Disclaimer : They belong to GOD and themselves. But this fic is mine.

Length : Threeshoot

Main Cast : KrisTao

Rating : Mature

Genre : Romance and Humor (gak yakin)

Warning : OOC, Typho(s), Alur Berantakan, Yaoi Keras, , Language dll.

Don't Like Don't Read

Summary : "Bagaimana dengan tugas yang sudah aku berikan pada kalian?"

"Kami berhasil menemukan model yang anda cari Tuan Kris. Apa yang harus kami lakukan setelahnya?"

"Tangkap dia, bawa dia ke kamarku di Mansion. Jika dia menolak dan memberontak, kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?"

"Kami mengerti Tuan Kris. kami akan segera membawanya segera ke kamar anda,"

-XOXO-

AN: ff ini author buat sebagai ucapan rasa terima kasih buat reviewers dan juga readers di ff Uke Magazine yang tidak bisa author sebutkan satu persatu. Karena ternyata ff Uke Magazine banyak yang merespon. Padahal saat pembuatan, author gak berpikiran banyak yang suka sampai bikin sequel dari ffnya segala. Hal yang kepikiran waktu itu malah membuat part terusannya Seme Magazine. Sekali lagi author ucapkan banyak-banyak terima kasih *deep bow* (_ _)

-XOXO-

Kidnapped the Model

By

Hanny

Sequel from : Uke Magazine

-XOXO-

Chapter 1/3

Wu Corp.

20.00 pm KST.

Sosok seorang Wu Yifan aka Kris Wu sedang terpekur sendirian di dalam ruangan kantornya saat ini. Lelaki tampan bersurai pirang madu itu tengah menatapi langit malam dan sinar rembulan dari balik jendela besar di dalam ruangannya. Ia duduk dengan membelakangi meja kerjanya yang sudah rapi dari berkas-berkas yang menumpuk sebelumnya. Karena semua pekerjaannya yang tidak bisa dibilang mudah dan jumlahnya tidak sedikit itu telah selesai ia kerjakan beberapa menit yang lalu. Namun, bukan itu yang membuat sang direktur utama sekaligus pemilik perusahaan Wu Corporation itu melamun saat ini. Apa yang dipikirkan oleh lelaki itu adalah kejadian yang menimpanya kurang lebih 12 jam yang lalu, tepat di ruangan kantornya sendiri.

Jika ia memikirkan kejadian itu kembali, jujur saja, ia merasa amat sangat malu dan juga kesal. Malu karena seorang Wu Yifan yang dikenal sebagai seorang lelaki straight dengan ribuan fans wanita, bisa horny dan blushing, bahkan melakukan onani di pagi dari hanya dengan melihat pose nakal dari seorang lelaki di sebuah majalah. Ia juga kesal, kesal karena bisa-bisanya ia langsung menyukai model lelaki itu dan menginginkan sang model sendiri berada dihadapannya sekarang. Kris berpikiran seperti itu karena ia ingin memastikan sesuatu jikalau dirinya sudah bertemu dan saling berhadapan dengan sang model nanti.

Drrtt! Drrrttt!

Kris tersentak kaget saat ponsel yang ia simpan di saku baju kemejanya bergetar. Membuat lamunannya tadi buyar seketika, Kris berdecak sebal dan kemudian ia mengambil ponsel miliknya itu lalu menatap fokus pada layar ponselnya yang tertera sebuah nama disana. Saat Kris melihat nama yang tertera pada ponselnya, ia hanya berharap akan mendapatkan kabar bagus darinya. Oleh sebab itu, lelaki berumur 22 tahun tersebut dengan segera menekan tombol answer dan menempelkan ponsel tersebut di telinga kanannya.

"Bagaimana dengan tugas yang sudah aku berikan pada kalian?" tanya Kris dengan nada datar dan tanpa basa-basi terlebih dahulu ditelepon. Sudah menjadi kebiasaannya untuk berbicara to the point pada para bawahannya diluar sana.

"Kami sudah berhasil menemukan model yang anda cari Tuan Kris. Apa yang harus kami lakukan setelahnya?" jawab bawahan Kris cepat diseberang sana dengan nada formal. Salah satu sudut bibir Kris naik setelah mendengar sebuah jawaban dari bawahannya itu. Sudah ia perkirakan bahwa bawahannya yang satu ini tidak pernah membuatnya kecewa sekalipun

Kris memutar tubuh beserta kursi putarnya, kembali dirinya menghadap pada meja kerja didepannya. Ia menatap langit-langit ruangan, berpikir kembali tentang apa yang harus ia perintahkan dan lakukan pada model lelaki itu. "Tangkap dia, bawa dia ke kamarku di Mansion. Jika dia menolak dan memberontak, kau tahu apa yang harus kau lakukan kan, Oh Sehun?"

"Kami mengerti Tuan Kris. Kami akan segera membawanya ke kamar anda dengan segera,"

Setelah itu, Kris pun mematikan ponselnya dan menaruh ponselnya itu di atas meja. Sebuah senyum bercampur seringai dari sosok seorang Wu Yifan mulai tercipta saat ia mulai membayakangkan apa yang akan ia lakukan pada sang model nanti. Kepala Kris perlahan mulai ia simpan pada lipatan kedua tangannya yang bertumpu pada masing-masing siku tangan di atas meja.

"Jadi… kira-kira apa yang akan dilakukan model kurang ajar itu saat dia ditangkap oleh bawahanku?" tanya Kris pada dirinya sendiri dengan sebuah seringai yang semakin membuatnya terlihat tampan. Ia kemudian melirik ke arah samping kanan, menatap pada majalah atau lebih tepatnya cover majalah Uke Magazine yang Kris sembunyikan sebelumnya dilaci meja kerja.

"Well… kurasa sudah sebaiknya aku makan malam terlebih dahulu, lalu pulang saat lelaki bernama Huang Zi Tao itu sudah berada di Mansion," Kris mengucapkan kata itu dengan nada excited. Ia dengan segera bangkit dari duduknya, menyambar majalah Uke Magazine itu, memasukkannya ke dalam tas kerja dan akhirnya ia pun mulai melangkahkan kedua kaki jenjangnya menuju pintu ruangan.

-XOXO-

Wu Mansion

Kris Room

21.00 pm KST.

Dua orang namja berjas hitam memasuki ruangan kamar Kris dengan membopong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Pemuda yang sudah kita ketahui itu adalah sang model majalah Uke Magazine, Huang Zi Tao. Keadaan sang model terlihat berantakan, baik dari ujung kepala maupun sampai ujung kaki. Mungkin saat dia ditangkap oleh para bawahan Kris, Tao melakukan perlawanan namun berakhir dengan kesia-siaan. Hal itu jugalah yang menjadi sebuah alasan kenapa kedua tangannya saat ini diborgol oleh salah satu dari dua namja berjas hitam itu.

Dalam keadaannya yang tidak sadarkan diri. Sang model bernapas dengan terengah-engah, terkesan pendek karena rasa lelah, terlihat dari dadanya yang naik turun dengan cepat dan butiran-butiran keringat yang membasahi paras manisnya. Rambut sehitam mutiaranya pun terlihat acak-acakkan, baju kemeja lengan pendek berwarna cream yang ia kenakan pun kusut disana-sini dengan beberapa kotoran debu dan tanah yang menempel. Sepatu yang ia pakai saat ini pun hanya satu, mungkin sepatu yang satunya lagi terlepas saat ia melakukan perlawanan pada bawahan-bawahan Kris tersebut.

Kedua bawahan Kris yang salah satunya bernama Oh Sehun itu kemudian melemparkan tubuh Tao ke atas kasur tuannya. Sehun dan lelaki yang satunya lalu merapikan sedikit pakaian mereka yang agak berantakan setelah mendapat perlawanan dari Tao, disaat mereka berdua bermaksud untuk menculiknya beberapa saat yang lalu di jalanan.

Sehun mulai memperhatikan tubuh Tao yang terbaring dengan pandangan datar namun seksama. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada lelaki lain yang berdiri disampingnya sedari tadi. "Menurutmu… apa alasan tuan Kris memaksa kita membawa lelaki ini ke kamarnya? Ini… adalah pertama kalinya ia memerintahkan kita melakukan sesuatu hal seperti ini, benar begitu bukan, Chanyeol hyung?"

Lelaki disamping Sehun yang ternyata bernama Chanyeol itu mengedikkan kedua bahunya, tanda ia juga tidak tahu menahu dengan maksud perintah dari tuan mereka. "Mungkin lelaki ini pernah membuat tuan Kris kesal dan marah. Dan dia ingin membalas dendam langsung dengan memerintahkan kita membawa dia ke kamarnya sendiri," tebak Chanyeol dengan nada tidak yakin, dimana kini ia mulai melipat kedua tangannya didada sambil memperhatikan sosok Tao dihadapannya.

Sehun melirik lelaki yang lebih tua darinya itu sembari memikirkan sesuatu. "Apa hyung bercanda? Jika memang tuan Kris mempunyai dendam dan ingin membalas dendam kepadanya. Bukankah dia biasanya hanya akan memerintahkan kita menghajarnya di tempat? Atau tuan Kris sendirilah yang akan datang padanya dan menghajarnya bukan?" jelas Sehun dengan nada amat yakin kali ini. Chanyeol sendiri menganggukkan kepalanya dengan ucapan Sehun barusan.

"So… menurutmu Sehun, apa yang membuat tuan Kris mempunyai dendam pada orang ini?"

"Dia adalah model majalah porno gay Uke Magazine. Kemungkinan besar, sepertinya lelaki ini membuat masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan percintaan tuan Kris." Sehun terdiam sesaat, ia kembali berpikir. "Hmm… yang aku dengar juga, jika model majalah itu bukan hanya disukai oleh kaum lelaki tetapi kaum perempuan. Mungkin tuan Kris menyukai seorang perempuan yang ternyata perempuan itu malah menyukai lelaki ini, bagaimana menurutmu hyung?"

Chanyeol menganggukkan kepalanya lagi sebagai tanda setuju. "Bisa juga seperti itu. Ketampanan wajah lelaki ini tidak kalah dengan ketampanan wajah tuan Kris. Kurasa tebakanmu barusan masuk akal juga Sehun,"

Sehun tersenyum kecil tapi senyumnya berganti dengan raut wajah terkejut disaat suatu pikiran lain melintas didalam benaknya. "Tapi… apakah mungkin tuan Kris? Dia itu…"

"Dia itu apanya?" tanya Chanyeol dengan nada tidak sabaran akan ucapan Sehun barusan.

Sehun menatap Chanyeol dengan pandangan ragu. "Apakah mungkin tuan Kris menyukai lelaki ini? Maka dari itulah ia memerintahkan kita menculiknya?"

Chanyeol refleks memukul pelan kepala Sehun atas ucapannya barusan. Sehun pun meringis kecil karenanya. "Bodoh! Mana mungkin tuan Kris menyukai sesama lelaki seperti kita. Tidakkah kau lihat setiap minggunya tuan Kris selalu berpesta dengan teman-temannya yang kebanyakan adalah perempuan-perempuan cantik dan sexy bak model majalah hah?" ujar Chanyeol dengan sekali tarikan napas.

Chanyeol langsung memasang wajah ingin muntahnya saat tadi ia mengatakan 'perempuan cantik dan sexy'. "Ughh… apanya yang cantik dan sexy? Baekkie-ku bahkan 1000 kali lebih cantik dan sexy dibanding perempuan-perempuan genit itu. Sekarang saja, aku mulai membayangkan hal yang tidak-tidak dengan Baekhyunnie my honey bunny sweatie. Ohhh~ aku jadi ingin cepat-cepat pulang dan merengkuh tubuh mungilnya~" Chanyeol tanpa sadar mulai memeluk dirinya sendiri, membayangkan ia saat ini tengah memeluk Baekhyun dengan erat dalam dekapannya.

Sehun memutar bola matanya bosan, ia sudah terbiasa dengan sikap hyungnya yang selalu seperti ini. "Ayo hyung! Kita keluar dari sini sebelum tuan Kris datang, ia sudah dekat dan sebentar lagi sampai kemari," Sehun pun mulai menarik paksa Chanyeol dari ruangan kamar tuan mereka. Dimana sang lelaki yang memiliki tubuh lebih tinggi beberapa senti darinya itu mulai berceloteh ria tentang keseksian kekasihnya tanpa henti.

'Huh! Tentu saja lebih cantik dan sexy plus manis Luhannieku tercinta,' batin Sehun yang merasa kesal mendengar celotehan Chanyeol.

-XOXO-

Tao membuka perlahan kedua kelopak matanya yang terasa agak berat. Ia juga mulai berusaha membiasakan diri dengan cahaya ruangan kamar yang amat terang saat membuka kedua kelopak matanya. Suasana kamar Kris yang terang itu sedikit membuat matanya merasa tidak nyaman. Membuatnya beberapa kali mengerjapkan kedua kelopak matanya itu untuk membiaskan cahaya yang terasa menusuk mata.

Tao refleks mengerang kecil saat merasakan seluruh saraf otot ditubuhnya terasa sedikit sakit. Kemungkinan rasa sakitnya itu akibat perlawanannya yang mati-matian dengan dua orang asing yang berniat menculiknya. Otot-otot di kedua kakinya pun terasa seperti terbakar dan Tao yakin bahwa ia tidak mungkin bisa berjalan dengan baik disaat keadaan kedua kakinya seperti ini. Ia pun mulai mengingat-ingat saat kejadian atau saat peristiwa penculikannya itu terjadi .

Saat itu, ia baru saja selesai melakukan pemotretan sebuah majalah di SL Agency tempatnya bekerja sebagai salah satu model utama majalah Uke Magazine. Ia kemudian pulang bersama dengan sahabat baiknya Kim Jongin aka Kai. Seorang model majalah di SL Agency juga, namun bidang Kai berbeda dengannya karena ia adalah model utama majalah Seme Magazine. Disaat dirinya dan Kai berpamitan satu sama lain karena arah jalan pulang mereka berbeda, saat itulah para penculiknya muncul dihadapannya dan mereka yang berjumalah dua orang itu, berusaha untuk membawanya ke dalam mobil.

Mengingat hal tersebut - terutama kasus penculikan dirinya – membuat Tao dengan cepat kembali berusaha membiasakan matanya dan memastikan bahwa keadaan dirinya baik-baik saja. Karena ia khawatir jikalau sesuatu yang buruk terjadi padanya. Oleh sebab itu, sang model mulai melirik sekitar dengan pandangan mata yang masih agak buram. Setelahnya, ia menghela napas lega saat melihat dirinya kini tengah terbaring di atas sebuah kasur besar berukuran king size yang terasa begitu nyaman dan empuk juga terasa hangat. Ia pikir sang penculik akan membawanya ke tempat yang amat gelap, dingin dan juga berbahaya. Tao sangat bersyukur ternyata ia tidak dibawa ke tempat mengerikan semacam itu.

Dan disaat ia ingin menyeka keringat di dahinya, Tao tersentak kaget merasakan sesuatu yang janggal pada kedua lengannya. Tao menundukkan kepalanya, ia langsung berdesis sebal melihat kedua tangannya itu ternyata dalam keadaan terkunci oleh sebuah borgol. Membuat kedua tangannya tidak berdaya untuk bisa melakukan apapun saat ini. Tao pun berusaha untuk mencoba melepaskan kedua tangannya dari benda sialan itu, namun dia tidak bisa melakukannya sama sekali, sudah dia kira sangatlah mustahil melepaskan borgolnya jika dia tidak memiliki kuncinya.

"Sial! Kenapa tanganku harus diborgol segalaaaa ugghh. Penculik itu menyebalkan sekali. Jika bertemu lagi akan aku hajar mereka berdua," maki Tao kesal sambil mengerucutkan bibirnya lucu. Dan kemudian sebuah helaan napas berat keluar dari mulutnya, ia pasrah akan keadaannya saat ini yang tidak bisa berbuat banyak.

"Kau sudah sadar rupanya,"

Tao terlonjak kaget saat ia mendengar sebuah suara bernada serak disekitarnya. Refleks ia menatap kearah samping kanannya, pada asal suara barusan. Setelahnya, kedua mata sang model langsung terbuka lebar mendapati ada seorang lelaki di depan sana. Rupanya, sejak tadi lelaki itu ada disana dan Tao tidak menyadarinya sama sekali. Seorang lelaki yang dirasa cukup tinggi, memiliki paras yang lumayan tampan, berambut pirang agak basah dengan balutan bathrobe yang menutupi tubuh atasnya dan celana putih panjang yang membalut kaki jenjangnya. Ia sedang duduk santai disebuah sofa dengan segelas wine ditangan kanannya.

"Siapa kau?" Tao bertanya pada sosok itu dengan nada dingin dan tidak bersahabat. "Apakah kau yang memerintahkan dua orang itu untuk menculikku, hah?"

Kris diam tidak menjawab, ia hanya memberikan sebuah senyum remeh pada Tao sebagai balasan. Tidak sadarkah Tao, jika saat ia tidak sadarkan diri tadi, Kris berusaha mati-matian menahan hasratnya agar tidak menyerangnya saat itu juga. Kris tidak tahu jikalau bertemu dan melihat langsung sang model bisa membuatnya se-horny itu. Zi Tao memang benar-benar sangat HOT dan ternyata juga sangat sexy saat ia tertidur dalam keadaan berantakan beberapa saat yang lalu sebelum ia tersadar. Bahkan sampai sekarang pun, Kris masih menahan hasratnya itu sekuat tenaganya. Sang pemilik Mansion itu kemudian mulai mencicipi wine dengan tangan kanannya yang bergetar, disaat Tao sedang menatap lurus padanya saat ini.

Rahang Tao langsung mengatup keras akan balasan dari lelaki pirang yang tidak memberikannya jawaban sama sekali. Tao yang marah dan kesal berusaha untuk bangun dari posisi tidurnya.

"Akkhh! Aahh… Sa-sakit…" Tao merintih kecil dan kembali berbaring karena rasa sakit yang mendera diseluruh saraf tubuhnya terasa lagi. Disisi lain, Kris menelan saliva dan air liurnya. Ia berusaha untuk tidak memecahkan gelas dalam genggaman tangan kanannya yang mengerat saat dirinya mendengar suara rintihan Tao barusan. Dimana Kris pikir suara atau rintihan barusan itu sangatlah erotis dan mengundang nafsu birahi ditelinganya. ckckck~

Tao tidak habis pikir, bagaimana bisa ia merasakan rasa sakit seperti ini? Padahal saat berkelahi dengan dua penculiknya dan ia tiba-tiba limbung lalu tidak sadarkan diri, ia tidak mengalami luka parah sedikit pun dari bekas perkelahiannya itu.

Tubuh Tao langsung menegang saat dirinya mulai ingat dengan jelas kejadian saat itu. Jika ia tidak salah ingat, salah satu dari mereka menyuntikkan suatu cairan di sekitar punggungnya. Tao tidak begitu menyadarinya saat itu, namun ia yakin bahwa memang benar salah satu dari mereka menyuntikkan cairan melalui jarum suntik pada tubuhnya. Seorang penculik dengan ciri-ciri raut wajah datar dan berkulit putih pucat. Tapi Tao tidak tahu cairan macam apa yang masuk kedalam tubuhnya. Yang jelas, Tao takut jika cairan itu merusak tubuhnya dan bisa jadi juga membunuhnya secara perlahan-lahan.

TIDAK! Ia tidak ingin mati sekarang. Ia masih ingin hidup lebih lama lagi. Masih banyak hal yang ingin ia lakukan dan capai dalam hidupnya. Dan yang lebih utama dari itu, siapa yang akan mengurus baby-baby tercintanya coret Gucci coret jika ia mati sekarang?

"Jangan khawatir, cairan itu tidak akan membunuhmu," ujar Kris saat ia bisa membaca dengan jelas raut wajah pucat nan ketakutan dari sosok seorang Zi Tao yang terbaring di kasurnya. Dan Tao, jelas saja ia langsung mengalihkan pandangannya pada sang lelaki berambut blonde atas ucapannya barusan.

Kris tersenyum tipis pada Tao. "Cairan itu hanya akan membuatmu tidak bisa bergerak bebas dalam beberapa menit atau mungkin jam. Aku sendiri tidak terlalu yakin akan hal itu,"

Kris mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kasur. Ia kemudian mendudukkan kembali dirinya di sisi kasur dengan membelakangi tubuh Tao yang saat ini tengah menatap punggungnya dengan pandangan tajam. Kris tidak tahan dengan tatapan tajam yang Tao berikan padanya. Pandangan mata tajamnya itu membuat Kris terbuai. Kris bahkan sempat menatap fokus pada bibir kucing berwarna pink sang model tadi. Dan demi Tuhan! Kris ingin sekali melumat bibir menggairahkan itu sesegera mungkin.

"Jadi benar kau yang menyuruh mereka berdua menculikku? Dasar bajingan kau," geram Tao marah pada sosok Kris.

Kris malah tertawa kecil mendengarnya. "Mulutmu tajam juga. Tapi yah… begitulah, mereka berdua adalah bawahanku yang setia dan memang benar aku yang memerintahkan mereka berdua untuk menculikmu," timpalnya tanpa memandang sang model yang mulai mengeluarkan suara geraman bermakna amarah. Namun bagi Kris, suara geraman itu bagaikan sebuah ajakan kepadanya untuk melakukan you-know-what-i-mean.

Kris menghela napas panjang sebelum berbicara. "Bagaimana rasanya diculik itu, Huang Zi Tao?" tanya Kris yang kali ini menatap langsung pada sosok Zi Tao dengan tenang. Ia berhasil menahan hasratnya saat berhadapan langsung dengan sang model sekarang.

Tao terkesiap akan ucapan Kris. Lelaki itu tahu siapa dirinya, bagaimana bisa? Dia sendiri bahkan tidak tahu siapa lelaki yang duduk disampingnya ini. "Kau… kau tahu namaku? Siapa sebenarnya kau? Apa maksud dan tujuanmu menculikku? Aku bahkan tidak mengenalimu sama sekali," tanyanya bertubi-tubi dengan napas yang mulai terengah-engah karena emosi.

Tao juga berusaha untuk tetap tenang walau didalam hatinya ia merasa amat takut dan khawatir jika lelaki disampingnya ini akan melakukan hal yang buruk padanya. Apalagi dia sendirilah dalang dibalik kasus penculikan dirinya. Tidak menutup kemungkinan lelaki berambut pirang itu akan bertindak kasar dan jahat padanya bukan?

Kris hanya menyunggingkan senyum seringai kepunyaannya pada Tao sebagai balasan. Membuat emosi Tao semakin meluap dan juga semakin membuatnya ingin menghajar wajah lelaki itu hingga babak belur. Pertama kali dalam hidupnya Tao menemui seorang lelaki yang semenyebalkan ini.

Kris meminum sisa wine terakhir didalam gelasnya sebelum akhirnya ia menyimpan gelas itu di atas meja nakas di samping kasur. Apa yang dilakukan olehnya tidak lepas dari tatapan tajam nan menusuk dari sang model yang hanya bisa terbaring pasrah di sampingnya. Kris kemudian naik ke atas kasur dan duduk di samping tubuh Tao dengan sedikit jarak yang memisahkan mereka. Ia duduk santai dengan meluruskan kedua kaki jenjangnya dan bertumpu pada kedua telapak tangannya yang menekan kasur.

"Oke, sebaiknya aku mulai dari mana? Aku sendiri juga sebenarnya tidak tahu apa yang harus aku jelaskan padamu, Zi Tao," kata Kris dengan nada datar. Tao berdecak sebal dan ia ingin sekali memukul lelaki disampingnya itu telak diwajahnya. Tapi tidak, ia takut jika ia melakukan perlawanan sekarang dan membuat lelaki disampingnya ini marah, nyawanya akan menjadi taruhannya. Yang jelas, pertama-tama ia harus melepaskan borgol yang mengikat kedua tangannya lalu menghajar pria blonde brengsek disampingnya dan kemudian kabur dari ruangan ini secepatnya. Hmm… rencana yang sangat bagus bagi Tao dan ia tersenyum dalam hati dengan rencana briliantnya itu.

"Sebelum kau menjelaskan sesuatu padaku, bisakah kau melepaskan dahulu borgol sialan yang mengikat kedua tanganku ini?" pinta Tao dengan nada sedatar mungkin. Berusaha untuk memperkecil atau melenyapkan rasa curiga sang lelaki berambut blonde itu terhadapnya.

"Tidak," balas Kris cepat dan singkat.

Dahi Tao langsung berkedut akan balasan singkat dan padat dari Kris. Namun sedetik kemudian sebuah ide lain terlintas begitu saja di kepalanya. Tao memandang Kris dengan pandangan remeh, membuat sang pemilik Mansion itu menaikkan satu alisnya.

"Kenapa tidak? Apa kau takut aku akan kabur darimu eh?"

Kris hanya diam, namun Tao tahu ia telah berhasil memancing emosi lelaki disampingnya itu sedikit. "Kau tahu aku lebih kuat darimu kan? Kau takut jika kau melepaskan borgol ini, aku akan menghajarmu bukan? Tanpa kedua bawahanmu itu, kau bahkan tidak akan mungkin bisa menculikku, benar?" Tao terus memandang lurus padanya dan berusaha sebisa mungkin memancing perasaan marah dan emosi si lelaki blonde dengan ucapan-ucapannya barusan.

Kebenarannya, bukan emosi ataupun amarah yang Tao pancing. Tapi keinginan Kris yang ingin sekali melahap sang model-lah yang membuat dirinya terpancing.

Kris masih memasang wajah datarnya beberapa saat kemudian, ia mulai menggerakkan tangan kanannya untuk mengambil sesuatu didalam saku celana yang ia kenakan. Tao bersorak gembira dalam hati saat dirinya melihat apa yang diambil oleh Kris. Dan ternyata, Kris mengambil sebuah kunci yang Tao yakini adalah kunci dari borgol tersebut. Rupanya Tao berhasil memancing kemarahan sang lelaki berambut pirang ini.

'Bingo!' pekik Tao senang dalam hati.

Tanpa mengatakan apapun, Kris membuka borgol tersebut dengan kunci itu lalu melepaskan kedua tangan Tao. Saat kedua tangan Tao terlepas, tangan kanan sang model yang terkepal dia ayunkan sekuat mungkin ke sebelah kiri lalu dia ayunkan sama kuatnya ke sebelah kanan, mengarah pada wajah tampan Kris. Kris tersenyum tipis saat ia tahu Tao akan memberinya sebuah bogem mentah pada wajahnya.

DUGH!

Kepalan tangan Tao berhasil dengan telak mengenai wajah Kris. Tao tersenyum penuh kemenangan namun senyumnya perlahan memudar dan tergantikan oleh raut wajah kesakitan. Refleks ia menarik tangan kanannya dari wajah Kris dan mendekapnya, diiringi rintihan rasa sakit pada kepalan tangan kanannya itu.

'Apa-apaan lelaki ini? Wajahnya keras seperti batu, sialan! Rasanya sakit sekali' rutuk Tao dalam hati. Ia mencoba untuk melarikan diri kali ini. Namun Kris berhasil menggenggam salah satu lengannya dan menariknya kembali pada posisinya yang semula berbaring di atas kasur. Kris kemudian menindih tubuh sang model dan tanpa basa-basi ia kembali memborgol kedua tangan Tao dengan mudahnya. Setelah itu, ia membuang kuncinya ke sembarang arah, membuat sang model menatapnya dengan tatapan tidak percaya sekaligus takut.

"Si-siapa sebenarnya kau? Bagaimana bisa wajahmu sekeras itu? Apa kau monster?" tanya Tao yang mulai merasakan ketakutan akan sosok Kris yang menindih tubuhnya kini dengan cepat mulai kembali melepaskan diri darinya. Lelaki itu kemudian duduk santai disampingnya lagi, seolah-olah tidak terjadi apa-apa barusan.

"Kau akan tahu siapa namaku nanti Zi Tao. Dan sebaiknya kau tidak menganggapku remeh atau kau akan merasakan akibatnya," jawab Kris memandang langsung pada sang model dengan nada ancaman di akhir kalimat yang membuat bulu kuduk Tao merinding hebat.

"Kau adalah lelaki yang sangat menarik. Ini pertama kalinya aku merasa senang di pukul oleh seseorang dan seseorang itu adalah kau," lanjutnya yang membuat Tao semakin takut pada sosok Kris. Tao bahkan tidak berpikir untuk kembali melakukan perlawanan padanya. Lelaki ini sangat aneh, itulah yang dipikirkan oleh Tao.

"Aku akan menjelaskan sedikit alasanku menculikmu," Kris beringsut dari kasurnya, berjalan menuju sofa tempat dimana ia duduk beberapa saat yang lalu tadi. Ia kesana untuk mengambil sesuatu dan kembali berjalan menuju sosok Tao yang saat ini masih terbaring dengan pasrah di kasur.

Kris kemudian melemparkan benda yang ia pegang itu pada Tao, sukses mendarat di perut datar sang model. Tao menatap benda itu, benda tersebut ternyata adalah sebuah majalah Uke Magazine yang terbuka lebar dan model di majalah itu adalah dirinya sendiri. Kedua mata Tao sontak terbuka lebar begitu juga dengan mulutnya. Ia kemudian menatap Kris yang saat ini sudah kembali duduk santai di sampingnya dengan tatapan horor.

"Apa hubungannya pekerjaanku denganmu? Apakah kau juga seorang gay?" tanyanya.

Kris menggelengkan kepalanya pelan. "Aku-seorang-straight-Huang-Zi-Tao," balasnya dengan penuh penekanan pada setiap kata-katanya barusan.

"Lalu kenapa kau membeli majalah khusus gay hah?" tanyanya lagi.

"Aku tidak membelinya tapi seseorang menyimpannya di atas meja kantorku pagi ini. Dan aku sendiri tidak tahu siapa pelakunya," jawab Kris dengan nada kesal kali ini.

"Kalau begitu, apa kau mencurigaiku bahwa aku-lah yang menaruhnya? Jangan bodoh! Aku bahkan tidak mengenalimu dan tidak tahu dimana kantor tempat kau bekerja. Bagaimana bisa kau mencurigaiku?" ujar Tao dengan nada yakin yang meninggi. Sungguh! Bukan ia yang menyimpan majalah pornonya itu. Lagi pula ia benar-benar tidak mengenal sosok lelaki disampingnya ini.

Kris kembali menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mencurigaimu juga,"

Tao sontak berdesis marah. "Lalu apa alasanmu menculikku?" keluhnya.

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu," timpal Kris penuh makna.

Tao menaikkan alisnya tidak mengerti. "Memastikan apa?"

"Aku adalah seorang straight seperti yang sudah aku katakan padamu tadi. Tetapi… karena kau dan majalah sialan itu, kau merubahku!" balas Kris dengan nada sedikit membentak.

Oke! Tao mulai merasa takut sekarang. "A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti, aku bahkan tidak merasa telah melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu,"

"Foto-fotomu disanalah yang merubahku. Hanya melihat fotomu disana, bagaimana bisa aku langsung horny dan melakukan onani dengan membayangkan dirimu langsung? Ini benar-benar sangat gila bagiku," kata Kris dengan nada ketidakpercayaan pada ucapannya sendiri barusan.

"A-apa katamu barusan… ka-kau i-itu… a-aku uhh…"

Wajah Tao memerah sempurna karena merasa malu mendengar penuturan sang lelaki berambut pirang tersebut. "I-itu berarti kau bukan straight tapi kau adalah seorang gay juga," celutuknya.

"Aku bukan seorang gay! Aku bahkan menoton video porno gay beberapa kali diruangan kantorku setelah itu, tetapi aku tidak mendapatkan reaksi apapun saat menontonnya," elak Kris dengan cepat, wajahnya mulai merona disaat ia akan melanjutkan ucapannya setelah itu.

"Namun saat aku me-melihat kembali majalah berisikan fo-foto-fotomu itu… shit! Aku kembali horny melihatmu sedekat ini. Bahkan jika aku menahannya sekuat tenaga, sialan!" desisnya marah dan sebal. Dengan gerakkan cepat dan tiba-tiba, Kris sudah berada di atas tubuh Tao, ia menahan berat tubuhnya menggunakan satu telapak tangan agar tidak terlalu menindih tubuh dibawahnya. Satu tangannya yang lain menggenggam kedua tangan Tao yang masih terborgol, yang Kris simpan di atas kepala sang model itu sendiri. Dan Tao kembali menatapnya dengan pandangan horor atas apa yang kini Kris lakukan padanya. Terlebih… dengan kata-katanya tadi.

"A-apa yang mau kau lakukan padaku hah? Me-menjauh dariku bajingan!" pekik Tao sambil meronta-ronta, terutama kedua kakinya yang menendang kesana kemari. Namun secepat kilat, Kris mengunci tubuh Tao agar dirinya tidak bisa memberontak ataupun meronta lebih dari ini. \

"Kkhhh… le-lepaskan aku," pinta Tao yang tidak bisa berkutik sama sekali dari kuncian tubuh Kris.

"Aku tidak bisa melakukannya. Sudah aku katakan padamu, aku ingin memastikan sesuatu. Dan aku sudah tidak tahan lagi menahannya. Jadi untuk sekarang, persiapkanlah dirimu Huang Zi Tao," balas Kris dengan nada seduktif dan tanpa sadar ia menjilat bibir bawahnya sendiri.

"Memastikan apanya? Tidak tahan apa dan bersiap untuk ap-mmphh!" ucapan Tao terpotong tiba-tiba saat bibir Kris langsung mengunci bibirnya. Sontak saja kedua mata Tao membelalak sempurna dan ia benar-benar terkejut setengah mati dengan ciuman tiba-tiba yang diberikan oleh Kris kepadanya. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa dan bagaimana? Namun yang jelas, Tao tahu jika dirinya sedang dalam bahaya dibawah tubuh sang lelaki blonde ini. Ia harus melawannya, bagaimana pun caranya, meskipun ia tahu ia tidak cukup kuat melawan sosok pria yang tengah menciuminya dengan ganas dan terkesan menuntut itu.

Oleh sebab itu, langkah pertama yang ia ambil adalah berusaha melepaskan diri dari ciuman si lelaki berambut pirang tersebut. Tao mulai menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Sebuah gerakkan yang berhasil melepaskan bibirnya dari kuncian bibir Kris. Kris hanya tersenyum tipis mendapatkan respon penolakkan dari sang model tersebut. Namun, jangan pernah berpikir ia akan berhenti melakukannya karena ditolak begitu saja oleh sang model. Tidak! Kris tidak akan menyerah semudah itu sampai ia berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saat ini, ia begitu menginginkan sang model berada dalam genggaman dan kendalinya.

Dengan gerakkan cepat dan tepat, Kris membenturkan dahi mereka berdua dan menekannya kuat-kuat namun tidak sampai membuat sang model kesakitan. Tao hanya bisa terkejut saat merasakan tekanan dahi Kris yang menekan dahinya begitu kuat, membuatnya tidak bisa menggelengkan kepalanya lagi. Dan akibatnya, sang model hanya bisa diam membeku sekarang, terlebih disaat ia tanpa sengaja menatap langsung manik mata coklat caramel Kris yang sedang menatap lurus kepadanya. Disisi lain, Kris begitu terbuai saat menatap langsung manik mata obsidian sang model yang begitu indah.

"Berhentilah melakukan hal yang sia-sia Zi Tao," satu telapak tangan Kris yang bebas mulai membelai dan mengelus-elus pipi mulus sang model. Membuat tubuh Tao merinding seketika karena merasakan sentuhan tangan dari Kris tersebut.

"Kau pernah melakukan sex sebelumnya bukan?" dan Tao menggelengkan kepalanya cepat akan pertanyaan Kris barusan.

Kris tersenyum simpul. "Begitukah? Kau tidak berbohong padaku?"

"Ti-tidak! Aku tidak pernah melakukannya sekali pun! Jangan karena aku adalah seorang model majalah porno, itu berarti aku pernah melakukan hal semacam itu," Tao mulai merinding ketakutan sekarang. Saat ini Tao tahu betul maksud dan tujuan sang pria berambut pirang untuk menculiknya. Dan hal itu benar-benar membuatnya amat sangat takut juga panik.

"Well… ini menarik," Kris semakin memajukan wajahnya menuju paras manis sang model. Membuat kedua insan manusia itu bisa saling merasakan deru napas masing-masing. "Aku juga belum pernah melakukannya. Sebenarnya aku bisa saja melakukannya dengan wanita-wanita disekitarku, tapi sayangnya aku tidak berminat,"

'Sudah kukira! Di-dia ingin melakukan sex denganku. Bahaya! Ini bahaya!" Tao mulai menjerit ketakutan dalam hatinya.

"Jadi… kau bilang bahwa kau masih virgin, begitu bukan Zi Tao?" tanya Kris sembari menempelkan kedua ujung hidung mereka berdua dan menggesek-gesekkannya ujung hidungnya dengan pelan.

Tao menutup kedua matanya atas apa yang Kris lakukan sekarang. "Jawab pertanyaanku Zi Tao~, kau masih virgin… benar begitu?" Tao menganggukkan kepalanya pelan namun tertahan oleh dahi Kris yang menekan dahi miliknya. Kris yang bisa merasakan anggukkan kepala Tao yang tertahan oleh dahinya itu pun tersenyum simpul.

"Kau berbohong padaku Zi Tao," desis Kris tajam.

"A-aku tidak berbohong! Sungguh!" Tao kembali mengelak. Karena memang pada dasarnya ia masih virgin dan tidak pernah melakukan sex dengan siapapun.

"Kau sudah tidan virgin lagi, idiot! Keperjakaanmu sudah direbut oleh sebuah tongkat wushu," gumam Kris yang mengangkat kepalanya sedikit lalu membenturkan kembali dahi mereka berdua. Tao sontak meringis kesakitan dengan wajah yang memerah semerah tomat mendengar ucapan Kris tadi. Ia mengerti dan paham betul maksud ucapan Kris itu.

"I-itu bukan tongkat bodoh! Kelihatannya memang tongkat, tapi saat pemotretan pada bagian 'itu', tongkat itu diganti dengan bentuk yang sama namun ujung tongkat itu berbeda. Itu adalah… adalah… sebuah mhhh… di-dildo..." jelas Tao dengan nada tinggi di awal kalimat namun saat ia mengatakan kalimat terakhir, suaranya mencicit kecil.

Kris terkekeh pelan mendengar ucapan polos dari mulut sang model. "Suka atau tidak, kau memang tidak virgin lagi. Karena apa? Karena holemu sudah pernah dimasuki~" ujar Kris dengan nada menggoda.

"Aku masih virgin! Itu hanya sebuah dildo dan bukan sebuah penis, dasar kau idiot!" kembali Tao mengelak akan ucapan Kris dengan menggeram marah dihadapan wajah tampan sang lelaki berambut blonde itu.

"Uhu~ silahkan terus mengelak Zi Tao. Nyatanya kau memang tidak virgin lagi," goda Kris lagi yang membuat emosi Tao sukses meluap hingga ke ubun-ubun.

"AKU MASIH VIRGIN! DASAR KAU PIRANG BAJINGAN!" teriak sang model penuh amarah, benar-benar marah pada lelaki yang masih menindih tubuhnya itu.

"Kalau memang benar begitu… maka malam ini. Akulah orang yang akan mengambil paksa status virginmu Zi Tao," kata Kris seduktif dengan sedikit mendesah diakhir kalimat. Ia kemudian menyunggingkan sebuah senyum seringai dihadapan wajah sang model. Tubuh Tao kembali merinding mendengar suara seduktif Kris dan ia menelan ludahnya saat melihat seringai dari lelaki pirang dihadapannya ini. Seorang lelaki yang bahkan belum Tao ketahui siapa namanya hingga saat ini.

Tangan Kris yang sebelumnya membelai pipi Tao mulai turun dan terus turun menuju selangkangan sang model. "Jangan khawatir Zi Tao. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya padamu. Walaupun aku seorang straight, aku sudah menonton video porno gay dan itu artinya, aku sedikit mengerti bagaimana dua orang lelaki saling memuaskan pasangan mereka masing-masing,"

"Aahh~," tanpa sadar Tao mendesah kecil saat tangan Kris dibawah sana mulai mengusap-usap miliknya yang masih terbungkus oleh celana jeans. Sontak saja Tao menutup kedua matanya dan menggigit bibir bawahnya untuk menahan suara desahan yang akan keluar berikutnya jikalau sang pria berambut pirang itu memberikannya sebuah rangsangan lagi di bawah sana

Kris tersenyum puas mendengar suara desahan indah dari mulut sang model. Walaupun Kris juga kecewa Tao menutup paksa mulutnya agar suara desahannya tidak keluar lagi. Namun Kris tidak kehabisan akal, bagaimana pun Tao menahannya, jika sentuhan yang ia berikan bertubu-tubi, Kris yakin melodi indah itu akan kembali ia dapatkan.

Oleh sebab itu, wajah Kris mulai bergerak kesamping kanan dengan gerakkan pelan. Ia kemudian memajukan sedikit wajahnya dan memiringkannya ke sebelah kiri. Dimana kini wajah Kris berhadapan langsung dengan wajah bagian sebelah kiri Tao.

"From now on Zi Tao. Moan my name, Wu Yifan or Kris… while I give you a great pleasure." Kris berbisik dengan nada manly dan terkesan menggoda ditelinga kiri Tao. "Aku akan menikmati setiap inchi tubuhmu tanpa terkecuali. Ingatlah itu Zi Tao,"

Tubuh Tao langsung bergetar mendengar nada suara dari lelaki berambut pirang yang akhirnya ia ketahui bernama Wu Yifan atau Kris tersebut. Namun Tao masih tetap menggigit bibir bawahnya dan juga menutup erat kedua matanya tanpa mau memberikan sebuah jawaban atau tanggapan atas perkataan Kris barusan.

Sebuah langkah yang salah karena setelahnya, Tao bisa merasakan sebuah benda lunak nan basah mengusap-usap cuping telinga kirinya. Memberikannya sebuah sensasi geli, terlebih saat benda lunak juga basah yang Tao tahu adalah lidah milik Kris tanpa sungkan mulai menjilati lubang telinganya. Dan lebih dari itu, Kris memasukkan seluruh telinga Tao kedalam mulutnya yang hangat. Menghisapnya dengan mulut dan menjilatinya dengan lidah. Sebuah perbuatan yang membuat tubuh Tao semakin bergetar hebat dan bergerak tidak nyaman dalam posisinya sekarang. Gigitan pada bibir bawahnya pun semakin kuat karena sebuah dorongan dari dalam mulutnya yang ingin keluar tak bisa ia bending, membuat darah merah mulai keluar dari bekas gigitan Tao yang terlalu kuat itu.

'Si-sial! Aku sudah tidak kuat lagi,' maki Tao dalam hati.

Kris tersenyum dalam kegiatannya menghisap dan menjilat telinga sang model. Ia tahu Tao sudah tidak kuat lagi menahan suara desahannya yang memaksa untuk keluar lebih lama lagi. Kris pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, tangannya yang berada di selangkangan Tao, mengusap-usap kesejatian sang model mulai beraksi. Tao menatap horor saat tangan Kris di bawah sana perlahan menunjukkan adanya suatu pergerakkan lain. Ia tidak tahu apakah ia masih bisa menahan suara desahannya jika Kris melakukan sesuatu yang ekstrim dibawah sana.

'Ja-jangan lakukan apapun disana. Kumohon!' batin Tao menjerit dikala jari-jari tangan Kris mulai membuka resleting celananya.

Dan tangan Kris mulai menelusup masuk kedalam sana dengan gerakkan pelan namun seduktif. Disana Kris berhasil menemukan penis Tao yang terbungkus oleh celana bokser. Junior milik Tao sedikit tegang karena sentuhannya tadi. Terlebih saat ini, jari-jari Kris mulai bermain-main diatas batang kejantanan Tao, membuat kedua mata Tao berkaca-kaca karena tidak kuat menahan lagi suara erangan dan desahan di dalam mulutnya.

Saat itulah Kris mencengkran erat kejantanan sang model dan mulai mengocoknya cepat, walaupun Kris mengalami sedikit kesulitan karena kejantanannya masih terbungkus celana bokser. Dan Tao pun tidak bisa menahan desahan juga erangannya lebih dari ini.

"UUAAAHHHH~~~~ NGGHHH~~~ YI-YIFAN~~~"

TBC

The True Lemon is Next Chapter

Tunggulah dalam kurun waktu kurang dari satu minggu (tapi gak janji)

Semoga sequelnya tidak begitu mengecewakan. Dan author sendiri bakal membuat adegan NC KrisTao-nya se HOT mungkin :3 beronde-ronde-lah nge*piip*nya ohohoho~~ FULL LEMON~

#Kris bahagia

#Tao menderita

Dan Yap! Seme Magazine itu peran utamanya KaiSoo.

Mind to Review?