepada Chanyeol jika mereka berada di kantor.
"Joesonghamnida," tukas Chanyeol kembali membungkuk sebelum ia mendudukan dirinya di kursi yang berhadapan dengan ayahnya.
"Baiklah, sebaiknya rapat segera kita mulai!" tukas Chanyeol membuka meeting.
Author POV end
Baekhyun POV
Hari ini aku berniat menemui Chanyeol di kantornya untuk membawakan makan siang. Mengingat posisi Chanyeol yang merupakan seorang General Manager tentu saja setiap hari ia disibukkan dengan setumpuk dokumen dan laporan dari klien, karena saking sibuknya bukan hal baru lagi Chanyeol melewatkan makan siangnya hanya karena ia keasyikan menangani beberapa dokumen yang sudah pasti akan sangat memusingkan hanya dengan melihatnya saja.
Tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan sms masuk, aku menghentikan aktivitas menontonku dan mengecek siapa pengirim sms barusan.
From : Luhan hyung
Baekkie bogoshipo, aku ingin bertemu denganmu.. Kapan kau punya waktu? Kau tau, saat ini aku dan Sehunnie sudah ada di Seoul.. ah aku benar2 merindukan kalian berdua.
mataku membelalak membaca sms yang ternyata dari Luhan hyung, dengan semangat aku langsung membalas pesannya.
To : Luhan hyung
Kalian benar2 ada di Seoul? Aku sangaaaaattt merindukan kalian berdua.. umm tapi sepertinya Chanyeol belum bisa ikut menemui kalian, Chanyeol benar2 sibuk belakangan ini. Mianhe hyung :(
tak lama masuk sms balasan dari Luhan hyung.
From : Luhan hyung
Yah :( yasudah aku tak bisa memaksa. Sehunnie juga saat ini benar-benar sibuk, ah bagaimana kalau sekarang kita berdua jalan2 bersama? Aku yakin saat ini kau sedang kebosanan di rumah.
Aku berpikir sejenak mengenai ajakan Luhan hyung, yah kalau dipikir-pikir kegiatanku hari ini hanya menemui Chanyeol itupun hanya selama makan siang setelah itu aku langsung pulang, mungkin tak buruk juga memikirkan ajakan Luhan hyung, Chanyeol pasti akan mengijinkanku. Segera aku mengetik sms balasan..
To : Luhan hyung
Baiklah, tapi sebelum itu aku akan meminta ijin pada Chanyeol.. semoga saja ia mengijinkanku.
From : Luhan hyung
Oke^^ aku tunggu kabar darimu. Annyeong Baekkie~
Akupun menghentikan aktifitas menontonku dan mempersiapkan diri untuk pergi ke kantornya Chanyeol.
Baekhyun POV end
Chanyeol POV
Aku duduk termenung memikirkan perkataan appa sehabis meeting tadi, membiarkan beberapa dokumen yang harusnya sudah selesai kutanda tangani beberapa menit yang lalu. Appa memintaku untuk menggantikan dirinya menjadi CEO di perusahaan ini, apakah aku sanggup?
Flashback ON
"Baiklah sepertinya kami akan menerima proyek yang diajukan tuan Park, kami juga tertarik dengan proyek anda tuan Kim." tukas Presdir Wu -klien appa-
"Nanti saya akan kabarkan kembali jika kami menyetujui proyek anda."
"Kamsahamnida," tukas Kai tersenyum, kulihat raut wajahnya terlihat senang. Bagaimanapun juga Presdir Wu termasuk orang yang sangat teliti dan perfectionist, bukan sembarang perusahaan yang dapat bekerja sama dengannya dan tentu saja Kai sangat bahagia jika proyek miliknya diminati oleh Presdir Wu.
"Baiklah saya permisi dulu, senang berbisnis dengan perusahaan anda." tukas Presdir Wu lalu menyalami kami.
Sepeninggalnya Presdir Wu, aku memeluk Kai dan menepuk punggungnya "Chukkae Kai.."
"Ini semua berkatmu." tukas Kai
"Ani, ini semua berkat kerja kerasmu. Tapi kau jangan lupa menraktirku."
"Hahaha arasseo tuan Park."
"Kai.." appa menginterupsi percakapan kami berdua, sontak kamipun menoleh.
"Chukkae, Joonmyun pasti bangga padamu.." tukas appa memeluk Kai dan tersenyum bangga.
"Kamsahamnida aboeji , ini semua berkat anda dan Chanyeol," tukasnya sambil membungkuk hormat.
"Kami berdua tak melakukan apapun. Ini semua berkat usaha dan kerja kerasmu, Kai." Appa menepuk punggung Kai sementara itu aku merangkulnya, mendengar hal itu Kai hanya tersenyum puas.
"Baiklah sepertinya aku harus memberitahu appa, kalau begitu aku permisi," tukas Kai membungkuk sebelum meninggalkan ruang meeting.
Akupun berniat kembali ke ruang kerjaku namun tiba-tiba appa memanggilku.
"Chanyeol, appa ingin berbicara hal penting padamu." tukas appa terlihat serius.
- One Mistake One Regret -
"Mwo? Menggantikan appa menjadi CEO?" aku terkejut mendengar penuturan appa barusan.
"Kau bersedia?"
"Tapi aku tak yakin bisa menjalaninya."
"Kau pasti bisa Chanyeol. Kau pintar dan appa yakin kau bisa menjalaninya." tukas appa mencoba meyakinkanku.
"Tapi.."
"Ini sudah saatnya kau menggantikan appa, kemarin malam Presdir Kim memberitahuku bahwa perusahaan kita yang di Canada mengalami krisis dan mereka tak punya pilihan lain selain meminta appa untuk menangani masalah tersebut dan itu tandanya seseorang harus bisa menggantikan posisi appa di perusahaan ini, dan itu kau Chanyeol.. appa harap kau mengerti." Jelas appa panjang lebar, akupun menghela nafas dan mengangguk ragu.
"Baiklah, aku akan mencobanya. Kuusahakan untuk tidak mengecewakanmu."
Appa langsung tersenyum cerah dan memelukku erat. "Appa percaya kau pasti dapat memimpin perusahaan dengan baik."
"Ne."
Flashback off
Sebenarnya aku ragu akan permintaan appa, tapi tentu saja bagaimanapun juga aku tak ingin mengecewakannya...
TOK TOK TOK
Akupun tersadar dari lamunanku begitu mendengar ketukan pintu.
"Masuk," jawabku dan mulai menanda tangani dokumen.
CKLEK
Seorang namja imut memasuki ruanganku dengan senyuman yang selalu saja membuat darahku berdesir, bukan hanya senyumannya namun setiap sentuhan darinya berhasil membuat jantungku berdetak cepat, hanya seorang Park Baekhyun yang mampu melakukannya.
"Hai Channie," tukasnya berjalan menghampiriku sambil tersenyum yang menurutku sangat manis.
"Hai Baekkie," balasku tersenyum dan berdiri untuk memberikan kecupan ringan di dahinya.
"Kau sedang sibuk? Apa aku mengganggumu?" tanyanya begitu melihat tumpukan laporan di atas mejaku.
Aku menggeleng dan tersenyum "Tidak, aku tak pernah merasa terganggu karenamu Baekkie."
"Benarkah?" ia mendongakkan wajahnya padaku. Aigoo...
"Iya baby bacon," ucapku gemas dan menggigit ujung hidungnya.
Ia berdeham "Baiklah, kau pasti belum makan siang. Ini kubawakan bekal untukmu."
"Gomawo chagi kau tahu saja saat ini aku sangat kelaparan."
Ia hanya terkekeh mendengar penuturanku "Yasudah.. cepat makan!"
"Suapi aku," rengekku.
"Aigoo kau sudah besar, masa aku harus menyuapimu? Apa kata anak buahmu jika mereka mengetahui bahwa bos mereka selalu disuapi saat makan?" ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Yaa kau setega itu pada suamimu.."
"Aish kau manja sekali hari ini, apa kau lupa meminum obatmu hmm?" candanya sambil membuka kotak bekal.
"Apa kau lupa bahwa obatku hanya tubuhmu.. dan tadi pagi kau menolak mandi bersamaku." Aku tersenyum nakal dan langsung dihadiahi sebuah pukulan ringan di bahuku.
"Yak kalau tadi pagi aku mandi bersamamu yang ada kau akan menyerangku!" wajahnya bersemu merah, akupun langsung tertawa mendengar penuturannya. Memang kuakui aku takkan pernah berhasil menahan libidoku jika aku melihat tubuhnya, ah siapapun pasti akan tergoda jika melihat tubuh Baekhyun yang ramping, putih, dan mulus dan aku takkan pernah mengijinkan siapapun menyentuhnya selain diriku seorang.
"Kau semakin pintar membaca pikiranku baby.."
"Itu karena pikiranmu yang selalu pervert!" ia mempoutkan bibirnya kesal.
"Tapi kau menyukai sentuhanku kan? Bahkan kau selalu merengek meminta lebih.." aku semakin bersemangat menggodanya.
"Yak Park Chanyeol, berhenti membahas hal-hal seperti itu!" kulihat wajahnya semakin bersemu, iapun menutup wajahnya dengan kedua tangan aku yang melihatnya langsung tertawa dan mencubit pipinya.
"Aigoo baby baconku malu ternyata.."
"Aish.. sudahlah aku tak jadi menyuapimu," ia melipat tangannya sambil mempoutkan bibir dan menghindari tatapan dariku, aigoo menggemaskan.
Perlahan aku mendekatkan wajahku kearah tengkuknya dan meniupnya pelan, karena ia masih tak merespon akhirnya aku memeluknya dan memberikan ciuman bertubi-tubi pada tengkuknya dan sedikit menggigitnya.
"C-chan.. henti..kanh.." ia menggeliat geli merasakan sentuhan di daerah sensitifnya.
"Aku akan berhenti asalkan kau mau memaafkanku." tukasku sambil membenamkan wajahku di ceruk lehernya, mencium aroma cologne khas bayi dari tubuhnya.
Ia menghela nafas. "Baiklah Channie, aku memaafkanmu," aku tersenyum dan menatapnya. Kemudian ia mengecup bibirku. "sekarang cepatlah makan, jam makan siang sebentar lagi akan habis!" aku hanya tersenyum dan mengangguk mendengar perkataannya.
Chanyeol POV end
Author POV
Selesai makan siang Baekhyun langsung berpamitan pada Chanyeol, tentu saja sebelumnya ia sudah membicarakan ajakan Luhan yang mengajaknya berjalan-jalan dan Chanyeolpun mengijinkannya pergi.
"Channie aku pulang dulu, kau jangan terlalu memaksakan diri.." Baekhyun menggenggam tangan Chanyeol dan hanya dijawab dengan sebuah senyuman dan anggukan.
"Kau hati-hatilah dijalan, kalau ada apa-apa langsung kabari aku." tukas Chanyeol mengelus pipi Baekhyun.
"Arasseo.. kalau begitu aku pergi," Baekhyun mendekatkan wajahnya kearah Chanyeol dan mengecup pipinya. "Annyeong, Channie."
"Ne, Baekki." tukas Chanyeol sambil tersenyum.
- One Mistake One Regret -
"Kai?" merasa namanya dipanggil sontak membuat lelaki yang bermarga Kim itu menoleh.
"Baekhyun? Bogoshipeo, bagaimana kabarmu?" tanya Kai langsung memeluk Baekhyun.
"Aku baik-baik saja, kau? Bagaimana kabar aboeji?" jawab sekaligus tanya Baekhyun sambil tersenyum dan sontak membuat Kai terpana.
Author POV end
Kai POV
DEG! Senyuman itu, masih sama seperti 8 tahun lalu.. senyuman seorang Baekhyun yang membuat jantungku berdetak cepat, rasa yang sama seperti 8 tahun lalu... Byun Baekhyun walaupun kau telah dimiliki oleh sepupuku sendiri selama hampir tiga tahun, bagiku pesonamu tak pernah hilang. Ntah ini hanya perasaanku saja atau pada nyatanya pesona Baekhyun justru semakin bertambah. Baekhyun apa kau sebahagia itu menikah dengan Chanyeol? Apakah tak ada lagi kesempatan bagiku untuk memilikimu walau hanya sebentar saja?
"Kai? Yak Jongout!"
"Ah, ne?" tukasku begitu tersadar dari lamunan.
"Bagaimana kabar aboenim? Apa ia baik-baik saja?" tanyanya sekali lagi.
"Appa baik-baik saja, ah bahkan ia sering menanyakanmu. Kapan kau akan menemuinya?"
"Benarkah? Ah aku sangat merindukan Suho aboenim.. Umm nanti kapan-kapan aku akan menemuinya."
Akupun mengangguk "Habis membawakan makan siang untuk Chanyeol?" tebakku.
"Ah ne, kau tau dia sangat sibuk.. bahkan jam makan siang sering kali dilewatkannya, kalau aku tak membawakannya makanan sudah kupastikan ia akan sangat kelaparan."
"Hahaha.. kau terlalu berlebihan, jika ia kelaparan ia bisa menyuruh office boy untuk membelikannya makanan," tukasku sambil mengacak rambutnya.
"Tapi dia sering lupa waktu kalau sudah berurusan dengan berkas- berkasnya, kalau aku yang membawa makanan setidaknya aku bisa memastikan dia sudah makan atau belum." Sela Baekhyun.
"Apa kau tidak kerepotan selalu membawakannya bekal?"
"Tentu saja tidak, bahkan aku rela jika harus membawakan bekal untuknya setiap hari karena aku sangat mencintainya. Aku ingin menjadi orang yang lebih baik untuk Chanyeol, aku ingin menjadi orang yang pantas mendapatkan cintanya. Ia...tak pernah mengecewakan aku, Kai.." kulihat raut wajahnya memancarkan kebahagiaan, kenapa dadaku sesesak ini mendengar perkataannya barusan?! Rasanya seperti tertusuk duri beracun.. Baekhyun taukah kau seberapa besar aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu Baekhyun.
"Yaa kau jangan membuatku iri.." tukasku meninju bahunya pelan.
"Wae? Makanya kau cepat-cepatlah mencari pendamping agar kau tak merasa iri melihat kemesraan orang berpasangan." Baekhyun menepuk pundakku, aku hanya menunjukkan senyum tipis padanya.. tak sadarkah kau orang yang kuharapkan untuk menjadi pendampingku adalah kau Baekhyun.
"Aku iri pada Chanyeol," tukasku lirih.
"Apa? Kau bicara apa Kai?"
"Ah.. bukan apa-apa."
Ia melirik jam tangannya, "Hm baiklah Kai sepertinya aku harus pergi, nanti kita ngobrol lagi. Annyeong~" tukasnya berpamitan sambil tersenyum.
"Ah ne, Baekhyun." tukasku tersenyum sambil menatapnya.
Aish jinjja, padahal aku masih ingin bersamanya.
Kai POV end
Author POV
Nampak seorang namja cantik keluar dari mobil sedan berwarna hitam yang saat ini terlihat seperti menunggu seseorang, ia memainkan ponselnya sembari menunggu temannya datang.
"Luhan hyung," orang itu ternyata Luhan, sontak ia menoleh begitu namanya dipanggil.
"Baekkie.." tukas Luhan menghampiri Baekhyun dan langsung memeluk sahabatnya erat.
Baekhyun sudah menjadi sahabatnya Luhan sejak mereka masuk universitas yang sama bersama dengan Chanyeol dan Sehun. Mereka berempat adalah mahasiswa yang cukup terkenal saat itu. Chanyeol yang notabene adalah anak pemilik Park Coorporation ditambah kepintarannya dalam hal manajemen tentu merupakan salah satu poin plus baginya menjadi mahasiswa terkenal, sedangkan Sehun dengan sikapnya yang pendiam dan cuek serta prestasinya dalam bidang seni tentu saja membuatnya banyak digilai yeoja-yeoja kampus. Lain mereka lain juga Baekhyun dan Luhan, kemampuan mereka berdua dalam menyanyi membuat mereka dijuluki angelic voice, sedikit berlebihan mungkin tapi itulah julukan yang cocok bagi Baekhyun maupun Luhan. Dan jangan lupakan wajah mereka yang cantik membuat beberapa mahasiswa yang melihatnya akan terpana.
"Mianhe membuatmu menunggu," tukas Baekhyun.
"Gwenchana lagipula aku baru tiba 10 menit yang lalu," tukas Luhan memamerkan senyumannya.
"Baiklah kajja." ajak Luhan dan langsung diiyakan Baekhyun.
Hari ini rencananya Luhan akan mengajak Baekhyun jalan-jalan mengelilingi Seoul, untung saja Sehun mengijinkan Luhan menggunakan mobil pribadinya jadi mereka berdua tak perlu kerepotan mencari transportasi umum.
"Hyung, bagaimana hubunganmu dengan Sehun?" Baekhyun membuka pembicaraan begitu mereka tiba di salah satu toko bubble tea favorit Luhan.
"Baik-baik saja. Kau tahu Baekkie, sebentar lagi akan ada seseorang yang akan menjadi pelengkap kami berdua," tukas Luhan sambil tersenyum cerah.
"Maksudmu?" Baekhyun memiringkan kepalanya tak mengerti.
"Aku hamil Baekkie," jawab Luhan girang.
"MWO? Benarkah? Tapi bagaimana bisa? Kau kan namja." Baekhyun membulatkan matanya.
"Iya aku serius Baekkie, awalnya aku dan Sehun juga tak percaya. Kalau kau tak percaya nanti akan kutunjukkan buktinya."
"Baiklah, aku percaya.. tapi aku juga tetap ingin melihat buktinya, hyung. Dan juga chukkae untuk kalian, ternyata keajaiban itu benar-benar ada. Aku jadi iri pada kalian." tukas Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.
Luhan menggeser tempat duduknya dan merangkul Baekhyun. "Kau sabar saja Baekkie, aku yakin suatu saat nanti keajaiban akan berpihak kepada kalian." Luhan tersenyum sambil menepuk punggung Baekhyun dan hanya dibalas anggukan oleh Baekhyun.
"Sudah berapa lama kau hamil, hyung?" Baekhyun menyeruput bubble teanya.
"Baru tiga bulan, dan begitu Sehun tahu aku hamil ia berubah menjadi sangat protective dan sangat cerewet, bisa kau bayangkan seorang Oh Sehun yang pelit bicara berubah menjadi cerewet bahkan kau saja kalah." tukas Luhan panjang lebar
"Yak aku tak secerewet itu!" Baekhyun mempoutkan bibirnya, "Tapi itu bagus, itu tandanya ia mencintai kalian berdua ia tak ingin terjadi sesuatu padamu dan janinmu."
Setelah itu mereka berdua terlibat dalam pembicaraan ringan, beberapa kali Luhan harus tertawa mendengar lelucon yang diceritakan oleh Baekhyun, yah kita biarkan saja kedua sahabat yang saat ini sedang asik mengenang masa muda mereka.
Tepat jam 10 malam Baekhyun tiba di rumahnya, ia melihat lampu rumahnya sudah menyala itu berarti Chanyeol sudah pulang.. ia merutuki dirinya kerena pulang selarut ini dan tak sempat memberitahu Chanyeol, bisa dipastikan saat ini Chanyeol sedang menunggunya dengan khawatir.
"Aku pulang," tukas Baekhyun sambil menutup pintu rumahnya.
"Kenapa kau baru pulang selarut ini?" tanya Chanyeol sambil melipat tangannya di depan dada dan memasang tampang menyelidik "Kenapa kau tak mengangkat telpon dariku?"
Baekhyun hanya menyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Mianhe Channie, aku benar-benar keasyikan jalan-jalan dan lupa waktu. Dan soal telpon darimu tadi ponselku tertinggal di mobil Luhan hyung saat kami berdua jalan-jalan."
Chanyeol yang mendengarnya langsung memeluk Baekhyun erat. "Aku pikir terjadi sesuatu padamu, bodoh."
Baekhyun membalas pelukannya. "Maafkan aku, aku benar-benar tak bermaksud membuatmu khawatir. Aku sangat menyesal."
"Ne, gwenchana. Lain kali kau harus memberi kabar padaku. Arraseo?"
"Ne Arraseo," angguk Baekhyun.
- One Mistake One Regret -
"Channie... Channie?" Baekhyun mendongakkan kepalanya yang saat ini sedang bersandar di bahu Chanyeol. "Yaa Chanyeol!"
"Ah ne?"
Baekhyun membetulkan posisinya dan saat ini duduk menghadap Chanyeol. "Kau kenapa? Apa kau sedang ada masalah di kantor?"
"Tidak Baekkie, aku baik-baik saja." tukas Chanyeol dan menggenggam tangan lentik Baekhyun.
"Benarkah? Kau jangan berbohong!" tanya Baekhyun.
"Iya baby bacon, semua baik-baik saja."
"Lalu apa yang kau pikirkan? Kenapa tadi kau melamun?"
Chanyeol kembali membawa Baekhyun kedalam dekapannya, "Aku hanya memikirkan betapa beruntungnya aku bisa memiliki dirimu. Gomawo chagi selama ini kau telah mengisi hari-hariku, kau membuat hidupku semakin sempurna." tukasnya lalu mencium pucuk kepala Baekhyun.
Baekhyun tersenyum manis dan mendongakkan kepalanya menatap wajah Chanyeol. "Kau juga, terima kasih telah menerimaku apa adanya. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang kau berikan padaku, aku sangat mencintaimu Park Chanyeol."
Chanyeolpun ikut tersenyum mendengar perkataan Baekhyun barusan, iapun membelai pipi Baekhyun dan akhirnya menarik dagu lelaki berwajah imut ini, mempersempit jarak diantara keduanya, "Aku juga sangat mencintaimu." tukasnya sebelum akhirnya mendaratkan bibirnya di atas bibir kissable namja imut itu dan melumatnya lembut.
Baekhyun yang telah terbuai ikut membalas ciuman Chanyeol. Merekapun berciuman sekedar saling menyalurkan seberapa besar perasaan cinta yang mereka rasakan. Mereka akhirnya melepaskan tautan bibir mereka dan saling menatap satu sama lain, Chanyeol mengusap bibir Baekhyun yang basah dan kembali mendekapnya.
"Channie ada hal yang ingin kubicarakan denganmu." tukas Baekhyun dengan sedikit ragu-ragu.
"Apa itu chagi?"
"Tadi Luhan hyung memberitahuku suatu hal yang membahagiakan, saat ini ia sedang mengandung anak Sehun dan usia kandungannya sudah memasuki tiga bulan." jelas Baekhyun, sebenarnya ia ragu untuk membicarakan hal ini namun kata hatinya mengatakan bahwa ia harus membicarakannya bersama Chanyeol sekarang.
"Mwo? Bagaimana bisa? Dia kan namja." tanya Chanyeol dengan ekspresi terkejut, bagaimanapun menurutnya seorang lelaki yang hamil itu sangatlah mustahil.
"Aku juga awalnya tak percaya, tapi ia memberiku hasil lab dari dokter dan ternyata hasilnya positif.. aku pikir keajaiban itu benar-benar ada."
"Sulit dipercaya." tukas Chanyeol kagum dan masih setengah terkejut.
"Chanyeol apa kau tak kepikiran untuk memiliki seorang anak?" tanya Baekhyun dengan sedikit takut-takut.
"Maksudmu?"
"Ya kau tahu sendiri bahwa seorang namja hamil itu sangat mustahil dan aku yakin aku tak bisa hamil seperti Luhan hyung," Baekhyun menghela nafasnya sejenak. "Ehm Chanyeol sebenarnya sudah lama aku ingin membicarakan hal ini denganmu, apa kau tak berniat mengadopsi seorang anak? Kalau boleh jujur, dari dulu aku sangat mengharapkan hadirnya seorang anak dalam keluarga kita, aku tak masalah apakah dia anak kandung kita atau bukan, aku akan merawatnya dan menyayanginya seperti anakku sendiri." tukas Baekhyun panjang lebar, sementara itu Chanyeol tercengang dengan apa yang baru saja dikatakan Baekhyun.
"Baekhyun mianhe, tapi kurasa untuk saat ini aku belum siap." tukas Chanyeol sambil mengelus pipi Baekhyun.
"Mwo? Wae?" Baekhyun melepaskan tangan Chanyeol yang sedang mendekapnya lalu duduk menghadap Chanyeol sambil menunggu jawaban atas pertanyaannya.
Chanyeol bertekad untuk mengatakan semuanya kepada Baekhyun tentang permintaan appanya tadi siang, ini adalah saat yang tepat. Ia pun duduk dan memposisikan dirinya menghadap Baekhyun, menggenggam jari lentik Baekhyun.
"Sebenarnya sehabis rapat tadi siang, appa memintaku untuk menggantikannya menjadi CEO karena lusa ia harus ke Canada untuk mengurusi perusahaan kita yang sedang mengalami krisis dan appa tak punya pilihan lain selain harus turun tangan sendiri." tukas Chanyeol sambil menatap Baekhyun.
"CEO? Chanyeol apa kau yakin? Kau tahu sendiri menjadi CEO itu sangatlah berat, apa kau sanggup? Aku khawatir akan kesehatanmu, Chanyeol." tanya Baekhyun sambil memandang wajah Chanyeol dengan serius.
"Aku tak punya pilihan lain selain menyetujuinya. Aku juga sebenarnya ragu dengan permintaan appa, tapi kalau bukan diriku siapa lagi yang akan mengontrol dan memimpin perusahaan yang telah susah payah dibangun oleh appa." Raut muka Chanyeol berubah menjadi gelisah dan ragu.
Baekhyun menggenggam kedua tangan Chanyeol dan tersenyum berusaha meyakinkannya. "Aku yakin kau bisa. Aku sudah mengenalmu bertahun-tahun, aku tahu kau itu pekerja keras dan tegas, kau juga pintar dan perfectionist. Yang kau butuhkan hanyalah percaya pada keputusan appa, ia memilihmu bukan hanya karena kau anaknya tapi ia melihat potensi yang ada pada dirimu, ia yakin kau bisa menjadi pemimpin yang hebat."
"Tapi Baekhyun, jika aku menjadi CEO aku yakin pasti waktuku untukmu akan semakin tersita dan pada akhirnya secara tak langsung aku akan mengacuhkanmu, aku tak mau mengecewakanmu." sela Chanyeol dan menggelengkan kepalanya. Terlihat ia sedang berpikir keras.
Baekhyun mengelus kedua pipi Chanyeol dan menatap matanya lekat-lekat. "Hei gwenchana, aku mengerti akan posisimu.. mungkin itu tak akan mudah bagi kita, tapi satu hal yang harus kau ingat aku akan selalu mendukungmu, aku yakin setiap keputusan yang kau ambil sudah kau pikirkan secara matang-matang.. Aku percaya padamu..."
Chanyeol menatap Baekhyun, memastikan Baekhyun serius terhadap apa yang baru saja ia bicarakan, "Kau yakin, Baekhyun?"
"Tentu saja Chanyeol, aku tau kau juga tak mau mengecewakan keluargamu. Aku percaya padamu, kau bisa melakukan yang terbaik. Berusaha lah!"
Chanyeol menghela nafasnya. "Baiklah aku akan mencobanya, bagaimanapun juga aku tak ingin mengecewakan orang yang kucintai."
Baekhyun tersenyum dan memeluk Chanyeol, menyandarkan kepalanya di dada Chanyeol. "You wouldn't! Dan aku yakin itu.
TBC
Saya sempat bingung gimana nih cara ngedit di FFN, dan berkat kemampuan mbah google akhirnya saya menemukan sebuah blog yang kebetulan ngebahas cara ngedit di FFN. How ? Lanjut apa langsung END nih ? kalo penasaran sama kelanjutannya harap reviewnya *deep bow* semakin banyak review saya semakin semangat ngelanjutin fict ini.. Last word See ya next Chapt ~